Minggu, 17 Agustus 2014

TAMPIL SESUAI AMALNYA






TAMPIL SESUAI AMALNYA
OLEH : M. FARID ANWAR
         “ Dan apabila catatan catatan ( amal perbuatan manusia ) dibuka, dan apabila langit dilenyapkan, dan apabila neraka Jahim dinyalakan, dan apabila syurga didekatkan. Maka tiap tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya.  ( Q.S. At Takwiir 10-14 )
           Mempercayai hari Qiamat ( kebangkitan ) merupakan bukti keimanan , hari kebangkitan merupakan berita ghoib, yang sulit diterima bagi yang tidak beriman, karena  tidak percaya mana mungkin orang mati bisa dibangkitkan kembali ?, mana mungkin jasad yang sudah rusak bisa disusun kembali ?.
  " Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami, dan dia lupa kepada kejadiannya, ia berkata : " Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh ? ". Katakanlah : " Dia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama, dan Dia Maha mengetahui tentang segala makhluk ".   ( Q.S. Yaasiin 78 -79 )
   Alangkah ruginya yang tidak beriman, sehingga hidupnya hanya berkutat pada masalah dunia yang menyibukkan, sehingga tidak memiliki bekal guna menghadapi kehidupan hari kebangkitan, yang abadi dan penuh kenikmatan.
BERBAGAI MACAM BENTUK
            Di hari qiamat, sebelum manusia dan jin ditentukan tempatnya di neraka atau  syurga, berbagai macam bentuk manusia dan jin akan ditampilkan Allah dihadapan mahkamah sedunia, sesuai keadaan amalnya : 1. Ada yang berwajah tanpa daging. 2. Berkepala khimar. 3. Memakai pakaian getah dan baju koreng. 4. Ada yang berleher panjang. 5. Ada yang tubuhnya putih cemerlang. 6. Ada yang memakai kain ihram. 7. Ada yang tubuhnya penuh luka dan darah.
WAJAH TANPA DAGING
              Yang dibangkitkan dengan wajah tanpa daging ( wajah tengkorak ) adalah manusia yang hidupnya suka minta minta, baik tingkat rendah ( pengemis ) menengah, maupun tingkat atas. Type tingkat bawah berpakain sederhana cara meminta dengan menengadahkan tangan di pinggir jalan, ke toko dan kerumah rumah.
  Tingkat menengah dan atas beda lagi caranya, lebih halus nampak seolah berwibawa, padahal ya setali tiga uang, hanya beda cara, memintanya dengan gaya diplomasi : “ Bisa diatur mas, yang penting tahu sendiri kan ?! “, sehingga yang terjadi, mau menanda tangani bila ada imbalan, tanpa imbalan jangan harap akan beres urusan.
    Ini sudah bukan rahasia lagi, biasanya berlaku dikantor kantor atau instansi, berkat model ini berakibat rusaknya tatanan masyarakat, urusan rakyat jadi makin sulit.
         Dari Hamzah bin ‘Abdullah ( bin Umar ) r.a. dari bapaknya katanya : “ Nabi s.a.w. bersabda : “ Seorang peminta minta kelak di hari qiamat dia akan datang menemui Allah dengan muka tanpa daging “. ( H.R. Muslim )  
            Karena rendah dan hinanya sifat suka meminta, kelak Allah akan membangkitkannya dengan wajah tanpa daging, seolah Allah mengolok : “ Inilah orang tak punya malu “, karena suka minta minta membuat rendah harga diri dan martabatnya, bukankah agama Islam mengajarkan agar menjaga harga diri, berprilaku yang indah dan mulya.
KEPALA KHIMAR
            Adapula yang dibangkitkan dengan berkepala khimar, ini orang yang sholat namun tidak sabaran dan semau gue, sehingga gerakan sholatnya suka mendahului imam.
MEMAKAI PAKAIAN GETAH DAN BAJU KORENG
            Orang yang tidak ridlo dengan takdir Allah ketika ditimpa kematian, akan melampiaskan kesedihannya dengan cara menangis secara berlebihan, berteriak meraung raung, meronta, merobek robek baju, memukul mukul dada atau kepala, berguling guling di tanah, ini namanya meratap, sangat dilarang dalam agama.
   “ Menilik hadits Abu Malik Asy’ari bahwa Nabi s.a.w. bersabda : “ Ditengah tengah umatku ada empat hal dari jahiliyah yang belum mereka tinggalkan : Membanggakan kedudukan, mencela keturunan, minta hujan kepada bintang dan meratapi mayat. Dan bersabda : “ Wanita yang meratapi mayat bila tidak bertobat sebelum matinya, akan dibangkitkan di hari qiamat dengan pakaian dari getah dan baju dari koreng “.   ( H.R. Muslim dan Ahmad )
   Adapun sekedar menangis tidak mengapa, karena merupakan fithrah, menangis karena terharu, karena kaget, bukan menangis karena menyesal, tidak rela atas takdir yang menimpanya. Karena Nabi s.a.w. sendiri juga menangis ketika kematian putrinya.
BERLEHER PANJANG
          Muadzdzin atau pengumandang seruan sholat, sangat banyak pahalanya dan mulia, betapa tidak ?, dengan seruannya orang jadi tahu waktu sholat, berkat seruannya jama’ah pada datang. Maka pantas bila kelak mendapat penghargaan berupa leher yang panjang.
          Dari Mu’awiyah r.a.  : “ Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Para Mu’adzdzin adalah orang orang yang paling panjang lehernya nanti pada Hari Qiamat. ( H.R. Muslim ) 
PUTIH CEMERLANG
                 Umat Nabi s.a.w. nampak istimewa sekali, karena kelak akan tampil secara putih cemerlang, karena bekas basuhan air wudlunya, maka pantas bila Nabi s.a.w. sering berpesan agar selalu menyempurnakan wudlu !.
                “ Dari Abu Hurairah r.a. berkata : “ Sesungguhnya nanti pada hari qiamat umatku akan dipanggil dalam keadaan putih cemerlang dari bekas wudlu, dan barang siapa mampu untuk memperlebar putihnya maka kerjakan hal itu “.  ( H.R. Bukhari Muslim )  
MEMAKAI IHRAM
            Orang yang meninggal ketika melaksanakan ibadah umrah atau ibadah haji, kelak akan ditampilkan Allah dalam keadaan mengenakan kain ihram, betapa anggunnya.
   Karena sedang menunaikan ibadah umrah atau haji, maka cara memandikannya sangat husus pula, tetap memakai kain ihram, tanpa wangi wangian, kepalapun tidak boleh ditutup, sangat beda dengan yang meninggal biasa.
            Dan sabda Nabi s.a.w. : “ Mandikan orang dalam keadaan berihram dalam kedua pakaiannya yang dipakai berihram, dan mandikan ia dengan air dan daun bidara, kafanilah ia dengan kedua pakaiannya dan jangan kamu kenakan harum haruman, dan jangan pula kamu tudungi kepalanya, sebab ia kelak di hari qiamat akan akan dibangkitkan dalam keadaan berihram “. ( H.R. Nasai )
PENUH  LUKA
            Paling unik dan istimewa adalah yang bangkit dengan penuh luka dan kucuran darah, kelihatannya nampak aneh, justru kebangkitan macam inilah yang tinggi nilainya, karena meninggal dalam keadaan Syahid membela agama, mati berperang dalam rangka menegakkan kalimat : “ Laa ilaaha illallaah “.
              Dari Abu Hurairah r.a. berkata : “ Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Tiada suatu luka yang menimpa sewaktu berjuang pada jalan Allah, melainkan nanti pada hari qiamat datang dalam keadaan luka yang masih berdarah, dimana warnanya persis warna darah tetapi baunya bau minyak kasturi “. ( H.R. Bukhari dan Muslim )
            Begitu mulia penghargaan Allah kepada para syuhada perang, karena mereka sudi  meninggalkan harta, berpisah dengan anak dan istrinya guna menunaikan panggilan jihad menghadang pasukan kaum kafir, bahkan rela mengorbakan jiwa dan raganya demi tegaknya kalimat Laailaaha illallah. Subhaanallah.               




                                               KISAH TAULADAN
     AYAH DAN ANAK BEREBUT SYURGA
            Suatu saat Nabi s.a.w. menyerukan pada para sahabat yang mampu berjihad agar ikut berangkat ke medan perang Badar. Maka terjadilah kisah unik antara seorang ayah dan putranya : Khaitsumah dan Sa’ad bin Haitsumah.
       Keduanya menyambut seruan Rasululullah s.a.w. dengan penuh semangat, tetapi Haitsumah menginginkan agar putranya tidak berangkat sambil berkata : “ Anakku aku akan berangkat ke medan perang, dan engkau menjaga anak dan para wanita !. Rupanya putranya juga berkeinginan keras untuk berangkat sambil berkata : “ Ayah sesungguhnya aku lebih berminat dalam memerangi kaum Kafir Quraisy, sedang ayah lebih dibutuhkan untuk tinggal di rumah “.
             Khaitsumah dengan emosi menjawab : ” Engkau menentangku hai Sa’ad, engkau tidak patuh pada orang tuamu “. Sa’ad menjawab : “ Ayah, Allah dan Rasulullah mewajibkan jihad kepadaku, sementara ayah melarangku, bagaimana aku akan mentaatimu untuk menentang Allah dan Rasul Nya “.
             Akhirnya keduanya sepakat untuk mengundi agar tercapai titik temu dalam menentukan siapa yang berangkat, ternyata putranya yang memenangkan undian. Maka berangkatlah Sa’ad bin Kutsaimah kemedan jihad yang berakhir dengan kematian syahid di medan perang Badar. Khaitsumah pun sedih, sedih bukan karena kematian putranya, justru ia sedih karena bukan dirinya yang mati syahid.
            Suatu saat giliran perang Uhud tiba, rupanya Khaitsumah sangat berambisi mengikutinya, ia pun menemui Rasulullah s.a.w. sambil berkata : “ Wahai Rasulullah engkau tak memberiku kesempatan pada perang Badar, padahal aku telah melihat putraku dalam mimpi tadi malam berkata : “ Seharusnya engkau menemani kami dalam syurga, aku telah mendapatkan apa yang dijanjikan Allah “. “ Demi Allah, ya Rasulullah aku benar benar rindu menemani anakku di Syurga. Usiaku telah lanjut, tulang tulangku telah rapuh, aku berharap ingin segera berjumpa dengannya  “.
          Demi melihat tekadnya yang kuat, akhirnya Rasulullah s.a.w. merestui untuk ikut berperang di Medan Uhud.
            Di medan Uhud Khutsaimah melesat dengan semangat jihadnya bagai anak panah melesat dari busurnya memerangi kaum kafir Quraisy jahiliyah, akhirnya dengan izin Allah Khutsaimah gugur pula sebagai syahid seperti yang dicita citakannya, dengan demikian tercapai sudah cita citanya dalam menemui dan menyusul putranya yang telah gugur mendahului sebagai syahid pula.
            Demikian indah dan mulia kematian mereka demi memenuhi panggilan Tuhan Nya, dalam rangka menegakkan kalimat Laa ilaaha illallah !.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar