Kamis, 25 September 2014

KETEGARAN AMMAR BIN YASIR



  
KETEGARAN AMMAR BIN YASIR

“ Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman ( dia mendapat kemurkaan Allah ), kecuali orang yang dipaksa kafir, padahal hatinya tetap tenang dalam beriman ( dia tidak berdosa ), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya adzab yang besar “.
( Q.S. An Nahl 106 )
Sebagaimana biasa tabiat orang kafir terhadap para hartawan yang baru memeluk agama Islam, lantaran terdorong sikap hasudnya mereka bersikap brutal, dengan menggertak dan menakut nakuti : “ Apakah kamu berani meninggalkan agama nenek moyangmu, padahal mereka lebih baik daripadamu !, akan kami uji sampai dimana ketabahanmu !, akan kami jatuhkan kehormatanmu !, akan kami rusak perniagaanmu ! dan kami musnahkan semua harta bendamu ! ”, tidak berhenti sampai disini saja bahkan mereka menggunakan siasat lagi dengan melancarkan teror secara membabi buta.
 DISIKSA     
       Beda halnya bila menghadapi para mu’allaf golongan lemah yang dianggap  rendah martabatnya ( fakir miskin dan golongan budak belian ), mereka hanya mendera dan menyulutnya dengan api yang menyala atau besi membara.                                              
        Karena Ammar bin Yasir berasal dari keluarga miskin, maka penyiksaannya mereka serahkan kepada bani makhzum. Setiap hari Ammar bin Yasir dibawa ke padang pasir kota Mekkah, kemudian didera dengan berbagai macam siksaan, dengan tujuan agar Ammar mau mencabut pengakuannya dan meninggalkan agama Islam, namun berkat kekuatan imannya, dia tetap teguh pada pendiriannya.
          DICAMBUK DIBAKAR DISALIB
    Akibat penolakannya, penyiksaan makin meningkat, mulai cambukan,  membakar tubuh sampai sulutan besi membara, bahkan sampai disalib diatas pasir panas serta ditindih batu, menjadi sasaran tubuh Ammar bin Yasir.
               DITENGGELAMKAN
        Siksaan tidak berhenti sampai disini saja, bahkan sampai di tenggelamkan ke dalam air sehingga kulitnya penuh luka lecet mengelupas. Walau siksaan dilakukan bertubi tubi, namun tak membuat Ammar surut imannya, bahkan membuatnya semakin kuat dan mantap.
              TIDAK SADAR
             Saking beratnya siksaan sehingga suatu hari, ketika orang kafir memerintah Ammar : “ Pujilah olehmu Tuhan Tuhan kami ! “, sambil mereka terus menuntun Ammar untuk mengugucapkannya, sehingga Amar pun mengikutinya tanpa menyadari apa yang diucapkan, tetapi betapa kecewanya setelah sadar apa yang telah diucapkannya.
                NABI MENGHIBUR
          Tak berapa lama kemudian datanglah Rasulullah s.a.w. menjenguk sambil mengucapkan selamat dan menghibur kepadanya : “ Bangunlah wahai pahlawan !, tidak perlu ada penyesalan atasmu dan tidak pula cacat ! ”.
                 MENYESAL
            Pada saat Rasulullah s.a.w. menemuinya didapati Amar sedang menangis menyesali apa yang telah diucapkannya, maka oleh Rasulullah s.a.w. di hapuslah air matanya dengan tangan beliau sambil bersabda : “ Orang orang kafir telah menyiksa dan menenggelamkanmu ke dalam air sampai kamu mengucapkan begini dan begitu....? ”. “ Benar, wahai rasulullah ”, kata Ammar bin yasir sambil meratap sedih, maka Rasulullah s.a.w. bersabda lagi sambil tersenyum : “ Jika mereka memaksamu lagi, tidak mengapa yang kamu ucapkan tadi !”
  Kemudian Rasulullah s.a.w. membacakan ayat Al Quran kepadanya : ” Kecuali orang yang dipaksa, sedang hatinya tetap teguh dalam keimanan ”. ( Q.S. An Nahl 106)
  TEROBATI
  Setelah kedatangan Rasulullah s.a.w. kembalilah Ammar bin Yasir diliputi  ketegangan dan luka yang menimpa tubuhnya, tetapi seolah tidak terasa apa yang telah dialaminya, karena jiwanya telah bebas dan bahagia, karena imannya berada di pihak yang benar, lebih lebih ucapan yang telah dilontarkannya telah terobati dan terhibur dengan ayat yang telah disampaikan Rasulullah s.a.w.
 Berkat ketegaran Ammar bin yasir dalam menghadapi cobaan dan siksaan, sehingga membuat para penyiksa merasa lelah, lemah dan bertekuk lutut dihadapan keimanan Ammar bin Yasir yang tegar.
    NABI MEMUJI
 Setelah Rasulullah s.a.w. hijrah ke Madinah, Yasir memperoleh kedudukan sangat tinggi, dan Rasulullah s.a.w. sangat sayang kepada Ammar bin Yasir, beliau sering membanggakan keimanan dan ketaqwaan Ammar kepada para sahabat, sebagaimana sabdanya : “ Diri Ammar dipenuhi keimanan sampai sampai tulang tulang punggungnya “.
Berkat ketabahan Ammar bin Yasir dalam menghadapi siksaan, hingga mendapat kedudukan yang tinggi ditengah tengah masyarakat  islam

KISAH TAULADAN
TAKUT NIFAK
Suatu hari Hanzalah r.a. berkisah : “ Suatu ketika kami berada di majelis Rasulullah s.a.w. , beliau memberikan nasihat kepada kami sehingga hati kami tersentuh dan air mata pun bercucuran, seolah olah kami melihat kedaan yang sebenarnya.
Setelah selesai menghadiri majelis Rasulullah s.a.w. tersebut, aku pulang kerumah berkumpul dengan anak istri. Mulailah kami berbincang tentang keduniawian. Kemudian aku bercanda dengan anak anakku, dan bercumbu dengan istriku. Keadaan berbeda dengan ketika aku berada di majelis Rasulullah saw. 
Baru terpikir di benakku, tadi aku berada pada keadaan yang berbeda dengan keadaanku saat ini, aku berkata dalam hatiku : “ Sebenarnya engkau munafik, karena ketika engkau berada dalam majelis Rasulullah s.a.w., keadaanmu beda dengan ketika engkau berada ditengah tengah anak istrimu, aku sangat sedih menyadari hal ini. Sangat sulit bagiku menerimanya, dengan pikiran kalut aku keluar rumah sambil berkata : “ Hanzalah engkau telah munafik  ! “.
Kemudian Abu bakar r.a. datang dan berkata : “ Subhanallah, tidak benar apa yang kau katakan itu “. Akupun menceritakan kejadiannya, bahwa ketika aku berada di majelis Rasulullah s.a.w. ketika beliau menceritakan tentang syurga dan neraka, pada saat itu seolah olah syurga dan neraka ada di hadapan kami. 
Tetapi ketika kita telah pulang ke rumah dan bercanda dengan keluarga, apa yang di ceritakan tentang surga dan neraka seolah telah hilang terlupakan.
Abu bakar r,a. Berkata : “ ya, hal itu juga terjadi pada diri saya. Kemudian keduanya pergi menjumpai Rasulullah s.a.w., sesampai di depan Rasulullah s.a.w. Hanzalah r.a. Berkata :  “ ya Rasulullah, jika kami hadir di hadapanmu dan engkau menceritakan kepada kami tentang syurga dan neraka, seolah olah keduanya berada didepan mata kami, tetapi jika kami sudah meninggalkan engkau, yakni ketika kembali berjumpa dengan anak istri , maka seolah hilang apa yang telah engkau ceritakan “.
Maka Rasululllah s.a.w. bersabda :  “ Demi dzat yang nyawaku berada di tangan Nya, jika engkau bersamaku, maka para Malaikat akan menyambutmu dan jalan jalan untuk berjabat tangan denganmu. Tetapi wahai Hanzalah, keadaan seperti itu hanyalah kadang kadang saja ”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar