Senin, 25 Agustus 2014

PEMAAF MEMANG BERAT TAPI NIKMAT




  
       PEMAAF MEMANG BERAT TAPI NIKMAT

“ Jadilah engkau pema'af dan perintahkanlah orang mengerjakan yang ma'ruf ( baik ), serta berpalinglah dari pada orang orang yang bodoh “. ( Q.S. Al A’raaf 199 )

Sikap pemaaf diperintah dalam agama, namun memang berat dalam melaksanakannya, karena bertentangan dengan hawa nafsu yang selalu menghendaki agar terbalaskan kesalahan lawannya.
Walau berat namun perlu dicoba untuk melatihnya, karena pemaaf merupakan perintah. Kebaikan memang perlu perjuangan, perlu usaha agar sisa hidup yang kita tidak tahu kapan berakhirnya, menjadi lebih baik, lebih sempurna !.
Dengan demikian jiwa akan mencapai ketenangan dan kebahagiaan, bila jiwa tenang maka akan menjadikan tubuh makin sehat dan nyaman.
PENDENDAM
Pemaaf beda dengan pendendam, kedua sifat ini sangat bertolak belakang, pemaaf menjadikan hati jadi lapang dan tenang karena tidak punya ganjalan, apalagi bila dilandasi karena ingin mengamalkan ajaran agama Islam.. 
Beda dengan pendendam, karena hatinya selalu memperturutkan bisikan setan yang suka membangkitkan permusuhan. Sehingga hatinya terasa terbakar, gusar dan tidak tenang, karena dibebani rasa balas dendam terhadap kesalahan orang, hatinya belum puas bila belum terbalaskan !. Jadi hatinya selalu siaga terus dalam keadaan tegang, dengan demikian jiwanya senantiasa dalam keadaan gelisah, resah, kecewa dan diliputi ketidak nyamanan.
Tidur sulit karena selalu terbayang, bekerja pun tidak tenang sehingga banyak terjadi kesalahan, makan tak nyaman karena selera makan berkurang. Buang air jadi berketerusan, begini akibat bila rasa dendam dibiarkan tidak dikendalikan. Agar menjalani hidup terasa enak dan nyaman, maka sikap pemaaf perlu diamalkan. Sifat pemaaf punya banyak keutamaan diantaranya :  
KEUNTUNGAN BESAR
“ Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah ( kejahatan ) dengan cara yang lebih baik, maka tiba tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang orang yang mempunyai keuntungan yang besar “.           ( Q.S. Fushilat 34 – 35 )
Pemaaf dan pendendam jelas beda kata Allah, bahkan Allah memerintah menolak kejahatan dengan cara yang lebih baik. Memang sangat berat rasanya namun itulah tuntunan agama, akankah kita masih berfihak dan bersikukuh memperturutkan hawa nafsu yang dikendalikan setan dengan selalu mengumbar dendam ?.
Hanya dengan kesabaran satu satunya jalan untuk bisa melaksanakan, dengan bersikap sabar akan mendapat keuntungan ( didunia tenang, diakherat masuk syurga ). 
DIAMPUNI
“ Dan janganlah orang orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka ( tidak ) akan memberi ( bantuan ) kepada kaum kerabat ( nya ), orang orang yang miskin dan orang orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu ? dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ".  ( Q.S. An Nur 22 )
 Ayat ini berkenaan dengan sumpah Abu Bakar r.a. bahwa dia tidak akan memberi bantuan kepada kerabatnya ataupun orang lain yang terlibat dalam menyiarkan berita bohong tentang diri 'Aisyah. Maka turunlah ayat ini yang melarang beliau melaksanakan sumpahnya dan memerintah mema'afkan dan berlapang dada terhadap mereka sesudah mendapat hukuman atas perbuatan mereka.
ŸHAL UTAMA
            
Begitu pentingnya nilai pemaaf dan penyabar sehingga termasuk hal yang diutamakan
“ Tetapi orang yang bersabar dan mema'afkan, sesungguhnya ( perbuatan ) yang demikian itu termasuk hal hal yang diutamakan “. ( Q.S. Asy Syura 43 )
MULIA DIANGKAT DERAJATNYA
Sikap pemaaf seolah kalah, karena memperturutkan bisikan hawa nafsunya, padahal menurut agama justru sebaliknya, semakin mulia dan diangkat derajatnya.
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Tiadalah harta itu berkurang karena shodaqoh. Allah tak akan menambahkan kepada seseorang yang suka memaafkan melainkan kemuliaan. Dan tiadalah seseorang yang merendahkan diri karena Allah melainkan Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung akan mengangkat derajatnya “.  ( H.R. Muslim )   
KESABARAN RASULULLAH
Begitu bijak dan sabarnya Rasulullah s.a.w. terhadap orang yang belum mengerti agama, sehingga ketika ada orang badui kencing di dalam masjid, beliau mamaafkan walaupun para sahabat pada marah.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata : “ Ada seorang badui kencing di dalam masjid kemudian orang orang bangkit untuk memukulnya, Nabi s.a.w. kemudian bersabda : “ Biarkan dia tuangkan pada air kencing itu setimba air. Sesungguhnya aku diutus kepada kamu sekalian adalah untuk mempermudah dan tidak diutus untuk mempersulit “. ( H.R. Bukhari ) 
DIANIAYA KAUMNYA                 
Dari Aisyah r.a. Bahwasannya ia bertanya kepada Nabi s.a.w. : “ Pernahkah terjadi pada tuan suatu hari yang penderitaannya lebih berat daripada hari perang Uhud ? ”. Beliau menjawab : “ Sungguh aku telah mendapat penderitaan karena ulah kaummu. Dan penderitaan terberat yang aku alami dari mereka yakni dihari ‘ Aqabah, ketika aku menyempatkan diri untuk mengajak putra Abd Jalil bin Abd Kulal tetapi ia tidak menyambut apa yang aku harapkan. Kemudian aku pergi dengan perasaan sangat sedih dan aku tidak sadar, hanya ketika sampai Qarnuts Tsa’alib aku sadar dan mengangkat kepalaku, waktu itu aku dinaungi oleh awan serta aku memandang awan itu, ternyata disitu ada malaikat Jibril dan memanggil aku dan berkata : “ Sesungguhnya Allah Ta’ala telah mendengar ucapan kaummu terhadap kamu dimana mereka menolak ajakanmu. Dan Allah telah mengutus malaikat penjaga gunung kepadamu untuk memenuhi perintahmu dengan apa saja yang kamu kehendaki dalam menyiksa mereka “.
DITAWARI
Kemudian malaikat penjaga gunung memanggil aku dan mengucapkan salam kepadaku dan berkata : “ Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah telah mendengar ucapan kaummu terhadap kamu dan aku adalah malaikat penjaga gunung. Tuhan telah mengutus aku untuk memenuhi perintahmu. Maka apa yang kamu kehendaki ?. Bila kamu menghendaki, maka aku akan meruntuhkan dua gunung untuk menyiksa mereka “.
MENOLAK TAWARAN
Nabi s.a.w. bersabda : “ Tetapi aku masih berharap semoga Allah mengeluarkan dari tulang belakang ( anak turun ) mereka orang yang beribadah kepada Allah Yang Maha Esa, dimana ia tidak mempersekutukan Nya dengan sesuatu apa pun “. ( H.R. Bukhari dan Muslim )
Setelah menolak tawaran para Malaikat penjaga bukit, beliau bahkan berdo’a : “ Yaa Allah berilah hidayah kepada kaumku karena mereka belum mengerti “.
Begitu sabarnya beliau, sehingga kedzaliman kaumnya justru dibalas dengan maaf dan do’a. Dengan sikap pemaaf ini menjadikan orang sama tersentuh dan terbuka hatinya, sehingga pada simpati dan memeluk agama Islam, Alhamdulillah.


KISAH TAULADAN
KEMILAU DUNIA SUMBER KEJAHATAN
            Seorang ulama Wahab bin Munabbih mengisahkan, suatu hari Nabi Isa a.s.  mengembara dengan seorang yahudi berbekal sepotong roti, si yahudi dua potong. Nabi Isa a.s. bertanya apakah ia akan berbagi roti,  mulanya si yahudi setuju, namun ketika mengetahui Nabi Isa a.s. hanya membawa sepotong, ia menyesal dan mencari akal.
            Ketika Nabi Isa a.s. melaksankan sholat, orang yahudi memakan rotinya sepotong, seusai sholat mereka berdua menikmati bekalnya masing masing, kemudian Nabi Isa a.s. bertanya : “ Mana roti lain yang engkau bawa ? “. Orang yahudi menyangkal dan mengatakan bahwa yang dibawa hanya sepotong roti.
            Keesokan harinya mereka meneruskan perjalanan dan berjumpa dengan seorang laki laki buta, kemudian Nabi Isa mengusapnya dan bisa melihat kembali. Nabi Isa bertanya kepada orang yahudi : “ Tidakkah engkau membawa roti ? “. Orang yahudi tidak mengaku bahkan bersumpah bahwa ia hanya membawa sepotong roti.
            Dalam perjalanan selanjutnya mereka menjumpai sekawanan rusa yang sedang merumput, kemudian Nabi Isa memanggil seekor dan menyembelihnya, kemudian mereka berdua menikmati dagingnya. Kemudian Nabi Isa berkata kepada kepada kijang yang telah mati : “ Bangunlah dengan izin Allah “, kijangpun berdiri hidup kembali.
            “ siapakah yang makan roti ketiga ? “. Orang yahudi menjawab : “ Demi Allah yang ada padaku hanya sepotong roti “. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan dan menyeberang sungai dengan berjalan diatas air. : “ Siapakah pemilik roti ketiga ? “, orang yahudi tetap menjawab : “ Demi Allah Yang ada padaku hanya sepotong “.
        Kemudian mereka melewati perkampungan luas yang telah hancur, tiba ada tiga potong emas besar, Nabi Isa berkata : “ Satu untukku yang satu untukmu, yang satu lagi untuk pemilik roti ketiga “. Karena tergiur orang yahudi berkata dengan jujur : “ Akulah pemilik roti ketiga, aku telah memakannya ketika engkau sedang sholat “. Kemudian Nabi Isa berkata : “ Semua emas untukmu “. Kemudian Nabi Isa pergi meninggalkannya.  
Kemudian ada tiga orang lewat tergiur pada emas tersebut, maka orang yahudi pemilik emas itupun dibunuhnya. Kemudian salah seorang ditugasi membeli makanan, sementara yang dua merencanakan membunuhnya bila datang dari membeli makanan. 
Demikian pula dengan yang diutus membeli makanan, dia juga berencana membunuh mereka berdua, dengan cara memberi racun pada makanan yang dibelinya. 
        Setelah pembeli makanan datang dia dibunuh oleh mereka berdua, setelah membunuhnya justru mereka berdua juga meninggal karena telah menyantap makanan beracun. 
Ketika Nabi Isa a.s. lewat ditempat tersebut, dan menjumpai keempatnya tidak bernyawa beliau berkata : “ Demikianlah pesona dunia berbuat terhadap penghuninya, maka sebaiknya berhati hati “. ( Kisah kisah unik, Fahrurrazi Meng, Griya ilmu Jakarta ) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar