UNTUK APA SAKTI ?
OLEH : M. FARID ANWAR
“ Jika
kamu ( pada
perang Uhud )
mendapat luka, maka
sesungguhnya
kaum ( kafir )
itupun ( pada
perang Badar )
mendapat luka yang serupa. dan masa ( kejayaan dan
kehancuran )
itu Kami pergilirkan diantara manusia ( agar mereka mendapat
pelajaran ), dan supaya Allah
membedakan orang orang
yang beriman ( dengan
orang orang
kafir )
supaya sebagian kamu dijadikan Nya ( gugur
sebagai )syuhada'.
Dan
Allah tidak menyukai orang orang
yang dzalim “.( Q.S.
Ali Imran 140 )
Firman
tersebut menjelaskan dan membesarkan hati kaum muslimin, bahwa luka adalah hal
yang biasa dalam peperangan, jika kaum muslimin luka orang kafir juga luka,
dengan demikian tak perlu kecil hati tak perlu kecewa, karena luka dan sakit merupakan
ketetapan Allah ( sunnatullah ).
Dalam
peperangan tak seorangpun sahabat memakai jimat dan mantera, sehingga mereka
tidak kebal terhadap tusukan pedang, tombak dan panah.
Sangat
beda dengan ketika menyaksikan atraksi debus ( kesaktian ), orang sama kagum
dan heran, betapa tidak ?, bayangkan ketika ditusuk, leher digorok pedang pada tidak
mempan, makan dan menginjak pecahan kaca tidak terluka, dibakar tidak hangus, dilindas kendaraan tidak cidera.
Mengapa ini bisa terjadi ?.
LUKA ITU BIASA
Sembuh, sakit, luka merupakan
hal biasa dalam kehidupan, karena merupakan ketetapan Allah ( sunnatullah ),
dengan demikian orang hidup mau tidak mau harus
mau menerima resiko ini !.
Bedanya,
bagi orang kafir ia akan kecewa, namun bagi orang mukmin mushibah diyakini
sebagai ujian, sehingga dihadapinya dengan tabah, karena akan diampuni dan mendapat pahala. Dengan demikian dia tak akan mudah
terperangkap kepada permainan setan berupa ilmu kesaktian ( ilmu sihir ).
GUNA MEMBEDAKAN
Dalam peperangan orang Islam
mendapat luka demikian pula orang kafir, dengan kenyataan ini Allah akan
membedakan mana yang beriman dan mana yang kafir :
“....Dan supaya Allah membedakan orang orang yang beriman ( dengan orang orang kafir ) supaya sebagian kamu dijadikan Nya ( gugur sebagai ) syuhada'. Dan Allah tidak menyukai orang orang yang dzalim “.
“....Dan supaya Allah membedakan orang orang yang beriman ( dengan orang orang kafir ) supaya sebagian kamu dijadikan Nya ( gugur sebagai ) syuhada'. Dan Allah tidak menyukai orang orang yang dzalim “.
Luka,
sakit dan kematian merupakan resiko dalam peperangan, sehingga tidak ada
satupun dari para sahabat apalagi Nabi s.a.w. yang sakti, karena mereka sama
memahami bahwa luka dan kematian ada balasan yang luar biasa dari yang Maha
Kuasa, berupa ampunan dan syurga.
GUGUR SEBAGAI
SYUHADA
Khalid bin Walid sebagai
panglima perang yang piawai bercita cita mati dalam keadaan syahid, namun
takdir menghendaki lain sehingga beliau meninggal diatas dipan dengan penuh
bekas luka disekujur tubuhnya, sehingga beliau sempat menangis karena tidak
gugur sebagai syahid. Begitu indah dan mulianya mati syahid dalam menegakkan
agama, sehingga beliau sangat mendambakannya.
DIHADAPI
DENGAN TABAH
Sakit atau luka merupakan
sunnatullah ( ketetapan Allah ), bagi yang beriman pasti memahami dan menerima
kenyataan ini, karena dengan adanya sakit atau luka bila dihadapi dengan ridlo dan
sabar akan mendapat ampunan dan diangkat derajatnya.
“ Janganlah kamu
berhati lemah dalam mengejar mereka ( musuhmu ). Jika kamu menderita
kesakitan, maka
sesungguhnya
merekapun menderita kesakitan ( pula ),
sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang
tidak mereka harapkan. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana “. ( Q.S. An
Nisa’ 104 )
Begini
hikmah bila memiliki iman, sehingga bila mengalami sakit atau luka akan
dihadapi dengan sabar dan tabah karena tahu pahala yang
akan diterima.
DIAMPUNI
DAN DIJAMIN SYURGA
Begitu tinggi balasan
terhadap orang yang berjihad di jalan Allah, sehingga dosanya diampuni dan
dimasukkan ke dalam syurga.
“
Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya ( dengan
berfirman ) :
" Sesungguhnya
aku tidak menyia nyiakan
amal orang orang
yang beramal di antara kamu, baik laki laki atau perempuan,
( karena )
sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang orang
yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan Ku,
yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku hapuskan
kesalahan kesalahan
mereka dan pastilah aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai sungai
di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. dan Allah pada sisi Nya
pahala yang baik ". (Q.S. Ali Imran 195 )
TETAP
HIDUP
Begitu mulia dan berharganya mati syahid, sehingga mereka
dinyatakan hidup
( di alam lain ) di mana
mereka mendapat kenikmatan di sisi Allah, dan hanya Allah
sajalah yang mengetahui bagaimana keadaan
hidupnya.
“ Dan
janganlah kamu mengatakan terhadap orang orang yang gugur di
jalan Allah, ( bahwa
mereka itu ) mati,
bahkan ( sebenarnya )
mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya “. ( Q.S.
Al Baqarah 154 )
MENDAPAT
RIZKI
Tidak hanya dinyatakan hidup,
bahkan mereka sudah mendapat rizki.
“ Janganlah
kamu mengira bahwa orang orang
yang gugur di jalan Allah itu mati,
bahkan mereka itu hidup disisi
Tuhan Nya
dengan mendapat rizki “. ( Q.S. Ali Imran 169 )
Begitu
besar penghargaan Allah terhadap yang mati syahid.
MENGINGKARI SUNNATULLAH
Sangat
beda dengan yang imannya lemah, sakit atau luka merupakan hal yang menyiksa,
sehingga menempuh jalan apapun yang penting jangan sampai menderita. Maka di
tempuhnya upaya dengan cara mencari kesaktian, dengan berguru dan mendatangi
dukun, para normal atau orang ngerti, yang dianggapnya punya kelebihan ( linuih
).
SAKTI
Sakti atau kesaktian adalah
kemampuan seseorang dalam menangkal bahaya terhadap dirinya yang tidak bisa dinalar secara akal
sehat ( irrasional ), dengan kata lain dia memakai kekuatan diluar kebiasaan (
ilmu sihir ). Sedangkan sihir adalah ilmu yang memakai bantuan setan ( bangsa
jin ), dengan bantuan setan yang bersifat ghoib ini maka dirinya jadi kebal dan
sakti.
“ Dan bahwasanya ada
beberapa orang laki laki
di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki laki
di antara jin, maka
jin jin
itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan “. ( Q.S. Jin 6 )
MENAMBAH DOSA DAN SALAH
Bukan
setan bila tak pandai bersiasat dan menyesatkan, maka orang yang menginginkan kesaktian pasti
harus melakukan ritual menyesatkan : puasa
pati geni ( 24 jam tidak makan minum, tidak tidur, tidak berbicara dengan
demikian tidak mungkin melaksanakan sholat ), ngluang ( berada dalam tanah selama 40 hari ), memerawani gadis, bertapa, mencuri dan makan mayat, pakai jimat,
mantera dan sebangsanya.
Walhasil
ilmu kesaktian jelas didalangi setan, pelakunya jelas terperangkap tipuan setan yang jelas membawa kepada
perbuatan dosa dan kesalahan ( musyrik ) !.
KISAH TAULADAN
SYAIKH DAN PELACUR
Pada tahun
101 Hijriyah penduduk Mekkah dirundung duka karena wafatnya Thawus bin Kaisan
Al Yamani seorang tabi’in ( generasi setelah sahabat ) yang dikenal bijak dan
sholih.
Beribu
ribu orang pada berdatangan mengantar jenazahnya, semua sama merasa terharu dan
dirundung sedih karena merasa kehilangan, kehilangan seorang panutan yang benar
sangat dibutuhkan keberadaannya.
Beliau
sangat tekun, bijak dan piawai dalam mengajak orang kejalan kebaikan, kenyataan
ini terbukti dari kisah yang disampaikan mantan wanita jalang yang pernah
menggoda Thawus, kemudian sadar karena kebijakan thawus dalam menyikapi
ajakannya.
Mantan
wanita jalang yang telah berumur tua ini sangat terpukul dan ikut dirundung sedih karena kepergian Thawus,
karena dia punya kenangan yang sangat berharga dan takkan terlupakan selama
hidupnya.
Kemudian
dia berkisah kepada teman teman wanita yang duduk disebelahnya : “ Dulu aku
adalah wanita jalang, suka menggoda setiap laki laki sholih, kecantikan dan
rayuanku mampu memperdaya kebanyakan mereka. Suatu hari aku datang ke rumah
Thawus, dan kutawarkan diriku kepadanya, dengan ramah dia menerimaku, namun
untuk memenuhi tawaranku dia meminta kepadaku agar datang pada keesokan harinya
saja. Dengan berbunga bunga akupun berharap agar pagi cepat datang, agar segera
bertemu Thawus yang terkenal sholih “.
“ Keesokan
harinya “ lanjut wanita tua “ Aku datang ke rumahnya dengan penuh harap,
kudapati Thawus telah bersiap menunggu kadatanganku, ia mengajakku berjalan jalan
keluar rumah, akupun mengikuti langkahnya, setelah lama berjalan tidak kusangka
ternyata dia membawaku ke Masjidil haram “.
Sambil
menengadah dan menghela nafas panjang wanita tua meneruskan kisahnya : “
Ternyata Ka’bah berada dihadapan kami, sementara orang orang sama thowaf dan
khusyu’ beribadah. Tiba tiba saja Thawus berkata kepadaku : “ Telanjanglah dan
berbaringlah ! “.
“ Disini
Thawus ? “ tanyaku keheranan.
Thawus
dengan tenangnya menjawab : “ Ya, bukankah Dzat Yang Maha Suci melihat kita ditempat
yang sepi juga ditempat ini “.
Si wanita
tua mantan pelacur terus melanjutkan ceritanya : “ Betapa malunya aku, namun
aku juga merasa bahwa jawaban itu bagaikan air sejuk yang memadamkan nafsu yang
sedang bergejolak di hatiku, sejak itu aku benar benar bertaubat “.Begitu
bijak Thawus bersikap sehingga Allah memberikan hidayah Nya, sehingga berakhir menjadi wanita sholihah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar