FIR’AUN TAUBAT SAAT SEKARAT
Oleh: H.M FARID ANWAR
Oleh: H.M FARID ANWAR
“ Dan
Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, kemudian mereka diikuti oleh
Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya
dan menindas (mereka),
hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia :
" Saya
percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil,
dan saya termasuk
orang orang
yang berserah diri (kepada Allah) ". ( Q.S. Yunus 90 )
Karena
kebesarannya, ketika bertahta Fir’aun sempat membangun beberapa piramid yang ketinggiannya sampai mencapai 220
m (piramid cheops). Fir’aun dikenal sangat bengis dan kejam. Karena ramalan
ahli nujumnya yang mengatakan bahwa kelak akan ada seorang laki laki yang akan
menumbangkan kerajaannya, maka setiap bayi laki yang lahir diperintah
membunuhnya.
“ Dan (ingatlah) ketika
Kami selamatkan kamu dari (Fir'aun) dan pengikut pengikutnya, mereka menimpakan
kepadamu siksaan yang seberat beratnya, mereka
menyembelih anak anakmu
yang laki laki
dan membiarkan hidup anak anakmu
yang perempuan. dan pada yang demikian itu terdapat cobaan cobaan
yang besar dari Tuhanmu “. (
Q.S. Al Baqarah 49 )
Kekejamannya
tak hanya membunuh ribuan bayi, bahkan Fir’aun sempat memproklamirkan dirinya sebagai Tuhan !.
TENGGELAM
Guna
menyelamatkan kaumnya dari kekejaman Fir’aun, Nabi Musa a.s. hijrah beserta Bani Israil dari Mesir ke Palestina, Fir'aun beserta pasukan terus mengejarnya.
Sesampai di tepi laut Merah sebelah Utara, Allah
memerintah Nabi
Musa agar memukul
laut dengan tongkatnya.
Setelah perintah dilaksanakan Musa a.s., dengan Kekuasaan Allah laut terbelah dan terbentanglah
jalan ditengah laut Merah,
kemudian
Nabi Musa
menyeberang dengan selamat
beserta
kaumnya. Sedang
Fir'aun dengan pasukannya yang sedang mengejar
tenggelam,
karena ketika berada ditengah, air laut menutup kembali.
“ Dan
(ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, kemudian Kami selamatkan kamu dan Kami
tenggelamkan (Fir'aun) dan pengikut pengikutnya sedang
kamu sendiri menyaksikan “. ( Q.S. Al Baqarah 50 )
TAUBAT
Ketika ajal menjelang tiba,
semua pasti akan menyaksikan hal hal ghoib yang tidak pernah disaksikan dialam
dunia, fenomena ini juga dialami Fir’aun ketika tenggelam dan menjelang
kematiannya, sehingga dia yakin adanya Allah dan bertaubat : " Saya
percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil,
dan saya termasuk
orang orang
yang berserah diri (kepada Allah) ".
Namun
akankah taubatnya diterima ?.
SEBELUM
KE KERONGKONGAN
Atas Kemurahan Nya pintu
taubat tetap terbuka bagi siapa saja, selama nyawa belum sampai ke kerongkongan
( sakarotul maut )
Dari ‘Abdurrahman ‘Abdullah bin Umar bin Khaththab r.a.
dari Nabi s.a.w. beliau bersabda : “ Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia lagi
Maha Agung akan menerima taubat seseorang sebelum nyawanya sampai ke kerongkongan “. ( H.R.
At Turmudzy )
Atas dasar
sabda Nabi s.a.w. ini jelas bahwa taubat Fir’aun jelas terlambat !, artinya dia mati dalam keadaan kafir, kelak
akan tetap menanggung beban kedzalimannya.
JASADNYA DISELAMATKAN
Atas
Kekuasaan Allah jasad Fir’aun
diselamatkan Allah,
sebagai bukti bahwa Fir’aun yang berkuasa dan pernah mengaku sebagai Tuhan
benar benar ada. “ Maka pada hari ini
Kami selamatkan badanmu (Fir’aun) supaya kamu dapat menjadi
pelajaran bagi orang orang
yang datang sesudahmu dan sesungguhnya
kebanyakan dari manusia lengah dari tanda tanda kekuasaan kami “. (
Q.S. Yunus 92 )
Menurut sejarah
setelah Fir'aun tenggelam mayatnya terdampar di pantai dan diketemukan orang orang Mesir kemudian dibalsem ( mummi), sehingga jasadnya utuh sampai sekarang
dan dapat disaksikan
di musium Mesir.
Kebenaran
Firman Allah makin nampak, ketika para archeolog (ahli purbakala / ahli
sejarah) modern mengadakan penelitian pada jasad Fir’aun, dan......ternyata.
menemukan banyak larutan yang mengandung zat garam (Natrum Clor), dengan
demikian jelas terbukti bahwa jasad
Fir’aun memang benar benar pernah tenggelam di laut. Allaahu Akbar Maha benar
firman Allah Yang Maha Agung !!!.
KISAH TAULADAN
PERJALANAN AKHERAT
Memang
banyak yang pada lengah, bahwa hidup pada hakekatnya merupakan sebuah perjalanan, perjalanan yang bermuara
pada kematian, sehingga banyak yang pada lupa pada kenyataan ini, sehingga
tujuan perjalanan jadi berubah arah seakan akan hidup akan selamanya,
Suatu
ketika lorong lorong kota Madinah tergenang air tanahnya pada basah akibat
ditimpa hujan deras, salah seorang warga melihat Imam Zainal Abidin berjalan di
atas lumpur sambil menggendong seonggok karung.
“ Anda
akan kemana ditengah malam begini di kala hujan deras mengguyur ? “, tanyanya
heran.
“ Aku
sedang mengadakan perjalanan, dan ini adalah bekal yang aku bawa “, jawab Imam.
Kemudian
lelaki tersebut menawarkan diri untuk membawakan karung yang dibawa Imam, namun
Imam Zainal Abidin menolaknya dengan santunnya :
“ Biar
saya bawa sendiri, tidak seberapa berat kok “.
Pada keesokan harinya lelaki tersebut melihat
Imam sedang khusyu’ melaksanakan sholat di Masjid Nabawi, dia heran melihat
keberadaan Imam yang tak jadi meneruskan perjalanan sambil bertanya :
“
Nampaknya anda membatalkan perjalan Ya ? “.
“
Perjalananku tidak seperti yang kau duga, perjalananku adalah perjalanan ke
akherat, sedang bekal yang kubawa tadi malam tak lain adalah sedekah buat kaum
fakir miskin yang memerlukam “, jawab
Imam dengan entengnya, yang membuat orang tadi makin keheranan.
Lelaki
tesebut manggut manggut tanda faham walau masih diselimuti rasa heran, karena
betapa dalam makna perjalanan sang Imam yang ternyata mengandung dan tersirat
makna yang dalam, yang jarang difahami semua orang.
Melihat
orang tersebut merenung terpaku, Imam menjelaskan dengan hidmad : “ Sebaik baik perjalanan adalah perjalanan ke akherat dan
sebaik baik bekal adalah adalah taqwa “.
Semoga
kita tidak lupa tujuan perjalanan hidup dengan membawa bekal taqwa.