MENGAPA HASUD ?
M.FARID ANWAR
“ Katakanlah :
"Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh. Dari kejahatan
makhluk Nya. Dan dari kejahatan
malam apabila telah gelap gulita. Dan
dari kejahatan wanita wanita
tukang sihir yang menghembus pada buhul buhul ( simpul
tali tali ). Dan
dari kejahatan pendengki bila ia dengki
( Q.S. Al Falaq 1-5 )
( Q.S. Al Falaq 1-5 )
Berlindung kepada Allah
merupakan andalan satu satunya, bagi yang mengaku beriman, bukan kepada yang
lain. Karena Allah merupakan satu satunya Dzat Maha Menguasai segalanya.
Termasuk kuasa menggerakkan jalannya matahari pada manzilahnya ( garis edarnya
), sehingga akibat perubahan posisi matahari terhadap bumi inilah ada istilah shubuh, dhuhur, asar, maghrib dan isya’.
Berlindung
kepada Allah termasuk pula terhadap kejahatan makhluk Nya ( ciptaan Nya ), baik
yang nampak maupun yang tidak, baik bangsa jin maupun manusia, maka sangat hina
dan sangat jauh menyimpang apabila ada yang berlindung kepada makhluk Nya (
dukun, orang ngerti, jin, tumbal, makam keramat dan sebangsanya ). Bagi yang yang
berlindung kepada selain Allah menunjukkan bukti lemah dan rapuhnya iman.
Diantara kejahatan makhluk ciptaan Nya, ialah bahaya para tukang tukang
sihir ( dukun ) yang memakai bantuan jin kafir ( setan ) yang biasa melakukan aktifitas sihirnya dengan membuat buhul buhul
( simpul ) dari
tali kemudian dibacakan
jampi atau mantra yang dihembus hembuskan
ke simpul tali tersebut, dengan
maksud agar bisa memecahkan persaudaraan atau menceraikan hubungan suami isteri.
Kegiatan
sihir hanya bisa dilaksanakan para dukun pada malam hari, sesudah orang pada
selesai menunaikan ibadah sholat isya’, karena setan pada lari tunggang
langgang bila ada suara adzan, atas dasar inilah, kegiatan sihir dilaksanakan
bila suara adzan sudah tidak berkumandang lagi.
Tidak hanya sihir
dilaksanakan di waktu malam, hiburan malampun ikut menciptakan kejahatan,
bukankah para kupu kupu malam dan pria hidung juga ikut ambil bagian, para
aktifis night club pada bermunculan mengambil bagian, dari kejahatan malam
inilah Al Quran mengajarkan agar berlindung kepada Allah.
HASUD
Hasud, dengki atau iri hati adalah sifat tak
terpuji dan harus dijauhi, betapa tidak, karena hasud adalah sikap jiwa
apabila ada orang bernasib baik hatinya tak rela, hatinya sakit seolah tak
terima, sebaliknya bila ada yang bernasib tidak beruntung hatinya puas dan lega.
Alangkah
jahatnya orang yang berhati hasud, maka Al Quran mengajarkan agar berlindung
diri kepada Allah dari sifat hasud.
KARUNIA ALLAH
“ Katakanlah :
" Wahai
Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau
kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau
muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau
kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa
atas segala sesuatu “. ( Q.S. Ali Imran 26 )
Pada
hakekatnya yang berhak dan berkuasa memberi karunia hanyalah hak mutlak Allah
adanya, karena Dia memilki dan menguasai segalanya, baik yang ada di langit dan
di bumi, maka sebagai hamba Nya yang dhoif hendaklah menerima dengan tulus
terhadap keputusan Nya, agar jiwa tidak
tersiksa dibuatnya !.
MENGAPA HASUD
Rizki,
jabatan dan sebagainya ada ditangan Allah yang Maha Kuasa, ditentukan dan
digilir menurut ketentuan Nya, maka jangan kecewa dengan ketentuan Nya. Suatu
saat diberikan suatu saat dicabutnya.
Maka bila ada yang kecewa
dengan ketentuan Nya, kasihan berarti tidak faham dengan sifat Allah Yang Maha
Tahu, Maha Kuasa dan Maha Menentukan, kasihan bila keterusan karena tidak
memahami Al Quran. Sehingga jiwanya selalu terganggu, menderita, kecewa, cemas
berlarut larut tanpa arah, berakibat sistim kekebalan tubuhnya menurun.
DAMPAK PADA TUBUH
Bila sifat
hasud diterus teruskan berakibat akan menggerogoti kesehatan tubuhnya, tubuhnya
akan kurus kering dan berakibat rentan terhadap penyakit, berakibat cepat menghantarnya keliang lahat ( kematian
).
DAMPAK PADA AMALAN
Begitu
fatalnya akibat hasud, sehingga tidak hanya merusak tubuh, bahkan sampai
merusak amal baiknya, subhaanallah.
“ Hindarilah kamu dari hasud ( dengki ), karena hasud itu
makan segala amal kebajikan, bagaikan api memakan kayu “. ( H.R. Abu Dawud )
Sayangkan
bila amal baik yang dengan susah payah telah diusahakan bisa lenyap akibat
sifat hasud yang dilakukan.
KISAH DI ZAMAN NABI
Di kala Nabi s.a.w.
menda’wahkan agama, beliau dihalangi justru oleh pamannya sendiri yang bernama
Abu Lahab, sebenarnya Abu Lahab sadar bahwa kemenakannya adalah orang baik,
namun Abu lahab dengki terhadap misi da’wah yang dibawanya, sehingga jiwanya
berontak akibat terdorong rasa hasudnya, bahkan isteri Abu Lahab pun ikut
membantunya dengan menyebar fitnah kesana kemari, sehingga Allah menurunkan
menurunkan ayat :
“ Binasalah
kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya Dia akan binasa. Tidaklah berfaedah
kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke
dalam api yang bergejolak. Dan ( begitu pula ) istrinya, pembawa kayu bakar. Yang
di lehernya ada tali dari sabut “. ( Q.S. Al Lahab 1-5 )
. Membawa kayu Bakar dalam bahasa Arab adalah kiasan bagi
penyebar fitnah. isteri Abu Lahab disebut pembawa kayu bakar karena dia selalu menyebarkan
fitnah untuk menjelek jelekkan Nabi Muhammad s.a.w. dan kaum Muslim.
KISAH TAULADAN
SUNAN KALIJAGA
Nama asli Raden Sahid
atau Said. Dalam babad tanah jawa ada yang menyebutnya Jaka Setya, putra
adipati Tuban ( raden tumenggung Wilakita ), keturunan adipati Tuban pertama ( Ronggolawe
).
Silsilah keturunan raden Said
ialah adipati Ronggolawe, berputra Aria Teja I, berputra Aria Teja II, berputra
Aria Teja III, berputra raden tumenggung Wilakita yang berputrakan raden Mas Said
atau Sunan Kalijaga
Aria Teja I dan II ini masih memeluk
agama siwa ( Hindu ) sedang aria teja III dan raden tumenggung wilakita sudah
memeluk Islam .
Di masa muda, raden Said
termasuk salah seorang yang tidak puas dengan keadaan di sekelilingnya, dimana
situasi kerajaan Majapahit sedang memburuk. Wabah penyakit merajalela akibat
kemarau panjang, sedang rakyat dibebani membayar pajak yang berat.
Raden said keluar dari
kadipaten Tuban, mengembara ke sebuah daerah Jati Wangi di daerah laseng Jawa Tengah.
Raden said merampok para bangsawan yang melintasi hutan Jati Wangi, hasilnya
dibagikan ke fakir miskin.
Suatu hari dia melihat lelaki tua berjubah putih berjalan di tengah
hutan, Raden said memperhatikannya, terutama pada tongkatnya yang bergagang
emas berhiaskan berlian. Raden Saidpun tergiur dan ingin memilikinya guna
dibagikan kepada fakir miskin, namun tidak berhasil berkat nasehat orang tua
tersebut. Ahirnya raden Said sadar dan berguru kepada beliau.
Karena kesungguhan dan
ketekunanya dia dapat menyerap dan mengembangkan ilmu yang diterimanya dari
sunan Bonang saja , atas anjuran sunan Bonang, beliau juga berguru kepada sunan
Ampel juga kepada ulama terkenal di Palembang yakni Syeh Sutabaris. Akhirnya
raden Said masuk menjadi jajaran Walisongo, dengan sebutan Sunan Kalijaga.
Raden Said satu satunya wali
yang paling akrab dengan masyarakat jawa, lebih suka mengenakan pakaian yang biasa
dipakai rakyat jelata. Memanfaatkan kesenangan masyarakat jawa sebagai sarana
menyebarkan agama islam : wayang kulit, tembang dan gending atau gamelan,
dipakai sebagai media dakwahnya. Semua seni diberi nafas Islam.
Bila sedang mendalang
di jawa barat menggunakan nama samaran ki dalang Sida brangti, bila mendalang
di tegal memakai nama ki dalang Bengkok, di Purbalingga ki dalang Kumendung. Sebutannya
banyak, semuanya hanya untuk memudahkan penduduk sekitar mengenalnya lebih
akrab, sehingga masyarakat merasa akrab dan tidak asing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar