Kamis, 25 September 2014

DAHSYATNYA PENCABUTAN RUH



                        DAHSYATNYA PENCABUTAN RUH
 Kalau kamu melihat ketika para Malaikat mencabut
nyawa orang orang yang kafir seraya 
memukul muka dan belakang mereka ( dan berkata ) :   Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar   
( Q.S. Al Anfal 50 )
                
   Ruh merupakan misteri, karena keberadaannya yang tahu hanya Sang Ilahi, manusia diberi tahu hanya sedikit sekali, lewat Al Quran dan Sunnah Nabi. Maka yang ingin menyelidiki lebih jauh akan kecewa sekali, karena akan sia sia dan membuang enerji !.   
“ Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh, katakanlah : " Ruh itu termasuk urusan Tuhan ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan ( tentang ruh ) melainkan sedikit ". ( Q.S. Al Israa’ 85 )
DITIUP
Rupanya ruh merupakan sesuatu yang halus dan lembut, sehingga untuk memasukkan ke dalam tubuh dilakukan dengan cara ditiup ?.
“ Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh ( ciptaan ) Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.  ( Q.S. Al Hijr 29 )
    Peniupan ruh kedalam tubuh dinyatakan pula dalam Al Quran surat : Al Anbiyaa’ 91, surat As Sajdah 9 dan surat Shaad 72. Demikian juga menurut sabda Nabi s.a.w.
120 HARI RUH DITIUP
     Menurut penjelasan Rasulullah s.a.w. ruh ditiup ke dalam tubuh ketika  janin berumur 120 hari ( 4 bulan ), sabda beliau ini sesuai dengan kenyataan yang ada, padahal beliau tidak bisa membaca apalagi kuliah di fakultas kedokteran, ini menunjukkan bahwa beliau benar benar seorang Nabi yang mendapat wahyu.       
   Dari ‘Abdullah r.a. katanya : “ Rasulullah s.a.w. yang mutlak benar menceritakan kepada kami, sesungguhnya proses penciptaan seseorang kamu setelah berada dalam perut ibunya selama 40 hari, kemudian dia menjadi ‘alaqoh ( segumpal darah ) selama 40 hari. Kemudian menjadi mudhghoh ( segumpal daging ) selama 40 hari. Kemudian diutus Malaikat meniupkan ruh kepadanya.....”.   ( H.R. Muslim )
   Begitu lama ruh mendekam dan menyatu dalam tubuh manusia. Namun suatu saat bila Allah menghendaki akan dicabut menurut Kehendak Nya, menurut Ketetapan Nya !. Dan.... tidak ada yang sanggup mencegahnya  
PENCABUTAN RUH DIIKUTI MATA
   Proses pencabutan ruh diikuti oleh mata, maka bila ada yang meninggal dunia dengan membelalakkan mata itu merupakan hal biasa, bukan karena yang mati banyak dosa.
   Dari Ummi Salamah katanya : “ Rasulullah s.a.w. datang kepada Abi Salamah ( di waktu ajalnya ) padahal matanya membelalak, maka beliau memejamkannya. Kemudian Nabi s.a.w. bersabda : “ Sesungguhnya ruh itu ketika dicabut diikuti oleh mata .......“. ( H.R. Muslim )   
PENCABUTAN RUH YANG DIMURKAI ALLAH
Pencabutan ruh dilakukan dengan berbagai cara oleh Malikat pencabut nyawa, ada yang dengan cara halus ada yang kasar, ini tergantung keyakinannya ketika hidup. 
Bagi yang berkeyakinan yang membuat kemurkaan Allah, ruhnya dicabut dengan diikuti pemukulan Malaikat pada muka dan punggungnya !.
Bagaimanakah ( keadaan mereka ) apabila Malaikat mencabut nyawa mereka seraya memukul mukul muka mereka dan punggung mereka ?. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan karena mereka membenci keridhaan Nya, sebab itu Allah menghapus ( pahala ) amal amal mereka.  ( Q.S. Muhammad 27-28 )
PENCABUTAN RUH BAGI YANG MENDUSTAKAN
   Demikian pula bagi yang mengadakan kedustaan terhadap ajaran agama, mengaku sebagai Nabi, mengaku mendapat wahyu dan sebagainya, maka pencabutan ruhnya akan mengalami kesukaran juga. 
    Karena Malaikat akan memukul dengan kedua tangannya. Betapa mengerikan keadaannya !, karena mendapat tekanan sakaratul maut. 
“ Dan siapakah yang lebih dzalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata : " Telah diwahyukan kepada saya ", padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata : " Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah ". Alangkah dahsyatnya Sekiranya kamu melihat di waktu orang orang yang dzalim berada dalam tekanan sakaratul maut, sedang para Malaikat memukul dengan tangannya, ( sambil berkata ) : " Keluarkanlah nyawamu di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah ( perkataan ) yang tidak benar dan ( karena ) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat ayatNya( Q.S. Al An’am 93 ) 
JIWA YANG TENANG
Sangat beda keadaannya dengan jiwa yang tenang, jiwa yang selalu meyakini ajaran Tuhan Nya, jiwa yang tidak pernah menyekutukan Nya, yang beribadah berdasar tuntunan Nya.
Selalu menggantungkan jiwanya kepada Nya semata, jauh dari kemusyrikan, tak mempercayai jimat, apalagi mempercayai ramalan dan kepercayaan nenek moyang yang diada adakan.
Jiwa semacam ini kelak akan dicabut ruhnya dengan cara yang indah, bahkan dipanggil : “ wahai jiwa yang tenang ......”, begitu santunnya Allah memanggil. Bahkan akan digolongkan kedalam kelompok hamba Nya.
Demikian indah panggilan Nya, apalagi kelak akan dimasukkan kedalam syurga Nya, Subhaanallah. " Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai Nya. Maka masuklah kedalam jama'ah hamba hamba Ku. Dan masuklah kedalam syurga Ku ".  ( Q.S. Al Fajr 27- 30 )
Demikian indah dan mulia orang yang menghamba kepada Allah dengan penuh ketaatan, tanpa diikuti keyakinan apa kata orang. Sehingga pencabutan ruhnya demikian mudah dan tidak menyusahkan.
Semoga Allah menjadikan akhir kematian dalam keadaan khusnul khothimah, Amiin.


                                            
                                      KISAH TAULADAN
   BATAL MAKSIAT DEMI TAKUTNYA KEPADA ALLAH     
Al Malikah adalah sang primadona Bani Israel, seorang pelacur kelas tinggi. Bertarip 10 dinar sekali pakai. Cantik memang, sampai Abid tergila gila kepadanya. Sayangnya Abid tak punya uang sebanyak itu untuk bisa menggaet Al Malikah. Karena hatinya tergila gila, diperasnya tenaga guna mengumpulkan dana. Malikah sang primadona harus takluk dipelukannya, begitu tekad Abid demi cita citanya.
Dengan mengantongi 100 dinar Abid menemui Al Malikah pujaannya, ” Silahkan masuk ”, kata Al Malikah dengan manisnya. 
Mendengar sapaan pujaannya, Abid melangkahkan kaki masuk kekamar Malikah. Hari itu keinginannya akan terpenuhi, uang 100 dinar sudah disakunya. 
Tapi apa yang terjadi.....? tiba tiba tubuh Abid jadi gemetar, peluh dingin menetes di sekujur tubuhnya. Ketika pelacur memeluknya, Abid berusaha melepaskan diri sambil berteriak : ” Lepaskan aku dan ambillah uang 100 dinar untukmu ”, ujar Abid sambil bangkit dari ranjang Malikah.
“ Mengapa engkau tiba tiba jadi begini ? ”, tanya Al Malikah,  ” Aku takut kepada Allah, bagaimana aku mempertanggung jawabkan perbuatan maksiatku kelak di hadapan Nya ”,ujarnya. 
Setelah mendengar jawaban, tertegunlah Al Malikah di ranjangnya. Nuraninya tersentuh sikap lelaki yang duduk didekatnya. Suatu peristiwa aneh yang tak pernah dialami selama ini. 
Tak terasa air mata meleleh di pipinya, terbayang sejuta dosa yang selama ini dilakukan sebagai perempuan hina. “ Aku tertarik kepadamu, jadikanlah aku istrimu ”, kata Al Malikah tersedu. ” Tidak aku akan segera meninggalkan tempat ini ”, jawab Abid. ” Jangan kau pergi, kecuali kau akan berjanji akan mengawiniku ”.
“ Baiklah ”, ujar Abid singkat sambil meninggalkan kamar maksiat. Begitu Abid meninggalkan kamarnya, pelacur Al Malikah bertekad akan meninggalkan profesi selama lamanya. Dia merasa menyesal dan ingin bertaubat. Dilangkahkan kakinya pergi mencari Abid seorang lelaki yang menyadarkan dirinya dari lumuran dosa dan maksiat.       Tekadnya sudah bulat dia harus kawin dengan Abid yang shaleh. Sebaliknya demi mendengar Al Malikah datang ke negerinya mencari dia, Abid menjadi makin ketakutan. Saking takutnya sampai Abid jatuh pingsan hingga meninggal dunia.               
Menangislah Al Malikah melihat lelaki pujaannya meninggal sebelum kawin dengannya. ” Jika aku tak berhasil kawin dengan Abid, aku ingin dikawini saudaraya ”, sumpah Al Malikah yang mendorong keinginannya menebus dosanya selama ini, seorang teman Abid memberitahukan bahwa saudara Abid adalah lelaki yang miskin, dia akan menyesal nantinya.
“ Biar dia miskin, aku tetap ingin kawin dengannya sebagai rasa cintaku kepada saudaranya ”, kata Al Malikah. 
Maka terjadilah perkawinan Al Malikah bekas pelacur kelas tinggi dengan lelaki miskin. Demikianlah bila hidayah Allah telah membuka hati wanita Al Malikah, berbahagialah sang primadona, yang telah bertaubat kepada Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar