HIKMAH NIKAH
" Dan di
antara tanda tanda kekuasaan Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri istri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan
dijadikan Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar benar terdapat tanda tanda bagi kaum yang berfikir ”. ( Q.S. Ar ruum : 21 )
Salah satu ajaran islam adalah
nikah atau perkawinan, perkawinan adalah bersatunya dua insan berlainan jenis
yang dikokohkan dengan Aqad atau perjanjian yang telah diatur dalam agama
Islam, dalam rangka membentuk rumah tangga bahagia.
Diantara hikmah perkawinan menurut
ajaran islam:
1.MENIMBULKAN RASA TENTERAM (BAHAGIA)
Benih rasa kasih dan sayang
merupakan fitrah yang telah dianugerahkan Allah kepada manusia, merupakan tanda
kebesaran dan kemurahanNya.
Dengan bekal fithrah inilah
diharapkan dapat membentuk kejenjang pernikahan, membentuk rumah tangga sakinah mawaddah
warahmah ( rumah tangga bahagia atas dasar rasa kasih dan sayang ), dengan
demikian akan dapat menimbulkan rasa tenteram dan bahagia, sekaligus nafsu liar dapat dihambat
dan dicegah dan terhindarkan dari hal-hal yang tidak diinginkan ( perzinahan, perselingkuhan dll. ).
Oleh karena itu agama
Islam mendorong dan menekankan agar bagi yang telah sanggup menikah agar segera
melaksanakan, Dari Abdullah r.a. katanya, Rasulullah bersabda : “ Hai para pemuda, siapa diantara kamu telah
sanggup berumah tangga, maka kawinlah!, karena perkawinan itu dapat menundukkan
pandangan mata dan kemaluan (dari dosa), siapa yang belum sanggup, hendaklah
dia puasa, karena puasa itu dapat menundukkan nafsu birahi ”. ( H.R. Muslim )
Begitu tegas dan tandas
Islam mengajarkan betapa pentingnya nilai pernikahan, karena nafsu bila
tidak diarahkan dan diberikan jalan
keluar yang benar akan menjadi liar tak terarahkan. Sehingga akan merusak tatanan kemasyarakatan dan akan menimbulkan
dampak yang fatal bagi kehidupan.
Bahkan bagi yang
berkeinginan namun belum sanggup melaksanakan, Nabi s.a.w. memberikan jalan
yang cukup ampuh dan indah yakni dengan melakukan puasa, karena dengan puasa
akan dapat menundukkan nafsu birahi seseorang.
2. MEMPERBANYAK KETURUNAN
Dengan perkawinan
diharapkan akan menghasilkan keturunan yang merupakan perekat dan pengikat
dalam berumah tangga, dengan kata lain akan menambah jumlah jajaran umat islam,
sehingga dalam memilih calon istri Nabi saw memberikan arahan yang jelas :
“ Kawinilah perempuan yang kamu cintai
dan yang subur , karena saya akan bangga dengan jumlahmu kepada Nabi nabi lain
dihari kiamat ”. ( H.R. Ahmad
)
Betapa luhur dan mulia melaksanakan pernikahan, karena berarti
ikut menambah jumlah jajaran umat Islam,
3.
MELAKSANAKAN SUNNAH RASUL
“ Empat perkara yang menjadi sunnah para
Rasul yakni : memakai pacar, memakai wangi-wangian, bersiwak dan kawin ”. ( H.R. Tirmidzi )
Dalam Islam tidak
dikenal faham hidup membujang, denga tandas Nabi s.a.w. menyampaikan : “
Tidak ada rahbaniyah ( hidup membujang ) dalam Islam “.
Hidup membujang sangat bertentangan dengan ajaran Islam, karena
hidup dalam ketidak normalan, pada hakekatnya manusia dicipta merupakan
mahluk social, mahluk yang saling berhubungan, saling menolong dan
saling membutuhkan. Manusia yang hidup menyendiri apalagi tidak memiliki teman
hidup yang bisa diajak berbagi rasa dalam susah dan ceria, akan terasa hambar,
sepi dan tersiksa. Padahal hidup yang merupakan karunia Allah ini seharusnya
dinikmati dan disyukuri sebagaimana yang telah dituntunkan dalam agama Islam,
sehingga terasa asyik dan nyaman tidak semakin tersiksa dan tertekan. 4.
MENDAPAT PERTOLONGAN ALLAH
“ Tiga Orang yang berhak mendapatkan
pertolongan Allah, Orang yang berjuang dijalan Allah, hamba sahaya yang berniat
akan menebus dirinya dan orang yang kawin untuk melindungi kehormatannya
”. ( H.R.Tirmidzi )
Begitu tinggi penghargaan Allah terhadap hambaNya yang mau
melaksanakan tuntunannya sehingga akan memberikan pertolonganNya, oleh
karena itu bagi para pemuda yang belum menikah jangan ragu melangkah, karena
Allah pasti akan menjemput dan menyambutnya dengan pertolongan, yang sungguh akan didatangkan oleh Dzat Yang
Maha Pemberi, Yang Maha Rahman, Maha Kaya dan tidak akan pernah menyelisihi
janji. 5.
DICUKUPI RIZKINYA
“ Dan kawinlah orang
yang sendirian (belum rumah tangga) diantara kamu, dan orang orang yang layak
(kawin) dari hamba hambamu yang laki laki dan hamba sahayamu yang perempuan.
Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia Nya. Dan Allah
Maha luas ( pemberian Nya ) lagi Maha Mengetahui ”. ( Q.S. An Nuur 32 )
Biasanya ada semacam perasaan ragu dan sangat mengganggu bagi
para pemuda yang akan melangkah kejenjang pernikahan, betapa tidak ia berandai
andai dalam benaknya, dengan penghasilan sekian saja untuk hidup sendiri
susahnya bukan main apalagi hidup dengan isteri tambah kalang kabut, inilah tipu
daya setan dalam rangka menggembosi guna membelokkan jalan menuju neraka,
memang bukan setan bila tidak pandai menggoda dan menjerumuskan.
Fikiran ini harus segara ditepis dengan segera ingat pada
firman Allah diatas : " jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka
dengan karuniaNya ".
Pengalaman
banyak membuktikan, bahwa para pemuda yang telah berumah tangga berkomentar
dengan mantapnya : “ Dulu sebelum saya menikah terasa tidak cukup membiayai
dirinya, namun setelah menikah jadi semakin cukup dan terasa barokah, bahkan
sekarang sudah bisa beli rumah walau sederhana, ternyata dengan menikah hidup
semakin meningkat penuh barokah “.
6. TERGOLONG PENGIKUT NABI
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadist dari Anas r.a., ada
tiga orang berkunjung ke rumah rumah istri Rasulullah s.a.w. menanyakan tentang
ibadah Nabi. Setelah mendapat jawaban mereka merasa bahwa ibadahnya terlalu
sedikit bila dibanding dengan Nabi.
Mereka berkata : “ Bagaimana kita ini, padahal beliau
telah diampuni dosanya, baik yang lampau dan akan datang.” Salah seorang
diantara mereka berkata : “Saya akan Shalat Tahjjud setiap malam.” Yang lain
berkata : ”Saya akan berpuasa sepanjang tahun tidak akan berhenti.” Yang lain
berkata : “Saya akan menjauhi wanita. Saya tidak akan kawin selamanya ”.
Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Kalian berkata
begitu, ketahuilah demi Allah saya adalah orang yang paling takut kepada Allah
diantara kalian dan yang paling taqwa kepada Nya. Tetapi saya berpuasa dan
kadang-kadang tidak berpuasa, saya sholat sholat dan saya tidur, saya juga
kawin dengan wanita. Orang yang tidak suka dengan Sunnah saya dia bukan
pengikut saya.”
Begitu sempurna dan tinggi nilai ajaran Islam, semua anggauta
badan punya hak dan bahagian, tidak ada yang ditindas dan dikesampingkan,
masing masing dipelihara menurut kodrat dan sesuai dengan maksud Yang
Menciptakan.
KISAH TELADAN
TAMU ORANG MAJUSI
Suatu hari Nabi Ibrahim as menolak seorang
tamu beragama majusi yang datang bertandang ke rumahnya. “Aku tidak menerima
tamu seperti engkau sebelum keluar dari agamamu dan meninggalkan ajaran Majusi
”, katanya. Dengan rasa kesal dan kecewa orang Majusi meninggalkan rumah Nabi
Ibrahim.
Peristiwa ini tak disenangi Allah sehingga
Allah menurunkan wahyu Nya kepada Nabi Ibrahim yang menolak tamunya ”. Apa kerugianmu
bila engkau menerima tamu, walau ia ingkar dan mengkafiri Aku. Allah akan
mengganti makanan dan minuman yang engkau suguhkan kepadanya selama 70 tahun ”,
kata Allah.
Mendengar peringatan Allah, keesokan harinya
Nabi Ibrahim mencari orang Majusi agar sudi berkunjung kembali kerumahnya lagi. Nabi Ibrahim merasa menyesal dan meminta maaf atas kejadian dan perlakuannya
kemarin.
“ Betapa anehnya engkau ini, kemarin
engkau mengusirku, tetapi sekarang engkau malah memintaku datang kerumahmu lagi
” jawabnya. Maka diceritakanlah tentang datangnya wahyu dan peringatan Allah
kepada Nabi Ibrahim akibat ia mengusir tamunya.
“ Sungguh Tuhanmu teramat baik
memperlakukan aku meski aku ini orang kafir. Ulurkanlah tanganmu, aku bersaksi
bahwa tiada Tuhan selain Allah dan engkaulah Rasul Allah itu ”, katanya. Sejak
saat itulah orang Majusi mengikuti agama Nabi Ibrahim.
MUTIARA HADITS
CABANG IMAN
“ Iman mempunyai “77” cabang,
yang pertama ialah mengucapkan “Laa
ilaaha illallaah” dan paling rendah ialah menyingkirkan sesuatu barang yang
mungkin berbahaya dijalan, dan malu mengerjakan kejahatan juga salah satu
cabang dari cabang iman “. ( H.R. Muslim )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar