MASUK SYURGA TANPA HISAB
OLEH : M. FARID ANWAR
“ Sesungguhnya
orang orang
yang beriman ( sempurna
imannya )
ialah mereka yang bila disebut nama Allah ( sifat sifat Allah
) gemetarlah
hati mereka, dan apabila dibacakan ayat ayat Nya
bertambahlah iman mereka, dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal “. ( Q.S. Al Anfal
2 )
Iman
sangat menentukan kwalitas jiwa seseorang, orang yang beriman ( Mukmin )
tingkatannya lebih tinggi dari orang yang mengaku Islam ( Muslim ). Maka jangan
heran bila ada orang yang tekun sholat, puasa dan sudah menunaikan ibadah haji,
namun masih saja melakukan perbuatan tercela : Tombokan ( judi ), minum, zina,
menipu, dusta, curang dalam menimbang, suap menyuap, korupsi, percaya pada para
normal ( dukun ), percaya pada ramalan nasib, pakai jimat dan sebangsanya. Karena tingkat mereka masih
sebatas Muslim bukan Mukmin !.
Maka
sangat tepat ayat tersebut diawali dengan :
“ Sesungguhnya orang orang yang beriman “,
sehingga karena mantapnya iman, bila disebut nama Allah hatinya gemetar,
dan bila dibacakan ayat ayat Allah bertambah imannya, dan hanya kepada Allah
saja mereka bertawakkal ( pasrah ).
HIKMAH
TAWAKKAL
Sikap tawakkal tumbuh karena
penanaman iman yang benar dan kokoh, sehingga membuahkan sikap pasrah secara
mutlak kepada Allah, tanpa didampingi kepercayaan lain : Tanpa percaya kepada
para normal, hari baik dan tidak baik, tanpa di jampi ( dimantrai, pakai susuk
), tidak meramal dan minta diramal.
Anehnya,
di zaman yang sudah maju ini, justru dunia ramal meramal makin digalakkan ?!,
lucu kan ?, ini pertanda lemahnya iman. Ini sangat membahayakan !, jauh dari
tuntunan agama, padahal Nabi s.a.w. ribuan silam sudah menjelaskan.
Dari ibnu Abbas r.a. berkata : “ Rasulullah
s.a.w. bersabda : “ Telah diperlihatkan kepadaku umat umat terdahulu, maka saya
melihat ada seorang Nabi yang disertai dengan rombongan kecil, ada seorang Nabi
yang disertai dengan satu dua orang saja, bahkan ada seorang Nabi yang tidak
mempunyai seorang pengikutpun. Kemudian terlihat olehku satu rombongan besar
yang kusangka mereka adalah umatku, namun dikatakan kepadaku : “ Ini adalah
Nabi Musa dan kaumnya, tetapi lihatlah ke ufuk itu dan tiba tiba kulihat satu
rombongan besar.
MASUK
SYURGA TANPA HISAB
Kemudian
dikatakan kepadaku : “ Lihatlah ke ufuk yang lain “, disana kulihat satu
rombongan besar kemudian dikatakan kepadaku : “ Ini adalah umatmu dan di
dalamnya terdapat ada tujuh puluh ribu orang yang masuk syurga tanpa hisab dan
tanpa disiksa terlebih dahulu ”. Beliau kemudian bangkit dan masuk ke dalam
rumah. Maka orang orang sama ramai membicarakan masalah orang yang masuk syurga
tanpa dihisab dan tanpa disiksa terlebih dahulu. Salah seorang diantara mereka
berkata : “ Barangkali mereka adalah sahabat Rasulullah s.a.w. “, Adapula yang
berkata : “ Barangkali mereka adalah orang yang dilahirkan dalam keadaan Islam,
kemudian mereka tidak mempersekutukan Allah “. Dan mereka memperkirakan yang
macam macam. Kemudian Rasulullah s.a.w. keluar dan bersabda kepada mereka : “
Apa yang sedang kalian bicarakan ? “, kemudian mereka menceritakannya kepada
Rasulullah s.a.w.
TANPA
MANTRA TANPA RAMALAN HANYA TAWAKKAL
Maka
beliau bersabda : “ Mereka adalah orang orang yang tidak menjampi ( memanterai
), mereka yang tidak pernah minta dijampi ( dimanterai ), mereka yang tidak
meramal ( dan tidak minta diramal ), dan hanya kepada Tuhan sajalah mereka
bertawakkal “. Kemudian Ukkasyah ibn Mihshan berkata : “ Wahai Rasulullah
do’akan kepada Allah agar saya termasuk golongan mereka ! “. Beliau menjawab :
“ Kamu termasuk golongan mereka ! “. Maka berdirilah orang lain sambil berkata
: “ Wahai Rasulullah do’akan kepada Allah agar saya termasuk golongan mereka !
“. Beliau menjawab :” Kamu telah didahului Ukkasyah “. (
H.R. Bukhari Muslim )
Demikian
tinggi nilai orang Mukmin yang hanya bertawakkal kepada Allah, yang tidak menyukai mantra dan ramal meramal yang
akan merusak jiwanya, bahkan hanya memasrahkan dirinya kepada Allah semata !.
Sehingga dijamin masuk syurga tanpa hisab. Akankah masih ragu dengan penjelasan
Nabi s.a.w. yang hak ini ?.
BERSANDAR
KEPADA ALLAH
Dalam berjuang Nabi s.a.w.
dan para sahabatnya, tak seorangpun yang pakai mantra, pakai jimat, apalagi
mempercayai ramalan. Dalam berjuang disamping mempersiapkan persenjataan, ilmu
bela diri, dan strategi tempur, kemudian mereka memanjatkan do’a dan bertawakkal
kepada Allah, sebagai andalan terahir.
Dari Ibnu Abbas r.a. ia mengucapkan : “ Hasbunalloohu
wani’mal wakiil “ ( Allah cukup menjadi penolong bagi kami dan Allah adalah
sebaik baik baik pelindung ), karena kalimat itu adalah kalimat yang dibaca
oleh Nabi Ibrahim a.s. ketika dilempar kedalam api, dan juga dibaca oleh Nabi
Muhammad s.a.w. ketika orang orang kafir mengatakan : “ Sesungguhnya orang
orang Quraisy telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, oleh karena itu
takutlah kamu sekalian kepada mereka ! “. Tetapi perkataan itu bahkan menambah
keimanan mereka serta mereka mengucapkan : “ Hasbunalloohu wani’mal wakiil “. ( H.R. Bukhari )
BERSAMA
ALLAH
Ketika Nabi s.a.w. hijrah
bersama Abu Bakr, beliau berdua singgah dulu
dalam gua Tsur, orang kafir sempat dan sudah berada di dekatnya, bahkan berada
di atas mulut gua, sehingga Abu Bakr sempat hawatir terhadap keselamatan
Rasulullah s.a.w..
Dari Abu Bakr Ash Shiddiq r.a. ‘Abdullah bin ‘Ustman bin ‘Amir bin ‘Amr bin
Ka’b bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’b bin Luayy bin Ghalib Al Qurasyiy At
Taimy r.a. ia beserta ayah dan ibunya adalah sahabat Nabi s.a.w., dia berkata :
“ Ketika kami berada dalam gua Tsur, saya melihat kaki kaki orang Musyrik
berada diatas kepala kami, kemudian saya berkata : “ Wahai Rasulullah
seandainya salah seorang diantara mereka melihat ke bawah telapak kakinya,
niscaya ia akan melihat kami “, beliau menjawab : “ Wahai Abu Bakr, apakah yang
kamu cemaskan terhadap dua orang yang mana Allah sebagai fihak ketiga ?! “. ( H.R. Bukhari Muslim )
Dengan
jawaban Nabi s.a.w. tersebut, hati Abu Bakr menjadi tenang.
DIBERI
HIDAYAH, DIJAMIN, DIPELIHARA DAN JAUH DARI SETAN
Maka dalam keseharian sikap
tawakkal perlu diamalkan, khususnya ketika keluar rumah : melangkah dengan mendahulukan kaki kiri, sambil berdo’a memasrahkan diri kepada Allah.
Dari Anas r.a. berkata : “ Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Barang siapa
keluar dari rumahnya membaca : “ Bismillaahi tawakkaltu ‘alallooh walaa haula
walaa quwaata illaa billaah ( Dengan nama Allah saya pasrah kepada Allah, dan
tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah ), maka dikatakan
kepadanya : “ Kamu telah mendapat petunjuk, kamu telah dijamin, kamu dipelihara
dan dijauhkan dari setan ! “. ( H.R. Abu Dawud, At Turmudzy, An Nasai dan yang lain )
Dalam riwayat Abu Dawud
ada tambahan kalimat : “ Maka setan yang satu berkata kepada setan yang lain :
“ Bagaimana kamu bisa menggoda orang itu sedang ia telah diberi petunjuk, telah
dijamin dan telah dipelihara oleh Allah “.
Semoga
Allah selalu memberi hidayah, agar selalu bersikap tawakkal kepada Allah saja
.
KISAH TAULADAN
DEMI MEMULYAKAN TAMU MAKANAN BERTAMBAH
Abdurrahman
bin Abu Bakar berkata : Abu Bakar beserta seorang atau beberapa orang tamu
datang ke rumah, sebelumnya pada sore hari mereka berada di rumah Rasulullah
s.a.w. ketika ayahku tiba ibuku berkata : “ Aku tidak bisa menjamu tamumu “.
Abu Bakar
bertanya : ” Apakah kamu tidak mempunyai makanan untuk makan malam ? “. Isteri
Abu Bakar menjawab : “ Kami tidak dapat sanggup memberi makan tamu itu atau
para tamu itu ! “.
Kemudian
Abu Bakar marah, kesal dan bersumpah tidak akan memberi makan isterinya,
kemudian aku bersembunyi, Abu Bakar memanggil : “ Wahai Ghuntsur isteri Abu
bakar juga bersumpah tidak memberi makan Abu Bakar sebelum Abu bakar memberi
makan dirinya ! “.
Abu Bakar
berbisik : “ Sepertinya sumpah serapah ini datang dari setan “.
Kemudian
Abu Bakar berdo’a kepada Allah memohon makanan, tiba tiba makanan tersebut
menjadi banyak, kemudian dia makan begitu juga para tamu, setiap kali mereka
menikmati makanan, hidangan semakin bertambah banyak.
Abu Bakar
berkata : “ Wahai saudariku dari bani Firas, lihatlah apa yang terjadi pada
makanan ini ! “.
Isterinya
menjawab : “ Aku sangat bahagia makanan ini menjadi lebih banyak, dari sebelum
kita memakannya “. Kemudian mereka semua makan dan mengirim sebagian makanan
itu kepada Rasulullah s.a.w..
Diriwayatkan
pula bahwa beliau menikmati sebagian makan tersebut. ( H.R. Bukhari )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar