Sabtu, 30 Agustus 2014

FIRAUN TAUBAT SAAT SEKARAT

                 FIR’AUN TAUBAT SAAT SEKARAT
                                      Oleh: H.M FARID ANWAR
“ Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, kemudian mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka), hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia : " Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang orang yang berserah diri (kepada Allah) ". ( Q.S. Yunus 90 )
            
Karena kebesarannya, ketika bertahta Fir’aun sempat membangun beberapa  piramid yang ketinggiannya sampai mencapai 220 m (piramid cheops). Fir’aun dikenal sangat bengis dan kejam. Karena ramalan ahli nujumnya yang mengatakan bahwa kelak akan ada seorang laki laki yang akan menumbangkan kerajaannya, maka setiap bayi laki yang lahir diperintah membunuhnya.
“ Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (Fir'aun) dan pengikut pengikutnya, mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat beratnya, mereka menyembelih anak anakmu yang laki laki dan membiarkan hidup anak anakmu yang perempuan. dan pada yang demikian itu terdapat cobaan cobaan yang besar dari Tuhanmu. ( Q.S. Al Baqarah 49 )
Kekejamannya tak hanya membunuh ribuan bayi, bahkan Fir’aun sempat memproklamirkan dirinya sebagai Tuhan !.
TENGGELAM                                                                                            
Guna menyelamatkan kaumnya dari kekejaman Fir’aun, Nabi Musa a.s. hijrah  beserta Bani Israil dari Mesir ke Palestina, Fir'aun beserta pasukan terus mengejarnya. Sesampai di tepi laut Merah sebelah Utara, Allah memerintah Nabi Musa agar memukul laut dengan tongkatnya.
Setelah perintah dilaksanakan Musa a.s., dengan Kekuasaan Allah laut terbelah dan terbentanglah jalan ditengah laut Merah, kemudian Nabi Musa menyeberang dengan selamat beserta kaumnya. Sedang Fir'aun dengan pasukannya yang sedang mengejar tenggelam, karena ketika berada ditengah, air laut menutup kembali.
“ Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, kemudian Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir'aun) dan pengikut pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan( Q.S. Al Baqarah 50 )                                                                        
TAUBAT
Ketika ajal menjelang tiba, semua pasti akan menyaksikan hal hal ghoib yang tidak pernah disaksikan dialam dunia, fenomena ini juga dialami Fir’aun ketika tenggelam dan menjelang kematiannya, sehingga dia yakin adanya Allah dan bertaubat : " Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang orang yang berserah diri (kepada Allah) ".           
Namun akankah taubatnya diterima ?.     
SEBELUM KE KERONGKONGAN
Atas Kemurahan Nya pintu taubat tetap terbuka bagi siapa saja, selama nyawa belum sampai ke kerongkongan ( sakarotul maut )
Dari ‘Abdurrahman ‘Abdullah bin Umar bin Khaththab r.a. dari Nabi s.a.w. beliau bersabda : “ Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung akan menerima taubat seseorang sebelum nyawanya sampai ke kerongkongan “. ( H.R. At Turmudzy )
Atas dasar sabda Nabi s.a.w. ini jelas bahwa taubat Fir’aun jelas terlambat !, artinya dia mati dalam keadaan kafir, kelak akan tetap menanggung beban kedzalimannya.
 JASADNYA DISELAMATKAN
Atas Kekuasaan Allah jasad Fir’aun diselamatkan Allah, sebagai bukti bahwa Fir’aun yang berkuasa dan pernah mengaku sebagai Tuhan benar benar ada. Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu (Fir’aun) supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda tanda kekuasaan kami. ( Q.S. Yunus 92 )
Menurut sejarah setelah Fir'aun tenggelam mayatnya terdampar di pantai dan diketemukan orang orang Mesir kemudian dibalsem ( mummi), sehingga jasadnya utuh sampai sekarang dan dapat disaksikan di musium Mesir.
Kebenaran Firman Allah makin nampak, ketika para archeolog (ahli purbakala / ahli sejarah) modern mengadakan penelitian pada jasad Fir’aun, dan......ternyata. menemukan banyak larutan yang mengandung zat garam (Natrum Clor), dengan demikian jelas terbukti bahwa jasad Fir’aun memang benar benar pernah tenggelam di laut. Allaahu Akbar Maha benar firman Allah Yang Maha Agung !!!.


KISAH TAULADAN
PERJALANAN AKHERAT
Memang banyak yang pada lengah, bahwa hidup pada hakekatnya merupakan  sebuah perjalanan, perjalanan yang bermuara pada kematian, sehingga banyak yang pada lupa pada kenyataan ini, sehingga tujuan perjalanan jadi berubah arah seakan akan hidup akan selamanya,
Suatu ketika lorong lorong kota Madinah tergenang air tanahnya pada basah akibat ditimpa hujan deras, salah seorang warga melihat Imam Zainal Abidin berjalan di atas lumpur sambil menggendong seonggok karung.
“ Anda akan kemana ditengah malam begini di kala hujan deras mengguyur ? “, tanyanya heran.    
“ Aku sedang mengadakan perjalanan, dan ini adalah bekal yang aku bawa “, jawab Imam.
Kemudian lelaki tersebut menawarkan diri untuk membawakan karung yang dibawa Imam, namun Imam Zainal Abidin menolaknya dengan santunnya :
“ Biar saya bawa sendiri, tidak seberapa berat kok “. 
Pada keesokan harinya lelaki tersebut melihat Imam sedang khusyu’ melaksanakan sholat di Masjid Nabawi, dia heran melihat keberadaan Imam yang tak jadi meneruskan perjalanan sambil bertanya :
“ Nampaknya anda membatalkan perjalan Ya ? “.
“ Perjalananku tidak seperti yang kau duga, perjalananku adalah perjalanan ke akherat, sedang bekal yang kubawa tadi malam tak lain adalah sedekah buat kaum fakir miskin yang memerlukam  “, jawab Imam dengan entengnya, yang membuat orang tadi makin keheranan.
Lelaki tesebut manggut manggut tanda faham walau masih diselimuti rasa heran, karena betapa dalam makna perjalanan sang Imam yang ternyata mengandung dan tersirat makna yang dalam, yang jarang difahami semua orang.
Melihat orang tersebut merenung terpaku, Imam menjelaskan dengan hidmad : “ Sebaik baik perjalanan adalah perjalanan ke akherat dan sebaik baik bekal adalah adalah taqwa “.
Semoga kita tidak lupa tujuan perjalanan hidup dengan membawa bekal taqwa.

PERNIKAHAN BEDA AGAMA



     

PERNIKAHAN BEDA AGAMA

 “ Dan di antara tanda tanda kekuasaan Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat tanda tanda bagi kaum yang berfikir “.  ( Q. S. Ar Rum 21 )
              
Begitu sempurnanya ajaran agama, sehingga urusan perkawinan pun diatur dan diajarkannya, karena perkawinan merupakan fitrah manusia. Perkawinan adalah ikatan dua insan berlainan jenis yang disatukan dengan Akad nikah yang telah diatur dalam agama. Dengan perkawinan dimaksudkan agar hidup bisa lebih tenang dan tentram ( sakinah ), berdasar rasa kasih dan sayang ( mawaddah wa rahmah ) sehingga terhindar dari perzinaan yang sutradarai setan.
Ketentraman rumah tangga akan tercapai bila aturan agama jadi acuan, diantara syarat yang harus diperhatikan : Pilih yang seiman !.
LATAR BELAKANG PEMILIHAN
" Wanita itu dikawin karena empat sebab, karena hartanya,   keturunannya, kecantikannya dan karena agamanya. Pilihlah wanita yang    beragama engkau akan selamat ". ( H.R. Bukhari dan Muslim )
Biasanya wajah menjadi patokan pertama dalam memilih calon isteri, karena dari wajahlah bisa  dilihat dan dibanggakan, memang wajah yang cantik sangat menarik dan menyenangkan, namun ini jangan mutlak dijadikan ukuran, karena banyak wanita cantik justru mengecewakan karena prilakunya tak sesuai dengan penampilan.
Bukankah banyak kasus perselingkuhan dan perceraian menimpa kalangan selebritis yang cukup cantik dan menawan !, ini akibat bila wajah jadi patokan.
Apalagi perkawinan yang didasarkan pada harta, perkawinan tipe ini biasanya takkan berlangsung lama, karena bila hartanya susut cintapun akan susut pula, yang berakhir dengan perceraian pada ujung ujungnya.
Demikian pula dengan perkawinan atas dasar derajat atau keturunan, yang dilatar belakangi masalah status atau gengsi belaka, sehingga menganggap orang lain yang tak selevel seakan lebih rendah, perkawinan macam ini perkawinan semu namanya, jauh dari tuntunan agama.
Satu satunya jalan terbaik adalah melihat agamanya, karena dengan berpatokan pada agama hidupnya punya landasan, punya tujuan, dengan demikian akan menjadikan perkawinan bahagia di dunia dan selamat di hari kebangkitan !.
BEDA AGAMA  
Oleh karena itu dalam memilih pasangan jangan sampai berbeda agama karena sangat berbahaya, lebih lebih agama melarangnya.
“ Dan janganlah kamu menikahi wanita wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia ( wanita musyrik ) menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang orang musyrik ( dengan wanita wanita mukmin ) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia ( lelaki musyrik ) menarik hatimu, mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke syurga dan ampunan dengan izin Nya, dan Allah menerangkan ayat ayat Nya ( perintah perintah Nya ) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran “. ( Q.S. Al Baqarah 221 )
Perkawinan beda agama, jelas serba susah dibuatnya, dasar keyakinannya saja sudah beda apalagi aturan kesehariannya : Mulai dari tata cara berpakaian, makan minum, cara bergaul dan sebagainya sangat jauh berbeda dan penuh benturan, yang berakibat rumah tangga akan mengalami kesulitan bukan kebahagiaan !.
KETANGGUHAN UMMU SULAIM
Kisah mulia pernah terjadi di zaman Rasulullah s.a.w. Dimana hidup seorang wanita bernama Ummu Sulaim, seorang wanita yang tangguh imannya  mulia akhlaknya. 
Suatu saat ada seorang lelaki ( kafir ) bernama Abu Talhah menaksir dan akan meminangnya lewat perantara.
Rupanya Abu Talhah seorang yang tampan gagah dan berharta, karena ketika Ummu Sulaim mendengar berita tersebut dia berkata : “ Siapa wanita yang tak mau dengan dengan seorang pria yang bernama Abu Talhah ?! “. 
Namun diluar dugaan Ummu Sulaim tak mau begitu saja menerima lamarannya, karena Abu Talhah tidak seiman, Ummu Sulaim mau dengan syarat bila Abu Talhah mau meninggalkan kepercayaannya dan memeluk agama Islam, akhirnya Abu Talhah  dengan penuh kesadaran mau melepaskan kekafirannya dan memeluk agama Islam. Sehingga terjadilah perkawinan seiman.                                                   
TIDAK RIDLO
Pernikahan untuk selamanya, bukan sementara apalagi untuk coba coba. Agar tercapai rumah tangga bahagia maka keyakinan haruslah sama, jangan hanya tergiur wajah tanpa memperdulikan agamanya, berakibat rumah tangga jalannya tak seirama, seolah api dalam sekam suatu saat akan membara dan berkobar dibuatnya !.
Pada dasarnya orang kafir tidak rela pada orang Islam, mereka puas dan lega bila orang Islam meninggalkan agamanya ( murtad ).
“ Orang orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah : " Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk ( yang benar ) ". Dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu “.  ( Q.S. Al Baqarah 120 )
Dengan berbagai upaya mereka menjebak umat Islam agar mau meninggalkan agamanya, diantaranya dengan memikat para remaja muslim / muslimah untuk sudi menikahinya.     
BANYAK MUDLARAT                                                                                  “ Sesungguhnya telah kafirlah orang orang yang berkata : " Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam ", padahal Al Masih ( sendiri ) berkata : " Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu ". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan ( sesuatu dengan ) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya syurga dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang orang dzalim itu seorang penolongpun “.  ( Q.S. Al Maidah 72 )
Orang Nasrani sudah jelas kemusyrikannya, karena menganggap Al Masih ( Nabi Isa ) adalah Allah, dengan demikian jelas kedudukannya : Allah mengharamkan nya masuk syurga dan menempatkannya di neraka !.
Dengan demikian jelas hukum pernikahannya tidak syah !, bila permulaannya saja sudah demikian apalagi kelanjutannya ?. 
Persoalan akan timbul apabila kelak punya keturunan, si anak akan dibuat kebingungan. " Apalagi bila si anak memilih agama selain Islam, berarti orang tuanya ikut andil dalam menambah jajaran umat non muslim ", yang jelas kelak akan menjadi beban ketika menghadap Allah di hari kebangkitan.
Dengan demikian pernikahan beda agama sangat besar resikonya, karena mudharatnya lebih besar dibanding manfaatnya baik di dunia apalagi di akherat
                “ Oleh karena itu paling selamat dan aman satu satunya jalan hanya memilih pasangan yang seiman .

   KISAH TAULADAN
WANITA PERTAMA YANG BERIMAN
Betapa sulitnya Rasulullah s.a.w. dalam berdakwah sehingga dampratan, lemparan batu maupun kotoran unta jadi langganan, bahkan diancam akan dibunuhnya. Kekejaman kaum kafir quraisy terkenal sampai ke segenap jazirah Arab.
Ditengah keraguan dan kebencian kaum quraisy, justru Khodijah menyatakan keimanannya, Khodijah tak hanya menyatakan ke Islamannya, namun juga mendukung dan membantu Rasulullah s.a.w. dengan harta dan tenaganya. Khodijah adalah wanita hartawan yang jaringan bisnisnya sampai antar negara, namun setelah menikah dengan Rasulullah s.a.w. seluruh harta dan tenaganya dikerahkan untuk kepentingan agama.
Siti khodijah sangat besar perannya, karena juga sebagai tempat berbagi rasa dikala Rasulullah s.a.w. menghadapi masalah, suatu ketika beliau berkata dengan sedihnya : “ Khodijah rasanya umat terlalu sulit untuk diajak percaya kepada agama Islam “. Aisyah pun balik menghiburnya : “ Ya Rasulullah perjuangan membutuhkan pengorbanan dan kesabaran, tetapi percayalah suatu saat mereka akan mengakui kebenaran ajaran Islam yang kau sampaikan “. Bahkan disaat yang lain Khodijah pernah pula menghibur dan menasehatinya : “ Ya Rasulullah demi Allah, Allah tak akan mengecewakan engkau, karena engkau adalah adalah orang yang selalu memupuk dan menjaga kekeluargaan dan sanggup memikul beban tanggung jawab. Engkau dikenal sebagai penolong, senantiasa berbicara benar dan setia kepada amanat “.   
Sebagai seorang istri Khodijah selalu setia mendampingi Rasulullah s.a.w., jika Rasulullah s.a.w. hendak sholat khodijah selalu menyiapkan air wudlunya. Rasulullah s.a.w. sendiri sering memberikan nasehat dan bimbingan pada Khodijah.
Ketekunan Khodijah membuat Yahya bin Afif bertekad mengikutinya “ Mudah mudahan suatu saat aku beriman, menjadi orang kedua setelah Siti Khodijah “. Ujarnya setelah mendapat keterangan dari Abas bin Abdul Mutholib yang shalat di masjid Siti Khodijah.
Mengingat banyaknya jasa Siti Khodijah sering dikala senggangnya Rasulullah s.a.w. memujinya, sehingga membuat Siti Aisyah berkomentar karena cemburunya : “ Siti Khodijah hanya seorang nenek tua, dan Allah sudah menggantinya dengan wanita yang baik dan muda “. Rasulpun balas menjawabnya : “ Betul tetapi bagaimanapun dia adalah seorang istri, wanita yang baik sama halnya dengan engkau, dan wanita pertama yang beriman kepada Allah dan Rasul Nya “.
Siti khodijah istri yang dikagumi Rasulullah s.a.w. namun bukan berarti kepada yang lain tidak, Rasulullah s.a.w. selalu menyayangi istri istrinya, namun untuk Khodijah Rasulullah s.a.w. pernah bersabda : “ Hanya ada tiga wanita yang sempurna, yaitu Maryam binti Imran, Asiah istri Firaun dan khodijah binti Khuwailid “.

BEGITU MULIA MENAFKAHI KELUARGA




BEGITU MULIA MENAFKAHI KELUARGA   

“.....Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.
                                  ( Q.S. Al Baqarah 233 )
Begitu luas dan sempurna ajaran agama, sehingga mencari rizki termasuk tuntunannya, karena dengan rizki bisa menafkahi keluarga. 
Mencari rizki guna menafkahi keluarga begitu tinggi dan mulia nilainya dalam agama, karena termasuk bidang ibadah, asal didasari dengan niat dan cara yang benar.
Mendasari niat mengutamakan akherat, mendahulukan hal hal yang diridloi Allah ( jujur, amanah, menepati janji ), dan menjauhi apa yang dilarangnya  ( dusta, menipu, curang dalam timbangan dan sebangsanya ), merupakan perintah agama. Namun masalah dunia jangan sampai dilupakan. 
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu ( kebahagiaan ) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari ( kenikmatan ) duniawi dan berbuat baiklah ( kepada orang lain ) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di ( muka ) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat kerusakan.  ( Q.S. Al Qoshosh 77 )
LEBIH BAIK
         Harga diri dijunjung tinggi dalam agama, sehingga pemberi dinilai lebih baik dari penerima, dan akan terjaga kehormatannya.   
   Alangkah tingginya nilai memberi, karena lebih baik dari yang menerima. Dari Abu Hurairah r.a.  dari Nabi s.a.w. beliau bersabda : “ Tangan yang diatas ( pemberi ) itu lebih baik dari tangan yang dibawah ( diberi ). Dan dahulukan orang menjadi tanggungannya. Sebaik baik baik shodaqoh adalah shodaqoh yang diberikan oleh orang yang mempunyai kelebihan. Barang siapa yang berusaha untuk menjaga kehormatan dirinya, maka Allah akan menjaga kehormatan dirinya, dan barang siapa yang merasa dirinya cukup maka Allah akan mencukupkannya “. ( H.R. Bukhari )     
SHODAQOH
          Begitu mulia menafkahi keluarga sehingga dicatat sebagai shodaqah.
Dari Abu Mas’ud Al Badry r.a. dari Nabi s.a.w. beliau bersabda : “ Apabila seseorang menafkahkan hartanya untuk keperluan keluarganya, dengan mengharap pahala maka yang demikian itu akan tercatat sebagai shodaqoh baginya “.  ( H.R. Bukhari Muslim )
BERPAHALA
      Berbagai nafkah yang diberikan dalam rangka mencari ridlo Allah, termasuk yang diberikan kepada isteri akan mendapat pahala. 
         Dari Sa’ad bin Abu Waqqas r.a. ....Bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Sesungguhnya apa saja yang engkau nafkahkan yang engkau niatkan untuk mencari keridloan Allah, niscaya kamu akan diberi pahala, termasuk apa yang kamu sediakan makan untuk isterimu “.  ( H.R. Bukhari Muslim )
MENGUTAMAKAN KELUARGA
          Harta yang disedekahkan kepada keluarga sangat besar pahalanya.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata : “ Rasulullah s.a.w.  bersabda : “ Satu dinar yang engkau nafkahkan pada jalan Allah, satu dinar yang engkau nafkahkan untuk memerdekakan budak, satu dinar yang engkau berikan kepada orang miskin dan satu dinar yang engkau nafkahkan kepada keluargamu, maka yang paling besar pahalanya ialah dinar yang engkau nafkahkan kepada keluargamu ! “. ( H.R. Muslim )  
BERDOSA
      Karena wajib dan pentingnya menafkahi keluarga, sehingga yang mengabaikannya akan  menanggung dosa.
      Nabi s.a.w. bersabda : “ Seseorang cukup berdosa bila ia menahan makanan yang harus diberikan kepada orang yang menjadi tanggungannya “.   ( H.R. Muslim ) 
       Maka sebagai suami hendaklah berhati terhadap nafkah keluarga, jangan sampai sembrono apalagi sampai menterlantarkannya. 
MALAIKAT MENDO’AKAN
     Karena mulianya nilai memberi nafkah, sampai Malaikatpun ikut mendo’akan. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda : “ Setiap hari ada dua Malaikat yang datang kepada seseorang, dimana yang satu berdo’a : “ Ya Allah berikan ganti kepada orang yang menafkahkan hartanya ! “. Dan Malaikat yang lain berdo’a : “ Ya Allah binasakanlah harta orang kikir ! “. ( H.R. Bukari Muslim )   
KISAH UMAR DAN PEMUDA
          Ketika Umar bin Khaththab menjadi khalifah, di pagi hari tatkala orang sama beraktifitas mencari nahkah, beliau berkeliling memantau keadaan rakyatnya. Di satu masjid nampak seorang pemuda sedang tafakkur dalam masjid, Umar bertanya : “ Kamu tidak bekerja ? “, pemuda menjawab : “ Saudaraku yang bekerja “. Umar menjawab : “ Jika demikian saudaramu lebih mulia dari kamu “. Demikian mulianya mencari nafkah.
           Dari kisah tersebut bisa diambil hikmah betapa tinggi dan mulia mencari rizki, apalagi untuk menafkahi keluarga, dengan demikian hidup dengan mendompleng kepada orang lain ternyata lebih rendah derajatnya walau tekun beribadah. 
           
KISAH TAULADAN
MURID MALAIKAT
Muhammad bin Al Mudzaffar berkata : “ Diriwayatkan kepada kami bahwa kedua orang tua Abu Mahfudz Ma’ruf bin Fairuz Al Kurkhi adalah orang Persia  beragama Nasrani. Keduanya menyerahkan pendidikan anaknya ( Ma’ruf ) belajar kepada orang ‘alim. Suatu hari guru memerintah agar berkata : “ Tuhan bapa, Tuhan anak, dan Tuhan ibu “, Ma’ruf membantah : “ Tuhan hanya satu ! “, maka spontan sang guru memukulnya. Kemudian guru melanjutkan pelajarannya guna mengucapkan kalimat tersebut, Ma’rufpun menolaknya, sambil mengucapkan : “ Tuhan itu satu ! “. Pada waktu yang lain sang guru memukulnya lagi, maka Ma’rufpun melarikan diri.
Kedua orang tuanya tak sabar lagi, sambil berkata : “ Mudah mudahan dia menemukan agama yang berkenan di hatinya, dan memeluk agama tersebut “. Ma’ruf yang masih anak anak terus mencari kebenaran, sehingga bertemu Ali bin Musa Ar Ridho, ia menyatakan dirinya memeluk Islam, dan menuntut ilmu kepadanya.
Setelah beberapa lama ia minta izin pulang. Setiba di rumah pada malam hari orang tuanya bertanya : “ Sekarang kamu memeluk agama apa ? “, “ Islam “ jawab Ma’ruf, maka kedua orang tuanya sama mengikuti memeluk Islam.
Dilain riwayat dikisahkan, bahwa Ma’ruf mengajarkan agama yang dipeluknya dengan ucapan yang tidak disukai kedua orang tuanya, sehingga ibunya berkata : “ anakmu masih kecil, tidak pantas berkata kata seperti itu, jalan fikirannya pasti telah dirusak oleh sebagian umat Islam “. Sebaiknya ia dilarang keluar rumah ! “.
Setelah beberapa hari disekap, sang ayah tidak tega kemudian melepasnya, tetapi Ma’ruf bahkan kembali masuk dan mengunci diri dalam kamar, sang ayah bertanya : “ Sampai berapa lama lagi kamu mengunci diri dalam kamar ? “. Ma’ruf menjawab : “ Ayah sebenarnya aku selama berada dalam kamar telah mendapatkan seseorang yang telah mampu memberikan pencerahan “.

Ayahnya berkata : “ Siapa dia ? “, Ma’ruf diam sehingga ayahnya marah kepada ibunya sambil berkata : ” Ini gara kamu sehingga anak kesayanganku jadi gila “. Kemudian sang ayah membawa Ma’ruf kepada seorang pendeta untuk mengobatinya, pendeta bertanya kepada Ma’ruf : “ Siapa yang dimaksud merusak jalan fikiranmu ? “, Ma’ruf menjawab : “ Hati kecilku, dia senantiasa merenungkan siapa yang menciptakan langit dan bumi ? “. Pendeta bertanya lagi : “ Jika demikian bagaimana menurut pendapatmu mengenai renungan tersebut ? “, Ma’ruf menjawab : “ Menurutku disana hanya ada satu Dzat yang mengatur seluruh alam raya ini, dan tidak ada yang menyamainya ! “. Kemudian Ma’ruf menceritakan kepada Ali bin Musa : “ Bahwa pendeta mengatakan bahwa aku adalah murid Malaikat “. Maka Ali bin Musa berkata : “ Memang kamu salah satu murid Malaikat “.                 

Jumat, 29 Agustus 2014

HIKMAH NIKAH





                          HIKMAH NIKAH

 " Dan di antara tanda tanda kekuasaan Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat tanda tanda bagi kaum yang   berfikir ”. ( Q.S. Ar ruum : 21 )

Salah satu ajaran islam adalah nikah atau perkawinan, perkawinan adalah bersatunya dua insan berlainan jenis yang dikokohkan dengan Aqad atau perjanjian yang telah diatur dalam agama Islam, dalam rangka membentuk rumah tangga bahagia.
Diantara hikmah perkawinan menurut ajaran islam:
1.MENIMBULKAN RASA TENTERAM (BAHAGIA)
Benih rasa kasih dan sayang merupakan fitrah yang telah dianugerahkan Allah kepada manusia, merupakan tanda kebesaran dan kemurahanNya.                    
Dengan bekal fithrah inilah diharapkan dapat membentuk kejenjang pernikahan,     membentuk rumah tangga sakinah mawaddah warahmah ( rumah tangga bahagia atas dasar rasa kasih dan sayang ), dengan demikian akan dapat menimbulkan rasa tenteram dan  bahagia, sekaligus nafsu liar dapat dihambat dan dicegah dan terhindarkan dari hal-hal yang tidak diinginkan (  perzinahan, perselingkuhan dll. ). 
Oleh karena itu agama Islam mendorong dan menekankan agar bagi yang telah sanggup menikah agar segera melaksanakan, Dari Abdullah r.a. katanya, Rasulullah bersabda : “ Hai para pemuda, siapa diantara kamu telah sanggup berumah tangga, maka kawinlah!, karena perkawinan itu dapat menundukkan pandangan mata dan kemaluan (dari dosa), siapa yang belum sanggup, hendaklah dia puasa, karena puasa itu dapat menundukkan nafsu birahi ”. ( H.R. Muslim )
Begitu tegas dan tandas Islam mengajarkan betapa pentingnya nilai pernikahan, karena nafsu bila tidak  diarahkan dan diberikan jalan keluar yang benar akan menjadi liar tak terarahkan. Sehingga akan merusak  tatanan kemasyarakatan dan akan menimbulkan dampak yang fatal bagi kehidupan.
Bahkan bagi yang berkeinginan namun belum sanggup melaksanakan, Nabi s.a.w. memberikan jalan yang cukup ampuh dan indah yakni dengan melakukan puasa, karena dengan puasa akan dapat menundukkan nafsu birahi seseorang.  
 2. MEMPERBANYAK KETURUNAN
Dengan perkawinan diharapkan akan menghasilkan keturunan yang merupakan perekat dan pengikat dalam berumah tangga, dengan kata lain akan menambah jumlah jajaran umat islam, sehingga dalam memilih calon istri Nabi saw memberikan arahan yang jelas : 
“ Kawinilah perempuan yang kamu cintai dan yang subur , karena saya akan bangga dengan jumlahmu kepada Nabi nabi lain dihari kiamat ”. ( H.R. Ahmad )
Betapa luhur dan mulia melaksanakan pernikahan, karena berarti ikut menambah jumlah jajaran umat Islam,
3. MELAKSANAKAN SUNNAH RASUL
“ Empat perkara yang menjadi sunnah para Rasul yakni : memakai pacar, memakai wangi-wangian, bersiwak dan kawin ”.   ( H.R. Tirmidzi )   
  Dalam Islam tidak dikenal faham hidup membujang, denga tandas Nabi s.a.w. menyampaikan :   “  Tidak  ada  rahbaniyah ( hidup membujang ) dalam Islam “.      
Hidup membujang sangat bertentangan dengan ajaran Islam, karena hidup dalam ketidak normalan, pada hakekatnya manusia dicipta merupakan mahluk  social, mahluk  yang saling berhubungan, saling menolong dan saling membutuhkan. Manusia yang hidup menyendiri apalagi tidak memiliki teman hidup yang bisa diajak berbagi rasa dalam susah dan ceria, akan terasa hambar, sepi dan tersiksa. Padahal hidup yang merupakan karunia Allah ini seharusnya dinikmati dan disyukuri sebagaimana yang telah dituntunkan dalam agama Islam, sehingga terasa asyik dan nyaman tidak semakin tersiksa dan tertekan.                   4. MENDAPAT PERTOLONGAN ALLAH
“ Tiga Orang yang berhak mendapatkan pertolongan Allah, Orang yang berjuang dijalan Allah, hamba sahaya yang berniat akan menebus dirinya dan orang yang kawin untuk melindungi kehormatannya ”. ( H.R.Tirmidzi )          
Begitu tinggi penghargaan Allah terhadap hambaNya yang mau melaksanakan tuntunannya sehingga akan memberikan pertolonganNya, oleh karena itu bagi para pemuda yang belum menikah jangan ragu melangkah, karena Allah pasti akan menjemput dan menyambutnya dengan pertolongan,  yang sungguh akan didatangkan oleh Dzat Yang Maha Pemberi, Yang Maha Rahman, Maha Kaya dan tidak akan pernah menyelisihi janji.                                    5. DICUKUPI RIZKINYA     
 “ Dan kawinlah orang yang sendirian (belum rumah tangga) diantara kamu, dan orang orang yang layak (kawin) dari hamba hambamu yang laki laki dan hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia Nya. Dan Allah Maha luas ( pemberian Nya ) lagi Maha Mengetahui ”. ( Q.S. An Nuur 32 )
Biasanya ada semacam perasaan ragu dan sangat mengganggu bagi para pemuda yang akan melangkah kejenjang pernikahan, betapa tidak ia berandai andai dalam benaknya, dengan penghasilan sekian saja untuk hidup sendiri susahnya bukan main apalagi hidup dengan isteri tambah kalang kabut, inilah tipu daya setan dalam rangka menggembosi guna membelokkan jalan menuju neraka, memang bukan setan bila tidak pandai menggoda dan menjerumuskan. 
Fikiran ini harus segara ditepis dengan segera ingat pada firman Allah diatas : " jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karuniaNya ".  
Pengalaman banyak membuktikan, bahwa para pemuda yang telah berumah tangga berkomentar dengan mantapnya : “ Dulu sebelum saya menikah terasa tidak cukup membiayai dirinya, namun setelah menikah jadi semakin cukup dan terasa barokah, bahkan sekarang sudah bisa beli rumah walau sederhana, ternyata dengan menikah hidup semakin meningkat penuh barokah “.         
6. TERGOLONG PENGIKUT NABI
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadist dari Anas r.a., ada tiga orang berkunjung ke rumah rumah istri Rasulullah s.a.w. menanyakan tentang ibadah Nabi. Setelah mendapat jawaban mereka merasa bahwa ibadahnya terlalu sedikit bila dibanding dengan Nabi.
Mereka berkata : Bagaimana kita ini, padahal beliau telah diampuni dosanya, baik yang lampau dan akan datang.” Salah seorang diantara mereka berkata : “Saya akan Shalat Tahjjud setiap malam.” Yang lain berkata : ”Saya akan berpuasa sepanjang tahun tidak akan berhenti.” Yang lain berkata : “Saya akan menjauhi wanita. Saya tidak akan kawin selamanya ”.
Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Kalian berkata begitu, ketahuilah demi Allah saya adalah orang yang paling takut kepada Allah diantara kalian dan yang paling taqwa kepada Nya. Tetapi saya berpuasa dan kadang-kadang tidak berpuasa, saya sholat sholat dan saya tidur, saya juga kawin dengan wanita. Orang yang tidak suka dengan Sunnah saya dia bukan pengikut saya.”
           Begitu sempurna dan tinggi nilai ajaran Islam, semua anggauta badan punya hak dan bahagian, tidak ada yang ditindas dan dikesampingkan, masing masing dipelihara menurut kodrat dan sesuai dengan maksud Yang Menciptakan.              
                                                
                                             KISAH TELADAN
                               TAMU ORANG MAJUSI
  Suatu hari Nabi Ibrahim as menolak seorang tamu beragama majusi yang datang bertandang ke rumahnya. “Aku tidak menerima tamu seperti engkau sebelum keluar dari agamamu dan meninggalkan ajaran Majusi ”, katanya. Dengan rasa kesal dan kecewa orang Majusi meninggalkan rumah Nabi Ibrahim.
Peristiwa ini tak disenangi Allah sehingga Allah menurunkan wahyu Nya kepada Nabi Ibrahim yang menolak tamunya ”. Apa kerugianmu bila engkau menerima tamu, walau ia ingkar dan mengkafiri Aku. Allah akan mengganti makanan dan minuman yang engkau suguhkan kepadanya selama 70 tahun ”, kata Allah.
Mendengar peringatan Allah, keesokan harinya Nabi Ibrahim mencari orang Majusi agar sudi berkunjung kembali kerumahnya lagi. Nabi Ibrahim merasa menyesal dan meminta maaf atas kejadian dan perlakuannya kemarin.
“ Betapa anehnya engkau ini, kemarin engkau mengusirku, tetapi sekarang engkau malah memintaku datang kerumahmu lagi ” jawabnya. Maka diceritakanlah tentang datangnya wahyu dan peringatan Allah kepada  Nabi Ibrahim akibat ia mengusir tamunya. 
“ Sungguh Tuhanmu teramat baik memperlakukan aku meski aku ini orang kafir. Ulurkanlah tanganmu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan engkaulah Rasul Allah itu ”, katanya. Sejak saat itulah orang Majusi mengikuti agama Nabi Ibrahim.
       

MUTIARA HADITS 
CABANG IMAN 
                 “ Iman mempunyai “77” cabang, yang pertama ialah mengucapkan  “Laa ilaaha illallaah” dan paling rendah ialah menyingkirkan sesuatu barang yang mungkin berbahaya dijalan, dan malu mengerjakan kejahatan juga salah satu cabang dari cabang iman “. (  H.R. Muslim )