Selasa, 12 Agustus 2014

KEUTAMAAN SURAT AL BAQARAH





KEUTAMAAN  AKHIR SURAT AL BAQARAH
OLEH :  H. M. FARID ANWAR
“ Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, Malaikat Malaikat Nya, kitab kitab Nya dan Rasul Rasul Nya. ( mereka mengatakan ) : " Kami tidak membeda bedakan antara seseorangpun ( dengan yang lain ) dari Rasul Rasul Nya ", dan mereka mengatakan : " Kami dengar dan kami taat ". ( Mereka berdoa ) : " Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali ".
            Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala ( dari kebaikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa ( dari kejahatan ) yang dikerjakannya. ( Mereka berdoa ) : " Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami, Engkaulah penolong kami. Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir ".( Q.S. Al Baqarah 285 – 286 )
                Al Quran merupakan mu’jizat Nabi paling istimewa dan luar biasa, bahkan diantaranya ada yang memiliki fadlilah ( keutamaan ), dua akhir surat Al Baqarah  diantaranya.
KANDUNGAN
                  Pada ayat 285 merupakan pernyataan keimanan kepada Allah, adanya para Malaikat, Kitab kitab, Rasul Rasul, pernyataan taat dan permohonan ampun kepada Allah.
            Diawal ayat 286 mengandung tuntunan do’a yang menunjukkan betapa  santun dan murahnya Allah terhadap hamba Nya. Coba renungkan !, betapa indah redaksi do’a  yang diajarkan untuk hamba Nya: " Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah “. Subhaanallah, alangkah sayangnya Allah yang selalu membuka pintu ampunan Nya !. Dengan demikian bagi yang selalu mengamalkannya, Insyaa Allah bila terjadi kesalahan dan kelupaan yang dilakukan, Allah tak akan menghukum Nya.
            Dengan selalu aktif mengamalkan do’a ini, Allah akan selalu memberi hidayah sehingga terpelihara dari sikap yang terlalu jauh menyimpang dari jalan Nya.
DIJAUHKAN DARI MUSIBAH
               Selanjutnya pada ayat 286 mengandung do’a yang luar biasa isinya : Mohon agar tidak dibebani dengan beban yang tak sanggup dipikulnya !. Sungguh hebat dan dalam  makna yang dikandungnya.
                    “ Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya “.  
ADZAB UMMAT TERDAHULU
             Betapa berat adzab yang ditimpakan pada ummat terdahulu disebabkan inkar kepada Nabi nya, diantara bentuk adzab yang pernah terjadi ialah dengan ditenggelamkannya ummat Nabi Nuh kedalam air yang memancar dari langit dan bumi.                                                    
               “ Maka Kami bukakan pintu pintu langit dengan ( menurunkan ) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air mata air. Maka bertemulah air air itu untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan “. ( Q.S. Al Qomar 11- 13 )
            Demikian pula terhadap Ummat Nabi luth yang suka melakukan hubungan sex sesama jenis ( homo sex ), dijatuhkanlah adzab berupa hujan batu dari tanah yang membara, dan negerinya dibalik oleh Allah.
            “ Maka tatkala datang adzab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah ( kami balikkan ), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi tubi “.  
  ( Q.S. Hud 82 )       
            Demikian pula dengan Bani israil Ummat Nabi Musa, karena keinkarannya diadzab dengan datangnya angin taufan, darah, belalang, katak dan kutu.
           “  Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa “. 
( Q.S.Al A’raaf 133 )
DO’A SEBAGAI PENANGKAL                            
    Dengan mengamalkan do’a tersebut diharapkan beban yang akan diterima tak seberat seperti yang dialami ummat terdahulu, karena takdir yang telah ditetapkan dicabut kembali oleh Allah !. Apakah takdir atau ketetapan Allah bisa diubah ?.
         “ Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan ( apa yang Dia kehendaki ), dan di sisi Nya lah terdapat Ummul Kitab ( Lauh Mahfuzh ) “. ( Q.S. Ar Ra’du 39 )
           Dari firman tersebut jelas takdir bisa dirubah !, karena takdir Allah yang menetapkan, dan Allah pula yang kuasa merubah ketetapanNya, disebabkan  do’a hamba Nya yang berusaha merubah nasibnya dengan mengamalkan tuntunan Nya.
           Nabi s.a.w. pun pernah bersabda yang isinya seirama dengan firman tersebut  :
            Dari Salman Al Farisi bahwa rasulullah s.a.w. bersabda : “ Tidak dapat menolak Qodlo’ kecuali do’a, dan tidak bisa menambah umur kecuali kebaikan “. ( H.R. Turmudzi, hadits hasan / baik )
       Dari ‘Aisyah r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Tidak mempan sikap berhati hati terhadap takdir, sedang dia itu akan memberi manfaat, baik terhadap hal hal yang telah terjadi maupun yang belum. Dan sungguh bala’ atau mala petaka itu turun, kemudian disambut oleh do’a, maka bergulatlah kedua mereka sampai hari qiamat “. ( H.R. Tabrani dan Hakim )  
DIBACA TIAP MALAM
             Dari Abu Mas’ud Al badri r.a. dari Nabi s.a.w. beliau bersabda : “ Barang siapa membaca dua ayat terakhir surat Al baqarah pada waktu malam, niscaya ia telah tercukupi “. ( H.R. Bukhari Muslim  )
            Makna cukup ada yang memahami dihindarkan dari musibah, kata cukup memiliki makna luas dan sempurna, lebih lebih Nabi yang menyampaikannya, cukup artinya tak lebih dan tak kurang alias pas !. Apa kiranya masih ragu dan kurang pas dengan tuntunan Nabi ini ?.
            Takdir yang akan datang kita tidak tahu bakal terjadinya, yang jelas kita ingin hidup aman dan jauh dari marah bahaya, dan Nabi s.a.w. sudah memberikan tuntunan cara mengantisipasinya, dengan membaca dua ayat terakhir surat Al Baqarah di malam hari.  Bisa dibaca setelah maghrib, setelah Isya’ atau menjelang tidur.
      Selamat mengamalkan semoga dicukupi dan dihindarkan dari mushibah. Amiin.      

                                    

MUTIARA FIRMAN
JENIS BAYI DITENTUKAN SPERMA
         Hingga saat ini masih ada yang berpendirian bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh sel sel ibu. Atau setidaknya oleh sel laki dan perempuan.
Justru Al Quran pada 14 abad yang silam telah memberikan informasi yang jauh berbeda, yang menyatakan bahwa jenis kelamin ditentukan " dari air mani apabila dipancarkan ".
" Dialah yang menciptakan berpasang pasangan pria dan wanita, dari air mani apabila dipancarkan ". ( Q.S. An Najm 45 – 46 )
Cabang ilmu pengetahuan yang berkembang seperti genetika dan biologi molekuler, telah membenarkan secara ilmiah ketepatan informasi yang diberikan Al Qur'an ini. Kini diketahui bahwa jenis kelamin ditentukan oleh sel sel sperma dari tubuh pria, sel wanita bahkan tidak berperan dalam proses penentuan jenis kelamin ini.
Kromosom adalah unsur utama dalam penentuan jenis kelamin. Dua dari 46 kromosom yang menentukan bentuk seorang manusia diketahui sebagai kromosom kelamin. Dua kromosom ini disebut " XY " pada pria, dan " XX " pada wanita.   
Kromosom Y membawa gen gen yang menandai sifat sifat kelakian, sedangkan kromosom X membawa gen gen yang menandai sifat sifat kewanitaan.
Pembentukan janin berawal dari penggabungan silang salah satu dari kromosom ini. Pada wanita, kedua bagian sel kelamin yang membelah menjadi dua selama peristiwa ovulasi ( pembuahan ), membawa kromosom X. Sebaliknya sel kelamin seorang pria menghasilkan dua sel sperma yang berbeda, satu berisi kromosom X, dan yang lainnya berisi kromosom Y.
Jika satu sel telur berkromosom X dari wanita bergabung dengan sperma yang membawa kromosom Y, maka bayi yang akan lahir berjenis kelamin pria.
Dengan kata lain jenis kelamin bayi ditentukan oleh jenis kromosom pria yang bergabung dengan sel telur wanita.
Tak satu pun informasi ini diketahui hingga ditemukannya ilmu genetika pada abad ke 20. Bahkan masih banyak dikalangan masyarakat yang masih meyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh pihak wanita. Inilah penyebabnya mengapa kaum wanita dijadikan kambing hitam ketika mereka melahirkan bayi perempuan.
Disarikan dan diedit dari karya Harun Yahya.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar