Minggu, 17 Agustus 2014

JAWABAN YANG TEPAT






JAWABAN YANG TEPAT
OLEH :  H. M. FARID ANWAR
          " Hai orang orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar ". ( Q.S. Al Ahzab 70-71 )
         Diantara tuntunan agama adalah menjaga mulut atau lesan, karena lesan walaupun lunak namun sangat berbahaya bila tak dapat mengendalikan.
          Mengingat pentingnya lesan, sampai Nabi s.a.w. mengaitkan dengan masalah iman dan hari kemudian, sebagaimana beliau sampaikan :
     " Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah berkata baik atau diam ".  ( H.R. Bukhori Muslim )
HIKMAH BERKATA BENAR
         Benar kiranya pepatah mengatakan : Berkata itu perak, diam itu emas.
       Dalam berkata kata hendaknya hindari dusta, sampaikan yang benar dan yang baik baik saja, yang bermanfaat bagi pendengarnya, agar lesan punya bobot dan dipercaya, tidak asal membuka sehingga membuat turun derajatnya.
       Dalam menjaga lesan pada dasarnya berangkat dari jiwa yang baik pula : Jiwa yang ihlas, jiwa yang bersih yang selalu menjaga dari dosa, sehingga membuahkan sikap berhati hati dalam berkata. 
      Dengan menjaga tutur kata akan berakibat Allah memperbaiki prilakunya, bahkan diampuni dosa dosanya. Memang berat menjaga lidah namun sangat tinggi nilainya disisi Allah ta'ala.
       Hai orang orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan amalanmu dan mengampuni bagimu dosa dosamu, dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul Nya. Maka Sesungguhnya dia telah mendapat kemenangan yang besar. ( Q.S. Al Ahzab 70-71 )
AKIBAT DUSTA MEMBUAT SUSAH
           Saat menyaksikan beberapa tayangan T.V. tentang kasus K.P.K. dan kepolisian, pemirsa sempat dibuat kebingungan, karena masing masing sama bertahan seolah tak punya kesalahan, bahkan sempat mengangkat sumpah sebagai penolakan, guna memperkuat apa yang dilakukan.
            Begini akibat bila kata kata berangkat dari jiwa yang kurang jujur dan bersih,  masing masing membuat alibi, sehingga membuat sulit dalam menyelidiki, lebih lebih karena akan merasa malu bila perbuatannya terbukti. Satu satunya cara menghindari, dengan bersilat lidah agar perbuatannya tak terbukti.
        Namun ingat hati nurani tak bisa dipungkiri dan dibohongi, kelak mahkamah tinggi, pada kehidupan setelah mati, yang akan menunjukkan kebenaran hakiki, dengan bukti bukti yang tak bisa dipungkiri !.
HAMBA YANG SHOLIH      
          Pernah hidup seorang hamba Allah yang sholeh dan sangat tingi ilmunya, Imam Alghozali namanya. Nama aslinya Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Attusy, kelahiran desa Attusi daerah Qurasan merupakan daerah kekuasaan Baghdad. Masa hidupnya 450 H. Wafat pada usia 55 tahun.
     Sangat banyak karya tulisnya berkaliber dunia, yang terkenal diantaranya Ihya' ulumuddin, yang membahas masalah hati atau jiwa.
         Karena ilmu agama yang dimiliki tak hanya difahami saja, namun dihayati dan diamalkannya, sehingga membuahkan pola fikir dan berbobot tutur katanya, sehingga membuahkan karya yang bermanfaat bagi siapa saja.
       Dibawah ini kami sajikan beberapa pertanyaan yang pernah dilontarkan pada para muridnya yang sangat taat, sekaligus sebagai bahan renungan dan nasehat, agar menjadikan diri semakin hati hati dalam bersikap, agar selamat didunia dan aherat. 
1. YANG PALING DEKAT
      Suatu hari imam al Ghazali berkumpul dengan  para muridnya, kemudian  beliau mengajukan beberapa pertanyaan : " Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini ? ".
             Diantara muridnya ada yang menjawab : " orang tua, guru, teman, dan kerabatnya ". Imam al-Ghazali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah " mati ". Sebab mati merupakan ketetapan Allah s.w.t.
       " Tiap tiap yang berjiwa akan merasakan mati dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan ". ( Q.S. Ali Imran 185 )
2. YANG PALING JAUH
       Kemudian beliau melanjutkan dengan pertanyaan : " Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini ? ". Murid muridnya ada yang menjawab : " negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang ". Kemudian Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah benar. Tetapi yang paling benar adalah : " masa lalu ".
            Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu harus menjaga hari ini dan hari hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan tuntunan, agar tidak menyesal di hari kemudian.
3. YANG PALING BESAR
          Imam Al Ghozali menambah lagi pertanyaan : " Apa yang paling besar di dunia ini ? ". Murid muridnya ada yang menjawab : " Gunung, bumi dan matahari ". Semua jawaban itu benar kata Imam Ghazali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah : " nafsu ". Maka harus berhati hati dengan nafsu, jangan sampai amal sholih jadi terbelenggu, akibat kuatnya dorongan hawa nafsu yang selalu mengganggu.
          " Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat  ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang orang yang lalai ". ( Q.S. Al-A'raf : 179 )
4. YANG PALING BERAT
                Imam Al Ghozali kemudian mengajukan pertanyaan selanjutnya : " Apa yang paling berat di dunia ini ? ". Ada yang menjawab : " Baja, besi, dan gajah ". " Semua jawaban kalian benar ", kata Imam Ghozali, tetapi yang paling berat adalah : " memegang amanah "           
Tumbuh tumbuhan, binatang, gunung, dan Malaikat semua tidak mampu ketika Allah s.w.t. meminta mereka untuk menjadi khalifah ( pemimpin ) di dunia ini.     

Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah s.w.t. sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena tidak sanggup memegang amanahnya.
" Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh ".   ( Q.S. Al Ahzab 72 )
5. YANG PALING RINGAN
              Kemudian pertanyaan diajukan lagi : " Apa yang paling ringan di dunia ini ? ". Ada yang menjawab : " Kapas, angin, debu, dan daun-daunan ". " Semua itu benar ", kata Imam al-Ghazali. Namun menurut beliau yang paling ringan di dunia ini adalah : " Meninggalkan shalat ". Gara gara pekerjaan, pelajaran, hiburan dengan mudahnya shalat ditinggalkan, gara gara meeting dengan entengnya shalat diabaikan.
6. YANG PALING TAJAM
             Dan pertanyaan yang terahir yang diajukan : " Apakah yang paling tajam di dunia ini ? ". Murid muridnya menjawab dengan serentak :  " Pedang ". " Benar " kata Imam al-Ghazali. Tapi yang paling tajam adalah : " Lidah manusia ". Karena dengan lidah, manusia sangat mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya.
KEMBALI KEJIWA SEBAGAI PIJAKAN
          Lidah sebagai alat komunikasi sangat berguna, apabila hati hati dalam menggunakannya, keluar dari lubuk hati yang tertata, akan bermanfaat, membuat sejuk dan senang bagi yang mendengarnya.
       Namun sebaliknya bila mulut asal dibuka, tanpa dicerna, akan berakibat membawa bencana.  Bila lidah sudah berkata, sulit untuk ditarik dan dicabut untuk meralatnya, kecuali kata maaf yang mengirinya, itupun bila pendengar mau menerima permintaan maafnya.
     Bukankah perselisihan, perkelahian, tawuran, bahkan sampai peperangan, berasal dari ketersinggungan, dari kata kata tajam yang menyinggung perasaan !. Demikian fatal akibat lesan yang tak terkendalikan. Maka hendaknya semua kembali pada peringatan, yang telah disampaikan dengan cara menata hati atau jiwa sebagai pijakan, agar lesan dapat dikendalikan.  
 
       Semoga kita bisa berhati hati dalam menjaga lisan agar selamat di dunia 
dan hari kebagkitan. Amiin.   



Tidak ada komentar:

Posting Komentar