Selasa, 19 Agustus 2014

UNTUK APA SAKTI ?

                    
                    UNTUK APA SAKTI ?
                           OLEH : M. FARID ANWAR
      “ Jika kamu ( pada perang Uhud ) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum ( kafir ) itupun ( pada perang Badar ) mendapat luka yang serupa. dan masa ( kejayaan dan kehancuran ) itu Kami pergilirkan diantara manusia ( agar mereka mendapat pelajaran ), dan supaya Allah membedakan orang orang yang beriman ( dengan orang orang kafir ) supaya sebagian kamu dijadikan Nya ( gugur sebagai )syuhada'. Dan Allah tidak menyukai orang orang yang dzalim “.( Q.S. Ali Imran 140 )
  Firman tersebut menjelaskan dan membesarkan hati kaum muslimin, bahwa luka adalah hal yang biasa dalam peperangan, jika kaum muslimin luka orang kafir juga luka, dengan demikian tak perlu kecil hati tak perlu kecewa, karena luka dan sakit merupakan ketetapan Allah ( sunnatullah ).
  Dalam peperangan tak seorangpun sahabat memakai jimat dan mantera, sehingga mereka tidak kebal terhadap tusukan pedang, tombak dan panah.
 Sangat beda dengan ketika menyaksikan atraksi debus ( kesaktian ), orang sama kagum dan heran, betapa tidak ?, bayangkan ketika ditusuk, leher digorok pedang pada tidak mempan, makan dan menginjak pecahan kaca tidak terluka, dibakar tidak  hangus, dilindas kendaraan tidak cidera. Mengapa ini bisa terjadi ?.
LUKA ITU BIASA
    Sembuh, sakit, luka merupakan hal biasa dalam kehidupan, karena merupakan ketetapan Allah ( sunnatullah ), dengan demikian orang hidup mau tidak mau harus  mau menerima resiko  ini !.
   Bedanya, bagi orang kafir ia akan kecewa, namun bagi orang mukmin mushibah diyakini sebagai ujian, sehingga dihadapinya dengan tabah, karena akan diampuni dan mendapat pahala. Dengan demikian dia tak akan mudah terperangkap kepada permainan setan berupa ilmu kesaktian ( ilmu sihir ).      
GUNA MEMBEDAKAN
      Dalam peperangan orang Islam mendapat luka demikian pula orang kafir, dengan kenyataan ini Allah akan membedakan mana yang beriman dan mana yang kafir :       
     “....Dan supaya Allah membedakan orang orang yang beriman ( dengan orang orang kafir ) supaya sebagian kamu dijadikan Nya ( gugur sebagai ) syuhada'. Dan Allah tidak menyukai orang orang yang dzalim “.
    Luka, sakit dan kematian merupakan resiko dalam peperangan, sehingga tidak ada satupun dari para sahabat apalagi Nabi s.a.w. yang sakti, karena mereka sama memahami bahwa luka dan kematian ada balasan yang luar biasa dari yang Maha Kuasa, berupa ampunan dan syurga.    
GUGUR SEBAGAI SYUHADA
        Khalid bin Walid sebagai panglima perang yang piawai bercita cita mati dalam keadaan syahid, namun takdir menghendaki lain sehingga beliau meninggal diatas dipan dengan penuh bekas luka disekujur tubuhnya, sehingga beliau sempat menangis karena tidak gugur sebagai syahid. Begitu indah dan mulianya mati syahid dalam menegakkan agama, sehingga beliau sangat mendambakannya.  
DIHADAPI DENGAN TABAH
      Sakit atau luka merupakan sunnatullah ( ketetapan Allah ), bagi yang beriman pasti memahami dan menerima kenyataan ini, karena dengan adanya sakit atau luka bila dihadapi dengan ridlo dan sabar akan mendapat ampunan dan diangkat derajatnya. 
     “ Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka ( musuhmu ). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan ( pula ), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. ( Q.S. An Nisa’ 104 )
  Begini hikmah bila memiliki iman, sehingga bila mengalami sakit atau luka akan
dihadapi dengan sabar dan tabah karena tahu pahala yang akan diterima.
DIAMPUNI DAN DIJAMIN SYURGA
          Begitu tinggi balasan terhadap orang yang berjihad di jalan Allah, sehingga dosanya diampuni dan dimasukkan ke dalam syurga. 
   Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya ( dengan berfirman ) : " Sesungguhnya aku tidak menyia nyiakan amal orang orang yang beramal di antara kamu, baik laki laki atau perempuan, ( karena ) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku hapuskan kesalahan kesalahan mereka dan pastilah aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. dan Allah pada sisi Nya pahala yang baik ". (Q.S. Ali Imran 195 )                                           
TETAP HIDUP
 Begitu mulia dan berharganya mati syahid, sehingga mereka dinyatakan hidup ( di alam lain ) di mana mereka mendapat kenikmatan di sisi Allah, dan hanya Allah sajalah yang mengetahui bagaimana keadaan hidupnya.
 “ Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang orang yang gugur di jalan Allah, ( bahwa mereka itu ) mati, bahkan ( sebenarnya ) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. (  Q.S. Al Baqarah 154 )
MENDAPAT RIZKI
         Tidak hanya dinyatakan hidup, bahkan mereka sudah mendapat rizki.  
“ Janganlah kamu mengira bahwa orang orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup disisi Tuhan Nya dengan mendapat rizki( Q.S. Ali Imran 169 )
  Begitu besar penghargaan Allah terhadap yang mati syahid.
MENGINGKARI SUNNATULLAH
           Sangat beda dengan yang imannya lemah, sakit atau luka merupakan hal yang menyiksa, sehingga menempuh jalan apapun yang penting jangan sampai menderita. Maka di tempuhnya upaya dengan cara mencari kesaktian, dengan berguru dan mendatangi dukun, para normal atau orang ngerti, yang dianggapnya punya kelebihan ( linuih ).
SAKTI
        Sakti atau kesaktian adalah kemampuan seseorang dalam menangkal bahaya terhadap dirinya yang tidak bisa dinalar secara akal sehat ( irrasional ), dengan kata lain dia memakai kekuatan diluar kebiasaan ( ilmu sihir ). Sedangkan sihir adalah ilmu yang memakai bantuan setan ( bangsa jin ), dengan bantuan setan yang bersifat ghoib ini maka dirinya jadi kebal dan sakti.
“ Dan bahwasanya ada beberapa orang laki laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki laki di antara jin, maka jin jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. ( Q.S. Jin 6 )
MENAMBAH DOSA DAN SALAH
      Bukan setan bila tak pandai bersiasat dan menyesatkan, maka orang yang menginginkan kesaktian pasti harus melakukan ritual menyesatkan : puasa pati geni ( 24 jam tidak makan minum, tidak tidur, tidak berbicara dengan demikian tidak mungkin melaksanakan sholat ), ngluang ( berada dalam tanah selama 40 hari ), memerawani gadis, bertapa, mencuri dan makan mayat, pakai jimat, mantera dan sebangsanya.
      Walhasil ilmu kesaktian jelas didalangi setan, pelakunya jelas terperangkap tipuan setan yang jelas membawa kepada perbuatan dosa dan kesalahan ( musyrik ) !.      


                                   KISAH TAULADAN
                                 SYAIKH DAN PELACUR
Pada tahun 101 Hijriyah penduduk Mekkah dirundung duka karena wafatnya Thawus bin Kaisan Al Yamani seorang tabi’in ( generasi setelah sahabat ) yang dikenal bijak dan sholih.
Beribu ribu orang pada berdatangan mengantar jenazahnya, semua sama merasa terharu dan dirundung sedih karena merasa kehilangan, kehilangan seorang panutan yang benar sangat dibutuhkan keberadaannya.
Beliau sangat tekun, bijak dan piawai dalam mengajak orang kejalan kebaikan, kenyataan ini terbukti dari kisah yang disampaikan mantan wanita jalang yang pernah menggoda Thawus, kemudian sadar karena kebijakan thawus dalam menyikapi ajakannya. 
Mantan wanita jalang yang telah berumur tua ini sangat terpukul dan ikut  dirundung sedih karena kepergian Thawus, karena dia punya kenangan yang sangat berharga dan takkan terlupakan selama hidupnya.
Kemudian dia berkisah kepada teman teman wanita yang duduk disebelahnya : “ Dulu aku adalah wanita jalang, suka menggoda setiap laki laki sholih, kecantikan dan rayuanku mampu memperdaya kebanyakan mereka. Suatu hari aku datang ke rumah Thawus, dan kutawarkan diriku kepadanya, dengan ramah dia menerimaku, namun untuk memenuhi tawaranku dia meminta kepadaku agar datang pada keesokan harinya saja. Dengan berbunga bunga akupun berharap agar pagi cepat datang, agar segera bertemu Thawus yang terkenal sholih “.     
“ Keesokan harinya “ lanjut wanita tua “ Aku datang ke rumahnya dengan penuh harap, kudapati Thawus telah bersiap menunggu kadatanganku, ia mengajakku berjalan jalan keluar rumah, akupun mengikuti langkahnya, setelah lama berjalan tidak kusangka ternyata dia membawaku ke Masjidil haram “.
Sambil menengadah dan menghela nafas panjang wanita tua meneruskan kisahnya : “ Ternyata Ka’bah berada dihadapan kami, sementara orang orang sama thowaf dan khusyu’ beribadah. Tiba tiba saja Thawus berkata kepadaku : “ Telanjanglah dan berbaringlah ! “.
“ Disini Thawus ? “ tanyaku keheranan.
Thawus dengan tenangnya menjawab : “ Ya, bukankah Dzat Yang Maha Suci melihat kita ditempat yang sepi juga ditempat ini “.
Si wanita tua mantan pelacur terus melanjutkan ceritanya : “ Betapa malunya aku, namun aku juga merasa bahwa jawaban itu bagaikan air sejuk yang memadamkan nafsu yang sedang bergejolak di hatiku, sejak itu aku benar benar bertaubat “.Begitu bijak Thawus bersikap sehingga Allah memberikan hidayah Nya, sehingga berakhir menjadi wanita sholihah.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar