ADZAB KAUM DURHAKA
OLEH : M. FARID ANWAR
" Dan Tuhanmu sekali kali tidak akan membinasakan negeri negeri secara dzalim, sedang penduduknya orang orang yang berbuat kebaikan". ( Q.S. Hud 117 )
Allah
sebagai Dzat yang Maha Adil dan Maha Penyayang, tidak mungkin bersikap dzalim
terhadap hamba Nya yang selalu berbuat baik. Adzab hanya diberlakukan terhadap kaum
yang berbuat dzalim.
SEBAB
AKIBAT
Guna
memperkuat bukti kedzaliman umat terdahulu, Allah sengaja memberikan beberapa
bukti peninggalan diantaranya berupa puing puing, sebagai pelajaran bagi umat kemudian
agar tidak terjebak dalam kedzaliman.
Diantara
sebab kedzaliman karena menolak dan mengingkari ajakan para Nabi untuk
mempercayai ke Esaan Allah.
“ Itu
adalah sebahagian dan berita berita
negeri ( yang
telah dibinasakan )
yang Kami ceritakan kepadamu ( Muhammad ), di antara negeri negeri
itu ada yang masih kedapatan bekas bekasnya dan ada ( pula ) yang
telah musnah. Dan
Kami tidaklah menganiaya
mereka tetapi merekalah yang menganiaya
diri mereka sendiri, karena itu tiadalah
bermanfaat sedikitpun kepada mereka sembahan sembahan yang mereka
seru selain Allah, di waktu adzab
Tuhanmu datang. Dan
sembahan sembahan
itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka. Dan begitulah adzab Tuhanmu, apabila
dia
mengadzab
penduduk negeri negeri
yang berbuat dzalim.
Sesungguhnya adzab Nya
itu adalah sangat pedih lagi keras “.( Q.S. Hud 100-102 )
ADZAB
KAUM NABI SYUA’IB
Karena
mengingkari seruan Nabi Syu’aib, kaumnya diadzab dengan kerasnya suara yang
mengguntur sehingga masing masing keluarga mati bergelimpangan dalam rumahnya,
kecuali Nabi Syu’aib dan pengikutnya berkat rahmat Allah.
“ Dan
tatkala datang adzab
Kami, Kami selamatkan Syu'aib dan orang orang yang beriman
bersama sama
dengan dia
dengan rahmat dari Kami, dan orang orang yang dzalim dibinasakan
oleh satu suara yang mengguntur, kemudian jadilah mereka mati
bergelimpangan di tempat tinggal mereka. Seolah olah
mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, kebinasaanlah bagi penduduk
Madyan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa “. (
Q.S. Hud 94-95 )
ADZAB
KAUM NABI LUTH
Karena kedzalimannya
yang kelewat batas, kaum nabi Luth suka mencintai sesama jenis ( liwath,
homosex ), sehingga diadzab dengan hujan batu dari tanah yang membara, tidak
hanya dihujani batu membara saja bahkan negerinya dibalik.
“ Maka
tatkala datang adzab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke
bawah ( kami balikkan ), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang
terbakar dengan bertubi tubi “. ( Q.S. Hud 82 )
ADZAB
KAUM NABI SHOLIH
Adzab terhadap kaum Nabi
Sholih hampir sama dengan kaum Nabi Syu’aib, berupa suara guntur yang menggelegar
sehingga menewaskan mereka dirumahnya.
“ Maka
tatkala datang adzab
Kami, Kami selamatkan Shaleh beserta orang orang yang beriman
bersama dia
dengan rahmat dari Kami dan dari kehinaan di hari itu. Sesungguhnya Tuhanmu Dia lah
yang Maha kuat lagi Maha Perkasa. Dan
satu suara keras yang mengguntur menimpa orang orang
yang dzalim
itu, kemudian
mereka mati bergelimpangan di rumahnya.
Seolah olah
mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah. Sesungguhnya kaum
Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tsamud “. ( Q.S. Hud 66-68 )
Demikian cepatnya mereka dihancurkan oleh guntur itu, sehingga mereka hancur lebur oleh guntur tanpa bekas, seakan akan mereka tidak pernah ada.
Demikian cepatnya mereka dihancurkan oleh guntur itu, sehingga mereka hancur lebur oleh guntur tanpa bekas, seakan akan mereka tidak pernah ada.
ADZAB
KAUM NABI NUH
Adzab yang ditimpakan kepada
kaum Nabi Nuh sangat beda, yakni berupa banjir begitu dahsyat, sampai setinggi
gunung. Nabi Nuh selamat beserta pengikut dan bermacam binatang dengan kapal besar
yang telah dibangun atas petunjuk Allah.
Bisa
dibayangkan betapa sabarnya Nabi Nuh, karena menyeru kaumnya saja sudah cukup
lama, apalagi ditambah dengan mempersiapkan membuat kapal yang begitu besar guna
mengangkut para pengikut dan bermacam binatang agar tidak punah keturunannya. Ditambah
lagi putranya yang mengingkari ajakannya untuk ikut bersamanya, dengan terus
menyelamatkan diri dengan naik ke atas gunung. Namun karena begitu besar dan
tingginya gelombang air sehingga putranya
( Qana’an ) tenggelam, kecuali putra putranya yang beriman : Sam, Ham dan
Jafits.
“ Dan bahtera itu
berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. dan Nuh memanggil
anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil :
" Hai
anakku, naiklah ( ke
kapal )
bersama kami
dan janganlah kamu berada bersama orang orang yang kafir. Anaknya menjawab :
" Aku
akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah ! ". Nuh berkata :
" Tidak
ada yang melindungi hari ini dari adzab
Allah selain Allah ( saja ) yang
Maha Penyayang ".
Dan
gelombang menjadi penghalang antara keduanya.
Maka jadilah anak itu termasuk
orang orang
yang ditenggelamkan “. (
Q.S. Hud 42-43 )
ADZAB
KAUM NABI MUSA
Karena
congkaknya Fir’aun yang mengaku sebagai Tuhan, memerintahkan membangun bangunan yang tinggi guna melihat
Tuhannya Nabi Musa s.a.
“ Dan berkata Fir'aun :
" Hai
pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku
tanah liat ( batu bata ), kemudian buatkanlah untukku
bangunan yang Tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan Sesungguhnya
aku benar benar
yakin bahwa Dia Termasuk orang orang pendusta ".( Q.S. Al Qashash 38 )
Karena
pengingkarannya terhadap ajakan Nabi Musa a.s. untuk mengakui Ke Esaan Allah,
maka Fir’aun beserta tentaranya ditenggelamkan kedalam laut merah.
Maka Kami hukumlah
Fir'aun dan bala tentaranya, Kemudian Kami lemparkan mereka ke dalam
laut. Maka lihatlah bagaimana akibat orang orang yang dzalim “. (
Q.S. Al Qashash 40 )
ADZAB TERHADAP QARUN
ADZAB TERHADAP QARUN
Qarun hidup dimasa Nabi Musa, bahkan termasuk sepupunya, tergolong
kaya raya yang kuncinya saja tidak sanggup dipikul orang orang yang kuat,
karena congkaknya dia merasa bahwa kekayaannya karena hasil usahanya semata.
“ Qarun berkata :
" Sesungguhnya
aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku ".
Dan apakah dia tidak mengetahui,
bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat umat
sebelumnya yang lebih kuat dari padanya, dan lebih
banyak mengumpulkan harta ?
dan tidaklah perlu ditanya kepada orang orang yang berdosa
itu tentang dosa dosa
mereka “. ( Q.S Al Qashash 78 )
Karena
kecongkaannya, dia dan rumahnya dibenamkan kedalam bumi, sehingga sampai
sekarang harta yang ditemukan dari bumi disebut harta karun.
“ Maka
Kami benamkanlah Qarun
beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang
menolongnya terhadap adzab
Allah. Dan
tiadalah
dia termasuk orang orang
( yang
dapat )
membela ( dirinya ) “. (
Q.S. Al Qashash 81 )
SEBAGAI
PELAJARAN
“ Sesungguhnya
pada kisah kisah
mereka itu terdapat pengajaran bagi orang orang yang mempunyai
akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat buat,
akan tetapi membenarkan ( kitab kitab ) yang
sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi
kaum yang beriman “. (
Q.S. Yusuf 111 )
KISAH TAULADAN
PENCURI KECURIAN
Suatu
malam seorang pencuri memanjat tembok rumah seorang ulama yang zuhud Malik bin
Dinar, kemudian masuk menyelinap untuk mencuri. Namun ketika beraksi ia tidak
menemukan apapun.
Sementara tuan rumah sedang khusyu’ menunaikan
salat malam dan mempersingkat sholatnya karena merasa ada sesuatu yang
mengganggu sholatnya. Kemudian Malik bin Dinar menoleh kearah pencuri seraya
mengucapkan salam dan berkata : “ Semoga Allah memberimu taubat, engkau
memasuki rumahku tetapi aku yakin engkau tidak menemukan sesuatu, tetapi aku
tidak akan membiarkanmu pulang dengan sia sia “.
Kemudian
Malik bin Dinar bangkit membawa bejana berisi air sabil berkata : “ Ambillah
air wudlu kemudian lakukan sholat dua rekaat, niscaya engkau akan keluar dengan
membawa sesuatu yang lebih berharga dari apa yang engkau cari disini ! ”.
Mendengar
ajakan yang ramah dan tulus Malik bin Dinar, si pencuri merasa terharu dan
menjawab : “ Baik, aku jadi merasa tersanjung “. Pencuri kemudian berwudlu dan
melaksanakan sholat dua rekaat, ia merasakan getaran jiwa luar biasa, kemudian
meminta apakah Malik bin Dinar tidak keberatan jika ia menambah sholat dua
rekaat lagi. Betapa hebatnya nasehat Malik bin Dinar sehingga dapat mengubah
niatnya secara spontan, dari mencuri menjadi melaksanakan sholat malam dengan
tulusnya.
Tentu saja
permintaan si pencuri diterimanya tangan terbuka, sehingga si pencuri
meneruskan sholatnya sampai menjelang shubuh. “ Sekarang engkau boleh pulang !
“. Kata Malik bin Dinar, namun si pencuri justru meminta agar diperkenankan
tinggal pada hari itu bersama Malik karena akan melaksanakan puasa sunnah.
Kegembiraan
Malik bin Dinar pun semakin bertambah melihat kesungguhan si pencuri, seraya
memanjatkaan puji syukur kepada Allah, sambil mempersilahkan sampai kapanpun ia
mau tinggal. Ahirnya si pencuri tinggal berhari hari di rumah Malik bin Dinar
melaksanakan sholat dan puasa sunnah.
Ketika
akan pulang pencuri menyatakan tekadnya untuk bertaubat, Malik berkata : “
Semoga engkau benar benar menjadi orang yang diterima taubatnya “.
Dalam
perjalanan pulang dia bertemu dengan seorang sahabatnya yang juga seorang
pencuri dan berkata : “ Aku fikir engkau memperoleh harta karun “, dia menjawab
: “ Sahabatku aku bertemu Malik bin Dinar, ketika aku masuk hendak mencuri,
justru ia mencuri hatiku, bahkan kini aku telah bertaubat kepada Allah. Oleh
karena itu mulai sekarang aku akan sering di rumah, sehingga mendapatkan apa
yang didapat oleh para kekasih Allah “. Betapa indahnya bila hidayah Allah
telah tiba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar