TAMPIL SESUAI AMALNYA
OLEH : M. FARID ANWAR
“ Dan
apabila catatan catatan
( amal
perbuatan manusia )
dibuka, dan apabila langit dilenyapkan, dan apabila neraka Jahim dinyalakan,
dan apabila syurga didekatkan.
Maka tiap tiap
jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya “. ( Q.S.
At Takwiir 10-14 )
Mempercayai hari Qiamat ( kebangkitan ) merupakan bukti keimanan ,
hari kebangkitan merupakan berita ghoib, yang sulit diterima bagi yang tidak
beriman, karena tidak percaya mana
mungkin orang mati bisa dibangkitkan kembali ?, mana mungkin jasad yang sudah
rusak bisa disusun kembali ?.
" Dan dia membuat
perumpamaan bagi Kami, dan dia lupa kepada
kejadiannya,
ia berkata :
" Siapakah
yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh ? ". Katakanlah :
" Dia
akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama, dan Dia Maha
mengetahui tentang segala makhluk ". ( Q.S.
Yaasiin 78 -79 )
Alangkah
ruginya yang tidak beriman, sehingga hidupnya hanya berkutat pada masalah dunia
yang menyibukkan, sehingga tidak memiliki bekal guna menghadapi kehidupan hari
kebangkitan, yang abadi dan penuh kenikmatan.
BERBAGAI
MACAM BENTUK
Di hari qiamat, sebelum manusia dan jin ditentukan tempatnya di neraka
atau syurga, berbagai macam bentuk manusia
dan jin akan ditampilkan Allah dihadapan mahkamah sedunia, sesuai keadaan
amalnya : 1. Ada yang berwajah tanpa daging. 2. Berkepala khimar. 3. Memakai
pakaian getah dan baju koreng. 4. Ada yang berleher panjang. 5. Ada yang
tubuhnya putih cemerlang. 6. Ada yang memakai kain ihram. 7. Ada yang tubuhnya penuh
luka dan darah.
WAJAH
TANPA DAGING
Yang dibangkitkan dengan wajah tanpa daging ( wajah tengkorak ) adalah
manusia yang hidupnya suka minta minta, baik tingkat rendah ( pengemis )
menengah, maupun tingkat atas. Type tingkat bawah berpakain sederhana cara
meminta dengan menengadahkan tangan di pinggir jalan, ke toko dan kerumah rumah.
Tingkat menengah dan atas beda lagi caranya, lebih halus nampak seolah berwibawa,
padahal ya setali tiga uang, hanya beda cara, memintanya dengan gaya diplomasi :
“ Bisa diatur mas, yang penting tahu
sendiri kan ?! “, sehingga yang terjadi, mau menanda tangani bila ada imbalan,
tanpa imbalan jangan harap akan beres urusan.
Ini sudah bukan rahasia lagi, biasanya
berlaku dikantor kantor atau instansi, berkat model ini berakibat rusaknya
tatanan masyarakat, urusan rakyat jadi makin sulit.
Dari Hamzah bin ‘Abdullah ( bin Umar ) r.a.
dari bapaknya katanya : “ Nabi s.a.w. bersabda : “ Seorang peminta minta kelak di hari qiamat dia akan datang menemui Allah
dengan muka tanpa daging “. ( H.R. Muslim )
Karena
rendah dan hinanya sifat suka meminta, kelak Allah akan membangkitkannya dengan
wajah tanpa daging, seolah Allah mengolok :
“ Inilah orang tak punya malu “, karena suka minta minta membuat rendah
harga diri dan martabatnya, bukankah agama Islam mengajarkan agar menjaga harga diri, berprilaku yang indah dan mulya.
KEPALA
KHIMAR
Adapula yang dibangkitkan dengan berkepala khimar, ini orang yang sholat
namun tidak sabaran dan semau gue, sehingga gerakan sholatnya suka mendahului
imam.
MEMAKAI
PAKAIAN GETAH DAN BAJU KORENG
Orang yang tidak ridlo dengan takdir Allah ketika ditimpa kematian, akan
melampiaskan kesedihannya dengan cara menangis secara berlebihan, berteriak
meraung raung, meronta, merobek robek baju, memukul mukul dada atau kepala,
berguling guling di tanah, ini namanya meratap, sangat dilarang dalam agama.
“ Menilik hadits Abu Malik Asy’ari bahwa
Nabi s.a.w. bersabda : “ Ditengah tengah umatku ada empat hal dari jahiliyah
yang belum mereka tinggalkan : Membanggakan kedudukan, mencela keturunan, minta
hujan kepada bintang dan meratapi mayat. Dan bersabda : “ Wanita yang meratapi
mayat bila tidak bertobat sebelum matinya, akan dibangkitkan di hari qiamat
dengan pakaian dari getah dan baju dari koreng “. ( H.R. Muslim dan Ahmad )
Adapun sekedar menangis tidak mengapa, karena merupakan fithrah, menangis
karena terharu, karena kaget, bukan menangis karena menyesal, tidak rela atas
takdir yang menimpanya. Karena Nabi s.a.w. sendiri juga menangis ketika
kematian putrinya.
BERLEHER PANJANG
Muadzdzin atau pengumandang seruan sholat, sangat banyak pahalanya dan
mulia, betapa tidak ?, dengan seruannya orang jadi tahu waktu sholat, berkat
seruannya jama’ah pada datang. Maka pantas bila kelak mendapat penghargaan
berupa leher yang panjang.
Dari Mu’awiyah r.a. : “ Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda
: “ Para Mu’adzdzin adalah orang orang yang paling panjang lehernya nanti pada
Hari Qiamat. ( H.R. Muslim )
PUTIH CEMERLANG
Umat Nabi s.a.w. nampak istimewa sekali, karena kelak akan tampil secara
putih cemerlang, karena bekas basuhan air wudlunya, maka pantas bila Nabi
s.a.w. sering berpesan agar selalu menyempurnakan wudlu !.
“
Dari Abu Hurairah r.a. berkata : “
Sesungguhnya nanti pada hari qiamat umatku akan dipanggil dalam keadaan putih
cemerlang dari bekas wudlu, dan barang siapa mampu untuk memperlebar putihnya
maka kerjakan hal itu “. ( H.R. Bukhari
Muslim )
MEMAKAI IHRAM
Orang yang meninggal ketika melaksanakan ibadah umrah atau ibadah haji,
kelak akan ditampilkan Allah dalam keadaan mengenakan kain ihram, betapa anggunnya.
Karena
sedang menunaikan ibadah umrah atau haji, maka cara memandikannya sangat husus
pula, tetap memakai kain ihram, tanpa wangi wangian, kepalapun tidak boleh
ditutup, sangat beda dengan yang meninggal biasa.
Dan sabda Nabi s.a.w. : “ Mandikan orang
dalam keadaan berihram dalam kedua pakaiannya yang dipakai berihram, dan
mandikan ia dengan air dan daun bidara, kafanilah ia dengan kedua pakaiannya
dan jangan kamu kenakan harum haruman, dan jangan pula kamu tudungi kepalanya,
sebab ia kelak di hari qiamat akan akan dibangkitkan dalam keadaan berihram
“. ( H.R. Nasai )
PENUH LUKA
Paling unik dan istimewa adalah yang bangkit dengan penuh luka dan kucuran darah,
kelihatannya nampak aneh, justru kebangkitan macam inilah yang tinggi nilainya,
karena meninggal dalam keadaan Syahid membela
agama, mati berperang dalam rangka
menegakkan kalimat : “ Laa ilaaha illallaah “.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata : “ Rasulullah
s.a.w. bersabda : “ Tiada suatu luka yang menimpa sewaktu berjuang pada jalan
Allah, melainkan nanti pada hari qiamat datang dalam keadaan luka yang masih
berdarah, dimana warnanya persis warna darah tetapi baunya bau minyak kasturi
“. ( H.R. Bukhari dan
Muslim )
Begitu mulia penghargaan Allah kepada para syuhada perang, karena mereka sudi meninggalkan harta, berpisah dengan anak dan
istrinya guna menunaikan panggilan jihad menghadang pasukan kaum kafir, bahkan
rela mengorbakan jiwa dan raganya demi tegaknya kalimat Laailaaha illallah. Subhaanallah.
KISAH TAULADAN
AYAH DAN
ANAK BEREBUT SYURGA
Suatu
saat Nabi s.a.w. menyerukan pada para sahabat yang mampu berjihad agar ikut berangkat
ke medan perang Badar. Maka terjadilah kisah unik antara seorang ayah dan
putranya : Khaitsumah dan Sa’ad bin Haitsumah.
Keduanya menyambut seruan Rasululullah s.a.w.
dengan penuh semangat, tetapi Haitsumah menginginkan agar putranya tidak
berangkat sambil berkata : “ Anakku aku akan berangkat ke medan perang, dan
engkau menjaga anak dan para wanita !. Rupanya putranya juga berkeinginan keras
untuk berangkat sambil berkata : “ Ayah sesungguhnya aku lebih berminat dalam
memerangi kaum Kafir Quraisy, sedang ayah lebih dibutuhkan untuk tinggal di
rumah “.
Khaitsumah dengan emosi
menjawab : ” Engkau menentangku hai Sa’ad, engkau tidak patuh pada orang tuamu
“. Sa’ad menjawab : “ Ayah, Allah dan Rasulullah mewajibkan jihad kepadaku,
sementara ayah melarangku, bagaimana aku akan mentaatimu untuk menentang Allah
dan Rasul Nya “.
Akhirnya
keduanya sepakat untuk mengundi agar tercapai titik temu dalam menentukan siapa
yang berangkat, ternyata putranya yang memenangkan undian. Maka berangkatlah
Sa’ad bin Kutsaimah kemedan jihad yang berakhir dengan kematian syahid di medan
perang Badar. Khaitsumah pun sedih, sedih bukan karena kematian putranya,
justru ia sedih karena bukan dirinya yang mati syahid.
Suatu saat giliran
perang Uhud tiba, rupanya Khaitsumah sangat berambisi mengikutinya, ia pun
menemui Rasulullah s.a.w. sambil berkata : “ Wahai Rasulullah engkau tak
memberiku kesempatan pada perang Badar, padahal aku telah melihat putraku dalam
mimpi tadi malam berkata : “ Seharusnya engkau menemani kami dalam syurga, aku
telah mendapatkan apa yang dijanjikan Allah “. “ Demi Allah, ya Rasulullah aku
benar benar rindu menemani anakku di Syurga. Usiaku telah lanjut, tulang
tulangku telah rapuh, aku berharap ingin segera berjumpa dengannya “.
Demi melihat tekadnya
yang kuat, akhirnya Rasulullah s.a.w. merestui untuk ikut berperang di Medan
Uhud.
Di medan Uhud Khutsaimah
melesat dengan semangat jihadnya bagai anak panah melesat dari busurnya memerangi
kaum kafir Quraisy jahiliyah, akhirnya dengan izin Allah Khutsaimah gugur pula
sebagai syahid seperti yang dicita citakannya, dengan demikian tercapai sudah
cita citanya dalam menemui dan menyusul putranya yang telah gugur mendahului
sebagai syahid pula.
Demikian
indah dan mulia kematian mereka demi memenuhi panggilan Tuhan Nya, dalam rangka
menegakkan kalimat Laa ilaaha illallah !.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar