Rabu, 20 Agustus 2014

MASUK SYURGA TANPA HISAB




                      MASUK SYURGA TANPA HISAB
                                            OLEH : M. FARID ANWAR
Sesungguhnya orang orang yang beriman ( sempurna imannya ) ialah mereka yang bila disebut nama Allah ( sifat sifat Allah ) gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat ayat Nya bertambahlah iman mereka, dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.  ( Q.S. Al Anfal 2 )
            Iman sangat menentukan kwalitas jiwa seseorang, orang yang beriman ( Mukmin ) tingkatannya lebih tinggi dari orang yang mengaku Islam ( Muslim ). Maka jangan heran bila ada orang yang tekun sholat, puasa dan sudah menunaikan ibadah haji, namun masih saja melakukan perbuatan tercela : Tombokan ( judi ), minum, zina, menipu, dusta, curang dalam menimbang, suap menyuap, korupsi, percaya pada para normal ( dukun ), percaya pada ramalan nasib, pakai jimat  dan sebangsanya. Karena tingkat mereka masih sebatas Muslim bukan Mukmin !. 
            Maka sangat tepat ayat tersebut diawali dengan : “ Sesungguhnya orang orang yang beriman “,  sehingga karena mantapnya iman, bila disebut nama Allah hatinya gemetar, dan bila dibacakan ayat ayat Allah bertambah imannya, dan hanya kepada Allah saja mereka bertawakkal ( pasrah ).
HIKMAH TAWAKKAL
            Sikap tawakkal tumbuh karena penanaman iman yang benar dan kokoh, sehingga membuahkan sikap pasrah secara mutlak kepada Allah, tanpa didampingi kepercayaan lain : Tanpa percaya kepada para normal, hari baik dan tidak baik, tanpa di jampi ( dimantrai, pakai susuk ), tidak meramal dan minta diramal.
            Anehnya, di zaman yang sudah maju ini, justru dunia ramal meramal makin digalakkan ?!, lucu kan ?, ini pertanda lemahnya iman. Ini sangat membahayakan !, jauh dari tuntunan agama, padahal Nabi s.a.w. ribuan silam sudah menjelaskan.      
            Dari ibnu Abbas r.a. berkata : “ Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Telah diperlihatkan kepadaku umat umat terdahulu, maka saya melihat ada seorang Nabi yang disertai dengan rombongan kecil, ada seorang Nabi yang disertai dengan satu dua orang saja, bahkan ada seorang Nabi yang tidak mempunyai seorang pengikutpun. Kemudian terlihat olehku satu rombongan besar yang kusangka mereka adalah umatku, namun dikatakan kepadaku : “ Ini adalah Nabi Musa dan kaumnya, tetapi lihatlah ke ufuk itu dan tiba tiba kulihat satu rombongan besar.
MASUK SYURGA TANPA HISAB
            Kemudian dikatakan kepadaku : “ Lihatlah ke ufuk yang lain “, disana kulihat satu rombongan besar kemudian dikatakan kepadaku : “ Ini adalah umatmu dan di dalamnya terdapat ada tujuh puluh ribu orang yang masuk syurga tanpa hisab dan tanpa disiksa terlebih dahulu ”. Beliau kemudian bangkit dan masuk ke dalam rumah. Maka orang orang sama ramai membicarakan masalah orang yang masuk syurga tanpa dihisab dan tanpa disiksa terlebih dahulu. Salah seorang diantara mereka berkata : “ Barangkali mereka adalah sahabat Rasulullah s.a.w. “, Adapula yang berkata : “ Barangkali mereka adalah orang yang dilahirkan dalam keadaan Islam, kemudian mereka tidak mempersekutukan Allah “. Dan mereka memperkirakan yang macam macam. Kemudian Rasulullah s.a.w. keluar dan bersabda kepada mereka : “ Apa yang sedang kalian bicarakan ? “, kemudian mereka menceritakannya kepada Rasulullah s.a.w.
TANPA MANTRA TANPA RAMALAN HANYA TAWAKKAL
            Maka beliau bersabda : “ Mereka adalah orang orang yang tidak menjampi ( memanterai ), mereka yang tidak pernah minta dijampi ( dimanterai ), mereka yang tidak meramal ( dan tidak minta diramal ), dan hanya kepada Tuhan sajalah mereka bertawakkal “. Kemudian Ukkasyah ibn Mihshan berkata : “ Wahai Rasulullah do’akan kepada Allah agar saya termasuk golongan mereka ! “. Beliau menjawab : “ Kamu termasuk golongan mereka ! “. Maka berdirilah orang lain sambil berkata : “ Wahai Rasulullah do’akan kepada Allah agar saya termasuk golongan mereka ! “. Beliau menjawab :” Kamu telah didahului Ukkasyah “.   ( H.R. Bukhari Muslim )
            Demikian tinggi nilai orang Mukmin yang hanya bertawakkal kepada Allah, yang  tidak menyukai mantra dan ramal meramal yang akan merusak jiwanya, bahkan hanya memasrahkan dirinya kepada Allah semata !. Sehingga dijamin masuk syurga tanpa hisab. Akankah masih ragu dengan penjelasan Nabi s.a.w. yang hak ini ?.
BERSANDAR KEPADA ALLAH
          Dalam berjuang Nabi s.a.w. dan para sahabatnya, tak seorangpun yang pakai mantra, pakai jimat, apalagi mempercayai ramalan. Dalam berjuang disamping mempersiapkan persenjataan, ilmu bela diri, dan strategi tempur, kemudian mereka memanjatkan do’a dan bertawakkal kepada Allah, sebagai andalan terahir.                    
 Dari Ibnu Abbas r.a. ia mengucapkan : “ Hasbunalloohu wani’mal wakiil “ ( Allah cukup menjadi penolong bagi kami dan Allah adalah sebaik baik baik pelindung ), karena kalimat itu adalah kalimat yang dibaca oleh Nabi Ibrahim a.s. ketika dilempar kedalam api, dan juga dibaca oleh Nabi Muhammad s.a.w. ketika orang orang kafir mengatakan : “ Sesungguhnya orang orang Quraisy telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, oleh karena itu takutlah kamu sekalian kepada mereka ! “. Tetapi perkataan itu bahkan menambah keimanan mereka serta mereka mengucapkan : “ Hasbunalloohu wani’mal wakiil “.  ( H.R. Bukhari )
BERSAMA ALLAH
             Ketika Nabi s.a.w. hijrah bersama Abu Bakr,  beliau berdua singgah dulu dalam gua Tsur, orang kafir sempat dan sudah berada di dekatnya, bahkan berada di atas mulut gua, sehingga Abu Bakr sempat hawatir terhadap keselamatan Rasulullah s.a.w..
            Dari Abu Bakr Ash Shiddiq r.a. ‘Abdullah bin ‘Ustman bin ‘Amir bin ‘Amr bin Ka’b bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’b bin Luayy bin Ghalib Al Qurasyiy At Taimy r.a. ia beserta ayah dan ibunya adalah sahabat Nabi s.a.w., dia berkata : “ Ketika kami berada dalam gua Tsur, saya melihat kaki kaki orang Musyrik berada diatas kepala kami, kemudian saya berkata : “ Wahai Rasulullah seandainya salah seorang diantara mereka melihat ke bawah telapak kakinya, niscaya ia akan melihat kami “, beliau menjawab : “ Wahai Abu Bakr, apakah yang kamu cemaskan terhadap dua orang yang mana Allah sebagai fihak ketiga ?! “. ( H.R. Bukhari Muslim )
           Dengan jawaban Nabi s.a.w. tersebut, hati Abu Bakr menjadi tenang.
DIBERI HIDAYAH, DIJAMIN, DIPELIHARA DAN JAUH DARI SETAN
          Maka dalam keseharian sikap tawakkal perlu diamalkan, khususnya ketika keluar rumah : melangkah dengan mendahulukan kaki kiri, sambil  berdo’a memasrahkan diri kepada Allah.
        Dari Anas r.a. berkata : “ Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Barang siapa keluar dari rumahnya membaca : “ Bismillaahi tawakkaltu ‘alallooh walaa haula walaa quwaata illaa billaah ( Dengan nama Allah saya pasrah kepada Allah, dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah ), maka dikatakan kepadanya : “ Kamu telah mendapat petunjuk, kamu telah dijamin, kamu dipelihara dan dijauhkan dari setan ! “. ( H.R. Abu Dawud, At Turmudzy, An Nasai dan yang lain )
        Dalam riwayat Abu Dawud ada tambahan kalimat : “ Maka setan yang satu berkata kepada setan yang lain : “ Bagaimana kamu bisa menggoda orang itu sedang ia telah diberi petunjuk, telah dijamin dan telah dipelihara oleh Allah “.

       Semoga Allah selalu memberi hidayah, agar selalu bersikap tawakkal kepada Allah saja
 
KISAH TAULADAN
DEMI MEMULYAKAN TAMU MAKANAN BERTAMBAH

Abdurrahman bin Abu Bakar berkata : Abu Bakar beserta seorang atau beberapa orang tamu datang ke rumah, sebelumnya pada sore hari mereka berada di rumah Rasulullah s.a.w. ketika ayahku tiba ibuku berkata : “ Aku tidak bisa menjamu tamumu “.
Abu Bakar bertanya : ” Apakah kamu tidak mempunyai makanan untuk makan malam ? “. Isteri Abu Bakar menjawab : “ Kami tidak dapat sanggup memberi makan tamu itu atau para tamu itu ! “.
Kemudian Abu Bakar marah, kesal dan bersumpah tidak akan memberi makan isterinya, kemudian aku bersembunyi, Abu Bakar memanggil : “ Wahai Ghuntsur isteri Abu bakar juga bersumpah tidak memberi makan Abu Bakar sebelum Abu bakar memberi makan dirinya ! “.
Abu Bakar berbisik : “ Sepertinya sumpah serapah ini datang dari setan “.   
Kemudian Abu Bakar berdo’a kepada Allah memohon makanan, tiba tiba makanan tersebut menjadi banyak, kemudian dia makan begitu juga para tamu, setiap kali mereka menikmati makanan, hidangan semakin bertambah banyak.
Abu Bakar berkata : “ Wahai saudariku dari bani Firas, lihatlah apa yang terjadi pada makanan ini ! “.
Isterinya menjawab : “ Aku sangat bahagia makanan ini menjadi lebih banyak, dari sebelum kita memakannya “. Kemudian mereka semua makan dan mengirim sebagian makanan itu kepada Rasulullah s.a.w..
Diriwayatkan pula bahwa beliau menikmati sebagian makan tersebut.  ( H.R. Bukhari )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar