Selasa, 12 Agustus 2014

PENTINGNYA SENYUM






PENTINGNYA SENYUM
OLEH : M.FARID ANWAR
Maka dia ( Nabi Sulaiman ) tersenyum dengan tertawa karena ( mendengar ) perkataan semut itu. dan dia berdoa : " Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai, dan masukkanlah aku dengan rahmat Mu ke dalam golongan hamba hamba Mu yang sholeh .( Q.S. An Naml 19 )
Nabi Sulaiman adalah Nabi yang dikaruniai mukjizat dapat memahami bahasa burung dan dapat menundukkan jin.
“ Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata : " Hai manusia kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya ( semua ) ini benar benar suatu karunia yang nyata ". Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib ( dalam barisan ).  ( Q.S. An Naml 16-17 )     
Ketika Nabi Sulaiman dan tentaranya melewati lembah semut, beliau mendengar seekor semut berkata kepada teman temannya supaya masuk kedalam lubang agar tidak terinjak tentara Nabi Sulaiman. 
            “ Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut : “ Hai semut semut, masuklah ke dalam sarang sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari ".  ( Q.S. An Naml 18 )                                     Ketika mendengar perkataan semut ini, maka tersenyumlah Nabi Sulaiman, begitu arif dan  santunnya beliau, walau hanya terhadap semut makhluk kecil yang tak berdaya. Kepada semut saja seorang Nabi perlu senyum, apalagi kepada sesama manusia.                                                                  
BERBAGAI MAKNA
           Senyum merupakan bahasa tubuh, senyum adalah gerak bibir yang mempunyai  berbagai makna, bisa positif bisa negatif, artinya dengan senyum bisa menjadi perekat komunikasi, bisa juga menjadi biang sengketa karena senyum sinis yang diungkapkan  seseorang.
HIKMAH SENYUM
            Sangat banyak hikmah senyum, ketika sedang senyum maka otot wajah terlatih untuk bergerak, sehingga yang suka senyum tidak perlu face life lagi, dengan demikian yang sering melakukan senyum akan selalu nampak awet muda.
         Dengan senyum hormon endhorphin sebagai pemati rasa akan terlepas, dengan demikian dapat mengendalikan rasa sakit.
     Senyum  dapat juga meningkatkan imunitas  ( kekebalan ) dalam tubuh. Imunitas dapat bekerja secara maksimal ketika tubuh dalam keadaan rileks, maka semakin banyak senyum ( dalam arti wajar ), berarti imunitas tubuh makin meningkat.
  Senyum juga dapat mencegah darah tinggi, karena ketika seseorang sedang senyum otot otot syaraf akan mengendur alias tidak tegang. Masyaa Allah demikian banyak manfaat senyum.
RAHASIA SENYUM
            Prof. William James ahli jiwa menerangkan bahwa sesungguhnya melalui perbuatan kita dapat mengatur perasaan. “ Karena itu untuk mencapai kebahagiaan dan kegembiraan, saran William timbulkanlah senyum pada wajah anda, berbuatlah dan bersikaplah seolah olah anda benar benar sedang gembira “.
            Shakespeare berkata : “ Baik dan buruk, senang dan sedih itu semata mata ditentukan fikiran dan gagasan kita sendiri, jika kita pura pura sakit karena ingin menghindar dari tugas maka kita akan loyo, langkah kita jadi lamban seperti orang sakit beneran, bahkan mungkin bisa benar benar jadi sakit. Itu disebabkan fikiran dan perasaan kita yang menciptakan kemuraman itu. Sebaliknya jika kita tersenyum tulus dan memancarkan wajah gembira, maka perasaan gembira akan benar benar muncul dan menjalar ke hati kita, kitapun akan menikmatinya “.  
BERMACAM SENYUM
            Senyum merupakan cermin keadaan jiwa seseorang, senyum yang timbul secara tulus beda dengan yang tidak. Senyum yang dilakukan secara tulus akan terlontar secara alami dan spontan, nyaman dan enak bagi yang menikmati, beda dengan yang dilakukan secara bersandiwara karena ketakutan bila keadaan jiwanya terbaca, senyumnya akan terlihat perlu waktu, perlu berfikir untuk merefleksikannya, sehingga nampak canggung bagi yang melihatnya.
BAGAIMANA MENYIKAPINYA
         Agama mengajarkan bahwa setiap sikap hidup adalah ibadah, dengan dasar ini jadi enak dan nyaman dibuatnya, sehingga hidup tak perlu banyak berpura pura dan bersandiwara, karena akan berakibat sulit dibuatnya.  
          “   Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya     mereka mengabdi ( beribadah ) kepada Ku. ( Q.S. Adz Dzaariyaat 56
      Kehidupan tidak selamanya menyenangkan, ada sehat ada sakit, ada untung ada rugi, ada kaya ada miskin, ada bahagia ada susah. Memang demikian berputarnya roda kehidupan dunia, dengan demikian sehat, untung, senang, bahagia tak akan selalu berfihak pada manusia, karena memang demikian Allah mengaturnya.
     Maka dalam menyikapinya sangat tergantung pada kwalitas jiwa seseorang, semakin tinggi tingkat keimanannya, semakin tinggi pula sikap sabar dan tawakkalnya kepada Sang Pencipta Nya. Karena baginya faham bahwa hidup adalah ujian, bukankah kenikmatan yang dirasakan selama hidup sangat dan terlampau banyak diberikan yang Maha Kuasa dan Maha Rahman, akankah tidak terima dengan ujian Nya. 
  Dengan demikian jiwanya jadi longgar, tabah, tegar dalam menghadapi masalah yang menimpanya, sehingga terefleksi pada wajahnya berupa senyum tulus, bukan cemberut yang membuat yang memandangnya jadi pada takut, sehingga membuat hubungan jadi makin jauh jauh.                                                 
SENYUM SEBAGAI IBADAH
    Dengan tepat dan gamblang agama Islam memberika solusi akan hakekat senyum, senyum dikaitkan dengan masalah shodaqoh, artinya sambung sampai ke akherat, dengan demikian senyum punya nilai pahala, jadi mau tidak mau orang yang mengaku muslim akan mengamalkannya secara ikhlas, tanpa beban karena punya nilai disisi Allah.
     Jadi pahala akan didapat, dan persahabatan pun jadi makin erat, ini untungnya bila sesuatu didasarkan pada ajaran agama, jadi sehat didunia dan i akherat.                                                 
                Dari Abu Dzar berkata : “ Nabi s.a.w. bersabda : “ Janganlah sekali kali kamu mencemooh perbuatan baik seberapapun kecilnya, walaupun perbuatan baik itu hanya berupa penyambutan terhadap saudaramu dengan wajah yang berseri seri ( senyum ). ( H.R. Muslim )

KISAH TAULADAN
DIMANA ALLAH ?
           Seorang Baduy dari dusun menghadap Rasulullah s.a.w. dan bertanya dengan polosnya  : “ Muhammad, Tuhan itu sebenarnya jauh ataukah dekat ? ”. “ Maksudmu bagaimana ? ”, Rasulullah balik bertanya.
            “ Jika Tuhan itu jauh, aku akan memanggilnya dengan  suara keras  keras, tetapi bila Tuhan itu dekat , aku akan memanggilnya dengan suara cukup pelan pelan saja “, jawab orang baduy.
                 Rasulullah s.a.w. terdiam sejenak, sulit rasanya memberi jawaban yang sesuai dengan alam pikiran baduy tersebut, dari tutur katanya yang polos dan sederhana, jika dijawab Tuhan itu dekat, pasti baduy tersebut akan bertanya : “ Mengapa Tuhan tak kelihatan ? “, tetapi jika dijawab Tuhan itu jauh diatas, mereka akan berbuat seenaknya, karena mengira Tuhan tidak akan melihatnya. Begitulah jalan pikiran sederhana orang dusun tersebut.
          Disaat Rasulullah s.a.w. kebingungan mencari jawaban, maka turunlah wahyu Allah sebagaimana tercantum dalam surat Al Baqarah ayat 186 :
            “ Dan bila hamba hamba Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwa Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang memohon dan berdo’a kepada Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah Ku, dan hendaklah mereka beriman kepada Ku, agar mereka selalu dijalan kebenaran “.
            Begitu praktis jawaban Allah, sehingga mudah diterima oleh siapa saja.

                                           

            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar