PERNIKAHAN BEDA AGAMA
“ Dan di antara tanda tanda
kekuasaan Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri isteri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar
terdapat tanda tanda bagi kaum yang berfikir “.
(
Q. S. Ar Rum 21 )
Begitu sempurnanya ajaran
agama, sehingga urusan perkawinan pun diatur dan diajarkannya, karena
perkawinan merupakan fitrah manusia. Perkawinan adalah ikatan dua insan
berlainan jenis yang disatukan dengan Akad nikah yang telah diatur dalam agama.
Dengan perkawinan dimaksudkan agar hidup bisa lebih tenang dan tentram (
sakinah ), berdasar rasa kasih dan sayang ( mawaddah wa rahmah ) sehingga
terhindar dari perzinaan yang sutradarai setan.
Ketentraman rumah tangga akan
tercapai bila aturan agama jadi acuan, diantara syarat yang harus diperhatikan
: Pilih yang seiman !.
LATAR BELAKANG PEMILIHAN
" Wanita itu dikawin karena empat sebab, karena
hartanya, keturunannya, kecantikannya
dan karena agamanya. Pilihlah wanita yang
beragama engkau akan selamat ". ( H.R. Bukhari dan Muslim )
Biasanya wajah menjadi patokan
pertama dalam memilih calon isteri, karena dari wajahlah bisa dilihat dan dibanggakan, memang wajah yang
cantik sangat menarik dan menyenangkan, namun ini jangan mutlak dijadikan
ukuran, karena banyak wanita cantik justru mengecewakan karena prilakunya tak
sesuai dengan penampilan.
Bukankah banyak kasus perselingkuhan
dan perceraian menimpa kalangan selebritis yang cukup cantik dan menawan !, ini
akibat bila wajah jadi patokan.
Apalagi perkawinan yang didasarkan pada
harta, perkawinan tipe ini biasanya takkan berlangsung lama, karena bila
hartanya susut cintapun akan susut pula, yang berakhir dengan perceraian pada
ujung ujungnya.
Demikian pula dengan perkawinan atas
dasar derajat atau keturunan, yang dilatar belakangi masalah status atau gengsi
belaka, sehingga menganggap orang lain yang tak selevel seakan lebih rendah, perkawinan
macam ini perkawinan semu namanya, jauh dari tuntunan agama.
Satu satunya jalan terbaik adalah
melihat agamanya, karena dengan berpatokan pada agama hidupnya punya landasan,
punya tujuan, dengan demikian akan menjadikan perkawinan bahagia di dunia dan
selamat di hari kebangkitan !.
BEDA AGAMA
Oleh karena itu dalam memilih pasangan
jangan sampai berbeda agama karena sangat berbahaya, lebih lebih agama
melarangnya.
“ Dan janganlah kamu
menikahi wanita wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita
budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia ( wanita musyrik
) menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang orang musyrik ( dengan
wanita wanita mukmin ) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin
lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia ( lelaki musyrik ) menarik hatimu,
mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke syurga dan ampunan dengan
izin Nya, dan Allah menerangkan ayat ayat Nya ( perintah perintah Nya ) kepada
manusia supaya mereka mengambil pelajaran “. ( Q.S. Al Baqarah 221 )
Perkawinan beda agama, jelas serba susah
dibuatnya, dasar keyakinannya saja sudah beda apalagi aturan kesehariannya :
Mulai dari tata cara berpakaian, makan minum, cara bergaul dan sebagainya
sangat jauh berbeda dan penuh benturan, yang berakibat rumah tangga akan
mengalami kesulitan bukan kebahagiaan !.
KETANGGUHAN UMMU SULAIM
Kisah mulia pernah terjadi di
zaman Rasulullah s.a.w. Dimana hidup seorang wanita bernama Ummu Sulaim,
seorang wanita yang tangguh imannya mulia
akhlaknya.
Suatu saat ada seorang lelaki ( kafir ) bernama Abu Talhah menaksir
dan akan meminangnya lewat perantara.
Rupanya Abu Talhah seorang yang tampan gagah
dan berharta, karena ketika Ummu Sulaim mendengar berita tersebut dia berkata :
“ Siapa wanita yang tak mau dengan dengan seorang pria yang bernama Abu Talhah
?! “.
Namun diluar dugaan Ummu
Sulaim tak mau begitu saja menerima lamarannya, karena Abu Talhah tidak seiman,
Ummu Sulaim mau dengan syarat bila Abu Talhah mau meninggalkan kepercayaannya
dan memeluk agama Islam, akhirnya Abu Talhah
dengan penuh kesadaran mau melepaskan kekafirannya dan memeluk agama
Islam. Sehingga terjadilah perkawinan seiman.
TIDAK
RIDLO
Pernikahan untuk selamanya,
bukan sementara apalagi untuk coba coba. Agar tercapai rumah tangga bahagia
maka keyakinan haruslah sama, jangan hanya tergiur wajah tanpa memperdulikan
agamanya, berakibat rumah tangga jalannya tak seirama, seolah api dalam sekam suatu
saat akan membara dan berkobar dibuatnya !.
Pada dasarnya orang kafir tidak rela pada orang Islam,
mereka puas dan lega bila orang Islam meninggalkan agamanya ( murtad ).
“
Orang orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu
mengikuti agama mereka. Katakanlah : " Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah
petunjuk ( yang benar ) ". Dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan
mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi
pelindung dan penolong bagimu “. (
Q.S. Al Baqarah 120 )
Dengan berbagai upaya mereka menjebak umat Islam
agar mau meninggalkan agamanya, diantaranya dengan memikat para remaja muslim /
muslimah untuk sudi menikahinya.
BANYAK
MUDLARAT “ Sesungguhnya telah kafirlah
orang orang yang berkata : " Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera
Maryam ", padahal Al Masih ( sendiri ) berkata : " Hai Bani Israil,
sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu ". Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan ( sesuatu dengan ) Allah, maka pasti Allah mengharamkan
kepadanya syurga dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang orang dzalim itu seorang penolongpun “. ( Q.S. Al Maidah 72 )
Orang Nasrani sudah jelas kemusyrikannya,
karena menganggap Al Masih ( Nabi Isa ) adalah Allah, dengan demikian jelas
kedudukannya : Allah mengharamkan nya
masuk syurga dan menempatkannya di neraka !.
Dengan demikian jelas hukum pernikahannya
tidak syah !, bila permulaannya saja sudah demikian apalagi kelanjutannya ?.
Persoalan akan timbul apabila kelak punya keturunan, si anak akan dibuat
kebingungan. " Apalagi bila si anak memilih agama selain Islam, berarti orang
tuanya ikut andil dalam menambah jajaran umat non muslim ", yang jelas kelak akan menjadi beban ketika menghadap Allah di hari kebangkitan.
Dengan demikian pernikahan beda agama sangat besar resikonya, karena mudharatnya lebih besar dibanding manfaatnya baik di dunia apalagi di akherat
“ Oleh
karena itu paling selamat dan aman satu satunya jalan hanya memilih
pasangan yang seiman “.
KISAH
TAULADAN
WANITA
PERTAMA YANG BERIMAN
Betapa sulitnya
Rasulullah s.a.w. dalam berdakwah sehingga dampratan, lemparan batu maupun
kotoran unta jadi langganan, bahkan diancam akan dibunuhnya. Kekejaman kaum
kafir quraisy terkenal sampai ke segenap jazirah Arab.
Ditengah keraguan
dan kebencian kaum quraisy, justru Khodijah menyatakan keimanannya, Khodijah
tak hanya menyatakan ke Islamannya, namun juga mendukung dan membantu
Rasulullah s.a.w. dengan harta dan tenaganya. Khodijah adalah wanita hartawan
yang jaringan bisnisnya sampai antar negara, namun setelah menikah dengan
Rasulullah s.a.w. seluruh harta dan tenaganya dikerahkan untuk kepentingan agama.
Siti khodijah sangat
besar perannya, karena juga sebagai tempat berbagi rasa dikala Rasulullah
s.a.w. menghadapi masalah, suatu ketika beliau berkata dengan sedihnya : “
Khodijah rasanya umat terlalu sulit untuk diajak percaya kepada agama Islam “.
Aisyah pun balik menghiburnya : “ Ya Rasulullah perjuangan membutuhkan
pengorbanan dan kesabaran, tetapi percayalah suatu saat mereka akan mengakui
kebenaran ajaran Islam yang kau sampaikan “. Bahkan disaat yang lain Khodijah
pernah pula menghibur dan menasehatinya : “ Ya Rasulullah demi Allah, Allah tak
akan mengecewakan engkau, karena engkau adalah adalah orang yang selalu memupuk
dan menjaga kekeluargaan dan sanggup memikul beban tanggung jawab. Engkau
dikenal sebagai penolong, senantiasa berbicara benar dan setia kepada amanat
“.
Sebagai seorang
istri Khodijah selalu setia mendampingi Rasulullah s.a.w., jika Rasulullah
s.a.w. hendak sholat khodijah selalu menyiapkan air wudlunya. Rasulullah s.a.w.
sendiri sering memberikan nasehat dan bimbingan pada Khodijah.
Ketekunan Khodijah
membuat Yahya bin Afif bertekad mengikutinya “ Mudah mudahan suatu saat aku
beriman, menjadi orang kedua setelah Siti Khodijah “. Ujarnya setelah mendapat
keterangan dari Abas bin Abdul Mutholib yang shalat di masjid Siti Khodijah.
Mengingat banyaknya
jasa Siti Khodijah sering dikala senggangnya Rasulullah s.a.w. memujinya,
sehingga membuat Siti Aisyah berkomentar karena cemburunya : “ Siti Khodijah
hanya seorang nenek tua, dan Allah sudah menggantinya dengan wanita yang baik
dan muda “. Rasulpun balas menjawabnya : “ Betul tetapi bagaimanapun dia adalah
seorang istri, wanita yang baik sama halnya dengan engkau, dan wanita pertama
yang beriman kepada Allah dan Rasul Nya “.
Siti
khodijah istri yang dikagumi Rasulullah s.a.w. namun bukan berarti kepada yang
lain tidak, Rasulullah s.a.w. selalu menyayangi istri istrinya, namun untuk
Khodijah Rasulullah s.a.w. pernah bersabda : “ Hanya ada tiga wanita yang sempurna, yaitu Maryam binti Imran, Asiah
istri Firaun dan khodijah binti Khuwailid “.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar