JAWABAN
YANG TEPAT
OLEH
: H. M. FARID ANWAR
"
Hai orang orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan
yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan amalanmu dan mengampuni
bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya
ia telah mendapat kemenangan yang besar ". ( Q.S. Al Ahzab 70-71 )
Diantara tuntunan agama adalah
menjaga mulut atau lesan, karena lesan walaupun lunak namun sangat berbahaya
bila tak dapat mengendalikan.
Mengingat pentingnya lesan,
sampai Nabi s.a.w. mengaitkan dengan masalah iman dan hari kemudian,
sebagaimana beliau sampaikan :
" Barang siapa beriman
kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah berkata baik atau diam ". ( H.R. Bukhori
Muslim )
HIKMAH BERKATA BENAR
Benar kiranya pepatah
mengatakan : Berkata itu perak, diam itu emas.
Dalam berkata kata hendaknya
hindari dusta, sampaikan yang benar dan yang baik baik saja, yang bermanfaat
bagi pendengarnya, agar lesan punya bobot dan dipercaya, tidak asal membuka
sehingga membuat turun derajatnya.
Dalam menjaga lesan pada
dasarnya berangkat dari jiwa yang baik pula : Jiwa yang ihlas, jiwa yang bersih
yang selalu menjaga dari dosa, sehingga membuahkan sikap berhati hati dalam
berkata.
Dengan menjaga tutur kata akan berakibat Allah memperbaiki
prilakunya, bahkan diampuni dosa dosanya. Memang berat menjaga lidah namun
sangat tinggi nilainya disisi Allah ta'ala.
“ Hai orang orang yang beriman,
bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.
Niscaya
Allah memperbaiki bagimu amalan amalanmu dan
mengampuni bagimu dosa dosamu, dan barangsiapa mentaati
Allah dan Rasul Nya. Maka Sesungguhnya dia telah
mendapat kemenangan yang besar. (
Q.S. Al Ahzab 70-71 )
AKIBAT DUSTA MEMBUAT SUSAH
Saat menyaksikan
beberapa tayangan T.V. tentang kasus K.P.K. dan kepolisian, pemirsa sempat
dibuat kebingungan, karena masing masing sama bertahan seolah tak punya
kesalahan, bahkan sempat mengangkat sumpah sebagai penolakan, guna memperkuat
apa yang dilakukan.
Begini akibat bila kata kata
berangkat dari jiwa yang kurang jujur dan bersih, masing masing membuat alibi, sehingga membuat
sulit dalam menyelidiki, lebih lebih karena akan merasa malu bila perbuatannya
terbukti. Satu satunya cara menghindari, dengan bersilat lidah agar perbuatannya tak terbukti.
Namun ingat hati nurani tak
bisa dipungkiri dan dibohongi, kelak mahkamah tinggi, pada kehidupan setelah
mati, yang akan menunjukkan kebenaran hakiki, dengan bukti bukti yang tak bisa
dipungkiri !.
HAMBA YANG SHOLIH
Pernah hidup seorang hamba
Allah yang sholeh dan sangat tingi ilmunya, Imam Alghozali namanya. Nama
aslinya Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Attusy, kelahiran desa
Attusi daerah Qurasan merupakan daerah kekuasaan Baghdad . Masa hidupnya 450 H. Wafat pada usia
55 tahun.
Sangat banyak karya tulisnya
berkaliber dunia, yang terkenal diantaranya Ihya' ulumuddin, yang membahas
masalah hati atau jiwa.
Karena ilmu agama yang
dimiliki tak hanya difahami saja, namun dihayati dan diamalkannya, sehingga
membuahkan pola fikir dan berbobot tutur katanya, sehingga membuahkan karya
yang bermanfaat bagi siapa saja.
Dibawah ini kami sajikan
beberapa pertanyaan yang pernah dilontarkan pada para muridnya yang sangat
taat, sekaligus sebagai bahan renungan dan nasehat, agar menjadikan diri
semakin hati hati dalam bersikap, agar selamat didunia dan aherat.
1. YANG PALING DEKAT
Suatu hari imam al Ghazali
berkumpul dengan para muridnya,
kemudian beliau mengajukan beberapa
pertanyaan : " Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini ?
".
Diantara muridnya ada yang
menjawab : " orang tua, guru, teman, dan kerabatnya ".
Imam al-Ghazali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat
dengan kita adalah " mati ". Sebab mati merupakan ketetapan
Allah s.w.t.
"
Tiap tiap yang berjiwa akan merasakan mati dan Sesungguhnya pada hari kiamat
sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam
syurga, maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan ". ( Q.S.
Ali Imran 185 )
2. YANG PALING JAUH
Kemudian beliau melanjutkan
dengan pertanyaan : " Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini
? ". Murid muridnya ada yang menjawab
: " negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang ". Kemudian
Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah
benar. Tetapi yang paling benar adalah : " masa lalu ".
Bagaimanapun kita, apapun
kendaraan kita, tetap tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu harus
menjaga hari ini dan hari hari
yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan tuntunan,
agar tidak menyesal di hari kemudian.
3. YANG PALING BESAR
Imam Al Ghozali menambah lagi
pertanyaan : " Apa yang paling besar di dunia ini ? ". Murid muridnya ada yang
menjawab : " Gunung, bumi dan matahari ". Semua jawaban itu
benar kata Imam Ghazali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini
adalah : " nafsu ". Maka harus berhati hati dengan nafsu,
jangan sampai amal sholih jadi terbelenggu, akibat kuatnya dorongan hawa
nafsu yang selalu mengganggu.
" Dan
Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi)
tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat ayat Allah). mereka itu sebagai
binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang orang yang
lalai ". (
Q.S. Al-A'raf : 179 )
4. YANG PALING BERAT
Imam Al Ghozali kemudian
mengajukan pertanyaan selanjutnya : " Apa yang paling berat di dunia
ini ? ". Ada yang menjawab : " Baja, besi, dan
gajah ". " Semua jawaban kalian benar ", kata Imam Ghozali,
tetapi yang paling berat adalah : " memegang amanah "
Tumbuh tumbuhan,
binatang, gunung, dan Malaikat
semua tidak mampu ketika Allah s.w.t. meminta mereka untuk menjadi khalifah (
pemimpin ) di dunia ini.
Tetapi manusia
dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah s.w.t. sehingga banyak dari
manusia masuk ke neraka karena tidak sanggup memegang amanahnya.
" Sesungguhnya Kami
telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya
enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan
dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan
Amat bodoh ". ( Q.S. Al Ahzab 72 )
5. YANG PALING RINGAN
Kemudian pertanyaan diajukan lagi
: " Apa yang paling ringan di dunia ini ? ". Ada yang menjawab : " Kapas, angin,
debu, dan daun-daunan ". " Semua itu benar ", kata Imam
al-Ghazali. Namun menurut beliau yang paling ringan di dunia ini adalah : "
Meninggalkan shalat ". Gara gara pekerjaan, pelajaran, hiburan dengan
mudahnya shalat ditinggalkan, gara gara meeting dengan entengnya shalat
diabaikan.
6. YANG PALING TAJAM
Dan pertanyaan yang terahir yang
diajukan : " Apakah yang paling tajam di dunia ini ? ". Murid muridnya
menjawab dengan serentak : "
Pedang ". " Benar " kata Imam al-Ghazali. Tapi yang paling
tajam adalah : " Lidah manusia ". Karena dengan lidah, manusia
sangat mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya.
KEMBALI KEJIWA SEBAGAI PIJAKAN
Lidah sebagai alat komunikasi
sangat berguna, apabila hati hati dalam menggunakannya, keluar dari lubuk hati
yang tertata, akan bermanfaat, membuat sejuk dan senang bagi yang mendengarnya.
Namun sebaliknya bila mulut asal
dibuka, tanpa dicerna, akan berakibat membawa bencana. Bila lidah sudah berkata, sulit untuk ditarik
dan dicabut untuk meralatnya, kecuali kata maaf yang mengirinya, itupun bila
pendengar mau menerima permintaan maafnya.
Bukankah perselisihan,
perkelahian, tawuran, bahkan sampai peperangan, berasal dari ketersinggungan,
dari kata kata tajam yang menyinggung perasaan !. Demikian fatal akibat lesan yang tak
terkendalikan. Maka hendaknya semua kembali pada peringatan, yang telah
disampaikan dengan cara menata hati atau jiwa sebagai pijakan, agar lesan dapat
dikendalikan.
Semoga kita bisa berhati hati dalam menjaga lisan agar selamat di dunia dan hari kebagkitan. Amiin.
Semoga kita bisa berhati hati dalam menjaga lisan agar selamat di dunia dan hari kebagkitan. Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar