Sabtu, 06 September 2014

TERGESA GESA




    
TERGESA GESA
" Dan manusia berdo'a untuk kejahatan sebagaimana dia berdo'a untuk kebaikan dan adalah manusia bersifat tergesa gesa ".
( Q.S. Al Isra' 11 )
Disamping manusia dicipta memiliki bentuk dan rupa terbaik, dikaruniai pula berbagai sifat, dengan perbedaan sifat ini ada irama hidup.
Bila semua manusia memiliki sifat yang sama betapa hambar dan uniknya, bayangkan bila orang pada sabar semua, kehidupan dunia akan terasa  monoton, dingin, karena tidak ada variasinya. Begitu pula bila manusia pada pemarah semua betapa keras, tegang dan kacaunya kehidupan manusia.
Atas Kebijakan Nya sengaja manusia dicipta dengan berbagai perbedaan sifat, dengan demikian banyak hikmah terdapat didalamnya.
Dengan berbagai sifat ini para ilmuwan yang berkecimpung di bidang kejiwaan sama asyik mempelajari dan meneliti, sehingga membuahkan berbagai disiplin ilmu jiwa : ilmu jiwa umum, ilmu jiwa masa, ilmu jiwa perkembangan, ilmu jiwa pendidikan, ilmu jiwa perusahaan dsb.
Berkat ilmu jiwa ini pula menghasilkan ilmuwan yang memiliki keahlian di bidang kejiwaan: psykolog, psikiater dan sebangsanya. Dengan demikian bidang kejiwaan memberikan peluang lapangan kerja, alias pembagian rizki. Betapa canggihnya Allah yang Maha Pemurah dalam merancang makhluk Nya.  
TERGESA GESA    
Diantara sifat manusia adalah tidak sabaran alias tergesa gesa, karena ingin segera tercapai maksudnya : Cepat lulus, cepat bekerja, cepat kaya, cepat naik pangkat, cepat terkabul dalam berdo’a dan seterusnya.
BERKENDARA
Sifat tergesa gesa sangat berbahaya, bayangkan saat berkendara karena ingin segera sampai, tiba tiba ada kendaraan memotong, semula akan menginjak pedal rem, justru pedal gas  diinjaknya betapa fatal akibatnya.
PELAJAR DAN MAHASISWA
Demikian pula halnya dengan para pelajar dan mahasiswa, ketika mengerjakan soal bila didasari ketergesa gesaan, berakibat soal tidak akan terselesaikan dengan sempurna, bisa bisa jadi salah.
KARYAWAN DAN PEJABAT
Karena ingin cepat kaya dan sukses, karyawan dan pejabat yang tidak sabaran memilih jalan pintas, dengan cara menyuap dan korupsi. Lantaran sikap ketergesa gesaannya sehingga saat ini banyak para pimpinan tercakup K.P.K.
PEDAGANG
Karena ingin segera meraup keuntungan besar, para pedagang yang tidak sabaran mengambil jalan pintas dengan cara : menipu, berdusta, memalsu, berkhianat dan curang dalam takaran ( timbangan ) dsb.
BERDO’A
Bukankah dalam berdo’a Nabi s.a.w. juga memberikan tuntunan agar bersabar artinya tidak tergesa gesa. Bukankah bagi yang tidak sabar ada yang berkeluh kesah : “ Saya sudah berdo’a, tapi kok belum dikabulkan juga ? ”.
SABAR  
Sabar adalah sikap tahan uji, tahan terhadap waktu, tahan terhadap situasi, tahan terhadap guncangan, tahan terhadap cobaan. Dengan sabar segala sesuatu akan dihadapi dengan tenang.
Bukankah ketika minum harus bersabar, Nabi s.a.w. melarang meniup, karena dengan meniup ada dzat yang seharusnya terbuang ( gas racun CO2 ) justru akan tercampur dengan minuman, disini hikmah bersabar dalam minum.
Dalam hal makanpun Nabi s.a.w. memberi contoh dengan memperbanyak kunyahan ( tidak tergesa gesa ), sehingga makanan jadi makin lembut sehingga memperingan kerja organ tubuh dalam menghaluskan makanan. Subhanallah.Dengan sabar akan banyak memperoleh banyak hikmah dan manfaat disegala bidang, sangat beda dengan yang suka tergesa gesa.
SABAR DAN SHOLAT
Allah mengingatkan agar bersikap sabar, artinya tidak tergesa gesa, dengan bersikap sabar  Allah akan menyertai Nya, betapa mulianya orang yang sabar. Memang sabar mudah diucapkan namun sangat berat dan susah dalam melaksanakan, untuk mencapai ketingkat sabar perlu niat dan tekun latihan.
Hai orang orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang orang yang sabar. (  Q.S. Al Baqarah 153 )
Bukankah dalam melaksanakan sholat ditekankah agar bersikap tumakninah ( tenang ) artinya tidak tergesa gesa. Dengan demikian disela sela kegiatan sehari hari kemudian melaksanakan sholat 5 waktu, dengan jumlah rekaat sebanyak 17 yang dikerjakan dengan tumakninah, jelas akan membekas pula dalam sikap kesehariannya, dalam belajar, dalam bekerja, berniaga,  bermasyarakat akan nampak tumakninah pula, tidak tergesa gesa, betapa mulia prilakunya, bekas dari ibadah sholatnya.                                 Di masjid kadang dijumpai orang yang tertinggal dalam berjama’ah, kemudian sama berlarian agar tidak ketinggalan sholatnya. Bukankah Nabi melarang sikap tersebut. 
TENANG DAN SABAR
Sikap tenang menunjukkan kedewasaan, sikap yang matang, ketenangan diperoleh berkat dzikir kepada Allah, dzikir maknanya ingat, ingat kepada Allah.
Ingat dalam arti selalu berpijak kepada aturan dan tuntunan Allah dan Rasul Nya. Dengan mengingat dan berpegang kepada tuntunan Nya jelas ketenangan akan diperoleh, karena selalu berada di jalan yang benar. Bukankah fithrah jiwa akan merasa tenang bila diajak kepada kebenaran, bukan sebaliknya.   
( yaitu ) orang orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenang dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram. ( Q.S. Ar Ra’du 28 ).
Dari jiwa yang tenang ini akan melahirkan sikap sabar, karena tenang merupakan akar, sehingga tumbuh dan berkembang menjadi dahan, cabang dan  ranting kesabaran. Maka aktifkan dalam berdzikir kepada Allah, baik dzikir dengan kalimat thoyyibah maupun dzikir dalam arti luas ( selalu berpegang pada aturan aturan Nya ).
SHOLAT SEBAGAI ACUAN
 Disini hikmah diwajibkannya sholat, karena sholat yang dikerjakan dengan baik dan benar akan dapat mencegah dari prilaku keji dan mungkar, termasuk pula sikap tergesa gesa, yang akan membuat fatal segalanya..
“ .....Dan dirikanlah shalat sesungguhnya shalat itu mencegah dari ( perbuatan ) keji dan mungkar....... “.( Q.S. Al Ankabut 45 )
Bahkan begitu pentingnya ibadah sholat, sampai Nabi s.a.w. menerangkan bahwa ketika manusia dibangkitkan pada hari qiamat kelak, sholat menjadi pertanyaan pertama, bila sholatnya baik semua amal dianggap baik, bila sholatnya jelek maka ibadah yang lain dianggap jelek pula.
Semoga Allah memberikan hidayah Nya, agar kita selalu menjadi hamba yang sabar, tenang dan dijauhkan dari sikap tergesa gesa, Amiin.

                                                                KISAH TAULADAN
            ABDULLAH BIN ABBAS
Nama lengkap Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib Al Qurasyi Al Hasyimi, biasa dipanggil Abu Abbas bergelar Habr Al Ummah ( ulama umat ) dan Turjuman Al Quran ( pakar tafsir Quran ).
Lahir 3 tahun sebelum hijrah, saat Rasulullah s.a.w. wafat beliau berusia 13 tahun, putra paman Nabi Abbas bin Abdul Muthalib. Berwajah tampan, berkulit putih, tutur katanya fasih.     
Seorang ulama pakar tafsir Quran, berwawasan luas, sahabat yang paling banyak memberi fatwa hukum dan sering melakukan ijtihad.
Salah satu diantara empat orang yang dijuluki Al ‘Abdullah ( 4 orang bernama Abdullah ) : Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Zubair, Abdullah bin Amr.
Salah satu diantara sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits dari Nabi, Urutan sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits adalah : Abu Hurairah dan Abdullah bin Umar, Jabir, Abdullah bin Abbas, Anas bin Malik dan Aisyah.
Rasulullah pernah berdo’a untuknya : “ Ya Allah anugerahilah dia pemahaman yang mendalam terhadap ajaran agama dan ajarilah dia ilmu takwil ( tafsir Al Quran ) ”. 
Suatu hari Rasulullah s.a.w. membonceng Ibnu Abbas, kemudian beliau bersabda : “ Wahai anakku peliharalah ( ketetapan ) Allah niscaya Dia memeliharamu,  peliharalah ( ketetapan ) Allah niscaya kamu akan mendapatinya dihadapanmu. 
Apabila kamu memohon maka memohonlah kepada Allah, apabila kamu meminta bantuan maka mintalah bantuan kepada Allah. Ketahuilah bahwa seandainya seluruh umat berhimpun untuk memberi sesuatu manfaat kepadamu, mereka tidak akan mampu memberimu kecuali sesuatu yang telah ditetapkan Allah untukmu. 
Dan apabila mereka berhimpun untuk menimpakan mudhorot kepadamu, mereka tidak akan mampu menimpakannya kepadamu, kecuali sesuatu yang telah ditetapkan Allah atasmu. Pena pena telah kering dan lembaran telah tertutup “.
Umar bin Al Khathab sering kali minta pendapat Abdullah bin Abbas dan mengajaknya bermusyawarah untuk mencari solusi.
Ibnu Mas’ud berkata : “ Sebaik baik penafsir Al Quran adalah Ibnu Abbas “. Beliau sempat meriwayatkan 1660 hadits, wafat di Thaif pada 68 H. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar