MISTERI BULAN SURO ?
“ Dan
Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, Yaitu syaitan-syaitan
(dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada
sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu
(manusia)[499]. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak
mengerjakannya, Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada adakan “. ( Q.S. Al An
‘Am 112 )
Karena
kuasa Nya Allah sengaja mencipta setan berjenis manusia dan jin, sebagian
mereka membisikkan kapada yang lain “ perkataan yang indah indah untuk menipu.
Maka tinggalkan mereka dan apa yang mereka ada adakan Begitu jelas dan tandas
Allah berfirman, tinggal memilih apa mengikuti bisikannya atau meninggalkannya.
MENCARI KAWAN
Setan menggoda dengan perkataan yang
indah indah untuk menipu manusia, guna sebagai kawan kelak di neraka, begitu
liciknya setan.
" Karena Sesungguhnya syaitan syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya
mereka menjadi penghuni neraka yang menyala nyala ". ( Q.S. Fathir 6 ).
Maka
sangat beruntung bagi yang selalu berpegang teguh pada firman Nya, sehingga
tidak kebingungan dalam menapaki kehidupan.
MEMBANGKITKAN
ANGAN ANGAN KOSONG
Diantara
tipuannya untuk menyesatkan manusia, dengan cara membangkitkan angan angan
kosong.
" Dan aku benar benar akan menyesatkan mereka, dan akan
membangkitkan angan angan kosong pada mereka, dan memerintahkan mereka ( memotong
telinga binatang ternak ) lalu benar benar mereka memotongnya ". ( Q.S. Annisa' 119 )
Termasuk menakut nakuti adanya
bulan suro yang dianggapnya sakral, penuh larangan : jangan mantu di bulanan
suro nanti akan celaka !, dan sebagainya. Sehingga bagi yang kurang kuat
keimanannya pasti akan percaya dan terjebak. Sehingga menyimpang jauh dari
tuntunan agama
APA
KATA NENEK MOYANG
Mempercayai kesakralan bulan suro merupakan kepercayaan tidak
berdasar, tidak punya landasan, hanya
berdasar apa kata nenek moyang.
“ Dan apabila
mereka melakukan perbuatan keji mereka berkata : “ Kami mendapati nenek moyang
kami mengerjakannya dan Allah memerintahkan kami mengerjakannya. Katakanlah
sesungguhnya Allah tidak memerintahkan perbuatan yang keji, mengapa kamu mengadakan
terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui ”. ( Q.S. Al A’raaf 28 )
Sebagai
perbandingan kami sajikan kesakralan bulan suro menurut kepercayaan jawa :
SARAT
AURA MISTIS DARI ALAM GHAIB
Bulan Sura adalah bulan pertama
dalam kalender Jawa. merupakan tahun baru menurut penanggalan Jawa. Tradisi dan kepercayaan Jawa
melihat bulan Sura sebagai bulan sakral. Bagi yang memiliki talenta
sensitifitas indera keenam (batin) sepanjang bulan Sura aura mistis dari alam
gaib begitu kental melebihi bulan bulan lainnya.
PERCAYA
ADANYA ALLAH
Masyarakat Jawa mempunyai kesadaran makrokosmos,
bahwa Tuhan menciptakan kehidupan di alam semesta. Dalam
tradisi Jawa sekalipun yang dianggap paling klenik sekalipun, prinsip dasar yang sesungguhnya tetaplah percaya
kepada Tuhan yang maha esa. Di awal atau di akhir setiap
kalimat doa dan mantra selalu diikuti kalimat, saka kersaning Gusti, saka
kersaning Allah.
FISIK DAN NON FISIK
Lingkungan alam memiliki
dua dimensi,
yakni fisik
dan metafisik (gaib). Pemahaman masyarakat Jawa akan
lingkungan atau dimensi gaib sebagai bentuk “keimanan“.
BERINTERAKSI DENGAN YANG GHAIB
Bahkan sebagian masyarakat
Jawa, gaib tidak hanya diimani saja, tetapi
lebih dari itu seseorang dapat membuktikannya dengan bersinggungan atau
berinteraksi secara langsung dengan yang gaib sebagai bentuk pengalaman gaib.
MISTERI BULAN SURO
Bulan
Sura juga merupakan bulan baru yang berlaku di jagad gaib. Alam gaib yang
dimaksudkan adalah: jagad makhluk halus,
jin, setan (dalam konotasi Jawa,
hantu), siluman, binatang gaib, serta jagad
leluhur, alam
arwah dan bidadari.
MALAM JUMAH KLIWON LELUHUR TURUN KE BUMI
Malam Jum’at Kliwon dilihat
sebagai malam suci paling agung yang biasa digunakan para leluhur “turun ke
bumi” untuk njangkung dan njampangi (membimbing) anak turunnya yang menghargai dan menjaga hubungan
dengan para leluhurnya.
BULAN SURO DEDEMIT MENCARI KORBAN
Bulan Sura merupakan bulan
paling sakral bagi jagad makhluk halus. Mereka dapat “dispensasi” melakukan
seleksi alam. Bagi siapa yang
tidak eling
dapat terkena dampaknya.
BULAN SURO DURAKA DEDEMIT MENCARI KORBAN
Dalam siklus hitungan waktu
tertentu yang merupakan rahasia besar Tuhan, terdapat suatu bulan Sura yang
bernama sura duraka, karena
bulan di mana terjadi tundan dhemit, maksudnya suatu waktu di mana terjadi akumulasi para dedemit
mencari “korban” para manusia yang tidak eling lan
waspada.
BULAN SURA DURAKA BANYAK MUSIBAH
Karena pada bulan bulan Sura biasa para dedhemit yang keluar tidak sebanyak pada
saat bulan sura duraka.Sehingga pada bulan Sura
Duraka biasanya ditandai banyak sekali musibah dan bencana melanda jagad
manusia.
TRADISI MASYARAKAT JAWA DI BULAN SURO
Atas beberapa uraian pandangan
masyarakat Jawa tersebut kemudian muncul kearifan yang menjadi tradisi
masyarakat Jawa selama bulan Sura. Sedikitnya
ada 5 macam ritual yang dilakukan menjelang dan selama bulan Sura seperti
berikut ini :
RITUAL MENJELANG DAN SELAMlA BULAN SURO
1. Siraman malam 1 Sura;
mandi besar dengan menggunakan air serta dicampur kembang setaman. Sebagai
bentuk “sembah raga”
(sariat) dengan tujuan mensucikan badan. Mandi dilakukan tidak di bawah
atap rumah, langsung “beratap langit”,
maksudnya secara langsung menyatukan jiwa
raga ke dalam gelombang harmonisasi alam semesta.
2. Tapa Mbisu (membisu), tirakat sepanjang bulan Sura
berupa sikap selalu mengontrol ucapan mulut agar mengucapkan hal hal yang baik saja.
3. Menggiatkan Ziarah, selain berdoa,
ziarah sebagai tindakan untuk menghormati para leluhur (menjadi pepunden) dengan
merawat makam.
4. Menyiapkan sesaji bunga setaman dalam wadah berisi air bening. Diletakkan di dalam rumah. Bunga
mawar merah, mawar putih, melati, kantil, kenanga. Masing masing bunga memiliki makna doa doa
agung kepada Tuhan YME yang tersirat di dalamnya. Kemudian
ditaburkan ke pusara para leluhur.
5. Jamasan pusaka, dalam rangka merawat warisan dan kenang kenangan
dari para leluhurnya. Pusaka memiliki segudang makna di balik wujud fisik
bendanya.
6. Larung
sesaji, merupakan ritual sedekah alam.
Uborampe ritual disajikan (dilarung) ke laut, gunung, atau ke tempat tempat tertentu. larung sesaji merupakan bentuk interaksi harmonis
antara manusia dengan unsur alam semesta.
KEMBALI
KE SEJARAH
Setelah menelaah kepercayaan
masyarakat Jawa, kita bisa memahami mengapa mereka mempunyai kepercayaan
semacam itu. Bukankah sebelum agama Islam masuk ke tanah air, nenek moyang kita
masih beragama hindu yang sarat dengan animisme, sehingga akrab dengan
adanya ruh dan memujanya, bahkan bisa
berinteraksi dengan pemeluknya, juga pemahaman terhadap wingit yang merupakan
hal gaib.
MISI
PARA WALI BELUM TUNTAS
Sekitar abad ke lima datanglah para
wali dari daratan Gujarat Hindia, yang menda’wahkan agama Islam dengan cara
santun dan bijaksana, sehingga masyarakat Jawa memeluknya namun belum begitu
merata. Karena belum terjangkaunya da’wah secara merata, karena luasnya tanah
air Indonesia, sehingga pemahaman terhadap agama belum begitu mendalam.
Sehingga berakibat kepercayaannya tidak mendalam alias campur baur.
BERBAGAI
PENYIMPANGAN
Karena belum tuntasnya penyiaran
agama, sehingga pemahaman terjadi campur aduk antara kepercayaan lama ( Hindu )
dan yang baru ( Islam ), diantara penyimpangan yang dilakukan dan jauh dari
ajaran Islam adalah :
1. Ya percaya kepada Allah, ya percaya
kepada dedemit menurut versinya. 2. Berinteraksi dengan ruh leluhur. 3. Malam
jumat kliwon leluhur membimbing anak turunnya. 4. Bulan suro duraka dedemit
mencari korban. 5. Siraman malam 1 suro mandi dengan air kembang setaman. 6. Tapa
bisu. 7. Ziarah kubur. 8. Menyiapkan sesaji bunga setaman dalam rumah sebagai
penghargaan terhadap leluhur, kemudian disiramkan ke makam leluhur, menjamas
pusaka. 9. Larung sesaji.sebagai bentuk interaksi harmoni antara manusia dengan
unsur alam.
KARENA LEMAHNYA IMAN
Karena
lemahnya iman mereka meyakini dan melakukan ritual berdasar apa kata nenek
moyangnya, sehingga melakukan ritual
yang tidak berdasar :
“ Dan
apabila mereka melakukan perbuatan keji mereka berkata : “ Kami mendapati nenek
moyang kami mengerjakannya dan Allah memerintahkan kami mengerjakannya.
Katakanlah sesungguhnya Allah tidak memerintahkan perbuatan yang keji, mengapa
kamu mengadakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui ”. ( Q.S. Al A’raaf 28 )
LICINNYA
TIPUAN SETAN
Karena lemahnya keimanan pula setan masuk
mempengaruhi berupa penampakan yang dikiranya ruh leluhurnya, sehingga mereka
menyangka bisa berinteraksi dengan ruh leluhurnya. Bukankah ruh tidak bisa
keluar lagi dari alamnya, sehingga bisa keluluyuran !.
“ Dan bahwasanya ada beberapa orang laki laki di antara manusia meminta perlindungan kepada
beberapa laki laki di antara jin, maka jin jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan “. ( Q.S. Al Jin 6 )
Dengan
berinteraksi dengan jin yang menyerupakan sosok leluhurnya yang telah
meninggal, maka setan ( bangsa ) jin akan menambah dosa dan kesalahan. Bukankah
dengan melarung sesaji ( makanan ), merupakan bentuk kemubadldliran ( membuang
buang makan ), yang merupakan kawan setan !.
"
Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah lah
yang menciptakan jin jin itu ". ( Q.S. Al An'Am 100 )
ALLAH PENCIPTA DAN PEMELIHARA
Sebagai
Dzat Yang Maha Kuasa Alam dicipta dan dipelihara Nya.
“.......Dia menciptakan segala sesuatu
dan Dia mengetahui segala sesuatu. (yang memiliki sifat sifat yang) demikian
itu ialah Allah Tuhan kamu,
tidak ada Tuhan selain Dia, Pencipta segala
sesuatu, maka
sembahlah Dia, dan Dia adalah
pemelihara segala sesuatu “. ( Q.S. Al An’am 101-102 )
Kepada
Dzat yang demikian Kuasa inilah seharusnya diibadahi, bukan kepada alam ciptaan
Nya, sehingga sampai melarung makanan dilaut sebagai persembahan kepada alam,
betapa lucu dan anehnya ?!.
JANGAN
IKUUT IKUTAN
Atas
kepercayaan dan ritual yang mereka lakukan, Allah mengingatkan :
“
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya “. ( Q.S. Al Israa’ 36 )
Betapa besar resikonya kelak
bagi yang mempercayai dan mengamalkan ritual yang tidak berdasar tuntunan,
semoga Allah memberi hidayah kepada
mereka yang salah arah, Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar