Kamis, 21 Agustus 2014






PERAMPASAN HAK
OLEH : M. FARID ANWAR
          “ Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui . ( Q.S. Al Baqarah 188 )
         Karena terlampau cintanya terhadap harta, banyak manusia pada lupa dan terlena dalam memperolehnya, padahal harta tidak kekal keberadaannya !. Sehingga segala cara ditempuhnya, yang penting berhasil, yang penting kaya !. Akibat ulahnya banyak orang dibuat sengsara akibat kedzalimannya. Begini akibat bila memperturutkan nafsu belaka. Padahal bila tahu akibatnya betapa berat resiko yang bakal diterimanya pada hari kiamat kelak.
FATAL
             Berbagai cara mencari harta dilakukan, ada dengan cara halal ada yang haram, akankah bisa dibedakan mana yang halal dan haram ?, jawabnya pasti bisa !.
           Yang menentukan adalah jiwa atau hati, karena dari hatilah pokok pangkal jawabannya. Dengan hati yang dilandasi iman yang kokoh akan membuahkan sikap jadi berhati hati, sehingga dalam berbuat akan dipertimbangkan dalam dalam.
          Memang mencari harta dengan cara halal akan memakan waktu lama, namun hasil yang diperolehnya punya nilai barokah.
           Beda dengan yang haram, memang cepat diperoleh hasilnya, namun tidak membawa kebarokahan. Bukankah dengan cara haram banyak orang dirugikan ?, banyak orang didzalimi ?. Pasti mereka pada kecewa mereka akan melaknat dan mengadu kepada Allah dengan do’a yang jelek jelek.
             Bukankah do’a orang yang didzalimi pasti dikabulkan Allah, begitu bahaya mencari harta dengan cara haram, disamping tidak barokah juga menerima akibat do’a orang yang teraniaya.
BERHARGANYA HAK SESEORANG
             Begitu berharganya kepemilikan harta bagi seorang Muslim yang diperoleh dengan cara halal, sampai yang merampasnya dihukumi masuk neraka !. Biasanya guna memperkuat alibi dalam merampas hak, dibumbui dengan sumpah, mengangkat saksi palsu, dengan sertifikat atau kwitansi palsu yang diperolehnya dengan berbagai cara, bukankah uang baginya merupakan segala galanya, sehingga “ wani piro ?! “  merupakan senjata pamungkas baginya.      
         Padahal Nabi s.a.w. 14 abad yang silam sudah mengingatkan dengan tegas tentang akibat merampas hak orang Muslim :   
               Dari Abu Umamah r.a. katanya : “ Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Siapa yang merampas hak orang Muslim dengan sumpah, dia wajib masuk neraka dan haram baginya syurga “, kemudian seorang laki laki bertanya : “ Sekalipun hanya sedikit ya Rasulullah ?, jawab beliau : “ Sekalipun hanya seujung sikat gigi dari kayu arak ! “. ( H.R. Muslim )   
DALAM MURKA ALLAH
              Begitu hina yang sembrono dalam mengumpulkan harta, sehingga dengan enaknya merampas hak orang lain, bahkan dibumbuinya pula dengan sumpah palsu. Bila keadaan ini berlangsung sampai menemui ajalnya, maka  dia mati dalam kemurkaan Allah.            
              Dari Ibnu Mas’ud r.a. katanya  : “ Aku mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Siapa yang bersumpah dengan sumpah palsu untuk untuk menguasai harta orang lain, kemudian dia mati dalam sumpahnya itu, maka dia itu mati dalam murka Allah “, kata Abdullah : “ Kemudian Rasulullah s.a.w. membacakan kepada kami ayat Al Quran guna memperkuat sabda beliau itu : “ Sesungguhnya orang orang yang menukar janji ( nya dengan ) Allah dan sumpah sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian ( pahala ) di akhirat dan Allah tidak akan berkata kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak ( pula ) akan mensucikan mereka, bagi mereka adzab yang pedih ( Q.S. Ali Imran 77 ) “. ( H.R. Muslim ) 
KISAH DI ZAMAN NABI
           Di zaman Rasulullah s.a.w. pernah terjadi dua orang bertikai masalah tanah, dimana yang merampas bersikukuh dan dengan beraninya ber sumpah bahwa dia yang memiliki dan menggarap tanah tersebut. Si pemilik tanah tidak punya bukti atas kepemilikan tanahnya. Akhirnya Nabi s.a.w. memutuskan untuk menyumpahnya.
             Dari ‘Al Qomah bin Wail dari bapaknya katanya : “ Ada seorang laki laki dari Hadramaut dan seorang lagi Kindah, keduanya datang kepada Nabi s.a.w. orang Hadramaut berkata : “ Orang ini merampas tanahku yang kuwarisi dari bapakku “, kata orang Kindah : “ Tanah itu adalah milikku yang kutanami dengan tanganku. Dia tidak berhak atas tanah itu “. Tanya Rasulullah s.a.w. kepada orang Hadramaut : “ Adakah anda mempunyai bukti ? “, jawabnya : “ Tidak “, sabda Rasulullah s.a.w. : “ Jika demikian orang Kindah itu ( terdakwa ) harus disumpah, anda boleh pegang sumpahnya “. Kata orang Hadramaut : “ Orang Kindah ini jahat, dia tidak perduli walaupun dia disumpah, bahkan dia tidak tahu malu ! “. Jawab Rasulullah s.a.w. : “ Tidak ada jalan lain bagi anda kecuali memegang sumpahnya “. Setelah bersumpah orang Kindah itu pergi. Setelah itu Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Jika dia bersumpah dengan sumpah palsu karena hendak menguasai harta milik orang lain ( merampas ), maka dia mati dalam murka Allah ! “. (H.R.Muslim)                                     
CONTOH KASUS SAAT INI
          Banyak kasus terjadi dalam sewa menyewa rumah, dimana si penyewa sudah puluhan tahun bahkan saking lamanya sampai turun menurun kepada anaknya. Namun ketika si pemilik rumah akan menjualnya, apa yang terjadi ?, justru si peyewa minta jatah, minta pesangon, bahkan minta sampai separuh dari harga rumah, bayangkan betapa dzolim sikapnya.
               Mestinya dia harus bersyukur dan berterima kasih telah menyewa rumah selama puluhan tahun. Pantaskah masih minta uang pesangon, seakan ikut andil memiliki rumah !. Begini akibat bila nafsu lebih diutamakan dari iman.
TANAH TAK MAU MENERIMA JASADNYA
             Begitu hina orang yang menyerobot masalah tanah, sehingga banyak kasus terjadi ketika matinya, tanah tidak mau menerima jasadnya, artinya mayatnya sulit dimasukkan kedalam liang kuburnya. Bahkan ada yang liang kuburnya mengeluarkan air hitam berbau busuk, sehingga jasadnya sulit dimakamkan, karena tekanan air dari dalam tanah. Ini baru di dunia !.   
SYAHID MEMPERTAHANKAN HAK
         Begitu tinggi martabat memiliki harta dengan cara halal, sampai sampai dalam mempertahankannya dihukumi mati syahid !.
            Dari Abu Huairah r.a. katanya : “ Seorang laki laki datang kepada Rasulullah s.a.w. : “ memudian bertanya : “ Ya Rasulullah bagaimana pendapat anda jika seseorang datang hendak merampas hartaku ? “, jawab Rasulullah s.a.w. : “ Jangan diberikan pertahankan ! “. Dia berkata : “ Jika dia hendak membunuhku ? “, jawab Rasulullah s.a.w. : “ Bunuh pula dia ! “, dia berkata : “ Bagaimana jika aku yang terbunuh ? “, jawab beliau : “ Engkau mati syahid ! “. Dia berkata : “ Bagaimana jika dia yang terbunuh ? “, jawab Nabi s.a.w. : “ Dia masuk neraka ! “.     ( H.R. Muslim )

      Betapa terhormatnya memiliki harta halal, sehingga dalam mempertahankannya kemudian meninggal dihukumi mati dalam keadaan syahid,  Allaahu Akbar.


KISAH TAULADAN
ABU UBAYDAH BIN AL JARRAH
Nama lengkap Amir bin Abdullah bin Al Jarrah bin Hilal Al Fahri Al Qurasyi, biasa dipanggil Abu Ubaydah, lahir 30 tahun sebelum kenabian.
Bertubuh tinggi, kurus, berjenggot tipis, berhati lembut. Memeluk Islam di tangan Abu Bakar, hari kedua setelah Abu Bakar memeluk Islam. Ayahnya pernah memaksanya murtad, namun dia tetap kokoh pendiriannya pada agama Islam. Ikut hijrah ke Habasyah pada gelombang kedua. Aktif mengikuti peperangan bersama Rasulullah s.a.w. Termasuk salah seorang diantara 10 sahabat yang dinyatakan Nabi s.a.w. masuk syurga. Dalam perang Badr berhasil membunuh ayahnya yang masih kafir, setelah kejadian tersebut maka turunlah ayat : 
“ Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang orang yang menentang Allah dan Rasul Nya. Sekalipun orang orang itu bapak bapak, atau anak anak atau saudara saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada Nya. Dan dimasukan Nya mereka ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun merasa puas terhadap ( limpahan rahmat ) Nya. Mereka Itulah golongan Allah, ketahuilah bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.  ( Q.S. Mujadilah 22 )
Di perang Uhud dahi Nabi s.a.w. terhunjam pecahan helm, Abu Ubaydah ingin mencabut, tetapi khawatir jika Nabi s.a.w. kesakitan, akhirnya dia mencabut dengan giginya dan pecahan helm tercabut tetapi gigi depan Abu Ubaydah rontok.
Tatkala kaum Muslimin berkumpul di Saqifah untuk memilih khalifah, Abu Bakar As Shiddik berkata : “ Aku menyetujui salah satu diantara dua orang ini menjadi khalifah bagi kalian, Umar bin Al Khaththab dan Abu Ubaydillah bin Al Jarrah “. 
 Umar langsung membai’at Abu Ubaydillah, tetapi dia menolak dan mengusulkan agar Abu Bakar yang menjadi khalifah. 
 Nabi s.a.w. sempat mengutus untuk mengajari penduduk Najran, Yaman, beliau bersabda : “ Aku akan mengutus bersama kalian seorang laki laki yang benar benar terpercaya “, para sahabat memerintah Abu Ubaydah untuk berdiri, tatkala dia berdiri Nabi bersabda : “ Ini adalah orang terpercaya umat ini “.
          Sempat meriwayatkan 14 hadits, wafat pada 18 H. di Yordania 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar