HATI HATI DENGAN LISAN
OLEH : M. FARID ANWAR
“ Hai orang orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada
Allah dan katakanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah memperbaiki bagimu
amalan amalanmu dan mengampuni bagimu
dosa dosamu, dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul Nya, maka
sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar “. ( Q.S. Al Ahzab 70-71 )
Pepatah jawa mengatakan : Ajining rogo soko busono, ajining diri soko
lati ( berharganya tubuh karena
pakaian, berharganya pribadi karena lidah ), pepatah jawa yang berakar dari
adat istiadat saja sudah mengungkapkan betapa besar pengaruh lidah pada
pribadi.
Apalagi
agama yang bersumber dari Allah dan Rasul Nya, karena begitu pentingnya masalah
lisan, sampai alamat firman tersebut ditujukan secara husus kepada orang yang beriman, bahkan diawali dengan perintah taqwa ( hati hati / waspada )
kepada Allah dan dikaitkan dengan perkataan
yang benar.
ALAT
KOMUNIKASI
Alangkah banyak karunia yang
dianugerahkan pada manusia, diantaranya lisan, lisan merupakan anugerah luar biasa dari yang Maha Kuasa,
betapa tidak ?!, apalah artinya bila memiliki lisan namun tak kuasa berbicara
alias tuna wicara, sehingga sulit berkomunikasi, alangkah susah dan menderitanya. Maka alangkah nikmatnya
dikaruniai lisan yang bisa berbicara.
Dengan
lisan bisa bergaul dan berkomunikasi, dengan lisan bisa bermanfaat dan bisa
pula menimbulkan bencana !. Maka mengendalikan lisan sangat ditekankan dalam
agama.
LISAN
Lisan atau
mulut terdiri dari bibir bibir atas dan bawah, yang melekat pada tulang rahang
atas ( maxilla ) dan tulang rahang bawah ( mandibula ). Agar bisa berbicara
dilengkapi pula dengan lidah, gigi, ludah dan pita suara, begitu rumit dan canggih
Allah menciptakan Nya.
Namun
sayang dalam menggunakannya banyak yang tidak menyadari bahwa ada yang selalu
mengawasinya, yakni Sang Maha Pencipta, maka berhati hati dalam memanfaatkannya !.
“ Apakah dia
menyangka bahwa tiada seorangpun yang melihatnya ?. Bukankah Kami telah memberikan
kepadanya dua buah mata, lidah dan dua buah bibir, dan Kami telah menunjukkan
kepadanya dua jalan ( kebaikan dan kejahatan ). ( Q.S. Al Balad 7- 10 )
BERKATA
BAIK ATAU DIAM
Betapa
pentingnya masalah lisan sampai dikaitkan dengan iman dan hari ahir, artinya
dalam berbicara pasti disaksikan yang Maha Kuasa dan kelak akan diminta
pertanggung jawaban di hari kebangkitan
Abu Hurairah r.a.
berkata : “ Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Siapa yang beriman kepada Allah dan hari ahir, maka jangan
mengganggu tetangganya. Dan siapa yang beriman kepada Allah dan hari ahir, maka
harus memulyakan tamunya. Dan siapa yang beriman kepada Allah dan hari maka
hendaklah berkata baik atau diam “. ( H.R. Bukhari muslim )
Agar
selamat didunia dan ahirat maka Nabi s.a.w. berpesan agar berkata baik atau
diam. Bukankah pepatah juga mengatakan bahwa diam itu emas.
DIRAHMATI
Begitu
luas hikmah berkata baik sampai Allah
merahmati, karena dengan berkata
benar : Dengan menasehati, mengajak kepada kebenaran dan mencegah dari kemunkaran,
berarti akan menyelamatkan manusia. Karena tahu mana yang benar dan yang salah,
alangkah mulyanya yang mau dan suka melaksanakannya,
“ Dan orang orang
yang beriman laki
dan perempuan, sebahagian mereka menjadi penolong bagi sebahagian yang lain, mereka memerintah ( mengerjakan ) yang
ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan
mereka taat pada Allah dan Rasul Nya, mereka itu akan
diberi rahmat oleh Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana “. ( Q.S. At Taubah 71 )
KAITAN ALISAN DAN PRILAKU
Ternyata
lisan dan prilaku mempunyai kaitan yang erat, betapa tidak ?, Allah dengan tandas
menyatakan :
“ Hai orang orang yang
beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.
Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan amalanmu dan mengampuni dosa dosamu dan
barangsiapa mentaati Allah dan Rasul Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat
kemenangan yang besar “.
Dengan
kata lain, bila menginginkan amalan selalu berada dijalan yang baik, selalu
dijaga, dibimbing dan dilindungi Allah, bahkan diampuni dosanya, maka hendaklah
berkata yang benar : Bertutur kata yang baik, mengajak kepada
kebaikan dan mencegah kemunkaran ( bukan menfitnah dan mengadu domba ). tinggalkan
kata kata kotor, jangan membual, jangan dusta, tepati janji ( bukan obral janji
).
Bila lisan
dijaga, kata katanya benar, maka harga diri akan terjaga dan terpelihara,
secara otomatis pribadinya akan berwibawa, siapapun akan mengahargai dan
percaya, ini hikmah bila melaksanakan firman Nya.
BERSUMBER DARI HATI
BERSUMBER DARI HATI
Bukankah kata kata yang
meluncur dari lisan, berasal dari lubuk hati pula ?!, nah dari sinilah kuncinya !, bila
hati baik dan bersih, berasal dari iman dan keihlasan, maka tak kan gampang asal
dan seenaknya berbicara, maka yang dilontarkan akan ditata dan dijaga, karena
ia sadar bahwa yang sudah terlontar dari lisan tak kan bisa ditariknya kembali dan
yang jelas kelak akan diminta tanggung jawabnya !.
Maka
firman diatas panggilannya jelas :
“ Hai
orang orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah
perkataan yang benar “.
Jadi bila
mengaku beriman, maka bertakwalah kepada Allah. Maknanya bila beriman maka hati
hati atau waspadalah terhadap Allah, hati dan waspada dalam bertutur kata, kata
katanya harus baik, harus benar tidak asma
( asal mangap / asal membuka mulut ), sangat berbahaya akibatnya, baik
didunia apalagi di akherat kelak !.
MUNAFIK
Begitu hina orang yang tak
bisa mengendalikan lisannya, sampai Nabi s.a.w. bersabda : “ Tanda orang munafik ada tiga, bila berkata dusta, bila berjanji
mengingkari, bila dipercaya berkhianat “.( H.R. Bukhari Muslim )
Sahabat
Ali bin abi Thalib r.a. dalam menjaga lisannya, sering mengangkat dan melekatkan
lidahnya pada langit langit lesannya, agar tidak asal bicara, demikian teliti
beliau dalam menjaga lisannya. Semoga Allah selalu memberikan hidayah Nya, agar kita pandai
mensyukuri karunia Nya dan dapat
memelihara dan menjaga lisan. Amiin.
KISAH TAULADAN
MANTAN PENCURI IBADAH HAJI
Siapa pun tak akan menyangka
jika laki laki yang dikampungnya dijuluki sebagai si belut licin karena
kelihaiannya menghindar dari tangkapan polisi atau masyarakat, itu akan
bertaubat dan bisa menunaikan ibadah haji.
Ya dia adalah
seorang mantan pencuri yang keberadaannya sangat ditakuti oleh masyarakat
karena kelakuannya, namun takdir Allah Yang Maha Kuasa telah berhasil mengubah
jalan hidupnya.
Salah
seorang perempuan cantik telah berhasil memikat hatinya dan menjadi pendamping
hidupnya, bahkan berkat kesholihahannya wanita ini telah dapat pula
membimbingnya dari prilaku buruknya, sehingga dia bertaubat.
Memang
wanita ini rupanya ditakdirkan Allah untuk mengubah jalan hidupnya, selepas
dari kebiasaan mencuri, laki laki tersebut mengubah jalan hidupnya menjadi
petani dan berhasil, sehingga menjadi kaya. Karena keberhasilannya, seorang
kyai menasehati agar menunaikan ibadah haji.
Karena
benar benar ingin bertobat mengingat kesuraman masa lalunya, maka ia pun bertekat
untuk menunaikan ibadah haji.
Berkat
idzin Allah, perjalanan ketanah suci berjalan lancar tanpa halangan. Namun setiba
ditanah suci keanehan mulai menimpa dirinya, bukan keanehan dan keajaiban yang
membahagiakan tapi keajaiban yang melahirkan ketakutan, ia yang dikenal sebagai
seseorang yang gagah perkasa, ternyata tidak berdaya dengan perasaannya sendiri,
setiap malam ia selalu merasa kepanasan, bukan panas sebagaimana cuaca disana
melainkan panas seperti ada yang membakar tubuhnya, hingga ruangan dingin ber A.C.
pun tidak membuatnya merasa dingin.
Selain itu
ia juga merasa selalu dikejar kejar oleh perasaan takut setiap kali hendak tidur, ketika memejamkan mata ia merasa
seolah olah ada orang yang menangis dan meraung, dan memanggil maling maling,
padahal setelah ia membuka mata ternyata tidak ada apa apa, hanya terdengar
suara orang yang mengaji dan berdzikir. ( " MAKKAH
MADINAH BAK MINIATUR SYURGA NERAKA " - ABDUL KHAFI SYATRA )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar