Selasa, 05 Agustus 2014

MENGAPA HASUD



MENGAPA HASUD ?
M.FARID ANWAR

Katakanlah : "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh. Dari kejahatan makhluk Nya. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. Dan dari kejahatan wanita wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul buhul ( simpul tali tali ).  Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki 
( Q.S. Al Falaq 1-5 )
                     Berlindung kepada Allah merupakan andalan satu satunya, bagi yang mengaku beriman, bukan kepada yang lain. Karena Allah merupakan satu satunya Dzat Maha Menguasai segalanya. Termasuk kuasa menggerakkan jalannya matahari pada manzilahnya ( garis edarnya ), sehingga akibat perubahan posisi matahari terhadap bumi inilah ada istilah shubuh, dhuhur, asar, maghrib dan isya’.
                     Berlindung kepada Allah termasuk pula terhadap kejahatan makhluk Nya ( ciptaan Nya ), baik yang nampak maupun yang tidak, baik bangsa jin maupun manusia, maka sangat hina dan sangat jauh menyimpang apabila ada yang berlindung kepada makhluk Nya ( dukun, orang ngerti, jin, tumbal, makam keramat dan sebangsanya ). Bagi yang yang berlindung kepada selain Allah menunjukkan bukti lemah dan rapuhnya iman.  
                      Diantara kejahatan makhluk ciptaan Nya, ialah bahaya para tukang tukang sihir ( dukun ) yang memakai bantuan jin kafir ( setan ) yang biasa melakukan aktifitas sihirnya dengan membuat buhul buhul ( simpul ) dari tali kemudian dibacakan jampi atau mantra yang dihembus hembuskan ke simpul tali tersebut, dengan maksud agar bisa memecahkan persaudaraan atau menceraikan hubungan suami isteri.
                            Kegiatan sihir hanya bisa dilaksanakan para dukun pada malam hari, sesudah orang pada selesai menunaikan ibadah sholat isya’, karena setan pada lari tunggang langgang bila ada suara adzan, atas dasar inilah, kegiatan sihir dilaksanakan bila suara adzan sudah tidak berkumandang lagi.
                     Tidak hanya sihir dilaksanakan di waktu malam, hiburan malampun ikut menciptakan kejahatan, bukankah para kupu kupu malam dan pria hidung juga ikut ambil bagian, para aktifis night club pada bermunculan mengambil bagian, dari kejahatan malam inilah Al Quran mengajarkan agar berlindung kepada Allah.
HASUD  
                            Hasud, dengki atau iri hati adalah sifat tak terpuji dan harus dijauhi, betapa tidak, karena hasud adalah sikap jiwa apabila ada orang bernasib baik hatinya tak rela, hatinya sakit seolah tak terima, sebaliknya bila ada yang bernasib tidak beruntung hatinya puas dan lega.
                     Alangkah jahatnya orang yang berhati hasud, maka Al Quran mengajarkan agar berlindung diri kepada Allah dari sifat hasud.     
KARUNIA ALLAH
                            Katakanlah : " Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.                                                                            ( Q.S. Ali Imran 26 )
                     Pada hakekatnya yang berhak dan berkuasa memberi karunia hanyalah hak mutlak Allah adanya, karena Dia memilki dan menguasai segalanya, baik yang ada di langit dan di bumi, maka sebagai hamba Nya yang dhoif hendaklah menerima dengan tulus terhadap  keputusan Nya, agar jiwa tidak tersiksa dibuatnya !.
MENGAPA HASUD
                            Rizki, jabatan dan sebagainya ada ditangan Allah yang Maha Kuasa, ditentukan dan digilir menurut ketentuan Nya, maka jangan kecewa dengan ketentuan Nya. Suatu saat diberikan suatu saat dicabutnya.
                     Maka bila ada yang kecewa dengan ketentuan Nya, kasihan berarti tidak faham dengan sifat Allah Yang Maha Tahu, Maha Kuasa dan Maha Menentukan, kasihan bila keterusan karena tidak memahami Al Quran. Sehingga jiwanya selalu terganggu, menderita, kecewa, cemas berlarut larut tanpa arah, berakibat sistim kekebalan tubuhnya menurun.
DAMPAK PADA TUBUH
                            Bila sifat hasud diterus teruskan berakibat akan menggerogoti kesehatan tubuhnya, tubuhnya akan kurus kering dan berakibat rentan terhadap penyakit, berakibat  cepat menghantarnya keliang lahat ( kematian ).
DAMPAK PADA AMALAN
                     Begitu fatalnya akibat hasud, sehingga tidak hanya merusak tubuh, bahkan sampai merusak amal baiknya, subhaanallah.   
                     “ Hindarilah kamu dari hasud ( dengki ), karena hasud itu makan segala amal kebajikan, bagaikan api memakan kayu “.                                                                                                                ( H.R. Abu Dawud )
                     Sayangkan bila amal baik yang dengan susah payah telah diusahakan bisa lenyap akibat sifat hasud yang dilakukan.
KISAH DI ZAMAN NABI
                     Di kala Nabi s.a.w. menda’wahkan agama, beliau dihalangi justru oleh pamannya sendiri yang bernama Abu Lahab, sebenarnya Abu Lahab sadar bahwa kemenakannya adalah orang baik, namun Abu lahab dengki terhadap misi da’wah yang dibawanya, sehingga jiwanya berontak akibat terdorong rasa hasudnya, bahkan isteri Abu Lahab pun ikut membantunya dengan menyebar fitnah kesana kemari, sehingga Allah menurunkan menurunkan ayat : 
                            “ Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya Dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan ( begitu pula ) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang di lehernya ada tali dari sabut “.                        ( Q.S. Al Lahab 1-5 )
.                           Membawa kayu Bakar dalam bahasa Arab adalah kiasan bagi penyebar fitnah. isteri Abu Lahab disebut pembawa kayu bakar karena dia selalu menyebarkan fitnah untuk menjelek jelekkan Nabi Muhammad s.a.w. dan kaum Muslim.


                                                  KISAH TAULADAN
SUNAN KALIJAGA
          Nama asli Raden Sahid atau Said. Dalam babad tanah jawa ada yang menyebutnya Jaka Setya, putra adipati Tuban ( raden tumenggung Wilakita ), keturunan adipati Tuban pertama ( Ronggolawe ).
           Silsilah keturunan raden Said ialah adipati Ronggolawe, berputra Aria Teja I, berputra Aria Teja II, berputra Aria Teja III, berputra raden tumenggung Wilakita yang berputrakan raden Mas Said atau Sunan Kalijaga
           Aria Teja I dan II ini masih memeluk agama siwa ( Hindu ) sedang aria teja III dan raden tumenggung wilakita sudah memeluk Islam .
           Di masa muda, raden Said termasuk salah seorang yang tidak puas dengan keadaan di sekelilingnya, dimana situasi kerajaan Majapahit sedang memburuk. Wabah penyakit merajalela akibat kemarau panjang, sedang rakyat dibebani  membayar pajak yang berat.
           Raden said keluar dari kadipaten Tuban, mengembara ke sebuah daerah Jati Wangi di daerah laseng Jawa Tengah. Raden said merampok para bangsawan yang melintasi hutan Jati Wangi, hasilnya dibagikan ke fakir miskin.
            Suatu hari dia melihat lelaki tua berjubah putih berjalan di tengah hutan, Raden said memperhatikannya, terutama pada tongkatnya yang bergagang emas berhiaskan berlian. Raden Saidpun tergiur dan ingin memilikinya guna dibagikan kepada fakir miskin, namun tidak berhasil berkat nasehat orang tua tersebut. Ahirnya raden Said sadar dan berguru kepada beliau. 
          Karena kesungguhan dan ketekunanya dia dapat menyerap dan mengembangkan ilmu yang diterimanya dari sunan Bonang saja , atas anjuran sunan Bonang, beliau juga berguru kepada sunan Ampel juga kepada ulama terkenal di Palembang yakni Syeh Sutabaris. Akhirnya raden Said masuk menjadi jajaran Walisongo, dengan sebutan Sunan Kalijaga.
          Raden Said satu satunya wali yang paling akrab dengan masyarakat jawa, lebih suka mengenakan pakaian yang biasa dipakai rakyat jelata. Memanfaatkan kesenangan masyarakat jawa sebagai sarana menyebarkan agama islam : wayang kulit, tembang dan gending atau gamelan, dipakai sebagai media dakwahnya. Semua seni diberi nafas Islam.
            Bila sedang mendalang di jawa barat menggunakan nama samaran ki dalang Sida brangti, bila mendalang di tegal memakai nama ki dalang Bengkok, di Purbalingga ki dalang Kumendung. Sebutannya banyak, semuanya hanya untuk memudahkan penduduk sekitar mengenalnya lebih akrab, sehingga masyarakat merasa akrab dan tidak asing.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar