DAHSYATNYA PENCABUTAN RUH
Kalau
kamu melihat ketika para
Malaikat mencabut
nyawa
orang orang
yang kafir seraya
memukul muka dan belakang mereka ( dan
berkata ) :
Rasakanlah
olehmu siksa neraka yang membakar
( Q.S. Al Anfal 50 )
Ruh merupakan misteri, karena keberadaannya yang tahu hanya Sang Ilahi,
manusia diberi tahu hanya sedikit sekali, lewat Al Quran dan Sunnah Nabi. Maka
yang ingin menyelidiki lebih jauh akan kecewa sekali, karena akan sia sia dan
membuang enerji !.
“ Dan mereka bertanya
kepadamu tentang ruh, katakanlah :
" Ruh itu termasuk urusan Tuhan ku,
dan tidaklah kamu diberi pengetahuan ( tentang ruh ) melainkan sedikit ". ( Q.S. Al Israa’ 85 )
DITIUP
Rupanya
ruh merupakan sesuatu yang halus dan lembut, sehingga untuk memasukkan ke dalam
tubuh dilakukan dengan cara ditiup ?.
“ Maka apabila aku
telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh ( ciptaan ) Ku, maka tunduklah kamu
kepadanya dengan bersujud “. ( Q.S. Al Hijr 29 )
Peniupan
ruh kedalam tubuh dinyatakan pula dalam Al Quran surat : Al Anbiyaa’ 91, surat
As Sajdah 9 dan surat Shaad 72. Demikian juga menurut sabda Nabi s.a.w.
120
HARI RUH DITIUP
Menurut penjelasan Rasulullah
s.a.w. ruh ditiup ke dalam tubuh ketika janin berumur 120 hari ( 4 bulan ), sabda
beliau ini sesuai dengan kenyataan yang ada, padahal beliau tidak bisa membaca
apalagi kuliah di fakultas kedokteran, ini menunjukkan bahwa beliau benar benar
seorang Nabi yang mendapat wahyu.
Dari ‘Abdullah r.a. katanya : “ Rasulullah s.a.w. yang
mutlak benar menceritakan kepada kami, sesungguhnya proses penciptaan seseorang
kamu setelah berada dalam perut ibunya selama 40 hari, kemudian dia menjadi
‘alaqoh ( segumpal darah ) selama 40 hari. Kemudian menjadi mudhghoh ( segumpal
daging ) selama 40 hari. Kemudian diutus Malaikat meniupkan ruh
kepadanya.....”. ( H.R. Muslim )
Begitu lama ruh mendekam dan menyatu dalam tubuh manusia. Namun suatu saat
bila Allah menghendaki akan dicabut menurut Kehendak Nya, menurut Ketetapan Nya
!. Dan.... tidak ada yang sanggup mencegahnya
PENCABUTAN
RUH DIIKUTI MATA
Proses pencabutan ruh diikuti oleh mata, maka bila ada yang meninggal dunia
dengan membelalakkan mata itu merupakan hal biasa, bukan karena yang mati
banyak dosa.
Dari Ummi Salamah katanya : “ Rasulullah s.a.w. datang
kepada Abi Salamah ( di waktu ajalnya ) padahal matanya membelalak, maka beliau
memejamkannya. Kemudian Nabi s.a.w. bersabda : “ Sesungguhnya ruh itu ketika dicabut
diikuti oleh mata .......“. (
H.R. Muslim )
PENCABUTAN
RUH YANG DIMURKAI ALLAH
Pencabutan
ruh dilakukan dengan berbagai cara oleh Malikat pencabut nyawa, ada yang dengan cara
halus ada yang kasar, ini tergantung keyakinannya ketika hidup.
Bagi yang berkeyakinan yang membuat
kemurkaan Allah, ruhnya dicabut dengan diikuti pemukulan Malaikat pada muka dan
punggungnya !.
“ Bagaimanakah ( keadaan
mereka )
apabila Malaikat mencabut nyawa mereka seraya memukul mukul
muka mereka dan punggung mereka ?. Yang demikian itu
adalah karena sesungguhnya
mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan karena mereka
membenci keridhaan Nya,
sebab itu Allah menghapus ( pahala ) amal amal
mereka “. ( Q.S. Muhammad 27-28 )
PENCABUTAN RUH BAGI YANG MENDUSTAKAN
Demikian
pula bagi yang mengadakan kedustaan terhadap ajaran agama, mengaku sebagai
Nabi, mengaku mendapat wahyu dan sebagainya, maka pencabutan ruhnya akan
mengalami kesukaran juga.
Karena Malaikat akan memukul dengan kedua
tangannya. Betapa mengerikan keadaannya !, karena mendapat tekanan sakaratul maut.
“ Dan siapakah yang
lebih dzalim
daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata :
" Telah
diwahyukan kepada saya ",
padahal
tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata :
" Saya
akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah ". Alangkah dahsyatnya
Sekiranya kamu melihat di waktu orang orang yang dzalim berada dalam
tekanan sakaratul
maut, sedang para
Malaikat memukul dengan tangannya, ( sambil berkata ) :
" Keluarkanlah
nyawamu di
hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu
mengatakan terhadap Allah ( perkataan ) yang
tidak benar dan ( karena ) kamu
selalu menyombongkan diri terhadap ayat ayatNya “. ( Q.S. Al An’am 93
)
JIWA YANG TENANG
Sangat beda keadaannya dengan jiwa yang tenang, jiwa yang
selalu meyakini ajaran Tuhan Nya, jiwa yang tidak pernah menyekutukan Nya, yang
beribadah berdasar tuntunan Nya.
Selalu menggantungkan jiwanya kepada Nya semata, jauh
dari kemusyrikan, tak mempercayai jimat, apalagi mempercayai ramalan dan kepercayaan nenek moyang yang diada adakan.
Jiwa semacam ini kelak akan dicabut ruhnya dengan cara
yang indah, bahkan dipanggil : “ wahai jiwa yang tenang ......”, begitu
santunnya Allah memanggil. Bahkan akan digolongkan kedalam kelompok hamba Nya.
Demikian indah panggilan Nya, apalagi kelak akan
dimasukkan kedalam syurga Nya, Subhaanallah. " Hai jiwa yang tenang.
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai Nya. Maka masuklah
kedalam jama'ah hamba hamba Ku. Dan masuklah
kedalam syurga Ku ". ( Q.S. Al Fajr 27- 30 )
Demikian
indah dan mulia orang yang menghamba kepada Allah dengan penuh ketaatan, tanpa
diikuti keyakinan apa kata orang. Sehingga pencabutan ruhnya demikian mudah dan
tidak menyusahkan.
Semoga
Allah menjadikan akhir kematian dalam keadaan khusnul khothimah, Amiin.
KISAH TAULADAN
BATAL MAKSIAT DEMI TAKUTNYA KEPADA ALLAH
Al Malikah adalah sang primadona Bani Israel, seorang pelacur kelas tinggi. Bertarip 10 dinar sekali pakai. Cantik memang, sampai Abid tergila gila kepadanya. Sayangnya Abid tak punya uang sebanyak itu untuk bisa menggaet Al Malikah. Karena hatinya tergila gila, diperasnya tenaga guna mengumpulkan dana. Malikah sang primadona harus takluk dipelukannya, begitu tekad Abid demi cita citanya.
Dengan mengantongi 100 dinar Abid
menemui Al Malikah pujaannya, ” Silahkan masuk ”, kata Al Malikah dengan manisnya.
Mendengar
sapaan pujaannya, Abid melangkahkan kaki masuk kekamar Malikah. Hari itu
keinginannya akan terpenuhi, uang 100 dinar sudah disakunya.
Tapi apa yang
terjadi.....? tiba tiba tubuh Abid jadi gemetar, peluh dingin menetes di sekujur
tubuhnya. Ketika pelacur memeluknya, Abid berusaha melepaskan diri sambil
berteriak : ” Lepaskan aku dan ambillah uang 100 dinar untukmu ”, ujar Abid sambil bangkit dari ranjang Malikah.
“ Mengapa engkau tiba tiba jadi
begini ? ”, tanya Al Malikah, ” Aku takut kepada Allah, bagaimana aku mempertanggung
jawabkan perbuatan maksiatku kelak di hadapan Nya ”,ujarnya.
Setelah mendengar jawaban, tertegunlah
Al Malikah di ranjangnya. Nuraninya tersentuh sikap lelaki yang duduk
didekatnya. Suatu peristiwa aneh yang tak pernah dialami selama ini.
Tak terasa
air mata meleleh di pipinya, terbayang sejuta dosa yang selama ini dilakukan
sebagai perempuan hina. “ Aku tertarik kepadamu, jadikanlah aku istrimu ”, kata Al
Malikah tersedu. ” Tidak aku akan segera meninggalkan tempat ini ”, jawab Abid. ” Jangan kau
pergi, kecuali kau akan berjanji akan mengawiniku ”.
“ Baiklah ”, ujar Abid singkat sambil
meninggalkan kamar maksiat. Begitu Abid meninggalkan kamarnya, pelacur Al
Malikah bertekad akan meninggalkan profesi selama lamanya. Dia
merasa menyesal dan ingin bertaubat. Dilangkahkan kakinya pergi mencari Abid
seorang lelaki yang menyadarkan dirinya dari lumuran dosa dan maksiat. Tekadnya
sudah bulat dia harus kawin dengan Abid yang shaleh. Sebaliknya demi mendengar Al Malikah datang ke
negerinya mencari dia, Abid menjadi makin ketakutan. Saking takutnya sampai Abid jatuh
pingsan hingga meninggal dunia.
Menangislah Al Malikah melihat lelaki pujaannya meninggal sebelum kawin dengannya. ” Jika aku tak berhasil kawin dengan Abid, aku ingin dikawini saudaraya ”, sumpah Al Malikah yang mendorong keinginannya menebus dosanya selama ini, seorang teman Abid memberitahukan bahwa saudara Abid adalah lelaki yang miskin, dia akan menyesal nantinya.
“ Biar
dia miskin, aku tetap ingin kawin dengannya sebagai rasa cintaku kepada
saudaranya ”, kata Al Malikah. Menangislah Al Malikah melihat lelaki pujaannya meninggal sebelum kawin dengannya. ” Jika aku tak berhasil kawin dengan Abid, aku ingin dikawini saudaraya ”, sumpah Al Malikah yang mendorong keinginannya menebus dosanya selama ini, seorang teman Abid memberitahukan bahwa saudara Abid adalah lelaki yang miskin, dia akan menyesal nantinya.
Maka terjadilah perkawinan Al Malikah bekas pelacur kelas tinggi dengan lelaki miskin. Demikianlah bila hidayah Allah telah membuka hati wanita Al Malikah, berbahagialah sang primadona, yang telah bertaubat kepada Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar