PERAMPASAN HAK
OLEH : M. FARID ANWAR
“ Dan janganlah
sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan
yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim,
supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan
(jalan berbuat) dosa, padahal
kamu mengetahui “. ( Q.S. Al Baqarah 188 )
Karena terlampau cintanya
terhadap harta, banyak manusia pada lupa dan terlena dalam memperolehnya,
padahal harta tidak kekal keberadaannya !. Sehingga segala cara ditempuhnya,
yang penting berhasil, yang penting kaya !. Akibat ulahnya banyak orang dibuat
sengsara akibat kedzalimannya. Begini akibat bila memperturutkan nafsu belaka.
Padahal bila tahu akibatnya betapa berat resiko yang bakal diterimanya pada
hari kiamat kelak.
FATAL
Berbagai cara mencari harta
dilakukan, ada dengan cara halal ada yang haram, akankah bisa dibedakan mana
yang halal dan haram ?, jawabnya pasti bisa !.
Yang menentukan adalah jiwa
atau hati, karena dari hatilah pokok pangkal jawabannya. Dengan hati yang dilandasi
iman yang kokoh akan membuahkan sikap jadi berhati hati, sehingga dalam berbuat
akan dipertimbangkan dalam dalam.
Memang mencari harta dengan
cara halal akan memakan waktu lama, namun hasil yang diperolehnya punya nilai barokah.
Beda dengan yang haram, memang
cepat diperoleh hasilnya, namun tidak membawa kebarokahan. Bukankah dengan cara
haram banyak orang dirugikan ?, banyak orang didzalimi ?. Pasti mereka pada
kecewa mereka akan melaknat dan mengadu kepada Allah dengan do’a yang jelek
jelek.
Bukankah do’a orang yang
didzalimi pasti dikabulkan Allah, begitu bahaya mencari harta dengan cara haram,
disamping tidak barokah juga menerima akibat do’a orang yang teraniaya.
BERHARGANYA HAK
SESEORANG
Begitu
berharganya kepemilikan harta bagi seorang Muslim yang diperoleh dengan cara
halal, sampai yang merampasnya dihukumi masuk neraka !. Biasanya guna
memperkuat alibi dalam merampas hak, dibumbui dengan sumpah, mengangkat saksi
palsu, dengan sertifikat atau kwitansi palsu yang diperolehnya dengan berbagai
cara, bukankah uang baginya merupakan segala galanya, sehingga “ wani piro ?! “ merupakan senjata pamungkas baginya.
Padahal
Nabi s.a.w. 14 abad yang silam sudah mengingatkan dengan tegas tentang akibat
merampas hak orang Muslim :
Dari Abu Umamah r.a. katanya : “ Rasulullah s.a.w.
bersabda : “ Siapa yang merampas hak orang Muslim dengan sumpah, dia wajib masuk neraka dan haram baginya syurga
“, kemudian seorang laki laki bertanya : “ Sekalipun hanya sedikit ya
Rasulullah ?, jawab beliau : “ Sekalipun hanya seujung sikat gigi dari kayu
arak ! “. ( H.R. Muslim )
DALAM MURKA ALLAH
Begitu
hina yang sembrono dalam mengumpulkan harta, sehingga dengan enaknya merampas
hak orang lain, bahkan dibumbuinya pula dengan sumpah palsu. Bila keadaan ini
berlangsung sampai menemui ajalnya, maka
dia mati dalam kemurkaan Allah.
Dari Ibnu Mas’ud r.a. katanya : “ Aku mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda
: “ Siapa yang bersumpah dengan sumpah palsu untuk untuk menguasai harta orang
lain, kemudian dia mati dalam sumpahnya itu, maka dia itu mati dalam murka
Allah “, kata Abdullah : “ Kemudian Rasulullah s.a.w. membacakan kepada kami
ayat Al Quran guna memperkuat sabda beliau itu : “ Sesungguhnya
orang orang
yang menukar janji ( nya dengan ) Allah dan sumpah sumpah mereka dengan
harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian ( pahala ) di akhirat dan
Allah tidak akan berkata kata dengan mereka dan tidak
akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak ( pula ) akan mensucikan
mereka,
bagi mereka adzab
yang pedih ( Q.S.
Ali Imran 77 ) “. ( H.R. Muslim )
KISAH DI ZAMAN NABI
Di zaman
Rasulullah s.a.w. pernah terjadi dua orang bertikai masalah tanah, dimana
yang merampas bersikukuh dan dengan beraninya ber sumpah bahwa dia yang
memiliki dan menggarap tanah tersebut. Si pemilik tanah tidak punya bukti atas
kepemilikan tanahnya. Akhirnya Nabi s.a.w. memutuskan untuk menyumpahnya.
Dari
‘Al Qomah bin Wail dari bapaknya katanya : “ Ada seorang laki laki dari
Hadramaut dan seorang lagi Kindah, keduanya datang kepada Nabi s.a.w. orang
Hadramaut berkata : “ Orang ini merampas tanahku yang kuwarisi dari bapakku “,
kata orang Kindah : “ Tanah itu adalah milikku yang kutanami dengan tanganku.
Dia tidak berhak atas tanah itu “. Tanya Rasulullah s.a.w. kepada orang
Hadramaut : “ Adakah anda mempunyai bukti ? “, jawabnya : “ Tidak “, sabda
Rasulullah s.a.w. : “ Jika demikian orang Kindah itu ( terdakwa ) harus
disumpah, anda boleh pegang sumpahnya “. Kata orang Hadramaut : “ Orang Kindah
ini jahat, dia tidak perduli walaupun dia disumpah, bahkan dia tidak tahu malu
! “. Jawab Rasulullah s.a.w. : “ Tidak ada jalan lain bagi anda kecuali
memegang sumpahnya “. Setelah bersumpah orang Kindah itu pergi. Setelah itu
Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Jika dia bersumpah dengan sumpah palsu karena
hendak menguasai harta milik orang lain ( merampas ), maka dia mati dalam murka Allah ! “. (H.R.Muslim)
CONTOH KASUS SAAT INI
Banyak
kasus terjadi dalam sewa menyewa rumah, dimana si penyewa sudah puluhan tahun
bahkan saking lamanya sampai turun menurun kepada anaknya. Namun ketika si
pemilik rumah akan menjualnya, apa yang terjadi ?, justru si peyewa minta
jatah, minta pesangon, bahkan minta sampai separuh dari harga rumah, bayangkan
betapa dzolim sikapnya.
Mestinya dia harus bersyukur
dan berterima kasih telah menyewa rumah selama puluhan tahun. Pantaskah masih
minta uang pesangon, seakan ikut andil memiliki rumah !. Begini akibat bila nafsu
lebih diutamakan dari iman.
TANAH TAK MAU
MENERIMA JASADNYA
Begitu
hina orang yang menyerobot masalah tanah, sehingga banyak kasus terjadi ketika
matinya, tanah tidak mau menerima jasadnya, artinya mayatnya sulit dimasukkan kedalam
liang kuburnya. Bahkan ada yang liang kuburnya mengeluarkan air hitam berbau
busuk, sehingga jasadnya sulit dimakamkan, karena tekanan air dari dalam tanah.
Ini baru di dunia !.
SYAHID
MEMPERTAHANKAN HAK
Begitu
tinggi martabat memiliki harta dengan cara halal, sampai sampai dalam
mempertahankannya dihukumi mati syahid !.
Dari Abu Huairah r.a. katanya : “ Seorang laki laki
datang kepada Rasulullah s.a.w. : “ memudian bertanya : “ Ya Rasulullah
bagaimana pendapat anda jika seseorang datang hendak merampas hartaku ? “,
jawab Rasulullah s.a.w. : “ Jangan diberikan pertahankan ! “. Dia berkata : “
Jika dia hendak membunuhku ? “, jawab Rasulullah s.a.w. : “ Bunuh pula dia ! “,
dia berkata : “ Bagaimana jika aku yang terbunuh ? “, jawab beliau : “ Engkau
mati syahid ! “. Dia berkata : “ Bagaimana jika dia yang terbunuh ? “, jawab
Nabi s.a.w. : “ Dia masuk neraka ! “. ( H.R. Muslim
)
Betapa terhormatnya
memiliki harta halal, sehingga dalam mempertahankannya kemudian meninggal
dihukumi mati dalam keadaan syahid, Allaahu Akbar.
KISAH TAULADAN
ABU UBAYDAH BIN AL JARRAH
Nama
lengkap Amir bin Abdullah bin Al Jarrah bin Hilal Al Fahri Al Qurasyi, biasa
dipanggil Abu Ubaydah, lahir 30 tahun sebelum kenabian.
Bertubuh
tinggi, kurus, berjenggot tipis, berhati lembut. Memeluk Islam di tangan Abu
Bakar, hari kedua setelah Abu Bakar memeluk Islam. Ayahnya pernah memaksanya
murtad, namun dia tetap kokoh pendiriannya pada agama Islam. Ikut hijrah ke
Habasyah pada gelombang kedua. Aktif mengikuti peperangan bersama Rasulullah
s.a.w. Termasuk salah seorang diantara 10 sahabat yang dinyatakan Nabi s.a.w.
masuk syurga. Dalam perang Badr berhasil membunuh ayahnya yang masih kafir,
setelah kejadian tersebut maka turunlah ayat :
“ Kamu
tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling
berkasih sayang
dengan orang orang
yang menentang Allah dan Rasul Nya. Sekalipun orang orang itu bapak bapak, atau anak anak atau saudara saudara ataupun
keluarga mereka. Mereka itulah orang orang yang telah
menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada Nya. Dan dimasukan Nya mereka ke dalam
syurga
yang mengalir di bawahnya sungai sungai, mereka kekal di
dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun merasa puas terhadap ( limpahan rahmat ) Nya. Mereka Itulah
golongan Allah,
ketahuilah
bahwa sesungguhnya
hizbullah itu adalah golongan yang beruntung “. ( Q.S. Mujadilah 22 )
Di perang
Uhud dahi Nabi s.a.w. terhunjam pecahan helm, Abu Ubaydah ingin mencabut,
tetapi khawatir jika Nabi s.a.w. kesakitan, akhirnya dia mencabut dengan
giginya dan pecahan helm tercabut tetapi gigi depan Abu Ubaydah rontok.
Tatkala kaum
Muslimin berkumpul di Saqifah untuk memilih khalifah, Abu Bakar As Shiddik
berkata : “ Aku menyetujui salah satu diantara dua orang ini menjadi khalifah
bagi kalian, Umar bin Al Khaththab dan Abu Ubaydillah bin Al Jarrah “.
Umar
langsung membai’at Abu Ubaydillah, tetapi dia menolak dan mengusulkan agar Abu
Bakar yang menjadi khalifah.
Nabi s.a.w. sempat mengutus untuk mengajari
penduduk Najran, Yaman, beliau bersabda : “ Aku akan mengutus bersama kalian
seorang laki laki yang benar benar terpercaya “, para sahabat memerintah Abu
Ubaydah untuk berdiri, tatkala dia berdiri Nabi bersabda : “ Ini adalah orang
terpercaya umat ini “.
Sempat
meriwayatkan 14 hadits, wafat pada 18 H. di Yordania
Tidak ada komentar:
Posting Komentar