HIKMAH MENAHAN MARAH
Oleh : H.M.FARID
ANWAR
" ( yakni ) orang-orang yang menafkahkan ( hartanya ), baik
di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
mema'afkan ( kesalahan ) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan."
( Q.S. Ali Imraan : 134 )
Marah
merupakan luapan emosi yang tak terkendali, diantara penyebabnya karena
tersinggungnya harga diri. Dengan tidak disadari, bila amarah terus dibiarkan,
akan berakibat merusak ruhani dan jasmani,
Mengumbar amarah berarti mencelakai diri !. Ini perlu difahami.
Ironisnya
puluhan tahun silam dinegara jepang yang dikenal maju ini, didirikan tempat
untuk melampiaskan marah atau emosi, seperti dimuat dimajalah intisari. Sipelaku
dapat melampiaskan amarahnya dengan sepuas dan sesuka hati, dengan merusak,
membanting dan memecahkan benda yang tersedia ditempat ini. Seusai melampiaskan
emosi, sipelaku menghitung dan membayar ongkos pengganti, barang barang yang
telah dirusaknya tadi.
Sekilas
nampak lega dan puas disatu sisi, namun ini bukan cara tebaik sebagai solusi.
Alhamdulillah
berkat hadirnya agama Islam, bisa memberikan jalan keluar yang prima, karena
bersumber dari Allah Sang Pencipta, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Tahu segala
rahasia, termasuk cara mengatasi masalah marah. Semoga Allah selalu memberikan
hidayah Nya, agar selamat dan terhindar dari bahaya marah dan segala akibatnya.
PENYEBAB MARAH
Diantara
penyebab timbulnya marah :
Ujub
( rasa bangga terhadap diri sendiri ), rasa bangga terhadap pendapat, status
sosial, nasab (keturunan), dan harta merupakan salah satu pangkal permusuhan
yang dapat membangkitkan kemarahan jika tidak diikat ataupun diarahkan dengan
nilai nilai Islam. Oleh sebab itu, perasaan bangga yang berdampak negatif ini
perlu dikendalikan.
Diriwayatkan
bahwa Yahya bin Zakaria a.s. bertemu dengan Nabi Isa bin Maryam a.s. kemudian meminta
wasiat kepada Nabi Isa a.s., : " Beritahukanlah kepadaku
perbuatan perbuatan yang dapat mendekatkan diri kepada ridho Allah dan
menjauhkan diri dari murka Nya ! ". Isa bin Maryam a.s. menjawab : "
Jangan marah "
Yahya
a.s. kembali bertanya : " Apakah penyebab munculnya rasa marah ? "
Isa a.s. menjawab : " Merasa mulia dengan diri sendiri, adanya semangat
yang terlampau menggebu gebu, dan munculnya perasaan sombong dan bangga ".
KENDALIKAN MARAH
Marah berakibat tidak bisa mengontrol akal sehat, sehingga sistim kontrol
sehatnya lepas tak terarah, expresinya menakutkan, memalukan dan bahkan
membahayakan !. Begitu berbahayanya sampai Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah
mengatakan : " Marah itu bagai binatang buas, bila engkau membebaskannya,
ia akan menerkammu ".
Mengapa
?, karena marah dapat menjauhkan peran akal dan agama dalam kehidupan manusia,
sehingga ia pun tidak bisa memandang, berpikir, dan memilih dengan baik. Bahkan
marah dapat menjadikan pelakunya buta dan bisu dari segala nasihat dan
peringatan yang disampaikan kepadanya. Kemudian lahirlah perbuatan perbuatan
yang tidak terkontrol, dan akan bertindak seperti orang yang tidak waras.
ORANG KUAT
Suatu
saat Rasulullah s.a.w. bertanya kepada para sahabat : " Siapakah orang
yang kuat menurut kalian ?". Maka ada yang menjawab : " Seorang yang
tidak dapat dikalahkan dalam gulatnya ". Rasulullah s.a.w. menjawab :
" Bukan, akan tetapi orang yang dapat menahan dirinya sewaktu marah
". (
H.R. Muslim )
MARAH KARENA ALLAH
Kemarahan
ini timbul karena Allah, ketika larangan dan apa apa yang diharamkan oleh agama
dilanggar. Marah semacam ini merupakan buah dari keimanan, namun bila bersikap
sebaliknya, berarti menunjukkan kelemahan iman.
Abdullah
bin Amru r.a. berkata : " Rasulullah saw pernah keluar menemui
sahabatnya. Ketika itu mereka sedang bersitegang karena membahas persoalan
takdir. Melihat hal ini, seakan muncul api kemarahan pada wajah beliau,
kemudian beliau bersabda : " Apakah dengan ini kalian diperintahkan ?.
Apakah untuk ini kalian diciptakan ?. Kalian pertentangkan ayat satu dengan
lainnya. Disebabkan hal semacam inilah umat umat sebelum kalian binasa ". (
H.R. Ahmad )
Beliaupun
pernah marah ketika dilapori adanya seorang imam yang memperpanjang shalatnya, sehingga sebagian jamaah tidak mau shalat
bersamanya lagi. Kemudian beliau menasehati dan memerintahkan siimam agar memperingan
shalatnya .
Demikian
pula ketika melihat dahak yang menempel di kiblat masjid, beliau marah sambil
membersihkannya seraya bersabda : " Sesungguhnya saat seseorang di
antara kalian bila melakukan shalat, Allah ada di hadapannya, maka janganlah ia
membuang dahak kedepan diwaktu shalat ". (
H.R. Al Bukhari )
INDAHNYA MENAHAN AMARAH
Suatu
hari budak perempuan Ali bin Husain menuangkan air wudhu untuk Ali bin Husain,
tiba tiba ceret yang digunakan untuk menuang air terlepas dari tangan sibudak
wanita dan menimpa wajah Ali bin Husain hingga melukainya. Serta merta Ali bin
Husain mengangkat kepalanya dan menatap budak perempuannya dengan wajah yang mengekspresikan
kemarahan. Melihat hal ini, budak perempuan berkata : " Sesungguhnya Allah SWT,
berfirman : " Dan orang-orang yang menahan amarahnya ". Mendengar
ucapan budak tersebut, Ali menjawab : " Aku telah menahan amarahku
". Kemudian sibudak melanjutkan ucapannya : " Serta orang-orang yang
memaafkan kesalahan orang lain ". (
Q.S. Ali Imran : 134 ).
Ali menimpali : " Aku
telah memaafkan kesalahanmu ". Budakpun meneruskan ucapannya :
" Sedangkan Allah menyukai orang orang yang berbuat kebajikan ". ( Q.S. Ali Imran : 134 ).
Ali
berkata : " Pergilah, mulai saat ini kamu menjadi orang merdeka ". ( H.R. Al Baihaqi )
SOLUSI KETIKA MARAH
Ketika
marah mencekam, janganlah memperturutkannya, berusahalah untuk menahan diri, redakan
dan kendalikan, paksalah diri untuk tidak menuruti tuntutan kemarahan dan
apa apa yang mendorongnya. Dengan demikian akibat buruk dari kemarahan akan
bisa dihindari.
Nabi s.a.w. telah memerintahkan untuk menghilangkan sebab yang dapat memancing
kemarahan, meredakannya dan mencegah dampak buruknya.
Diantaranya
:
1.
Mengubah posisi duduk atau berbaring :
Dari
Abu Dzar ra. Rasulullah saw, bersabda : " Apabila salah seorang di
antara kamu marah, sedangkan ia dalam keadaan berdiri, maka hendaklah ia duduk
agar hilang kemarahan darinya. Bila tidak, maka berbaringlah ". ( H.R. Akhmad )
2.
Membaca ta`awwudz ;
Memohon perlindungan dan berdoa kepada
Allah dari godaan syetan. Sulaiman bin Shurad berkata : " Suatu
ketika aku duduk di sisi Nabi saw. Ketika itu ada dua orang yang sedang
bertengkar. Salah seorang di antara mereka wajahnya menjadi merah dan urat nadi
lehernya menegang karena marah, maka Nabi saw bersabda : " Aku ajari
kalian suatu kalimat. Seandainya ia mau mengucapkannya, niscaya akan hilang apa
yang dirasakan. Ucapkanlah : " Aku berlindung kepada Allah dari syetan
", niscaya hilang apa yang dirasakan ".Salah seorang berkata kepada
yang lain ( yang sedang marah ), " Sungguh Nabi s.a.w. telah
bersabda " Bacalah ta`awwudz ". Namun lelaki itu justru membalas : "
Memangnya aku ini gila ? ". ( H.R. Al Bukhari dan Muslim )
"
Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta
berpalinglah daripada orang orang yang bodoh. Dan jika kamu ditimpa sesuatu
godaan setan maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya orang orang yang
bertaqwa bila mereka ditimpa was was dari setan, mereka ingat kepada Allah,
maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan kesalahannya ". ( Q.S. Al A`raf 199 – 201 )
3. Wudlu
Diriwayatkan dari Athiyah Sa`di
ra. Rasulullah saw, bersabda : " Setan merupakan makhluk yang
diciptakan dari api, sedangkan api akan pada dengan air. Oleh karena itu, jika
salah seorang di antara kalian sedang marah, hendaklah ia berwudlu ". ( H.R. Ahmad )
4.
Diam
"
Berilah pelajaran dan selalu berbuatlah dalam hal yang dapat menggembirakan
orang lain. Janganlah kalian mempersulit seseorang, dan jika salah seorang di
antara kalian marah, maka hendaknya dia diam ". ( H.R. Ahmad )
DAMPAK TERHADAPTUBUH
Marah
dapat mempengaruhi saraf dan mengeluarkan hormon adrenalin. Hormon ini
merupakan sari dari gundukan lemak yang ada di pinggang bagian atas, dan
berfungsi sebagai jaringan adaptasi tubuh, serta menyiapkannya untuk menerima
pengaruh pengaruh goncangan syaraf, di antaranya ketika marah, akan berakibat
tekanan darah meningkat, sehingga wajahnya berubah nampak merah.
Dari tekanan ini akan berakibat membuat pecahnya pembuluh darah diotak, dan
mengakibatkan stroke dan kelumpuhan.
Hormon
tersebut bergerak menuju ke saluran pankreas untuk menghentikan insulin, dan
akan menambah kadar gula dalam darah, sehingga akan menambah kadar gula dalam
darah, sehingga menaikkan produktivitas gula dalam organ produksi minyak
dalam tubuh, juga protein. Kemudian akan berpengaruh terhadap jantung, bahkan
bisa mengakibatkan berhentinya detak jantung, hingga terjadilah kematian. juga dapat menjadikan detak jantung bertambah cepat dan kuat, memompa lebih
banyak darah, mengeluarkan banyak cairan keringat, dan mempercepat denyut nadi
serta meninggikan tensi darah.
Itulah
yang disebut serangan jantung. Maka berhati hatilah dengan marah, yang bisa berakibat pada : penyakit gula dan penyakit jantung, begitu fatal akibatnya.
Sebagai seorang
mukmin hendaknya bisa mengendalikan marah atau meminimalisirnya sebisa mungkin dan
hendaklah mempertimbangkan maslahat ( dampak positif ) dan mafsadat ( dampak
negatif ) dari rasa marah.
Alangkah
fatalnya akibat marah, untuk itulah marah perlu dan harus dikendalikan.
KEUTAMAAN MENAHAN MARAH
1.
DIJAMIN SURGA
Abu
Darda` berkata : " Aku pernah bertanya kepada Rasulullah s.a.w. : " Wahai Rasulullah tunjukkanlah kepadaku satu
amalan yang dapat menghantarkanku masuk surga '. Rasulullah menjawab : "
Jangan marah, maka bagimu surga ! ". ( H.R. At Thabrani )
2.
DIBANGGAKAN DI HARI KIAMAT
Anas
meriwayatkan bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : " Barangsiapa dapat
menahan marahnya di saat ia mampu untuk meluapkannya, niscaya Allah akan
memanggilnya pada hari kiamat di antara para pemuka makhluk. Kemudian ia
disuruh memilih bidadari yang disukainya ". ( H.R. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi )
3.
SELAMAT DARI MURKA ALLAH
Abdullah bin Amru ra, berkata : "
Aku bertanya kepada Rasulullah saw, Wahai Rasulullah, apakah yang dapat
menghindarkanku dari kemurkaan Allah ?", Rasulullah saw, menjawab : "
Jangan marah ". ( H.R. Ahmad )
4.
BERTAMBAHNYA IMAN
Nabi
saw, bersabda : " Tidak ada perasaan yang lebih Allah senangi selain
kemarahan yang mampu diredam oleh seorang hamba. Tidaklah seorang hamba Allah
meredam kemarahannya kecuali akan Allah penuhi rongga dadanya dengan keimanan
". ( H.R. Ahmad )
5.
BERPAHALA BESAR
Ibnu
Umar ra, meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw, bersabda : " Tidak ada
perasaan yang lebih besar pahalanya disisi Allah selain kemarahan yang mampu
diredam oleh seorang hamba karena mencari wajah Allah ". ( H.R. Ahmad )
6.
DILINDUNGI, DIRAHMATI DAN DISAYANG ALLAH
Ibnu
Abbas ra, berkata : " Rasulullah bersabda, " Ada tiga perkara
yang jika terdapat pada diri seseorang, niscaya Allah akan melindunginya dalam
naungan Nya, meliputinya dengan rahmat Nya, serta memasukkannya dalam kasih
sayang Nya ". Ada yang bertanya : " Apa saja tiga perkara
tersebut, wahai Rasulullah ? ". Rasulullah saw menjawab : " Seseorang
yang jika diberi ia berterima kasih ( bersyukur ), dan jika mampu untuk marah (
hendak marah ) ia memberikan maaf, serta pada saat marah ia bisa meredakan
kemarahannya ". ( H.R. Ahmad )
Demikian
indah derajat orang yang dapat mengendalikan marah sehingga banyak manfaat didapatnya baik dari segi dunia maupun akherat. Alhamdu lillah.
KISAH TAULADAN
RASULULLAH
MENGETAHUI SIKSA KUBUR
Rasulullah
s.a.w. satu satunya rasul yang memiliki beraneka ragam bentuk mukjizat.
Hampir hampir semua tindakan beliau menunjukkan kelebihan yang tidak
dimiliki oleh orang lain, diantaranya beliau diperlihatkan siksa kubur oleh Allah s.w.t..
Dikisahkan
oleh Umar ibnul Khaththab. “ Pada suatu pagi, aku menjumpai Rasulullah saw.
bersama Abu Bakar sedang duduk sambil menangis. Rasulullah s.a.w. kemudian bersabda : " Aku menangis karena kawanmu menawarkan kepadaku untuk menerima uang tebusan,
dan kini telah diperlihatkan kepadaku adzab yang nyaris menimpa kalian. Adzab
tersebut tampaknya lebih dekat lagi dari pohon ini “, sambil menunjuk ke arah
sebatang pohon yang tidak jauh darinya “.
Dari
kejadian di atas, kemudian turunlah ayat berikut ini.
“ Tidak patut,
bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di
muka bumi. kamu menghendaki harta benda duniawiyah sedangkan Allah menghendaki
(pahala) akhirat (untukmu). dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Kalau
Sekiranya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Allah, niscaya kamu
ditimpa siksaan yang besar karena tebusan yang kamu ambil. Maka makanlah dari
sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal
lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang “. ( Q.S. Al Anfaal 67 – 69 )
Apa
yang dilihat oleh Rasulullah saw. dengan wujudnya siksa itu merupakan suatu
mukjizat bagi dirinya. Sebab, hal tersebut tidak bisa dilakukan oleh manusia.
Diceritakan
oleh Ibnu Abbas r.a.,
“
Sewaktu Nabi saw. berjalan bersama para sahabatnya melewati kuburan, tiba-tiba
beliau berkata, orang yang berada didalam dua kubur ini telah disiksa oleh
Allah. Para sahabat lalu bertanya : “ Apakah keduanya itu disiksa karena
melakukan dosa besar ?”. Nabi s.a.w. menjawab : “ Benar, salah satunya berjalan
(di muka bumi ini) dengan suka mengadu domba. Adapun yang satunya lagi tidak
pernah menutupi dari air kencingnya (artinya : percikan dari air
kencingnya seringkali mengenai tubuhnya
atau pakaiannya. Kemudian langsung dipakainya untuk melakukan shalat tanpa
mencucinya terlebih dahulu atau berganti dengan pakaian yang suci). Kemudian
Rasulullah saw. mengambil kayu yang masih basah lalu dipecahnya menjadi dua.
Selanjutnya, beliau menancapkan kayu tersebut pada masing masing kubur, seraya
bersabda : “ Semoga kayu ini dapat meringankan siksa keduanya selama ia belum
kering “. ( H.R. Bukhari )
Dalam
riwayat yang lain diceritakan oleh Abi Ayyub r.a., ia berkata,
“ Sewaktu
Rasulullah saw. keluar (dari rumahnya) matahari telah terbenam, beliau lalu
mendengar suara. Kemudian beliau berkata : “ Orang Yahudi telah disiksa di
dalam kuburnya “. ( H.R. Bukhari )
Masih
banyak lagi hadits yang menceritakan kemampuan beliau yang dapat mengetahui
siksa kubur dan soal soal gaib. Karena merupakan mukjizat beliau yang diberikan oleh Allah.
BAGUS
BalasHapus