Jumat, 29 Agustus 2014

ISTRI SHOLIHAH PEMBAWA BAHAGIA




ISTRI SHOLIHAH PEMBAWA BAHAGIA

 " Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri, ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)" .      ( Q.S. An-Nisaa' : 34 )
Dalam berumah tangga wajar bila hidup bahagia mejadi tuntutan dan dambaan setiap insan.Ini akan tercapai bila selalu berpatokan, selalu mengacu pada sunnah dan Al Qur'an, karena hanya Allahlah yang Maha Tahu rahasia kehidupan. Maka jangan mencoba mencari kebahagiaan dengan konsep atau resep selain Sunnah dan Al Qur'an pasti akan menyesal dihari kemudian.
KENDALI RUMAH TANGGA

Dalam berumah tangga yang memegang kunci kendali hanya berdua: suami dan istri, ibarat sebuah kapal kapten dan nachkoda sebagai pengendali yang harus bekerja sama secara kompak dan serasi. Demikian pula halnya dalam berumah tangga bila suami dan istri serasi dalam mengemudikannya insya allah akan bahagia dan lestari, oleh karena itu berpandai pandailah dalam memilih dan menyeleksi calon suami atau istri. Untuk itu Nabi s.a.w.  memberikan kriteria dalam memilih istri.
MEMILIH CALON ISTRI
Secara umum , biasanya dalam memilih istri orang berpegang pada penampilan phisik dan wajah saja, sehingga terlupa menerawang kepribadiannya karena terpesona dan terlena oleh penampilan wajah semata, ini yang akan mengakibatkan dikemudian hari timbul rasa menyesal dan kecewa.
Manusia memang diciptakan Allah sebagai makhluk yang sebaik baiknya, namun disisi lain Allah ciptakan pula dengan kelebihan dan kekurangannya, memang didunia ini tidak ada manusia yang sempurna seutuhnya, dirancang sedemikian pula oleh Allah agar ada hikmah dibalik ciptaan Nya.. Oleh karena itu Nabi s.a.w. sejak awal sudah memberikan sinyal tentang tata cara memilih wanita sebagai bekal, agar kelak dikemudian hari tak kan menyesal.
" Wanita itu dikawin karena empat sebab, karena hartanya, keturunannya, kecantikannya dan karena agamanya. Pilihlah wanita yang beragama engkau akan selamat ". (H.R. Bukhari dan Muslim)
AGAMA SEBAGAI PENENTU PILIHAN   
Bila memilih kecantikan sebagai pangkal penentu pilihan pasti kelak akan kecewa, bukankah kelak sudah tua wajah akan berubah, apakah kelak akan ditinggal begitu saja. Bila memilih karena harta apalagi,bukankah harta tak kan kekal selamanya, bila sudah tak berharta apa ya akan ditinggal juga.
Demikian pula bila memilih keturunan ini pun tak kan menjaminnya, apalah arti keturunan, sebab dimata disisi Allah semua manusia sama adanya, yang membedakan hanyalah tingkat taqwanya.
Oleh karenanya yang paling tepat dan aman adalah memilih wanita yang beriman (beragama), dengan iman ia punya pegangan dan arahan, karena ia faham bahwa hidup hanya sebagai jalan bukan tujuan, sehingga wanita beriman akan mudah diarahkan.
CIRI WANITA SHOLIHAH
Lebih detail lagi Rasulullah SAW memerinci cirri wanita sholihah," Sebaik-baik wanita adalah yang apabila kamu memandangnya kamu akan senang, apabila kamu perintah ia patuh padamu, apabila kamu beri bagian ia akan menerimanya, apabila kamu pergi ia akan menjaga dirinya dan menjaga hartamu". ( H.R. Nasai ).
Demikian jelas Nabi SAW mengurai cirri wanita sholihah, wanita terbaik bukannya yang pandai bergaya, berpenampilan glamour dan memikat setiap mata yang memandangnya, itu semua cuma tipuan dzohir semata.
Kehadiran istri tidak untuk dipamerkan dan ditampilkan, namun sebagai pendamping suami dalam keseharian, agar suami betah dirumah tenang dan nyaman sehingga tak timbul perselingkuhan.
Kadang terasa janggal dan aneh melihat kenyataan orang yang kurang iman. Betapa tidak si istri dibiarkan berdandan dan bersolek secara berlebihan bahkan auratpun diumbar tak karuan, si suami seolah bangga dengan penampilan si istri yang sengaja mempertontonkan , anehnya justru dirumah tampil bertolak belakang, sederhana tak berdandan sehingga suami lama-lama menjadi bosan, mencari pelarian dengan perselingkuhan atau diclub-club malam, aneh kan?!.
Alangkah nikmat dan nyaman bila mau berubah ke tuntunan, memiliki istri sholihah yang bercirikan menyenangkan bila dipandang, taat bila diperintah, puas dengan pemberian, menjaga harta suami dan kehormatan.
Bahkan Nabi SAW menambahkan saking pentingnya keharusan taat pada suami sampai menyabdakan dengan penuh penekanan.
" Seandainya aku boleh memerintahkan manusia bersujud kepada manusia lain, maka aku akan perintahkan istri bersujud kepada suaminya karena besarnya hak suami yang dianugerahkan Allah atas mereka " ( H.R. Abu Dawud, Hakim dan Tirmidzi )
KISAH WANITA SHOLIHAH
Betapa nikmat memiliki istri sholihah, betapa tidak setiap prilakunya akan membuat si suami puas dan lega, tidak suka sambat apalagi nelangsa sehingga membuat sang suami menjadi menderita, apalah gunanya memiliki istri bila selalu membuat kecewa. Untuk itu mari menyimak kisah yang pernah terjadi di zaman Rasulullah saw, sebagai cermin buat berkaca dan menelaah guna meniti kehidupan selanjutnya.
" Dan Imam Muslim meriwayatkan : Bahwa seorang anak laki-laki Abu Thalhah dari Ummu Sulaim meninggal dunia, kemudian ibunya berkata kepada ahlinya: janganlah ada orang yang menceritakan kematian anakku ini kepada suamiku, melainkan aku sendiri. Ketika suaminya datang, maka ia menyajikan hidangan makan malam kepadanya, lalu suaminya pun makan dan minum. Kemudian Ummu Sulaim berhias dengan sebaik-baiknya untuk (menyambut) suaminya dengan cara lebih baik daripada yang sudah-sudah, suaminya pun lalu mengumpulinya. Ketika suaminya kelihatan sudah puas, maka ia berkata : " Wahai Abu Thalhah, bagaimanakah pendapatmu seandainya ada suatu kaum memberi pinjaman kepada ahli rumah, kemudian mereka itu minta kembali pinjamannya itu, bolehkan ahli rumah itu menolak (kemauan) mereka?" Maka marahlah Abu Thalhah, kemudian ia berangkat kepada Rasulullah saw.,lalu menceritakan peristiwa tersebut, maka Rasulullah saw berkata : " Baarakallaahu lakumaa fii lailatikumaa ". (mudah-mudahan Allah memberkati kamu berdua dalam malammu itu).

   
                                      KISAH TELADAN
                    KONSULTASI MALAM PENGANTIN
    Menjelang menghadapi malam pengantin, Abu Jarir berkonsultasi dengan Abdullah bin Mas'ud.
" Aku baru saja menikah dengan seorang gadis.Saya khawatir aku tak berhasil pada malam pengantin, lantas dia membenciku," katanya.
" Rukun dan damai dalam perkawinan itu berasa dari Allah, sedang kebencian itu datangnya dari syaithan. Syaithan memang sengaja menanamkan rasa kebencian manusia kepada apa saja yang dihalalkan Allah ", jawab Abdullah.
" Lalu apa yang harus kulakukan di malam pengantin itu ? ".
" Suruhlah istrimu berdiri dibelakangmu, dan ajaklah dia shalat dua rakaat, kemudian berdoalah ", nasihatnya.
" Setelah sholat dan berdoa, lakukanlah cumbu rayu dengan lemah lembut dengan kata-kata yang manis. Hendaknya pengantin lelaki bersikap aktif dengan meletakkan tangan pada ubun-ubun istrinya ".
Ada nasihat lain dari Rasulullah tentang malam pengantin itu.
" Jangan seseorang diantara kamu meniduri istrinya seperti binatang. Hendaklah diawali dengan pendahuluan atau pemanasan."
" Apa pemanasan itu, ya Rasulullah ?"
" Mencium dan bercumbu rayu."
Sementara itu, Umar bin Khathab memberi juga nasihat perkawinan demikian.
" Hendaknya dia menutupi badannya bersama istrinya dalam satu kain ".
Ada tiga hal yang dianggap kelemahan bagi seorang pria, kata Rasulullah di kesempatan lain. Diantaranya adalah, seseorang yang akan menggauli istrinya tetapi tanpa didahului dengan percakapan yang mesra, tanpa dibelai istrinya. Bahkan langsung saja dia membaringkannya, sementara dia lebih dulu meperoleh kepuasan sebelum istrinya merasakan kepuasan.
  


       
                                                   
                                         

1 komentar: