TERGESA GESA
" Dan manusia berdo'a untuk kejahatan sebagaimana dia berdo'a untuk kebaikan dan adalah manusia bersifat tergesa gesa ".
( Q.S. Al Isra' 11 )
Disamping manusia
dicipta memiliki bentuk dan rupa terbaik, dikaruniai pula berbagai
sifat, dengan perbedaan sifat ini ada irama hidup.
Bila semua manusia memiliki sifat
yang sama betapa hambar dan uniknya, bayangkan bila orang pada sabar semua, kehidupan
dunia akan terasa monoton, dingin, karena
tidak ada variasinya. Begitu pula bila manusia pada pemarah semua betapa keras,
tegang dan kacaunya kehidupan manusia.
Atas Kebijakan Nya sengaja manusia
dicipta dengan berbagai perbedaan sifat, dengan demikian banyak hikmah terdapat
didalamnya.
Dengan berbagai sifat ini para ilmuwan
yang berkecimpung di bidang kejiwaan sama asyik mempelajari dan meneliti,
sehingga membuahkan berbagai disiplin ilmu jiwa : ilmu jiwa umum, ilmu jiwa
masa, ilmu jiwa perkembangan, ilmu jiwa pendidikan, ilmu jiwa perusahaan dsb.
Berkat ilmu jiwa ini pula menghasilkan
ilmuwan yang memiliki keahlian di bidang kejiwaan: psykolog, psikiater dan
sebangsanya. Dengan demikian bidang kejiwaan memberikan peluang lapangan kerja,
alias pembagian rizki. Betapa canggihnya Allah yang Maha Pemurah dalam merancang
makhluk Nya.
TERGESA GESA
Diantara
sifat manusia adalah tidak sabaran alias tergesa gesa, karena ingin segera tercapai
maksudnya : Cepat lulus, cepat bekerja, cepat kaya, cepat naik pangkat, cepat
terkabul dalam berdo’a dan seterusnya.
BERKENDARA
Sifat
tergesa gesa sangat berbahaya, bayangkan saat berkendara karena ingin segera
sampai, tiba tiba ada kendaraan memotong, semula akan menginjak pedal rem,
justru pedal gas diinjaknya betapa fatal
akibatnya.
PELAJAR DAN
MAHASISWA
Demikian pula halnya dengan para
pelajar dan mahasiswa, ketika mengerjakan
soal bila didasari ketergesa gesaan, berakibat soal tidak akan terselesaikan
dengan sempurna, bisa bisa jadi salah.
KARYAWAN DAN
PEJABAT
Karena ingin cepat kaya dan sukses, karyawan dan pejabat yang tidak sabaran
memilih jalan pintas, dengan cara menyuap dan korupsi. Lantaran
sikap ketergesa gesaannya sehingga saat ini banyak para pimpinan tercakup
K.P.K.
PEDAGANG
Karena ingin
segera meraup keuntungan besar, para pedagang yang tidak sabaran mengambil
jalan pintas dengan cara : menipu, berdusta, memalsu, berkhianat dan curang
dalam takaran ( timbangan ) dsb.
BERDO’A
Bukankah dalam
berdo’a Nabi s.a.w. juga memberikan tuntunan agar bersabar artinya tidak tergesa
gesa. Bukankah bagi yang tidak sabar ada yang berkeluh kesah : “ Saya sudah
berdo’a, tapi kok belum dikabulkan juga ? ”.
SABAR
Sabar
adalah sikap tahan uji, tahan terhadap waktu, tahan terhadap situasi, tahan
terhadap guncangan, tahan terhadap cobaan. Dengan sabar segala sesuatu akan
dihadapi dengan tenang.
Bukankah
ketika minum harus bersabar, Nabi s.a.w. melarang meniup, karena dengan meniup
ada dzat yang seharusnya terbuang ( gas racun CO2 ) justru akan tercampur
dengan minuman, disini hikmah bersabar dalam minum.
Dalam hal
makanpun Nabi s.a.w. memberi contoh dengan memperbanyak kunyahan ( tidak
tergesa gesa ), sehingga makanan jadi makin lembut sehingga memperingan kerja
organ tubuh dalam menghaluskan makanan. Subhanallah.Dengan
sabar akan banyak memperoleh banyak hikmah dan manfaat disegala bidang, sangat
beda dengan yang suka tergesa gesa.
SABAR DAN SHOLAT
Allah
mengingatkan agar bersikap sabar, artinya tidak tergesa gesa, dengan bersikap
sabar Allah akan menyertai Nya, betapa
mulianya orang yang sabar. Memang sabar mudah diucapkan namun sangat berat dan
susah dalam melaksanakan, untuk mencapai
ketingkat sabar perlu niat dan tekun latihan.
“ Hai
orang orang
yang beriman jadikanlah
sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya
Allah beserta orang orang
yang sabar “. ( Q.S. Al Baqarah 153 )
Bukankah dalam melaksanakan sholat
ditekankah agar bersikap tumakninah ( tenang ) artinya tidak tergesa gesa.
Dengan demikian disela sela kegiatan sehari hari kemudian melaksanakan sholat 5
waktu, dengan jumlah rekaat sebanyak 17 yang dikerjakan dengan tumakninah,
jelas akan membekas pula dalam sikap kesehariannya, dalam belajar, dalam bekerja,
berniaga, bermasyarakat akan nampak
tumakninah pula, tidak tergesa gesa, betapa mulia prilakunya, bekas dari ibadah
sholatnya. Di masjid
kadang dijumpai orang yang tertinggal dalam berjama’ah, kemudian sama berlarian
agar tidak ketinggalan sholatnya. Bukankah Nabi melarang sikap tersebut.
TENANG DAN SABAR
Sikap
tenang menunjukkan kedewasaan, sikap yang matang, ketenangan diperoleh berkat
dzikir kepada Allah, dzikir maknanya ingat, ingat kepada Allah.
Ingat dalam
arti selalu berpijak kepada aturan dan tuntunan Allah dan Rasul Nya. Dengan
mengingat dan berpegang kepada tuntunan Nya jelas ketenangan akan diperoleh,
karena selalu berada di jalan yang benar. Bukankah fithrah jiwa akan merasa
tenang bila diajak kepada kebenaran, bukan sebaliknya.
“ ( yaitu )
orang orang
yang beriman dan hati mereka manjadi tenang
dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi
tenteram “. ( Q.S. Ar Ra’du 28 ).
Dari jiwa
yang tenang ini akan melahirkan sikap sabar, karena tenang merupakan akar,
sehingga tumbuh dan berkembang menjadi dahan, cabang dan ranting kesabaran. Maka aktifkan dalam berdzikir
kepada Allah, baik dzikir dengan kalimat thoyyibah maupun dzikir dalam arti
luas ( selalu berpegang pada aturan aturan Nya ).
SHOLAT SEBAGAI
ACUAN
Disini
hikmah diwajibkannya sholat, karena sholat yang dikerjakan dengan baik dan benar
akan dapat mencegah dari prilaku keji dan mungkar, termasuk pula sikap tergesa
gesa, yang akan membuat fatal segalanya..
“ .....Dan dirikanlah shalat
sesungguhnya
shalat itu mencegah dari ( perbuatan ) keji
dan mungkar....... “.(
Q.S. Al Ankabut 45 )
Bahkan
begitu pentingnya ibadah sholat, sampai Nabi s.a.w. menerangkan bahwa ketika
manusia dibangkitkan pada hari qiamat kelak, sholat menjadi pertanyaan pertama,
bila sholatnya baik semua amal dianggap baik, bila sholatnya jelek maka ibadah
yang lain dianggap jelek pula.
Semoga Allah memberikan hidayah Nya, agar kita
selalu menjadi hamba yang sabar, tenang dan dijauhkan dari sikap tergesa gesa,
Amiin.
KISAH TAULADAN
ABDULLAH BIN ABBAS
Nama lengkap Abdullah bin Abbas
bin Abdul Muthalib Al Qurasyi Al Hasyimi, biasa dipanggil Abu Abbas bergelar
Habr Al Ummah ( ulama umat ) dan Turjuman Al Quran ( pakar tafsir Quran ).
Lahir 3 tahun sebelum hijrah, saat
Rasulullah s.a.w. wafat beliau berusia 13 tahun, putra paman Nabi Abbas bin
Abdul Muthalib. Berwajah tampan, berkulit putih, tutur katanya fasih.
Seorang ulama pakar tafsir Quran,
berwawasan luas, sahabat yang paling banyak memberi fatwa hukum dan sering
melakukan ijtihad.
Salah satu diantara empat orang yang
dijuluki Al ‘Abdullah ( 4 orang bernama Abdullah ) : Abdullah bin Umar,
Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Zubair, Abdullah bin Amr.
Salah satu diantara sahabat yang
paling banyak meriwayatkan hadits dari Nabi, Urutan sahabat yang paling banyak
meriwayatkan hadits adalah : Abu Hurairah dan Abdullah bin Umar, Jabir,
Abdullah bin Abbas, Anas bin Malik dan Aisyah.
Rasulullah pernah berdo’a untuknya : “ Ya Allah anugerahilah dia pemahaman yang mendalam terhadap ajaran agama dan
ajarilah dia ilmu takwil ( tafsir Al Quran ) ”.
Suatu hari Rasulullah s.a.w.
membonceng Ibnu Abbas, kemudian beliau bersabda : “ Wahai anakku peliharalah ( ketetapan ) Allah niscaya Dia
memeliharamu, peliharalah ( ketetapan ) Allah niscaya kamu akan mendapatinya
dihadapanmu.
Apabila kamu memohon maka memohonlah kepada Allah, apabila kamu
meminta bantuan maka mintalah bantuan kepada Allah. Ketahuilah bahwa seandainya
seluruh umat berhimpun untuk memberi sesuatu manfaat kepadamu, mereka tidak
akan mampu memberimu kecuali sesuatu yang telah ditetapkan Allah untukmu.
Dan
apabila mereka berhimpun untuk menimpakan mudhorot kepadamu, mereka tidak akan
mampu menimpakannya kepadamu, kecuali sesuatu yang telah ditetapkan Allah
atasmu. Pena pena telah kering dan lembaran telah tertutup “.
Umar bin Al Khathab sering kali minta pendapat Abdullah bin Abbas dan mengajaknya
bermusyawarah untuk mencari solusi.
Ibnu Mas’ud berkata : “ Sebaik baik
penafsir Al Quran adalah Ibnu Abbas “. Beliau sempat meriwayatkan 1660 hadits, wafat
di Thaif pada 68 H.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar