DO'A MALAIKAT
OLEH H. M. FARID ANWAR
"
Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras, dan
(malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah-lembut, dan
(malaikat-malaikat) yang turun dari langit dengan cepat, dan (malaikat-malaikat)
yang mendahului dengan kencang, dan (malaikat-malaikat) yang mengatur urusan (dunia)".( Q.S. An Naazi'aat 1-5 )
Atas Kebesaran, Kekuasaan dan
Keluasan ilmuNya Allah menciptakan berbagai macam mahkluk, diantaranya adalah
Malaikat.
Malaikat ibarat robot ciptaan manusia, yang melakukan
tugas sesuai dengan program yang telah disetting perancangnya. Demikian pula
Malaikat selalu melaksanakan perintah Allah dengan taat, sesuai dengan tugas
yang diperintahkan padanya.
MALAIKAT
Malaikat adalah satu satunya mahluk
yang dicipta dari cahaya, karena dibuat dari cahaya malaikat dapat melaksanakan
tugas dengan cepat dan mudahnya. Jumlah nya sangat banyak, masing masing
memiliki tugas berbeda beda.
" Demi malaikat malaikat
yang diutus untuk membawa kebaikan, dan ( malaikat malaikat ) yang terbang
dengan kencangnya, dan ( malaikat malaikat ) yang menyebarkan ( rahmat Tuhannya
) dengan seluas-luasnya, dan ( malaikat malaikat ) yang membedakan ( antara
yang hak dan yang bathil ) dengan sejelas-jelasnya, dan ( malaikat-malaikat ) yang
menyampaikan wahyu ". ( Q.S. Al Mursalaat 1-5 )
Pada umumnya yang diketahui dan
diajarkan hanya sepuluh jumlahnya.
Malaikat Jibril bertugas sebagai penyampai
wahyu. Ridlwan sebagai penjaga syurga. Malik penjaga neraka. Roqib
dan Atid pencatat amal baik dan buruk. Munkar dan Nakir
petugas dialam kubur. Isrofil peniup ruh. Izroil pencabut nyawa. Dan
Mikail sebagai pengatur rizki.
Dalam satu riwayat tatkala
Rasulullah s.a.w. dianiaya kaum Quraisy, diawal da'wah beliau sampai beliau
terluka parah, Malaikat Jibril datang menawarkan apakah perlu dipanggilkan
Malaikat penjaga bukit, agar bukit diangkat dan ditimpakan pada kaum quraisy
yang menganiayanya. Justru dengan lembutnya Nabi s.a.w. menolaknya, bahkan
mendo'akan agar diberikan hidayah pada kaumnya, karena mereka belum mengerti.
Disini menunjukkan bahwa masih adalagi
malaikat yang bertugas sebagai penjaga bukit. Bahkan tatkala Isro'
Mi'roj beliau menyaksikan puluhan ribu Malaikat memasuki batul Makmur dan tak
kembali lagi. Betapa banyak jumlah Malaikat, bahkan ada yang bertugas mendo'akan
manusia.
SPESIALIS MENDO'AKAN
Malaikat ini punya spesialisasi mendo'akan
seseorang yang melakukan amalan khusus dan mulia yakni :
1. MENDO'AKAN
SAUDARA SEAGAMA
Mengapa demikian istimewa
mendo'akan saudara sesama agama, bahkan sampai ada Malaikat yang diberi tugas
khusus mendoakannya ?. Apalah manfaatnya mendo'akan orang, mendo'akan diri
sendiri saja belum tentu dikabulkan !. Begitu ruginya bila kurang memahami
tuntunan.
Padahal bila tahu hikmahnya akan
selalu dan suka mengamalkannya. Dengan mendo'akan saudaranya, Malaikat akan
mengamini dan mendo'akannya !. Subhaanallah.
Dari Abu Darda' r.a.
bahwasannya ia mendengar Rasulullah saw. bersabda : " Tiada seseorang
muslim yang mendo'akan saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya kecuali
malaikat berkata : " Dan untuk kamu juga seperti itu ". ( Riwayat Muslim )
Bahkan Nabi
menambahkan bahwa pada tiap kepala seorang muslim ada malaikat yang bertugas memantau
do'a, dan akan mengamininya serta mendo'akan seperti do'a yang dipanjatkan
untuk saudaranya, asalkan do'anya mengandung kebaikan dan tanpa sepengetahuan
yang dido'akan.
" Dari Abu
Darda' r.a. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda : " Do'a seseorang muslim
kepada saudaranya dengan tanpa sepengetahuan saudaranya itu mustajab, pada kepala
seorang muslim itu ada malaikat yang diberi tugas dimana bila ia mendo'akan
baik kepada saudaranya maka malaikat yang diberi tugas itu mengucapkan : "
Semoga Allah mengabulkan, dan untukmu juga seperti itu ".( H.R. Muslim )
Dengan mendo'akan saudaranya berarti
ikut meringankan beban, ada keperdulian, dengan demikian tertanam rasa senasib
sepenanggungan, terjalin dan tumbuh rasa persaudaraan, sekaligus mengurangi dan
memberantas rasa egois dan hasut yang merugikan.
Dengan mendo'akan hubungan batin
semakin dekat, dendam kesumat akan dihambat, lebih lebih do'anya jelas lebih
ikhlas, karena hanya diketahui oleh dia dan Allah saja, betapa tidak karena do'anya
terikat sarat tanpa sepengetahuan yang dido'akan.
2. MENGUNJUNGI SAUDARANYA
Dengan mengunjungi
akan lebih erat tali persaudaraan, akan tertanam rasa kasih sayang. Pantas bila
puluhan ribu Malaikat akan mendo'akan, dengan do'a mengandung rahmat alias
kasih sayang.
Dari 'Ali r.a.
berkata : " Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : " Setiap muslim
yang menjenguk sesama muslim pada waktu pagi maka ia akan dimintakan rahmat
oleh tujuh puluh ribu malaikat sampai waktu sore. Dan bila ia menjenguknya pada
waktu sore maka ia akan dimintakan rahmat oleh tujuh puluh ribu malaikat sampai
waktu pagi serta ia mendapat jaminan buah-buahan yang siap dimakan di dalam
surga ". ( Riwayat At Turmudzy )
Demikian tinggi
nilai mengunjungi saudara sesama muslim, sehingga para malaikat yang berjumlah
70.000 mendo'akan dengan memintakan rahmat. Namun sayang saat ini banyak yang
melupakan dan jarang melaksanakan, bisa karena kurang faham, atau mungkin
terlampau sibuk urusan dunia yang menyilaukan, sehingga waktu yang demikian
indah untuk berkunjung seolah hilang percuma, tidak berharga !.
3. DIMASJID
DALAM KEADAAN SUCI
Satu lagi amalan
yang indah, suka berada dimasjid dalam keadaan suci, tidak berhadats, artinya
dalam keadaan sudah berwudlu, maka malaikat akan berdo'a memohonkan ampun dan
rohmat
Amalan ini memang
berat, butuh niat dan latihan, karena untuk hadir kemasjid saja banyak yang
malas, apalagi pakai menunggu segala seolah membuang waktu percuma, padahal
bila tahu hikmahnya, Masyaa Allah demikian tinggi nilainya, sampai Malaikatpun
ikut andil mendo'akannya.
Dari Abu Hurairah
r.a. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda : " Malaikat itu selalu
memohonkan rahmat kepada salah seorang di antara kamu sekalian selama ia berada
pada suatu tempat yang mana ia shalat di tempat itu, selama ia tidak berhadats.
Malaikat itu berdoa : " Allahummaghfir lahu, Allaahummarhamhu (
Wahai Allah ampunilah dosa orangitu, wahai Allah kasihanilah orangitu ) ". ( Riwayat Bukhari )
Yang dimaksud berada
dimasjid adalah menunggu waktu sholat. Bahkan Nabi s.a.w. menambahkan selama
menunggu, dianggap dan dinilai melaksanakan sholat.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata Rasulullah
s.a.w. bersabda : " Sholat seseorang dengan berjama'ah itu dilipatkan dua
puluh tujuh kali atas sholat yang dikerjakan dirumah atau dipasar. Yang
demikian itu karena bila seseorang wudlu dan menyempurnakan wudlunya, kemudian
pergi kemasjid dengan tujuan khusus untuk sholat, maka setiap kali ia
melangkahkan kaki, diangkatlah satu derajat dan dihapuskan satu dosa. Dan bila
ia mengerjakan sholat maka Malaikat selalu memohonkan rohmat kepadanya, selama
ia berada pada tempat untuk sholat itu, selama ia tidak berhadats, dimana
Malaikat berdo'a : Allaahumma sholli 'alaihi, Allahummarhamhu ( Ya Allah
sejahterahkan baginya, kasihanilah baginya ), dan ia selalu dianggap
mengerjakan sholat selama ia menantikan sholat".( H.R. Bukhari Muslim )
Demikian tinggi
Allah menghargai, namun karena kurang memahami, sehingga banyak yang tak mengamalkan
ibadah yang penting ini, padahal untuk bekal keakherat nanti, yang tak akan
bisa diulang lagi, apabila telah menghadap Ilahi rabbi Alhamdulillah betapa murahnya Engkau terhadap hamba Mu.
KISAH TAULADAN
KHOLIFAH MEMINTA MAAF
Suatu hari Abu Ja'far al-Mansur, salah
seorang Khalifah Bani Abbasiyah kedua yang berkuasa tahun 754 – 775 M, mendapat
laporan adanya seorang laki-laki menyimpan titipan harta benda milik keluarga
Dinasti Umayya, yang digulingkan oleh Dinasti Abbasiyah.
Setelah mendengar laporan,al Mansur meminta agar orang tersebut menghadap. Setelah berada dihadapannya, al Mansur bertanya : " Kami mendapat laporan bahwa engkau menyimpan titipan harta milik dinasti Umayyah. Maka serahkan semua itu kepada kami ".
Orang tersebut menjawab : " Wahai Amirul Mu'minin, apakah Baginda ahli waris Dinasti Umayyah ? Ataukah mereka memberi wasiat agar harta diserahkan kepada Baginda ?!". Khalifah al-Mansur menjawab : " Bukan, aku bukan ahli waris mereka dan mereka juga tidak memberi wasiat kepadaku ". Lelaki tua bertanya lagi : " Jadi, apa urusan Baginda dengan meminta harta yang ada ditanganku ? ".
Setelah mendengar laporan,al Mansur meminta agar orang tersebut menghadap. Setelah berada dihadapannya, al Mansur bertanya : " Kami mendapat laporan bahwa engkau menyimpan titipan harta milik dinasti Umayyah. Maka serahkan semua itu kepada kami ".
Orang tersebut menjawab : " Wahai Amirul Mu'minin, apakah Baginda ahli waris Dinasti Umayyah ? Ataukah mereka memberi wasiat agar harta diserahkan kepada Baginda ?!". Khalifah al-Mansur menjawab : " Bukan, aku bukan ahli waris mereka dan mereka juga tidak memberi wasiat kepadaku ". Lelaki tua bertanya lagi : " Jadi, apa urusan Baginda dengan meminta harta yang ada ditanganku ? ".
Mendengar jawaban cukup tajam, Khalifah
membela diri : " Sesungguhnya dinasti Umayyah melakukan kedzaliman
terhadap hak kaum muslimin. Aku bermaksud mengambil kembali hak mereka, dan
akan memasukkan ke dalam kas Negara ".
Lelaki tersebut sebenarnya ingin mengetahui
siapa sebenarnya yang melaporkan dirinya, terdorong rasa penasaran ia bertanya
: " Tidakkah Baginda perlu kesaksian, agar jelas bahwa harta yang ada di
tanganku benar-benar milik Dinasti Umayyah yang mereka peroleh dengan cara tidak sah, ? Sejauh yang aku
ketahui Dinasti Umayyah mempunyai dan menyimpan harta miliknya sendiri , bukan
harta kaum muslimin ".
Kemudian
ia meminta agar dipertemukan dengan orang yang melaporkan, dan mau bersumpah,
bahwa tidak ada titipan atau harta benda milik dinasti Umayyah sedikit pun yang
dititipkan padanya.
Setelah Khalifah al-Mansur mempertemukan
lelaki tua dan pelapor, diketahuilah bahwa ternyata, pelapornya tidak lain
adalah budak lelaki tua itu sendiri, yang telah mencuri uangnya sebanyak tiga
ribu dinar kemudian melarikan diri. Karena takut dihukum,
ia membuat laporan palsu kepada Khalifah
al-Mansur.
Budak itupun ditahan dan diperiksa hingga
mengakui semua perbuatan yang disebutkan oleh majikannya. Karena merasa
bersalah, Khalifah al-Mansur kemudian meminta agar lelaki tua sudi memberi maaf
kepadanya. Permintaan maaf Khalifah ia terima dengan lapang dada, bahkan juga
memaafkan budaknya, mengikhlaskan tiga ribu dinar yang diambilnya, dan juga
memerdekakannya serta memberi uang pesangon tiga ribu dinar !".
Budak
itu pun kemudian pergi, sementara Khalifah al-Mansur sangat kagum pada lelaki
tua seraya berkata : " Selama hidupku aku belum pernah melihat lelaki tua
seperti dia !". Maling berteriak maling ternyata bagian dari teknik dalam
sejarah permalingan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar