HATI
SUMBER ENERGI
OLEH : M. FARID ANWAR
“ ( Yaitu )
orang orang
yang beriman dan hati mereka menjadi
tenang
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati
menjadi tenang “.
( Q.S.
Ar Ra’du 28 )
Karena
jiwa bersifat ghoib ( abstrak ), maka banyak yang pada melupakannya,
sehingga terperangkap pada yang dhohir dhohir
( nyata ) saja. Padahal jiwa sangat menentukan segalanya.
Bukankah pada
umumnya orang hanya mementingkan kesehatan tubuh daripada kesehatan jiwa atau
hatinya ?!. Padahal dari jiwalah yang akan menentukan sikap dan kesehatan
tubuhnya, bukan sebaliknya !.
FITHRAH
JIWA
Jiwa atau
hati ibarat radar, sebagai pusat penerima dan membaca informasi dari apa yang
didengar, dilihat, dicium, dirasa dan diraba. Dari informasi ini akan diolah
menjadi syukur atau kufur nikmat dalam jiwanya ?. Sabar apa kecewa terhadap mushibah
yang menimpanya ?. Qona’ah ( mencukupkan apa yang ada ) apa tidak terhadap
rizqi yang diterimanya ?.
Dari jiwa
juga menentukan sikap apa yang akan dilakukan, bila jiwa dilandasi sikap yang benar, maka yang dilakukan akan
terasa nikmat, enak dan nyaman.
Jiwa akan
merasa enak, nyaman dan tenang bila selalu ingat pada sang Pencipta Nya. Karena
memang demikian fithrah jiwa, sehingga dia akan tenang bila diajak melakukan
kebaikan, kebenaran dan kejujuran. Justru jiwa akan merasa resah, kecewa dan
menderita bila diajak berbuat sebaliknya !.
IKHLAS
Diantara tugas
jiwa sebagaimana diajarkan dalam agama adalah bersikap ikhlas, dengan bersikap
ikhlas jiwa akan nyaman dan tenang, karena yang dilakukan hanya semata mata
karena Allah, hanya mengharap ampunan dan pahala Allah. Bukan menjilat atasan,
bukan mencari popularitas atau jabatan, apalagi pujian. Baginya yang penting
hanya mengharap ridlo Allah semata, sehingga dalam jiwanya tidak ada beban !.
“ Padahal mereka tidak diperintah kecuali agar beribadah
kepada
Allah dengan memurnikan ketaatan ( ikhlas ) kepada Nya
dalam ( menjalankan )
agama yang lurus, dan agar mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian
Itulah agama yang lurus “. ( Q.S. Al Bayyinah 5 )
Sejarah
pernah mencatat kisah luar biasa indah dan mulia, yakni ketika Umar ibnul
Khoththob r.a. menjabat sebagai khalifah, diantara kebijakan yang dilakukan
ialah memecat panglimanya yang terkenal piawai : Kholid bin Walid, demi
menyelamatkan sang panglima karena sanjungan
yang berlebihan dari para prajurit dan umat Islam, sehingga Khalid turun
jabatan menjadi prajurit biasa.
Ketika
Kholid ditanya : “ Bagaimana perasaan anda yang semula menjabat sebagai
panglima kemudian turun menjadi prajurit biasa ? “. Diluar dugaan justru Khalid
menjawab dengannya entengnya : “ Saya berjuang bukan karena Umar, tetapi berjuang
karena Allah semata “. Demikian indah dan mulianya jawaban orang yang sehat
jiwanya, karena dilandasi rasa ikhlas. Sehingga dimanapun posisinya, akan
terasa nikmat, puas, nyaman dan tenang, tanpa beban tanpa ganjalan, karena
hanya mengharap ridlo Allah.
SABAR
Sabar
maknanya tahan ujian, hidup di dunia merupakan ujian, bagai belajar di sekolah,
dengan demikian apapun yang terjadi harus dihadapi dengan tabah dengan sabar.
Bila tidak jiwa pasti akan kecewa dan menderita dibuatnya, maka menata hati perlu
dipersiapkan . Ibarat ikut pemilu siap kalah siap menang.
MENDAPAT KEBERKAHAN, RAHMAT DAN PETUNJUK
Dengan
sabar akan mendapat keberkahan, rahmat dan petunjuk Allah.
“ Dan sungguh akan Kami
berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah buahan.
dan berikanlah berita gembira kepada orang orang yang sabar. ( Yaitu )
orang orang
yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan :
" Innaa lillaahi wa innaa
ilaihi raaji'uun ( sesungguhnya kami adalah milik
Allah dan kepada Nya lah kami kembali ) ". Mereka Itulah yang
mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka
Itulah orang orang
yang mendapat petunjuk “. ( Q.S. Al Baqarah 155-157 )
DISERTAI ALLAH
Kata sabar memang mudah diucapkan namun sangat sulit
dilaksanakan, karena beratnya, begitu besarnya nilai sabar sampai disertai
Allah.
“ Hai orang orang
yang beriman, jadikanlah
sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya
Allah beserta orang orang
yang sabar “. ( Q.S. Al Baqarah 153 )
KISAH KARENA
TIDAK SABARAN
Suatu saat kami ‘iyadah ( mengunjungi orang sakit )
ke salah seorang pasien, yang mengalami sakit kencing manis, diwajahnya nampak
ketidak sabaran, selalu mengeluh tentang penyakitnya, akhirnya dokter
memutuskan diamputasi pada salah satu jari kakinya. Namun karena ketidak
sabarannya, beberapa minggu kemudian menyusul kakinya dipotong sampai sebatas
lutut. Begini akibat bila hati bersikap tidak sabaran.
SYUKUR
Syukur
merupakan sikap jiwa dalam menerima kenikmatan, syukur akan menentukan sikap jiwa
selanjutnya, bila pandai bersyukur maka dalam jiwa akan terasa lapang, nikmat, tenang
dan bahagia, karena merasa betapa nikmat yang dicurahkan Allah Ta’ala. Namun
bila sebaliknya maka jiwa akan selalu merasa kecewa dan menderita, ini baru
didunia !, apalagi di akherat kelak, jelas adzab akan menimpanya.
“ Dan ( ingatlah
juga ),
tatkala Tuhanmu memaklumkan :
" Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah ( nikmat )
kepadamu, dan jika kamu mengingkari ( nikmat Ku ), maka sesungguhnya adzab Ku
sangat pedih ". ( Q.S. Ibrahim 7 )
SI PENYABAR
DAN PEMARAH
Suatu hari di satu masjid terjadi peristiwa kehilangan
sandal, pemilik sandal marah sambil berteriak teriak penasaran mencari
sandalnya yang hilang. Di salah satu sudut masjid ada seorang berdiri bersandar
ke dinding sambil tersenyum bertanya : “ Kehilangan apa pak ? “, “ Sandal “, jawabnya.
“ Baru ta ? “, “ Ya “ sahutnya. “ Berapa harganya ? “. Mendengar pertanyaan
orang bersandar, yang kehilangan mulai mengendur, tertegun sambil menjawab lirih
karena sungkan : “ Ya hanya sepuluh ribu “.
Orang yang
bersandar lagi lagi tersenyum berkata sambil menarik sarungnya agak ke atas : “
Pak maaf, lihat ini ! “, sambil memperlihatkan kakinya yang hanya tinggal satu.
Melihat kenyataan tersebut yang kehilangan bertanya penuh heran : “ Kena apa kakinya
pak ?, “ Terlindas kereta api “, jawabnya sambil tersenyum. “ Kapan pak ?, “
Sudah sepuluh tahun yang lalu “, jawabnya dengan tenang.
Kemudian
si kaki satu berkata dengan merendah sambil menasehati : “ Pak sampeyan kehilangan
sandal saja sudah kelabakan, padahal pulang masih bisa dengan dua kaki, sabar
ya pak terhadap ujian di dunia ini ”.
Mendengar nasehat si kaki satu, yang kehilangan sandal nyelonong pergi
sambil menahan rasa malu.
Dari
kejadian tersebut bisa diambil hikmah betapa nikmat, nyaman dan tenang yang
berhati sabar dan pandai bersyukur, betapa tersiksanya yang tidak sabaran dan
kurang mensyukuri nikmat.
TAWAKKAL
Tawakkal ( pasrah ) adalah
sikap sikap yang diajarkan dalam agama setelah berihtiar, dengan bertawakkal
kepada Allah menunjukkan sikap ketergantungan yang mutlak dan benar kepada
Allah, Tuhan yang Maha Kuasa segalanya. Bukan digantungkan kepada yang lain (
dukun, para normal, ramalan nasib dan sebangsanya ).
Dengan
tawakkal akan membuahkan sikap tegar, kokoh, optimis dan tidak goyah, karena
ada Dzat Yang Maha Kuasa sebagai sandaran. Beda dengan yang tawakkalnya
setengah setengah, jiwanya dipenuhi keraguan, pesimis, sebab yang dilakukan apa
kata orang, apa kata dukun, apa kata peramal yang jelas dikendalikan setan !. Begini
akibat bila jiwa kurang bertawakkal kepada Allah !.
“ Kemudian apabila kamu
telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang orang
yang bertawakkal kepada Nya “. ( Q.S.
Ali Imran 159 )
HIKMAH
Maka dalam menapaki hidup sikap
ikhlas, sabar, syukur dan tawakkal perlu selalu ditanamkan agar jiwa bisa tenang, bila jiwa dalam keadaan tenang sangat berpengaruh pada kesehatan tubuh.
Proff. DR. M. Sholeh
menyimpulkan dari hasil penelitiannya, bahwa dalam jiwa yang tenang sistim
kekebalan tubuhnya akan meningkat, artinya tubuhnya tak mudah terserang
penyakit. Dengan demikian jelas bahwa jiwa sangat menentukan kondisi tubuh.
Betapa nikmat dan bahagia rasanya bila ajaran agama dihayati dan di amalkan, Alhamdulillah.
KISAH TAULADAN
PENGHANCURAN BERHALA MANAAT
Guna menghancurkan berhala
Manaat, Nabi s.a.w. mengerahkan pasukan
terdiri dari 20 tentara Muslim dipimpin Sa’ad bin Zaid, berhala Manaat
terletak di dusun Musyallal.
Manaat
adalah berhala yang dipuja di masa jahiliyah oleh kaum Al Aus, Al Khazraj, dan
suku suku bangsa Arab lainnya.
Sesampai
di Musyallal, pasukan Sa’ad bin Zaid menghampiri tempat berhala Manaat yang
dikenal sakti dan keramat. Melihat kedatangan pasukan, penjaga dan juru kunci
menegur dengan keras : ” Mau apa engkau mendekat kemari ? “.
Sa’ad bin
Zaid menjawab : “ Aku hendak menghancurkan berhala ! “.
Juru kunci menjawab : “ Oh
kamu akan berbuat demikian ?, beranikah kamu kepadanya ? “. Tanpa banyak bicara
Sa’ad bin Zaid menghampiri berhala Manaat, tiba tiba keluarlah dari rumah
berhala seorang wanita hitam, telanjang, rambutnya terurai sambil berteriak dan
memukuli dadanya : “ Celaka ! “.
Melihat
gelagat ini Juru kunci berteriak : “ Hai Manaat di dekatmu ada orang yang akan
melawanmu “.
Mendengar
teriakan juru kunci, Sa’ad bin Zaid dengan cepat menghunus pedangnya dan
ditebaskan ketubuh wanita tersebut sehingga roboh dan binasa.
Kemudian
Sa’ad bin Zaid melanjutkan tugasnya dengan menghancurkan tempat berhala Manaat
sampai tuntas, sehingga tempat pemujaan tersebut benar benar rata dengan tanah.
Setelah menyelesaikan tugas, Sa’ad
bin Zaid bersama pasukannya, kembali ke Makkah dan melapor kepada Nabi
s.a.w.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar