Senin, 18 Agustus 2014






HATI HATI DENGAN LISAN
OLEH : M. FARID ANWAR
          “ Hai orang orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan amalanmu dan mengampuni bagimu dosa dosamu, dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar “. ( Q.S. Al Ahzab 70-71 )
            Pepatah jawa mengatakan : Ajining rogo soko busono, ajining diri soko lati ( berharganya tubuh karena pakaian, berharganya pribadi karena lidah ), pepatah jawa yang berakar dari adat istiadat saja sudah mengungkapkan betapa besar pengaruh lidah pada pribadi.
            Apalagi agama yang bersumber dari Allah dan Rasul Nya, karena begitu pentingnya masalah lisan, sampai alamat firman tersebut ditujukan secara husus kepada orang yang beriman, bahkan diawali dengan perintah taqwa ( hati hati / waspada ) kepada Allah dan dikaitkan dengan perkataan yang benar.
ALAT KOMUNIKASI
        Alangkah banyak karunia yang dianugerahkan pada manusia, diantaranya lisan, lisan merupakan anugerah luar biasa dari yang Maha Kuasa, betapa tidak ?!, apalah artinya bila memiliki lisan namun tak kuasa berbicara alias tuna wicara, sehingga sulit berkomunikasi, alangkah susah dan menderitanya. Maka alangkah nikmatnya dikaruniai lisan yang bisa berbicara.
            Dengan lisan bisa bergaul dan berkomunikasi, dengan lisan bisa bermanfaat dan bisa pula menimbulkan bencana !. Maka mengendalikan lisan sangat ditekankan dalam agama.     
LISAN
    Lisan atau mulut terdiri dari bibir bibir atas dan bawah, yang melekat pada tulang rahang atas ( maxilla ) dan tulang rahang bawah ( mandibula ). Agar bisa berbicara dilengkapi pula dengan lidah, gigi, ludah dan pita suara, begitu rumit dan canggih Allah menciptakan Nya.
  Namun sayang dalam menggunakannya banyak yang tidak menyadari bahwa ada yang selalu mengawasinya, yakni Sang Maha Pencipta, maka berhati hati dalam memanfaatkannya !.
 “ Apakah dia menyangka bahwa tiada seorangpun yang melihatnya ?. Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah dan dua buah bibir, dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan ( kebaikan dan kejahatan ).  ( Q.S. Al Balad 7- 10 )
BERKATA BAIK ATAU DIAM
  Betapa pentingnya masalah lisan sampai dikaitkan dengan iman dan hari ahir, artinya dalam berbicara pasti disaksikan yang Maha Kuasa dan kelak akan diminta pertanggung jawaban di hari kebangkitan
  Abu Hurairah r.a. berkata : “ Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Siapa yang beriman kepada Allah dan hari ahir, maka jangan mengganggu tetangganya. Dan siapa yang beriman kepada Allah dan hari ahir, maka harus memulyakan tamunya. Dan siapa yang beriman kepada Allah dan hari maka hendaklah berkata baik atau diam “. ( H.R. Bukhari muslim )
   Agar selamat didunia dan ahirat maka Nabi s.a.w. berpesan agar berkata baik atau diam. Bukankah pepatah juga mengatakan bahwa diam itu emas.
DIRAHMATI
            Begitu luas hikmah berkata baik sampai Allah merahmati, karena dengan  berkata benar : Dengan menasehati, mengajak kepada kebenaran dan mencegah dari kemunkaran, berarti akan menyelamatkan manusia. Karena tahu mana yang benar dan yang salah, alangkah mulyanya yang mau dan suka melaksanakannya,   
 “ Dan orang orang yang beriman laki dan perempuan, sebahagian mereka menjadi penolong bagi sebahagian yang lain, mereka memerintah ( mengerjakan ) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul Nya, mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. ( Q.S. At Taubah 71 )
KAITAN ALISAN DAN PRILAKU
   Ternyata lisan dan prilaku mempunyai kaitan yang erat, betapa tidak ?, Allah dengan tandas menyatakan : 
  “ Hai orang orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan amalanmu dan mengampuni dosa dosamu dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar “.                                                    
Dengan kata lain, bila menginginkan amalan selalu berada dijalan yang baik, selalu dijaga, dibimbing dan dilindungi Allah, bahkan diampuni dosanya, maka hendaklah berkata yang benar : Bertutur kata yang baik, mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran ( bukan menfitnah dan mengadu domba ). tinggalkan kata kata kotor, jangan membual, jangan dusta, tepati janji ( bukan obral janji ).
Bila lisan dijaga, kata katanya benar, maka harga diri akan terjaga dan terpelihara, secara otomatis pribadinya akan berwibawa, siapapun akan mengahargai dan percaya, ini hikmah bila melaksanakan firman Nya.  
BERSUMBER DARI HATI
            Bukankah kata kata yang meluncur dari lisan, berasal dari lubuk hati  pula ?!, nah dari sinilah kuncinya !, bila hati baik dan bersih, berasal dari iman dan keihlasan, maka tak kan gampang asal dan seenaknya berbicara, maka yang dilontarkan akan ditata dan dijaga, karena ia sadar bahwa yang sudah terlontar dari lisan tak kan bisa ditariknya kembali dan yang jelas kelak akan diminta tanggung jawabnya !.
            Maka firman diatas panggilannya jelas : 
         “ Hai orang orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar “.
       Jadi bila mengaku beriman, maka bertakwalah kepada Allah. Maknanya bila beriman maka hati hati atau waspadalah terhadap Allah, hati dan waspada dalam bertutur kata, kata katanya harus baik, harus benar tidak asma ( asal mangap / asal membuka mulut  ), sangat berbahaya akibatnya, baik didunia apalagi di akherat kelak !.
MUNAFIK
            Begitu hina orang yang tak bisa mengendalikan lisannya, sampai Nabi s.a.w. bersabda : “ Tanda orang munafik ada tiga, bila berkata dusta, bila berjanji mengingkari, bila dipercaya berkhianat “.( H.R. Bukhari Muslim )
          Sahabat Ali bin abi Thalib r.a. dalam menjaga lisannya, sering mengangkat dan melekatkan lidahnya pada langit langit lesannya, agar tidak asal bicara, demikian teliti beliau dalam menjaga lisannya. Semoga Allah selalu memberikan hidayah Nya, agar kita pandai mensyukuri karunia  Nya dan dapat memelihara dan menjaga lisan. Amiin.


                                                   KISAH TAULADAN
MANTAN PENCURI IBADAH HAJI
        Siapa pun tak akan menyangka jika laki laki yang dikampungnya dijuluki sebagai si belut licin karena kelihaiannya menghindar dari tangkapan polisi atau masyarakat, itu akan bertaubat dan bisa menunaikan ibadah haji.
Ya dia adalah seorang mantan pencuri yang keberadaannya sangat ditakuti oleh masyarakat karena kelakuannya, namun takdir Allah Yang Maha Kuasa telah berhasil mengubah jalan hidupnya.
Salah seorang perempuan cantik telah berhasil memikat hatinya dan menjadi pendamping hidupnya, bahkan berkat kesholihahannya wanita ini telah dapat pula membimbingnya dari prilaku buruknya, sehingga dia bertaubat.
Memang wanita ini rupanya ditakdirkan Allah untuk mengubah jalan hidupnya, selepas dari kebiasaan mencuri, laki laki tersebut mengubah jalan hidupnya menjadi petani dan berhasil, sehingga menjadi kaya. Karena keberhasilannya, seorang kyai menasehati agar menunaikan ibadah haji.
Karena benar benar ingin bertobat mengingat kesuraman masa lalunya, maka ia pun bertekat untuk menunaikan ibadah haji.
Berkat idzin Allah, perjalanan ketanah suci berjalan lancar tanpa halangan. Namun setiba ditanah suci keanehan mulai menimpa dirinya, bukan keanehan dan keajaiban yang membahagiakan tapi keajaiban yang melahirkan ketakutan, ia yang dikenal sebagai seseorang yang gagah perkasa, ternyata tidak berdaya dengan perasaannya sendiri, setiap malam ia selalu merasa kepanasan, bukan panas sebagaimana cuaca disana melainkan panas seperti ada yang membakar tubuhnya, hingga ruangan dingin ber A.C. pun tidak membuatnya merasa dingin.
Selain itu ia juga merasa selalu dikejar kejar oleh perasaan takut setiap kali hendak  tidur, ketika memejamkan mata ia merasa seolah olah ada orang yang menangis dan meraung, dan memanggil maling maling, padahal setelah ia membuka mata ternyata tidak ada apa apa, hanya terdengar suara orang yang mengaji dan berdzikir.   ( " MAKKAH MADINAH BAK MINIATUR SYURGA NERAKA " - ABDUL KHAFI SYATRA )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar