Minggu, 24 Agustus 2014

JANGAN DUSTA





                                     JANGAN DUSTA !
                                          OLEH : M. FARID ANWAR
          " ...Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk orang orang                                      yang melampaui batas lagi pendusta ".
                                      ( Q.S. Al Mukmin 28 )
Dusta adalah perkataan yang berbeda dengan kenyataan sebenarnya, biasanya dilakukan guna membela diri atau demi mendapat keuntungan.Dusta sangat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Kerugian paling fatal bagi pendusta ia tidak akan mendapat hidayah ( petunjuk ) dari Allah, sehingga sulit menerima kebenaran. Na’udzu billaahi min dzaalik.
MENGHADAP NABI
Suatu hari datanglah seseorang menghadap Rasulullah s.a.w. sambil berkata : “ Ya Rasulallah saya ini cinta Islam “. “ Ya bagus “ jawab Nabi s.a.w., “ Saya juga mencintai anda sebagai seorang Nabi, tetapi ya Rasul saya ini suka mabuk mabukan, suka merampok dan suka main wanita ". Kemudian Rasulullah s.a.w. menjawab : “ Oh nggak apa apa, asal kamu jangan dusta jika saya tanya, bagaimana setuju ? “. “ Setuju ya Rasul “ jawabnya. Betapa senangnya mendengar jawaban Nabi yang begitu longgar, seakan masih ada kelonggaran terhadap dirinya dalam berbuat maksiat, yang penting tidak dusta. Maka pulanglah ia dengan hati puas dan lega.
MERENUNG           
Ditengah perjalanan ia berjumpa dengan orang yang membawa harta dan perhiasan, maka timbullah niat jahatnya yang sudah menjadi tabiatnya selama ini, namun ketika hendak merampok hatinya berkata :  “ Bisa saja saya merampok, tetapi bagaimana jika nanti Rasulullah s.a.w. bertanya ? “. Ahirnya ia mengurungkan niatnya.
Di lain kesempatan timbullah keinginannya untuk minum minuman keras, bahkan sudah memesannya, tetapi lagi lagi hatinya berkata : “ Ini perbuatan jelas salah, walau saya bisa saja melakukan, tetapi jika Rasulullah s.a.w. bertanya : “ Kamu hari ini mabuk nggak ? ”. Maka dengan segera ia mengurungkan niatnya.       
Suatu saat timbul kebiasaan yang lain yakni berzina, dan hampir saja terlaksana niatnya, namun lagi lagi hatinya mengingatkan, ahirnya ia mengurungkan niatnya.  Kemudian ia menghadap Nabi s.a.w. guna menceritakan peristiwa yang telah dialaminya, demi konsekwensi janjinya untuk tidak berdusta.Ahirnya dia sadar betapa tinggi hikmah dibalik ajaran tentang larangan berdusta.
RESAH
         Ajaran agama sarat dengan hikmah, jiwa selalu resah, jiwa takkan tenang, karena menyimpan ketidak jujuran, berakibat tidak akan barokah. Sedang fithrah jiwa suka akan kebenaran, suka pada kebaikan, suka pada kejujuran !.
Rasulullah s.a.w. bersabda :
" Sesungguhnya jujur itu menimbulkan ketenangan dan dusta itu menimbulkan kebimbangan ( keresahan ) ". ( H.R. Turmudzi )
TERGOLONG DOSA BESAR
Begitu berbahayanya dusta termasuk kesaksian palsu, sehingga Nabi s.a.w. sampai mengulang beberapa kali.
Dari Abu Bakrah r.a. berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda : " Maukah kamu sekalian aku beritahu tentang sebesar besar dosa besar ? ". Kami menjawab : " Baiklah wahai Rasulullah ". Beliau bersabda : " Yaitu menyekutukan Allah, berani kepada kedua orang tua ", waktu itu beliau masih bersandar, kemudian beliau duduk seraya bersabda : " Ingatlah : berkata dusta dan saksi palsu ". Beliau selalu mengulang ulangnya sehingga kami berkata : " Semoga beliau segera diam ". ( Riwayat Bukhari dan Muslim )                                                                            " Dan orang orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan ( orang orang ) yang mengerjakan perbuatan perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui ( saja ) dengan menjaga kehormatan dirinya. ( Q.S. Al Furqon 72 )
HINA
Begitu hinanya prilaku dusta, sampai Allah berfirman setelah memerintahkan menjauhi berhala kemudian dilanjutkan dengan larangan berdusta.
" Maka jauhilah olehmu berhala berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan perkataan dusta ". ( Q.S. AL Hajj 30 0 
Larangan berlaku dusta sangat tepat, karena dengan dusta akan mengakibatkan terjadinya bermacam macam tindak kejahatan. Ingat kasus korupsi yang menguras uang negara yang mengakibatkan rakyat jadi sengsara, ujung ujungnya bersumber dari dusta juga. Apalagi sidang pengadilannya yang mbulet, bukankah akibat dusta dan kesaksian palsu yang diskenario demikian rupa. Begini akibat bila tidak mengindahkan kaidah agama, sehingga negara jadi tidak barokah. Na’udzu billah.  


                                                   KISAH TAULADAN
                  MALAIKAT MENAUNGI DENGAN SAYAPNYA
Jabir berkata : “ Ketika ayahku terbunuh dalam perang Uhud, aku membuka wajah ayahku kemudian aku menangis, para sahabat melarangku menangis, sementara Rasulullah s.a.w. tidak berkomentar atas tangisan tersebut, bibiku juga menangis.
Pada saat itu Nabi s.a.w. bersabda : “ Engkau tangisi dia atau tidak, Malaikat menaungi dengan sayapnya hingga kalian mengangkatnya “. Dalam riwayat lain Jabir berkata : “ Rasulullah s.a.w. bersabda kepadaku : “ Maukah kamu aku beri tahu bahwa Allah berbicra langsung pada ayahmu  ? “. Allah berfirman : “ Inilah hamba Ku, mintalah engkau kepada Ku niscaya Aku akan mengabulkan permintaanmu ! “, jasad itu menjawab : “ Aku ingin sekiranya Engkau mengembalikan aku ke dunia, menghidupkan aku lagi, sehingga aku mempunyai kesempatan untuk ikut berperang lagi dan terbunuh yang kedua kalinya “.
Allah s.w.t. menjelaskan : “ Telah aku gariskan bahwa mereka yang telah meninggal tidak akan kembali “. Jasad itu berkata : “ Jika demikian sampaikan hal ini kepada orang orang setelahku ! “.
Kemudian Allah menurunkan ayat :
Janganlah kamu mengira bahwa orang orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki( Q.S. Ali Imran 169 )
( Hidup di alam lain bukan seperti kehidupan di dunia, mereka hidup dengan mendapat kenikmatan kenikmatan di sisi Allah, hanya Allah lah yang Maha Mengetahui bagaimana cara  hidupnya ).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar