Senin, 11 Agustus 2014

BOLEHKAH MINTA BANTUAN DO'A

     


       BOLEHKAN MINTA BANTUAN DO'A ?
                                                OLEH : M. FARID ANWAR
“ Dan orang orang yang datang sesudah mereka ( Muhajirin dan Anshor ), mereka berdoa : " Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang orang yang beriman, Ya Tuhan Kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang ". ( Q.S. Al Hasyr 10 )
Diantara tuntunan dalam beribadah adalah berdo’a,  do’a berasal dari kata da’aa ( menyeru atau memohon ), do’a artinya permohonan. Do’a sangat besar perannya dalam keseharian, dengan berdo’a hati jadi mantap dan optimis, karena ada yang diandalkan, yakni Yang Maha Kuasa dan Maha Mendengar. Dengan berdo’a secara benar Insyaa Allaah akan dikabulkan :“ Dan Tuhanmu berfirman : " Berdoalah kepada Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu ......“. ( Q.S. Al Mukmin 60 )
Do’a tidak hanya untuk kepentingan diri dan keluarga saja, bahkan pada firman diatas ada tuntunan untuk mendo’akan saudara saudara seiman yang  terdahulu.  
MINTA BANTUAN DO’A
                Banyak pertanyaan diajukan : “ Bolehkan minta bantuan do’a kepada ustadz atau kiai ? “.Untuk menjawabnya baiklah menyimak hadits  Nabi dibawah ini.       
            Dari Usair bin ‘Amr, ada yang menyebutnya Ibnu Jabir, dia berkata : “ Ketika Umar bin Khaththab r.a. kedatangan rombongan dari penduduk Yaman.
DIALOG UMAR DAN UWAIS
Dia bertanya kepada mereka : “ Adakah diantara kamu sekalian bernama Uwais bin ‘Amr ? “, kemudian Uwais r.a. menghadap Umar dan Umar bertanya : “ Kamu Uwais bin ‘Amr ? “, dia menjawab : “ Ya “, Umar bertanya : “ Kamu dari Murad dan dari Qaran ? “, Dia menjawab : “ Ya “, Umar bertanya : “ Kamu dulu pernah berpenyakit belang kemudian sembuh kecuali tinggal sebesar dirham ? “, dia menjawab : “ Ya “, Umar bertanya : “ Kamu masih mempunyai ibu ? “, dia menjawab : “ Ya “.
RAMALAN NABI
Umar r.a. berkata : “ Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Nanti akan datang kepadamu seorang yang bernama Uwais bin ‘Amr bersama sama dengan rombongan penduduk Yaman, dimana dia dari Murad dan Qaran, dia pernah berpenyakit belang kemudian sembuh kecuali hanya tinggal sebesar dirham, dia masih mempunyai seorang ibu dan sangat bakti kepada ibunya. Seandainya dia berbuat  baik karena Allah maka Allah pasti akan berbuat baik kepadanya. Kalau kamu mampu untuk meminta dia agar memohonkan ampun buat dirimu maka lakukanlah “.
MINTA DIDO’AKAN
Umar berkata : “ Oleh karena itu mohonkanlah ampun buat diriku ! “. Maka dia memintakan ampun untuk Umar.
MEMBANTU NAMUN DITOLAK
Kemudian Umar bertanya kepadanya : “ Hendak kemana lagi kamu ? “, dia menjawab : “ Ke Kufah “, Umar bertanya : “ Bolehkah aku menulis surat kepada ‘amil ( bendahara ) di Kufah untuk membantu kamu ? “, dia menjawab : “ Saya lebih senang menjadi orang biasa “.
SEDERHANA
            Pada tahun berikutnya ada seorang terkemuka dari penduduk Yaman melaksanakan ibadah  haji dan bertemu Umar, maka Umar menanyakan kepadanya tentang Uwais, kemudian orang tersebut menjawab : “ Saya meninggalkan dia dalam keadaan menyedihkan dimana rumahnya sangat kecil dan sangat miskin “.
TAAT PADA IBUNYA
Umar berkata : “ Sesungguhnya saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Nanti akan datang keadaan kepadamu seorang bernama Uwais bin ‘Amr bersama sama rombongan penduduk Yaman, diman dia dari Murad dan dari Qaran, dia berpenyakit belang kemudian sembuh kecuali tinggal sebesar dirham, dia masih mempunyai ibu dan sangat bakti kepada ibunya. Seandainya dia berbuat baik karena Allah maka Allah pasti akan berbuat baik kepadanya. Kalau kamu mampu meminta dia untuk memohonkan ampun buat dirimu maka lakukanlah “.
MENEMUI UWAIS
Kemudian setelah pulang orang tersebut menemui Uwais bin ‘Amr dan berkata : “ Mohonkan ampun buat diriku ! “, Uwais menjawab : “ Engkaulah yang baru saja pulang dari bepergian yang sangat baik itu, maka mohonkan ampun buat diriku “, orang tersebut bertanya : “ Kamu pernah bertemu Umar ? “, Uwais bin ‘Amr menjawab : “ Ya “, kemudian Uwais memohonkan ampun untuk orang tersebut. Kemudian orang orang mengenal dan meminta agar dia memintakan ampun, maka Uwais pergi untuk menyendiri “. ( H.R. Muslim )                                                                                                                       NABI MINTA DIDO’AKAN
Dari Umar bin Khththab r.a. berkata : “ Saya meminta izin kepada Nabi s.a.w. untuk mengerjakan Umrah, maka beliau pun mengizinkan serta bersabda : “ Wahai saudaraku janganlah kau lupakan kami dari do’amu ! “, Umar r.a. berkata : “ Itu adalah suatu ungkapan yang sangat menggembirakan saya dan ungkapan itu lebih berharga bagiku dari dari pada dunia “. ( H.R. Abu Dawud dan At Turmudzy )
KESIMPULAN
1.Ketika Nabi meramal kedatangan Uwais, Nabi s.a.w. menganjurkan agar mereka minta dido’akan Uwais, dengan sabdanya :        
“ ........Kalau kamu mampu untuk meminta dia ( uwais ) agar memohonkan ampun buat dirimu maka lakukanlah “.
2.Ketika Umar r.a. meminta izin melaksanakan umrah, Nabi s.a.w. mengizinkan dan meminta agar Umar bin Khaththab mendo’akannya.
Dengan demikian meminta bantuan do’a merupakan tuntunan.
  
                                                  KISAH TAULADAN
                            ABDURRAHMAN BIN 'AUF SAUDAGAR DERMAWAN
Nama lengkap Abdur Rahman bin Auf, ibn Abdul Harits biasa dipanggil Abu Muhammad, di masa jahiliyah bernama Abd Al Ka’bah kemudian Rasulullah s.a.w. merubahnya dengan nama Abdur Rahman.
Lahir tahun 44 sebelum Hijrah, berwajah tampan, berkulit putih kemerah merahan, lengannya lebar, berjari jari keras. Memeluk Islam melalui Abu Bakar Ashshiddiq, termasuk delapan orang yang mula mula memeluk Islam, termasuk sepuluh orang yang diberitakan Rasulullah s.a.w. masuk syurga.
Ikut hijrah ke Habasyah gelombang pertama dan kedua, juga ikut hijrah ke Madinah, mengikuti perang Badar dan semua peperangan bersama Nabi s.a.w.
Rasulullah s.a.w. mempersaudarakan dengan Sa’ad bin Rabi’, Sa’ad berkata kepadanya : “ Aku adalah orang terkaya di Madinah, jika anda mau silahkan mengambil separoh dari hartaku !, aku juga punya dua istri silahkan anda pilih yang mana anda sukai, aku akan menceraikannya, kemudian silahkan anda kawini dia ! “. Berkat kebesaran jiwanya tawaran ini bukannya diterima, justru Abdur Rahman berdo’a untuk Sa’ad bin Rabi’ sambil berkata : “ Tolong tunjukkan saja aku pasar ! “. Kemudian Abdur Rahman berdagang sampai akhirnya menjadi seorang pedagang yang sukses dan terkaya diantara kaum muslimin.
Suatu hari Madinah heboh dengan kedatangan kafilah niaga terdiri dari 700 kendaraan niaga milik Abdur Rahman bin Auf, ‘Aisyah kemudian memberi tahu Abdur Rahman tentang berita gembira dari Nabi s.a.w. : “ Aku melihat Abdur Rahman masuk syurga, dengan merangkak “, mendengar berita gembira ini, Abdur Rahman langsung mendermakan satu kafilah niaga sambil berkata : “ Jika aku bisa masuk syurga dengan berdiri, niscaya akan aku lakukan ! “.
Dalam sehari dia pernah memerdekakan 30 budak, juga banyak mendermakan hartanya pada para fakir miskin, kepada istri istri Nabi s.a.w. dan untuk keperluan militer.
Menjelang wafatnya mewasiatkan 400 dinar bagi setiap orang yang ikut dalam perang Badar. Utsman walau tergolong kaya ikut juga mengambil haknya sambil berkata : “ Bahwa harta Abdur Rahman halal dimakan dan dalam hartanya terdapat keberkahan “. Abdur Rahman juga mewasiatkan 1000 ekor kuda, 50.000 dinar untuk perjuangan fii sabilillah. Sempat meriwayatkan 65 hadits dari Rasulullah s.a.w.             




Tidak ada komentar:

Posting Komentar