Sabtu, 30 Agustus 2014

PERNIKAHAN BEDA AGAMA



     

PERNIKAHAN BEDA AGAMA

 “ Dan di antara tanda tanda kekuasaan Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat tanda tanda bagi kaum yang berfikir “.  ( Q. S. Ar Rum 21 )
              
Begitu sempurnanya ajaran agama, sehingga urusan perkawinan pun diatur dan diajarkannya, karena perkawinan merupakan fitrah manusia. Perkawinan adalah ikatan dua insan berlainan jenis yang disatukan dengan Akad nikah yang telah diatur dalam agama. Dengan perkawinan dimaksudkan agar hidup bisa lebih tenang dan tentram ( sakinah ), berdasar rasa kasih dan sayang ( mawaddah wa rahmah ) sehingga terhindar dari perzinaan yang sutradarai setan.
Ketentraman rumah tangga akan tercapai bila aturan agama jadi acuan, diantara syarat yang harus diperhatikan : Pilih yang seiman !.
LATAR BELAKANG PEMILIHAN
" Wanita itu dikawin karena empat sebab, karena hartanya,   keturunannya, kecantikannya dan karena agamanya. Pilihlah wanita yang    beragama engkau akan selamat ". ( H.R. Bukhari dan Muslim )
Biasanya wajah menjadi patokan pertama dalam memilih calon isteri, karena dari wajahlah bisa  dilihat dan dibanggakan, memang wajah yang cantik sangat menarik dan menyenangkan, namun ini jangan mutlak dijadikan ukuran, karena banyak wanita cantik justru mengecewakan karena prilakunya tak sesuai dengan penampilan.
Bukankah banyak kasus perselingkuhan dan perceraian menimpa kalangan selebritis yang cukup cantik dan menawan !, ini akibat bila wajah jadi patokan.
Apalagi perkawinan yang didasarkan pada harta, perkawinan tipe ini biasanya takkan berlangsung lama, karena bila hartanya susut cintapun akan susut pula, yang berakhir dengan perceraian pada ujung ujungnya.
Demikian pula dengan perkawinan atas dasar derajat atau keturunan, yang dilatar belakangi masalah status atau gengsi belaka, sehingga menganggap orang lain yang tak selevel seakan lebih rendah, perkawinan macam ini perkawinan semu namanya, jauh dari tuntunan agama.
Satu satunya jalan terbaik adalah melihat agamanya, karena dengan berpatokan pada agama hidupnya punya landasan, punya tujuan, dengan demikian akan menjadikan perkawinan bahagia di dunia dan selamat di hari kebangkitan !.
BEDA AGAMA  
Oleh karena itu dalam memilih pasangan jangan sampai berbeda agama karena sangat berbahaya, lebih lebih agama melarangnya.
“ Dan janganlah kamu menikahi wanita wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia ( wanita musyrik ) menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang orang musyrik ( dengan wanita wanita mukmin ) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia ( lelaki musyrik ) menarik hatimu, mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke syurga dan ampunan dengan izin Nya, dan Allah menerangkan ayat ayat Nya ( perintah perintah Nya ) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran “. ( Q.S. Al Baqarah 221 )
Perkawinan beda agama, jelas serba susah dibuatnya, dasar keyakinannya saja sudah beda apalagi aturan kesehariannya : Mulai dari tata cara berpakaian, makan minum, cara bergaul dan sebagainya sangat jauh berbeda dan penuh benturan, yang berakibat rumah tangga akan mengalami kesulitan bukan kebahagiaan !.
KETANGGUHAN UMMU SULAIM
Kisah mulia pernah terjadi di zaman Rasulullah s.a.w. Dimana hidup seorang wanita bernama Ummu Sulaim, seorang wanita yang tangguh imannya  mulia akhlaknya. 
Suatu saat ada seorang lelaki ( kafir ) bernama Abu Talhah menaksir dan akan meminangnya lewat perantara.
Rupanya Abu Talhah seorang yang tampan gagah dan berharta, karena ketika Ummu Sulaim mendengar berita tersebut dia berkata : “ Siapa wanita yang tak mau dengan dengan seorang pria yang bernama Abu Talhah ?! “. 
Namun diluar dugaan Ummu Sulaim tak mau begitu saja menerima lamarannya, karena Abu Talhah tidak seiman, Ummu Sulaim mau dengan syarat bila Abu Talhah mau meninggalkan kepercayaannya dan memeluk agama Islam, akhirnya Abu Talhah  dengan penuh kesadaran mau melepaskan kekafirannya dan memeluk agama Islam. Sehingga terjadilah perkawinan seiman.                                                   
TIDAK RIDLO
Pernikahan untuk selamanya, bukan sementara apalagi untuk coba coba. Agar tercapai rumah tangga bahagia maka keyakinan haruslah sama, jangan hanya tergiur wajah tanpa memperdulikan agamanya, berakibat rumah tangga jalannya tak seirama, seolah api dalam sekam suatu saat akan membara dan berkobar dibuatnya !.
Pada dasarnya orang kafir tidak rela pada orang Islam, mereka puas dan lega bila orang Islam meninggalkan agamanya ( murtad ).
“ Orang orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah : " Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk ( yang benar ) ". Dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu “.  ( Q.S. Al Baqarah 120 )
Dengan berbagai upaya mereka menjebak umat Islam agar mau meninggalkan agamanya, diantaranya dengan memikat para remaja muslim / muslimah untuk sudi menikahinya.     
BANYAK MUDLARAT                                                                                  “ Sesungguhnya telah kafirlah orang orang yang berkata : " Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam ", padahal Al Masih ( sendiri ) berkata : " Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu ". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan ( sesuatu dengan ) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya syurga dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang orang dzalim itu seorang penolongpun “.  ( Q.S. Al Maidah 72 )
Orang Nasrani sudah jelas kemusyrikannya, karena menganggap Al Masih ( Nabi Isa ) adalah Allah, dengan demikian jelas kedudukannya : Allah mengharamkan nya masuk syurga dan menempatkannya di neraka !.
Dengan demikian jelas hukum pernikahannya tidak syah !, bila permulaannya saja sudah demikian apalagi kelanjutannya ?. 
Persoalan akan timbul apabila kelak punya keturunan, si anak akan dibuat kebingungan. " Apalagi bila si anak memilih agama selain Islam, berarti orang tuanya ikut andil dalam menambah jajaran umat non muslim ", yang jelas kelak akan menjadi beban ketika menghadap Allah di hari kebangkitan.
Dengan demikian pernikahan beda agama sangat besar resikonya, karena mudharatnya lebih besar dibanding manfaatnya baik di dunia apalagi di akherat
                “ Oleh karena itu paling selamat dan aman satu satunya jalan hanya memilih pasangan yang seiman .

   KISAH TAULADAN
WANITA PERTAMA YANG BERIMAN
Betapa sulitnya Rasulullah s.a.w. dalam berdakwah sehingga dampratan, lemparan batu maupun kotoran unta jadi langganan, bahkan diancam akan dibunuhnya. Kekejaman kaum kafir quraisy terkenal sampai ke segenap jazirah Arab.
Ditengah keraguan dan kebencian kaum quraisy, justru Khodijah menyatakan keimanannya, Khodijah tak hanya menyatakan ke Islamannya, namun juga mendukung dan membantu Rasulullah s.a.w. dengan harta dan tenaganya. Khodijah adalah wanita hartawan yang jaringan bisnisnya sampai antar negara, namun setelah menikah dengan Rasulullah s.a.w. seluruh harta dan tenaganya dikerahkan untuk kepentingan agama.
Siti khodijah sangat besar perannya, karena juga sebagai tempat berbagi rasa dikala Rasulullah s.a.w. menghadapi masalah, suatu ketika beliau berkata dengan sedihnya : “ Khodijah rasanya umat terlalu sulit untuk diajak percaya kepada agama Islam “. Aisyah pun balik menghiburnya : “ Ya Rasulullah perjuangan membutuhkan pengorbanan dan kesabaran, tetapi percayalah suatu saat mereka akan mengakui kebenaran ajaran Islam yang kau sampaikan “. Bahkan disaat yang lain Khodijah pernah pula menghibur dan menasehatinya : “ Ya Rasulullah demi Allah, Allah tak akan mengecewakan engkau, karena engkau adalah adalah orang yang selalu memupuk dan menjaga kekeluargaan dan sanggup memikul beban tanggung jawab. Engkau dikenal sebagai penolong, senantiasa berbicara benar dan setia kepada amanat “.   
Sebagai seorang istri Khodijah selalu setia mendampingi Rasulullah s.a.w., jika Rasulullah s.a.w. hendak sholat khodijah selalu menyiapkan air wudlunya. Rasulullah s.a.w. sendiri sering memberikan nasehat dan bimbingan pada Khodijah.
Ketekunan Khodijah membuat Yahya bin Afif bertekad mengikutinya “ Mudah mudahan suatu saat aku beriman, menjadi orang kedua setelah Siti Khodijah “. Ujarnya setelah mendapat keterangan dari Abas bin Abdul Mutholib yang shalat di masjid Siti Khodijah.
Mengingat banyaknya jasa Siti Khodijah sering dikala senggangnya Rasulullah s.a.w. memujinya, sehingga membuat Siti Aisyah berkomentar karena cemburunya : “ Siti Khodijah hanya seorang nenek tua, dan Allah sudah menggantinya dengan wanita yang baik dan muda “. Rasulpun balas menjawabnya : “ Betul tetapi bagaimanapun dia adalah seorang istri, wanita yang baik sama halnya dengan engkau, dan wanita pertama yang beriman kepada Allah dan Rasul Nya “.
Siti khodijah istri yang dikagumi Rasulullah s.a.w. namun bukan berarti kepada yang lain tidak, Rasulullah s.a.w. selalu menyayangi istri istrinya, namun untuk Khodijah Rasulullah s.a.w. pernah bersabda : “ Hanya ada tiga wanita yang sempurna, yaitu Maryam binti Imran, Asiah istri Firaun dan khodijah binti Khuwailid “.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar