Senin, 11 Agustus 2014

KEMATIAN YANG INDAH






KEMATIAN YANG INDAH
OLEH :  H. M. FARID ANWAR

            " Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhaiNya. Maka masuklah kedalam jama'ah hamba hambaKu. Dan masuklah kedalam syurga Ku " . 
 ( Q.S. Al Fajr 27- 30 )
            Ahir kematian yang baik atau husnul khotimah, atau berahirnya kehidupan secara indah. Mati adalah berpisahnya jasad dan ruh, kematian merupakan sunnatullah ( ketetapan Allah ), karena tiap yang berjiwa pasti mengalami kematian, tidak satupun mahluk ciptaan Allah yang kekal, hanya Sang Maha Penciptalah yang mutlak kekekalanNya. 
             " Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan "( Q. S. Al Ankabut 57 )
              Kematian merupakan proses awal, proses kembalinya kepada Sang Maha Pencipta, guna menikmati apa yang telah diperbuat selama hidupnya, berupa nikmat atau adzab kubur.
             Ini baru proses menunggu penantian kealam pengadilan akbar !, pengadilan sebenarnya, pengadilan yang seadil adilnya. Yang kelak akan digelar dipadang maghsyar pada hari qiamat atau hari kebangkitan. Yang dalam bacaan sholat sering dibaca sehari minimal 17 kali : Maaliki yaumiddin ( Yang menguasai hari agama ).              
MISTERI RUH
                Masalah ruh merupakan misteri yang belum dan tak akan terungkap secara jelas sampai kapanpun !, karena Allah memang membatasiNya, karena ruh milik mutlak Allah, manusia hanya diberi sedikit ilmu tentang ruh.   
             " Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah : " Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit ". ( Q.S. Al Isra' 85 )
            Memang sangat sedikit informasi tentang ruh, karena ruh merupakan kunci kehidupan, dengan adanya ruh jasad jadi bisa hidup, tanpa ruh jasad akan mati, akan rusak, ruh hak mutlak milik Allah Sang pencipta dan Maha Kuasa.
HIKMAH DIBATASINYA TENTANG RUH      
            Sangat tepat bila Allah hanya memberikan sedikit informasi tentang ruh !. Dengan sedikitnya informasi tentang ruh, manusia jadi tidak tahu berapa umurnya, kapan kematian akan menjemputnya ?. Dengan demikian manusia jadi semakin hati hati dalam menapaki hidup dialam fana ini, dan tidak sembrono dalam berprilaku.
            Bayangkan apa yang terjadi bila manusia tahu batas umurnya, bisa dibayangkan apa yang terjadi pada kehidupan ini, kedzaliman dan kemaksiatan pasti semakin menjadi jadi dan merajalela. Semboyan hidup jadi berubah : maksiat dulu ahhh !, nanti bila menjelang ajal tiba baru taubat nasuha, fatal kan !.           
            Begitu bijak Allah sebagai Sang Pencipta merahasiakan tentang ruh.
PROSES PENCABUTAN RUH
      Diantara informasi tentang ruh adalah yang disampaikan oleh Rasulullah s.a.w. dibawah ini.
            " ......Sesungguhnya ruh itu ketika dicabut diikuti oleh mata......". ( H.R. Muslim )
            Dari keterangan Nabi s.a.w. tersebut jelas bahwa mata mengikuti proses pencabutan ruh, yang dilaksanakan malaikat pencabut nyawa yakni Izrail. Jadi kalau menjumpai orang mati  matanya membelalak, itu kejadian biasa bukan luar biasa !, karena merupakan sunnatullah. Seperti halnya tubuh mayit yang dingin, jantung tidak berdetak dan lain lain yang merupakan tanda tanda kematian. Jadi terbelalaknya mata bukan berarti yang meninggal jelek amalnya. Sebagaimana  yang terjadi pada sahabat Nabi s.a.w. yang bernama  Abi salamah.
             " Hadits dari Ummi Salamah katanya : Rasulullah s.a.w. datang kepada Abi Salamah ( diwaktu sampai ajalnya ) padahal matanya membelalak, maka beliau memejamkannya ....... ". ( H.R. Muslim )
KEMATIAN YANG INDAH
        KISAH PERTAMA : Dibulan Romadlon kemarin dikawasan tambak rejo, ada kejadian indah yang menimpa seorang hamba, dimana hamba ini wafat dalam keadaan sujud ketika sedang melaksanakan sholat berjamaah, subhaanallah.
             Saya spontan bertanya kepada jamaah yang memberikan informasi adanya habar kematian tersebut : " Amalan apa gerangan yang diamalkan semasa hidup beliau ? ". Jawab jamaah : " Orangnya sabar, apalagi tatkala melayani para pembelinya suka senyum dan ramah, karena beliau memang seorang pedagang dipasar Tambak rejo surabaya ".
            KISAH KEDUA : Adalagi kejadian yang indah dibulan syawal ini, yakni pada hari selasa 29 september 2009 dipagi hari, seorang hamba yang biasa sholat berjamaah dimasjid, dipagi itu rupanya sudah merasa bahwa tanda kematiannya sudah semakin dekat, ahirnya beliau yang bernama bapak Syahid ( 70 tahun ), memutuskan untuk berjamaah bersama istri dan para puterinya.
             Seusai menunaikan sholat, beliau berpesan dan memberi nasehat pada puterinya, kemudian beliau melaksanakan wirid, dikala sedang melaksanakan wirid, malaikat pencabut nyawa datang melaksanakan tugasnya, ahirnya bapak Syahid sang pensiunan Bumi Putra menghembuskan nafas terahirnya, Subhaanallah kematian yang indah !, dikala sedang melaksanakan wirid, dzikir kepada Allah.
             Jenazah langsung dimakamkan dipagi itu juga, kata para pengiring jenazah ketika mengusung keranda mayat, seolah berjalan dengan cepat dan terasa ringan dibahu para pengusungnya, Masyaa Allah demikian cara Allah jika menghendaki memulyakan hambaNya yang sholih. Diantara amal beliau menurut kisah isterinya, beliau tidak suka membuat repot isterinya.
           KISAH KETIGA : Tatkala kami dipanggil ibu pada tanggal 15 November 1989 dikampung Ampel Melati 1 no 25, beliau berkata secara meyakinkan : " Farid ayahmu sudah mendekati saat ajalnya, dampingi dan talqinkan ! ", sambil ibu menjelaskan tentang tanda tanda ciri kematian : bahwa suhu tubuh ayah ( H. Anwar murtolo ) sudah mulai mendingin. Sedangkan ibu ( Hj. Sa'diyah Anwar ) dengan tegarnya tetap diatas sajadah sambil menuntaskan wirid seusai sholat maghrib.
              Ahirnya ayah kami talqin dengan kalimat sebagaimana yang dituntunkan oleh Rasulullah s.a.w. : " Talqinkan orang yang akan mati dengan kalimat laa ilaaha illalloh ". Alhamdulillah ahirnya ayah dapat melafadzkan kalimat tahlil tersebut dengan lancar dan tuntas hingga ahir ajal menjemput beliau. Diantara amal yang beliau lakukan adalah beliau sabar, pendiam, namun suka menyapa terhadap siapa saja yang dijumpainya, dan suka shilaturrahim.
KESIMPULAN
            " Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia ". ( Q.S. Ali Imron 112 )

                 Dari pengalaman tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa urusan kemanusiaan sangatlah erat kaitannya dengan proses kematian, maka berhati hatilah dalam berhablum minannas ( hubungan antar manusia ), bersikaplah lemah lembut dan sabar sabar dalam menghadapi urusan kemanusiaan, dan hindari sikap dzalim.      

KISAH TAULADAN
 PALING BERUNTUNG
Abdurrahman bin Auf berkata : " Ketika aku berada ditengah tengah barisan dalam peperangan Badar, aku menoleh kekanan dan kekiri, ternyata aku berada di antara dua orang pemuda Anshar, keduanya masih sangat muda dan tegap.
Aku membayangkan betapa sekiranya aku masih tegap seperti kedua pemuda tersebut. Tiba-tiba salah satu dari keduanya membisikkan kepadaku : " Wahai pamanku, apakah engkau berkenan memberitahu kami orang yang bernama Abu Jahal ?".
Aku menjawabnya : " Ya apa urusanmu dengannya wahai anak saudaraku ? "
Dia menjawab : " Ada yang memberitahuku bahwa dia menghina Rasulullah. Demi jiwaku yang berada di genggaman yang Maha Kuasa, sekiranya aku dapat dapat bertemu dengannya maka aku akan terus menghajarnya sehigga kita tahu siapa yang lebih dulu mati diantara kita ".
Teman satunya juga membisikkan kepadaku sebagaimana yang dibisikkan kawannya. Tidak berapa lama aku melihat Abu Jahal berada di tengah tengah kerumunan orang. Aku berkata : " Coba kalian lihat, itulah orang yang kalian berdua tanyakan kepadaku !!". Kedua pemuda ini langsung mengambil pedang dan melepaskannya ke arah Abu Jahal, sehingga kedua pemuda itu berhasil membunuhnya.
Kemudian keduanya mendatangi Rasulullah s.a.w. dan menceritakan apa yang telah  mereka lakukan. Rasulullah s.a.w. bertanya : " Siapa di antara kalian yang berhasil membunuhnya ?".
Masing-masing menjawab : " Saya yang membunuh ! " Rasulullah s.a.w. bertanya : " Apakah pedang kalian sudah kalian bersihkan ". Mereka menjawab : " Belum ! ". Kemudian Rasulullah s.a.w. memperhatikan pedang kedua pemuda tersebut sambil bersabda : " Kalian telah membunuh Abu Jahal ! ". Selanjutnya beliau memutuskan harta rampasannya diberikan kepada Mu'adz bin Amr bin Jamuh.
                           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar