PENTINGNYA SENYUM
OLEH : M.FARID ANWAR
“ Maka
dia ( Nabi
Sulaiman ) tersenyum
dengan tertawa karena ( mendengar ) perkataan semut itu.
dan dia
berdoa :
" Ya
Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau
anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan
amal saleh yang Engkau ridhai,
dan masukkanlah aku dengan rahmat Mu ke dalam golongan
hamba hamba Mu
yang sholeh ”.( Q.S. An Naml 19 )
Nabi
Sulaiman adalah Nabi yang
dikaruniai mukjizat dapat memahami bahasa burung dan dapat menundukkan jin.
“ Dan Sulaiman telah
mewarisi Daud, dan dia
berkata :
" Hai
manusia kami
telah diberi pengertian tentang
suara burung dan kami
diberi segala sesuatu. Sesungguhnya ( semua ) ini
benar benar
suatu karunia yang nyata ". Dan dihimpunkan untuk
Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan
tertib ( dalam
barisan ) “. ( Q.S. An Naml 16-17 )
Ketika
Nabi Sulaiman dan tentaranya melewati lembah semut, beliau mendengar seekor
semut berkata kepada teman temannya supaya masuk kedalam lubang agar tidak
terinjak tentara Nabi Sulaiman.
“ Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah
seekor semut : “ Hai semut semut, masuklah ke dalam sarang sarangmu, agar kamu
tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari
". ( Q.S. An Naml 18 ) Ketika
mendengar perkataan semut ini, maka tersenyumlah Nabi Sulaiman, begitu arif dan santunnya beliau, walau hanya terhadap semut makhluk kecil yang tak berdaya. Kepada
semut saja seorang Nabi perlu senyum, apalagi kepada sesama manusia.
BERBAGAI MAKNA
Senyum merupakan bahasa tubuh, senyum adalah gerak bibir yang mempunyai berbagai makna, bisa positif bisa negatif,
artinya dengan senyum bisa menjadi perekat komunikasi, bisa juga menjadi biang
sengketa karena senyum sinis yang diungkapkan
seseorang.
HIKMAH
SENYUM
Sangat banyak hikmah senyum, ketika sedang senyum maka otot wajah terlatih
untuk bergerak, sehingga yang suka senyum tidak perlu face life lagi, dengan
demikian yang sering melakukan senyum akan
selalu nampak awet muda.
Dengan senyum hormon endhorphin sebagai pemati rasa akan terlepas, dengan
demikian dapat mengendalikan rasa sakit.
Senyum dapat juga meningkatkan
imunitas ( kekebalan ) dalam tubuh.
Imunitas dapat bekerja secara maksimal ketika tubuh dalam keadaan rileks, maka
semakin banyak senyum ( dalam arti wajar ), berarti imunitas tubuh makin meningkat.
Senyum juga dapat mencegah darah
tinggi, karena ketika seseorang sedang senyum otot otot syaraf akan
mengendur alias tidak tegang. Masyaa Allah demikian banyak manfaat senyum.
RAHASIA SENYUM
Prof. William James ahli jiwa menerangkan bahwa sesungguhnya melalui
perbuatan kita dapat mengatur perasaan. “
Karena itu untuk mencapai kebahagiaan dan kegembiraan, saran William
timbulkanlah senyum pada wajah anda, berbuatlah dan bersikaplah seolah olah
anda benar benar sedang gembira “.
Shakespeare berkata : “ Baik dan
buruk, senang dan sedih itu semata mata ditentukan fikiran dan gagasan kita
sendiri, jika kita pura pura sakit karena ingin menghindar dari tugas maka kita
akan loyo, langkah kita jadi lamban seperti orang sakit beneran, bahkan mungkin
bisa benar benar jadi sakit. Itu disebabkan fikiran dan perasaan kita yang
menciptakan kemuraman itu. Sebaliknya jika kita tersenyum tulus dan memancarkan
wajah gembira, maka perasaan gembira akan benar benar muncul dan menjalar ke
hati kita, kitapun akan menikmatinya “.
BERMACAM SENYUM
Senyum merupakan cermin keadaan jiwa seseorang, senyum yang timbul secara
tulus beda dengan yang tidak. Senyum yang dilakukan secara tulus akan terlontar
secara alami dan spontan, nyaman dan enak bagi yang menikmati, beda dengan yang
dilakukan secara bersandiwara karena ketakutan bila keadaan jiwanya terbaca,
senyumnya akan terlihat perlu waktu, perlu berfikir untuk merefleksikannya,
sehingga nampak canggung bagi yang melihatnya.
BAGAIMANA MENYIKAPINYA
Agama mengajarkan bahwa setiap sikap hidup adalah ibadah, dengan dasar ini
jadi enak dan nyaman dibuatnya, sehingga hidup tak perlu banyak berpura pura
dan bersandiwara, karena akan berakibat sulit dibuatnya.
“ Dan aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi (
beribadah ) kepada Ku “. ( Q.S. Adz Dzaariyaat 56
Kehidupan
tidak selamanya menyenangkan, ada sehat ada sakit, ada untung ada rugi, ada
kaya ada miskin, ada bahagia ada susah. Memang demikian berputarnya roda
kehidupan dunia, dengan demikian sehat, untung, senang, bahagia tak akan selalu
berfihak pada manusia, karena memang demikian Allah mengaturnya.
Maka dalam
menyikapinya sangat tergantung pada kwalitas jiwa seseorang, semakin tinggi
tingkat keimanannya, semakin tinggi pula sikap sabar dan tawakkalnya kepada
Sang Pencipta Nya. Karena baginya faham bahwa hidup adalah ujian, bukankah
kenikmatan yang dirasakan selama hidup sangat dan terlampau banyak diberikan
yang Maha Kuasa dan Maha Rahman, akankah tidak terima dengan ujian Nya.
Dengan
demikian jiwanya jadi longgar, tabah, tegar dalam menghadapi masalah yang
menimpanya, sehingga terefleksi pada wajahnya berupa senyum tulus, bukan
cemberut yang membuat yang memandangnya jadi pada takut, sehingga membuat
hubungan jadi makin jauh jauh.
SENYUM
SEBAGAI IBADAH
Dengan
tepat dan gamblang agama Islam memberika solusi akan hakekat senyum, senyum
dikaitkan dengan masalah shodaqoh, artinya sambung sampai ke akherat, dengan
demikian senyum punya nilai pahala, jadi mau tidak mau orang yang mengaku
muslim akan mengamalkannya secara ikhlas, tanpa beban karena punya nilai disisi
Allah.
Jadi
pahala akan didapat, dan persahabatan pun jadi makin erat, ini untungnya bila
sesuatu didasarkan pada ajaran agama, jadi sehat didunia dan i akherat.
Dari Abu Dzar berkata : “ Nabi s.a.w.
bersabda : “ Janganlah sekali kali kamu mencemooh perbuatan baik seberapapun
kecilnya, walaupun perbuatan baik itu hanya berupa penyambutan terhadap
saudaramu dengan wajah yang berseri seri ( senyum ). ( H.R. Muslim )
KISAH TAULADAN
DIMANA ALLAH ?
Seorang Baduy dari dusun menghadap Rasulullah s.a.w. dan bertanya dengan polosnya : “ Muhammad, Tuhan itu sebenarnya jauh ataukah dekat ? ”. “ Maksudmu bagaimana ? ”, Rasulullah balik bertanya.
“ Jika Tuhan itu jauh, aku akan memanggilnya dengan suara keras keras, tetapi bila Tuhan itu dekat , aku akan memanggilnya dengan suara cukup pelan pelan saja “, jawab orang baduy.
Rasulullah s.a.w. terdiam sejenak, sulit rasanya memberi jawaban yang sesuai dengan alam pikiran baduy tersebut, dari tutur katanya yang polos dan sederhana, jika dijawab Tuhan itu dekat, pasti baduy tersebut akan bertanya : “ Mengapa Tuhan tak kelihatan ? “, tetapi jika dijawab Tuhan itu jauh diatas, mereka akan berbuat seenaknya, karena mengira Tuhan tidak akan melihatnya. Begitulah jalan pikiran sederhana orang dusun tersebut.
Disaat Rasulullah s.a.w. kebingungan mencari jawaban, maka turunlah wahyu Allah sebagaimana tercantum dalam surat Al Baqarah ayat 186 :
“ Dan bila hamba hamba Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang memohon dan berdo’a kepada Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah Ku, dan hendaklah mereka beriman kepada Ku, agar mereka selalu dijalan kebenaran “.
Begitu praktis jawaban Allah, sehingga mudah diterima oleh siapa saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar