Kamis, 21 Agustus 2014

OBAT YANG TERLUPAKAN





OBAT YANG TERLUPAKAN
OLEH : M. FARID ANWAR
“ Dan apabila aku sakit Dialah yang menyembuhkan aku “.
( Q.S. Asysyu’araa’ 80 )
            Karena kuatnya pengaruh pendidikan yang ditanamkan sejak kecil, yang pada dasarnya hanya menekankan pada kekuatan akal dan ilmu pengetahuan. Ditambah lagi penanaman aqidah yang kurang, sehingga semua usaha hanya mengandalkan pada kekuatan akal dan ilmu pengetahuan semata.
    Misalnya ketika sakit yang terbayang : Rumah sakit, dokter, laboratorium, apotik dan sebagainya. Ini sudah benar, karena dalam rangka ikhtiar mencari kesembuhan, namun justru banyak yang pada lupa kepada sumber yang membuat kesembuhan itu sendiri, yakni  “ Allah Dzat Yang Menyembuhkan “.
     Karena lemahnya jiwa dalam bertawakkal kepada Yang Maha Penyembuh ini, sehingga menjadikan pasien jadi mudah tegang, panik, takut, khawatir, was was. Keresahan jiwa ini justru bisa menghambat proses kesembuhan, karena sistim kerja organ tubuh jadi terganggu.
           Guna meyakinkan betapa pentingnya jiwa bergantung kepada Dzat yang Menyembuhkan, dibawah ini kami nukil pengalaman seorang ahli bedah jantung dr. Khalid bin Abdul Azizi Al Jubair SpJP yang bertugas di rumah sakit  Saudi Arabia, dengan gaya bertutur dalam bukunya “ Kesaksian seorang dokter “.
PASIEN HIPERTENSI 
           “ Saya telah melakukan satu operasi dengan resiko tinggi dan saya sangat takut saat itu karena pasiennya adalah seorang kakek yang mempunyai masalah tekanan darah tinggi. Saat itu harus segera menjalani operasi operasi penambalan salah satu urat nadi.

Setelah menjalankan operasi, saya tinggalkan dokter bedah yang
membantuku dalam operasi tersebut untuk menutup rongga dada, urat dan kulitnya, sedangkan saya menunaikan sholat maghrib dan isya’ dengan menjama’.
  PENDARAHAN
Ketika saya menunaikan sholat malam, seorang perawat menghampiri dengan tergopoh sambil berkata : “ Dokter Jubair segera tengok pasienmu, ia sedang mengalami pendarahan, kondisinya sangat menghawatirkan “.
   BERDO’A
Saya langsung menengadahkan tangan sambil berdo’a : “ Yaa Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, jika kehidupan lebih baik bagi pasien tersebut maka hentikanlah pendarahannya ! “.
 Kemudian saya segera menuju ruang operasi, saya dikejutkan oleh sambutan dua dokter ahli bedah dan ahli anestesi ( bius ) yang secara bersamaan  mengatakan : “ Pendarahannya telah berhenti, tadinya pendarahan terjadi dari sebelah sini, sekarang tidak nampak apapun, telah berhenti sama sekali “.
  PULIH          
        Setelah mandi dan memakai pakaian bedah, saya mencoba memeriksa bekas pendarahan tadi, saat itu kondisi pasien seakan tidak pernah mengalami pendarahan sama sekali, pendarahan telah mengering. Saya bersyukur kepada Allah Ta’ala, memang semuanya serba misterius dan tidak satupun yang tahu sebabnya.
NASEHAT BUAT PARA DOKTER
           Wahai saudaraku yang berprofesi sebagai dokter, apakah anda telah membaca firman Allah :
          “ Atau siapakah yang memperkenankan ( doa ) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu ( manusia ) sebagai khalifah di bumi ?. Apakah disamping Allah ada Tuhan ( yang lain ) ?. Amat sedikitlah kamu mengingati ( Nya ). ( Q.S. An Naml 62 )
      Janganlah engkau lupakan pasien dalam do’amu, jangan engkau menjadi tinggi hati atas hasil baik yang engkau dapatkan. Beginilah kisah yang berkenaan dengan do’a, sedang cara ruqyah maka kami telah melakukannya beberapa kali.
          Dan terbukti ruqyah mempunyai andil yang besar dalam kesembuhan pasien, meskipun cara ini sering dilupakan oleh banyak dokter maupun oleh si pasien.
PASIEN KRITIS
        Salah seorang pasien wanita yang terahir saya tangani di Maroko, saat saya sedang mengikuti proyek pengobatan gratis atas dukungan yang terhormat Amir Sulthon Abdul Aziz Hafidzahullah, dia dalam kondisi yang sangat kritis sebelum menjalani operasi saat itu, dengan bertawakkal  kepada Allah kami melakukan operasi dengan penuh susah payah.
TURUN DRASTIS
          Setelah operasi, tekanan darahnya turun drastis berkisar antar empat puluh sampai  lima puluh, saluran kencingnya berhenti, sehingga kondisinya menjadi sangat menghawatirkan, hingga kami memprediksikan bahwa harapan sembuhnya sangat kecil. Setelah mengupayakan pertolongan selama kurang lebih dua jam, kondisinya tidak juga membaik bahkan makin memburuk.
BERDO’A
       Setelah didera oleh kepenatan sekian lama, saya teringat sabda Rasulullah s.a.w. :
         “ Barang siapa menjenguk sedang menderita sakit yang ajalnya belum tiba, kemudian dia membaca do’a : “ Saya memohon kepada Allah yang Maha Besar, Penguasa ‘Arsy yang Agung agar Dia menyembuhkanmu “ sebanyak tujuh kali, kecuali pasti Allah akan menyembuhkanmu dari penyakit tersebut  “.  ( H.R. Abu Dawud, tirmidzy )
MEMBAIK
        Kemudian saya segera berdo’a untuk kesembuhannya, tiba tiba sekitar dua menit saya melihat keadaannya mulai membaik, demikian pula tekanan darahnya mulai membaik juga, dan air seninya keluar dengan lancar. Setelah dua hari di ruang pemulihan, dia diperbolehkan keluar, seminggu kemudian dia pulang. Bagi Allahlah segala puji dan syukur.
SERANGAN JANTUNG
            Saya melakukan sebuah operasi kepada anak balita berumur empat bulan yang mengalami serangan jantung berulang ulang disebabkan kelainan nadi kiri yang tidak berada pada tempatnya. Kekuatan jantungnya dibawah 10 %, bila dilakukan operasi sangat beresiko.
      Ahirnya kami putuskan melakukan operasi bedah balita, kami menunggu hIngga waktu fajar tiba guna melepaskan alat bantu jantung dan alat bantu pernafasan, tetapi usaha tersebut tidak berhasil.
NEKAD SAMBIL TAWAKKAL
            Ketika fajar subuh tiba kami sepakat melepaskan peralatan tersebut walau keadaan belum stabil, karena kami telah memberikan tempo yang lama, kami berkeyakinan jika Allah menakdirkan anak tersebut hidup, itulah yang kami harapkan, tetapi jika jantungnya berhenti semua itu adalah kehendak Allah yang tidak seorangpun yang bisa menolak keputusan Nya.           Ahirnya peralatan tetap kami lepas meski kondisi jantungnya belum membaik, kondisi jantungnya mulai menurun sedikit demi sedikit dan makin memburuk.
BERKAT DO’A
 Setelah tujuh hingga sepuluh menit, tiba tiba kami lihat monitor menunjukkan tekanan darahnya mulai naik kondisinya membaik sedikit demi sedikit, saya bertanya kepada rekan spesialis anestesi : “ Apakah anda memberikan suatu obat pemacu jantung ? “, dijawab : “ Tidak “. Tetapi keterkejutan saya hilang ketika melihat rekan yang membantu saya meletakkan tangannya diatas dada anak tersebut. Kemudian saya tanya : “ Apakah anda tadi membacakan ruqyah untuknya ? “. Jawabnya : ” Ya “. Kemudian keadaan anak tersebut makin membaik “. 
Semoga kisah tersebut dapat menambah ketawakkalan kepada Allah Dzat Penyembuh.  Amiin.   


KISAH TAULADAN
 BERKAT TAWAKKAL
       Seorang anak berusia tujuh tahun, pernah menjalani operasi pelebaran pembuluh darah aorta ( katup antara serambi kiri dan bilik kiri jantung ), yang mengalami penyempitan pada saat berusia dua minggu.
            Ternyata tujuh tahun setelah operasi pertama, pembuluh tersebut mengalami penyempitan kembali, tentu operasi ini akan merupakan operasi yang berat, karena harus membuka dadanya kembali, dan biasanya paru parunya telah menempel dengan kuat di dalam rongga dada, keadaan ini yang akan mempersulit pemisahan pembuluh yang bermasalah tersebut.
            Tetapi anehnya kedua orang tua anak ini tidak menampakkan reaksi apa apa selain hanya sikap pasrah kepada Allah serta kesabaran  dalam mengharap kemurahan dari Nya, tidak seperti yang terjadi pada umumnya.
           Mereka berkata : “ Kami berdua bertawakkal kepada Allah, Dialah Yang Maha Penyembuh dan Maha Pemberi Kesehatan dan Keselamatan “.
         Saat itu dokter sangat hawatir dan takut terhadap kondisi isi dada anak ini, yang tentunya menempel sangat erat.
        Biasanya operasi semacam ini akan memakan waktu yang lama sekali, bahkan bisa lebih dari tujuh jam. Tetapi apa yang terjadi...?, ternyata tidak seperti yang dihawatirkan, justru kemudahan yang dijumpai dalam operasi ini.
            Bahkan kondisi penempelan yang semula dihawatirkan, justru tidak dijumpai. Dan Alhamdulillah operasi dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari dua jam, bahkan hasilnya diluar dugaan, anak tersebut boleh pulang empat hari setelah operasi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar