Kamis, 14 Agustus 2014

BEGITU DEKATNYA ALLAH





BEGITU DEKATNYA ALLAH 
Oleh : M. FARID ANWAR
          " Dan apabila hamba hamba Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku, dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran ".  ( Q.S. Al Baqarah 186 )
            " Aku dekat Engkau dekat, aku jauh Engkau jauh...... ", itulah secuil syair  lagu berjudul Tuhan, lagunya dicipta dan dilantunkan group Bimbo, seniman muslim asal kota Kembang. Syairnya ditulis Taufik ismail sastrawan kenamaan, putera Ustadz Abdul Ghofar Ismail muballigh kondang asal kota Pekalongan.
               Syair tadi jelas, terinspirasi dari hadits Nabi dan firman Allah diatas, merupakan manifestasi cetusan jiwa seorang seniman muslim nan lugas, sehingga membuahkan karya yang tegas dan tandas, karya yang tak akan lepas, dari nilai nilai tauhid yang ihlas. Yang menerangkan posisi Allah terhadap hamba Nya secara jelas. 
        Pada ayat pembuka, dengan jelas Allah meyakinkan akan kedekatan pada hambaNya ?, bahkan akan mengabulkan pula do'anya, asalkan syarat syarat dipenuhinya : Memohon langsung padaNya, memenuhi perintah Nya, beriman kepadaNya dan selalu dalam kebenaran.  
JANGAN RAGUKAN KEDEKATANNYA !
           Akankah masih ragu dan kurang pas dengan posisi Allah yang demikian dekat ?, akankah lebih pas dan puas dengan memakai perantara atau washilah untuk berdo'a kepadaNya, dengan mendatangi dan berdo'a dimakam atau kuburan keramat, yang menjadikan prilaku syirk yang sangat dibenci olehNya, bahkan digolongkan dosa besar yang berakibat tidak akan dihapus dosa dosanya, bahkan bisa melenyapkan amalannya.
BAHAYA  SYIRIK
             " Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar ". ( Q.S. AnNisaa' 48 )
           " Dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi nabi) yang sebelummu : " Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi ".  ( Q.S. AzZumar 65 )
                Keyakinan berdo'a dimakam terasa lebih pas, disebabkan merasa kurang dekat dengan Tuhannya, sehingga masih memerlukan perantara dengan para keramat, yang dianggapnya lebih dekat. Lebih lebih dibayangi perasaan, bahwa dirinya masih banyak melakukan dosa dan kesalahan ?!. Ini pemahaman yang perlu dibenahi, perasaan ini harus dihilangkan, karena akan merusak keimanan !.
                 Ziarah kubur tidak dilarang, bahkan diperintah Nabi s.a.w. : " Ziarahlah kamu kekubur karena sesungguhnya ziarah kubur itu dapat mengingatkan kamu akan kematian ", agar prilakunya hati hati. Bukan untuk meminta  pada ahli kubur, atau sebagai perantara dalam berdo'a. Ini sangat dilarang dalam agama !.       
BEGITU DEKAT                      
        " Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya ".   ( Q.S. Qaaf 16 )
           Begitu dekatnya posisi Allah pada hambaNya, sehingga tidak hanya Mencipta, melainkan tahu juga bisikan hatinya karena begitu dekatnya. Bahkan Allah memperjelas dan menegaskan posisiNya, dengan kalimat : Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. Mengapa urat leher ?.
           Bukankah leher seolah menentukan hidup matinya mahluk hidup, bukankah ketika melaksanakan penyembelihan qurban, pisau diarahkan keleher tempat urat arteri, vena dan kerongkongan, agar hewan qurban segera mati dengan tidak terlampau lama merasakan penderitaan.                 
SELALU MENYERTAI MAHA MENGETAHUI
                 Ayat senjutnya semakin jelas menerangkan posisi Allah, tidak ada rahasia lagi bagiNya, karena tiap apa yang diperbuat manusia pasti diketahuiNya,  selalu dipantau dan diawasiNya, yang kelak akan dibuka segala rahasia, terhadap apa yang telah dilakukannya selama hidup didunia.               
       " Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi ?, tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia lah keempat Nya. dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia lah keenamNya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu". ( Q.S. Mujadilah 7 )
SANGKA ALLAH TERGANTUNG HAMBANYA
            Kalimat ini wajar bagi yang faham, namun bagi yang belum akan heran, karena seolah Allah tergantung pada hambaNya.
              Agar mudah menggambarkan, seorang pimpinan akan senang dan dekat kepada bawahannya, bila sang bawahan sangat memperhatikan dan melaksanakan peraturan perusahaan, wajar kan !.                       
       Demikian pula sikap dan sangka seorang hamba, akan sangat menentukan posisi Allah terhadapnya, bila ia merasa dekat, Allah akan mendekat, namun bila sebaliknya, Allah akan menjauh darinya. Logis kan !.             Perasaan menyangka jauh dengan Allah bisa ditebus dengan sering aktif melaksanakan istighfar ( minta ampun ), Insya Allah dosa akan diampuni oleh Nya, karena Allah Dzat yang Maha Pengampun, yang selalu setia menunggu hambaNya yang memohon ampun, masih ragukah dengan sifat Allah yang Maha Pengampun ini ?.
           Lebih jelas lagi posisi Kedekatan Allah disampaikan oleh hadits qudsi (  Hadits yang memuat firman Allah ) dibawah ini. 
         " Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : " Allah 'Azza wajalla berfirman : " Aku mengikuti sangka hambaKu kepadaKu, dan Aku menyertaiNya dimana saja ia ingat kepadaKu ". Demi Allah, Allah itu lebih ridlo terhadap taubat hambaNya, lebih daripada kepuasan salah seorang dari kamu yang mendapatkan kembali akan hartanya yang hilang dipadang belantara. Barang siapa mendekat kepadaKu sejengkal, niscaya Aku mendekat  kepadanya sehasta, dan barang siapa mendekat kepadaKu  sehasta, niscaya Aku akan mendekat kepadanya sedepa, dan apabila hambaKu berjalan menuju kepadaKu, maka Aku lari menuju kepadanya ". ( H.R. Bukhari Muslim )
                Buang perasaan jauh dengan Allah, yakinilah bahwa Allah sangat dekat, jangan ragu dan bimbang !. Apa masih kurang mantap akan penjelasan firman Allah dan sabda Nabi yang cukup gamblang ?. Jauhi ajakan setan yang senantiasa mengajak dan membisikkan, lewat jalan kemusyrikan !, bukan setan bila tidak pandai menjerumuskan, sampai ia mendapat banyak teman guna mendekam bersamanya dineraka jahannam.   
       

                                                        KISAH TAULADAN
UMAR MENGINGATKAN RASULULLAH
  Ismail bin 'Iyas meriwayatkan bahwa ia pernah mendengar Umar r.a. berkata : " Tatkala Abdullah bin Ubay bin Salul ( tokoh munafik ) meninggal dunia, Rasulullah saw diundang untuk menshalatinya. Ketika beliau hendak melaksanakan shalat, saya mendekati beliau dan berkata : " Ya Rasulullah, apakah tuan akan menshalati musuh Allah ini, sedangkan ia dulu pernah berkata begini dan begitu ?". 
  Kemudian saya mengungkapkan berbagai keburukan Ubay di masa hidupnya. Namun beliau hanya tersenyum sehingga terlihat gigi gigi beliau yang putih, dan bersabda : " Biarkan saja, ya Umar. Saya bingung karena itu saya memohon petunjuk kepada Allah. Memang telah difirmankan kepadaku bahwa : " Tidak ada artinya bagimu apakah engkau memintakan ampunan ataupun tidak bagi mereka ". " Kalau seandainya aku tahu bahwa dia baru bisa diampuni bila aku memohonkan ampunan tuju puluh kali lagi, niscaya hal itu akan aku lakukan ". Selanjutnya Rasulullah saw melaksanakan shalat jenazah untuk Ubay bin Salul serta mengiringkan jenazahnya dan berdiri di atas lubang kuburnya, namun tidak menyertai penguburannya.         
   Sehingga saya sendiri heran atas keberanianku melarang Rasulullah s.a.w. menshalati mayat Ubay bin Salul. Allah dan Rasul Nya jualah yang lebih tahu akan hal itu. Tetapi demi Allah tidak berapa lama kemudian, turunlah dua ayat  ini : (Q.S. At-Taubah : 84 – 85 ). Dan sejak itu Rasulullah s.a.w. tidak pernah lagi menshalati jenazah orang munafik sampai akhir hayat beliau.

MUTIARA HADITS
 Abu Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah s.aw. bersabda : " Tiga orang yang tidak ditolak do'a mereka : 1. Imam yang adil, 2. Orang berpuasa ketika berbuka, 3. Doa orang yang dianiaya, Allah mengangkatnya di atas awan pada hari qiyamat dan dibuka untuknya pintu-pintu langit dan Allah berfirman : Demi kemualiaan Ku pasti Aku membantumu  walaupun hanya menunggu masa saja ".
                                           ( H.R. Ahmad, At Tirmidi, An Nasa'i, Ibn Majah )
      













Edisi 123, Jum’at  17 Juli  2009
 
             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar