Senin, 18 Agustus 2014





INDAHNYA KEMATIAN BUAH HATI
Oleh : M. FARID ANWAR
 “ ......... boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi ( pula ) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu
                                                  tidak mengetahui.
    ( Q.S. Al Baqarah 216 )
    Hidup dihiasi bermacam misteri dan rahasia, namun karena keterbatasan manusia, maunya hanya minta yang enak dan menyenangkan saja, padahal dibalik ketidak enakan pasti ada hikmahknya 
         Demikian halnya dengan mushibah memang tidak menyenangkan siapa saja, namun itulah ketetapan Yang Maha Kuasa, tanpa mushibah hidup terasa tak lengkap dan sempurna. Masalahnya, tinggal bagaimana cara menyikapinya ?.
BUAH HATI
         Dalam berumah tangga kiranya tak lengkap bila tidak mempunyai keturunan,  dengan keturunan berarti punya penerus sekaligus sebagai hiburan.
          Betapa kecewanya hidup tidak mempunyai keturunan, apalah arti  berumah tangga bila tak terdengar suara tangisan, tak ada canda dan gurauan. berkat hadirnya sang buah hati yang lucu dan menawan.
            Betapa pentingnya buah hati sampai terjadi kasus perceraian, gara gara sang istri dianggap tak bisa memberikan keturunan. Padahal kesalahan tidak seharusnya dialamatkan kepada sang istri, yang selalu menjadi kambing hitam.
TITIPAN
  Betapa senangnya ketika keinginan memiliki keturunan diijabahi, namun bisa saja sewaktu waktu sang buah hati diminta Nya kembali. Karena pada hakekatnya merupakan titipan Sang Ilahi.
   Maka beruntung bagi yang bisa menyikapi, dengan membekali diri agar tak kecewa terhadap kemungkinan yang bakal terjadi !.
PERINGATAN ALLAH
            Maka tidak seharusnya mencintai sesuatu, melebihi citanya kepada Allah, karena sangat berbahaya !, karena Allah akan mendatangkan keputusan Nya, akan jauh dari petunjuk Nya, dan tergolong fasik !. 
  “ Katakanlah : " Jika bapak bapak , anak anak , saudara saudara, isteri isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul Nya dan dari berjihad di jalan nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan Nya ", dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang orang yang fasik.   ( Q.S. At Taubah 24 )
MAHA TAHU
            Siapa yang tahu rencana Allah ?, disebabkan karena kelemahan dan keterbatasan manusia, ia tak memahami hal hal yang akan terjadi.
   Keterbatasan manusia dijelaskan Allah, ketika dua orang Nabi bertemu dengan pengetahuan yang berbeda. Karena pengetahuan Nabi Musa yang terbatas, sehingga dia selalu memprotes prilaku Nabi Khidhir yang dianggapnya salah.                                                                             
  " Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka dia membunuhnya. Musa berkata : " Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain ?, sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar ". Dia berkata : " Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku ? “. ( Q.S. Al Kahfi 74-75 )
      Ahirnya Nabi Khidhir membuka rahasia pembunuhan yang dilakukannya,
    “  Dan adapun anak muda itu, maka kedua orang tuanya adalah orang orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya  dari anaknya itu, dan lebih dalam kasih sayangnya ( kepada ibu bapaknya ).              ( Q.S. Al Kahfi 80-81 )                                                             
               Demikian luas ilmu yang dikaruniakan Allah kepada Nabi Khidhir, sehingga kejadian yang seolah nampak jelek justru membawa hikmah dikemudian hari.   
HIKMAH
          Demikian pula dengan musibah yang menimpa, jangan berprasangka pada Allah Ta’ala, simak hikmahnya jangan terperangkap pada musibah itu saja, namun cari hikmah dibaliknya, karena Allah lebih Bijak dari yang disangkanya !. Maka kembalikan dan serahkan semua problema pada Yang Maha Kuasa.  
BAITUL HAMDI
            Bila suatu saat buah hati tak berumur panjang, jangan terlampau larut dalam kesedihan, karena tak kan menyelesaikan persoalan, maka terima dengan dada lapang, karena kelak di Syurga akan dibuatkan bangunan.   
    Dari Abu Musa r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Apabila anak seseorang itu meninggal dunia maka Allah Ta’ala bertanya kepada Malaikat Nya : “ Kamu telah mencabut nyawa anak hambaku ? “, Malaikat menjawab : “ Ya “, Allah berfirman : “ Kamu telah mencabut buah hatinya ? ”, Malaikat menjawab : “ Ya “, Allah berfirman : “ Maka apa yang diucapkan oleh hambaku ? ”, Malaikat menjawab : “ Ia memuji kepadamu dan mengucapkan : “ Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun “. Kemudian Allah Ta’ala berfirman : “ Bangunkanlah untuk hamba Ku sebuah rumah di dalam syurga, dan namakan rumah itu dengan nama Baitul Hamdi ( rumah pujian ) “. ( H.R. At Turmudzy )
   Bayangkan betapa kuat imannya, ketika diambil buah hatinya bukannya menyesal dan kecewa, bahkan bersyukur dan beristirja’ ( innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun ), maka pantas bila dibuatkan bangunan “ Rumah pujian “.                      
RIDLO
             Diantara syarat agar dibalas dengan Syurga, maka sikap ridlo harus dilakukan, dengan bersikap ridlo hati jadi lapang, agar tak tertimpa stress berkepanjangan yang sangat membahayakan !.  
              Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Allah Ta’ala berfirman : ” Aku tidak akan memberi balasan kepada hamba Ku yang mukmin, bila Aku mengambil kekasihnya didunia ini kemudian ia ridlo dan mengharapkan pahala kepada Ku, melainkan balasannya syurga “. ( H.R. Bukhari )
TAK TERSENTUH API NERAKA
            Begitu besar balasan terhadap yang kematian buah hati, sehingga tak hanya dibalas Syurga saja, bahkan dijamin tak tersentuh api neraka kemudian hari !.
           Dari Abu Hurairah r.a. berkata : “ Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Seseorang diantara ummat Islam yang kematian tiga orang anaknya, maka ia tidak akan tersentuh api neraka, kecuali hanya sekedar untuk menepati sumpah “. ( H.R. Bukhari Muslim )                 
MASUK SYURGA
         Memang berat kematian buah hati, namun Allah Yang Maha Pemurah tahu membalas budi, terhadap ketabahan hamba Nya yang mentaati, sehingga dibalas dengan syurga yang penuh kenikmatan dan abadi !.  
            Dari Anas r.a. berkata : “ Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Setiap orang Islam yang kematian tiga orang anaknya yang belum dewasa, maka ia akan dimasukkan oleh Allah kedalam Syurga atas berkat rahmat Allah terhadap anak anaknya itu “.  ( H.R. Bukhari Muslim )



                                                                  KISAH TAULADAN
   ABU DZAR AL HIFARI
         Nama aslinya Jundub bin Junadah, sifatnya radikal revolusioner berasal dari Ghifar, kabilahnya yang dikenal suka melanglang buana di padang pasir. Abu Dzar dikenal sangat benci dan menentang pemujaan berhala di zaman Jahiliyah.
    Dengan datangnya agama Islam ia sangat antusias menyambutnya, dengan semangat mengebu nggebu ia segera ingin menjumpai Nabi Muhammad s.a.w.
  Dengan berjalan terhuyung huyung karena letihnya, Abu Dzar langsung menuju Mekkah melakukan thowaf mengelilingi berhala besar yang ada di sekitar ka’bah, siasat ini dilakukan agar keinginannya menjumpai Nabi untuk menyatakan keimanannya tidak terendus kaum kafir Quraisy.
     Abu Dzar terus saja melangkahkan kakinya sambil memantau pembicaraan orang tentang Nabi Muhammad s.a.w., dan melacak dimana tempat Nabi s.a.w. berada.
       Setelah berjumpa Nabi s.a.w., Abu Dzar langsung menyatakan ke Islamannya, ketika itu Rasulullah s.a.w. dalam menyampaikan da’wahnya masih secara sembunyi sembunyi, karena umat Islam waktu itu masih berjumlah enam orang. Tetapi karena sifat radikalnya ia menuju ke Masjidil Haram dan dengan lantangnya menyerukan kalimat syahadat. Dimana kalimat tersebut merupakan teriakan pertama kali tentang keberadaan agama Islam, yang disampaikan oleh seorang perantau asing.
            Berkat keberaniannya ini ia mendapat siksaan dari kaum Quraisy, dengan berbondong bondong mereka menyiksa silih berganti, hingga ia roboh tak berdaya.
            Siksaan terhadap Abu Dzar akhirnya sampai ketelinga paman Nabi s.a.w. Dengan segera beliau mendatangi tempat Abu Dzar disiksa, sambil berkata kepada kaum Quraisy : “ Wahai kaum Quraisy kamu adalah bangsa pedagang, yang pasti lewat di kampung Bani Ghifar, sedang orang ini adalah salah satu warganya, bila ia mengajak kaumnya untuk merampok kafilahmu bagaimana ?! “.
       Setelah mendengar nasehat paman Nabi s.a.w. mereka sama membubarkan diri. Adapun Abu Dzar tetap saja menetap di Mekkah agar dapat mendalami agama Islam. Suatu hari nampak oleh Abu Dzar dua orang wanita mengelilingi berhala sambil memujanya, kemudian kedua wanita ini dihadang Abu Dzar sambil menghina berhala yang dipujanya, kedua wanita tersebut spontan berteriak, hingga orang orang sama berdatangan dan menyiksa Abu Dzar sampai tak sadarkan diri. Ketika sadar ia berseru :  “ Asyhadu Allaa Ilaaha Illallaah wa Asyhadu anna Muhammadar Rasuulullaah “.
         Setelah Nabi s.a.w. hijrah ke Madinah, Abu Dzar pulang dan mengajak kabilahnya dan kabilah Aslam guna memeluk agama Islam, kemudian dia menyusul Nabi berangkat ke Madinah.                      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar