KEMATIAN
YANG INDAH
OLEH
: H. M. FARID ANWAR
" Hai jiwa yang tenang. Kembalilah
kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhaiNya. Maka masuklah kedalam
jama'ah hamba hambaKu. Dan masuklah kedalam syurga Ku " .
( Q.S. Al Fajr 27- 30 )
Ahir
kematian yang baik atau husnul khotimah, atau berahirnya kehidupan
secara indah. Mati adalah berpisahnya jasad dan ruh, kematian merupakan
sunnatullah ( ketetapan Allah ), karena tiap yang berjiwa pasti mengalami kematian,
tidak satupun mahluk ciptaan Allah yang kekal, hanya Sang Maha Penciptalah yang
mutlak kekekalanNya.
" Tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan mati. kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan ". ( Q. S. Al
Ankabut 57 )
Kematian merupakan proses awal,
proses kembalinya kepada Sang Maha Pencipta, guna menikmati apa yang telah
diperbuat selama hidupnya, berupa nikmat atau adzab kubur.
Ini baru proses menunggu penantian kealam
pengadilan akbar !, pengadilan sebenarnya, pengadilan yang seadil adilnya. Yang
kelak akan digelar dipadang maghsyar pada hari qiamat atau hari kebangkitan. Yang
dalam bacaan sholat sering dibaca sehari minimal 17 kali : Maaliki yaumiddin
( Yang menguasai hari agama ).
MISTERI RUH
Masalah ruh merupakan misteri
yang belum dan tak akan terungkap secara jelas sampai kapanpun !, karena Allah
memang membatasiNya, karena ruh milik mutlak Allah, manusia hanya diberi
sedikit ilmu tentang ruh.
" Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh.
Katakanlah : " Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi
pengetahuan melainkan sedikit ". ( Q.S. Al Isra' 85 )
Memang sangat sedikit informasi
tentang ruh, karena ruh merupakan kunci kehidupan, dengan adanya ruh jasad jadi
bisa hidup, tanpa ruh jasad akan mati, akan rusak, ruh hak mutlak milik Allah
Sang pencipta dan Maha Kuasa.
HIKMAH DIBATASINYA TENTANG RUH
Sangat tepat bila Allah hanya
memberikan sedikit informasi tentang ruh !. Dengan sedikitnya informasi tentang
ruh, manusia jadi tidak tahu berapa umurnya, kapan kematian akan menjemputnya ?.
Dengan demikian manusia jadi semakin hati hati dalam menapaki hidup dialam fana
ini, dan tidak sembrono dalam berprilaku.
Bayangkan apa yang terjadi bila
manusia tahu batas umurnya, bisa dibayangkan apa yang terjadi pada kehidupan
ini, kedzaliman dan kemaksiatan pasti semakin menjadi jadi dan merajalela.
Semboyan hidup jadi berubah : maksiat dulu ahhh !, nanti bila menjelang ajal
tiba baru taubat nasuha, fatal kan !.
Begitu bijak Allah sebagai Sang
Pencipta merahasiakan tentang ruh.
PROSES PENCABUTAN RUH
Diantara informasi tentang ruh
adalah yang disampaikan oleh Rasulullah s.a.w. dibawah ini.
" ......Sesungguhnya ruh itu
ketika dicabut diikuti oleh mata......". (
H.R. Muslim )
Dari keterangan Nabi s.a.w.
tersebut jelas bahwa mata mengikuti proses pencabutan ruh, yang dilaksanakan
malaikat pencabut nyawa yakni Izrail. Jadi kalau menjumpai orang mati matanya membelalak, itu kejadian biasa bukan
luar biasa !, karena merupakan sunnatullah. Seperti halnya tubuh mayit yang
dingin, jantung tidak berdetak dan lain lain yang merupakan tanda tanda
kematian. Jadi terbelalaknya mata bukan berarti yang meninggal jelek amalnya.
Sebagaimana yang terjadi pada sahabat
Nabi s.a.w. yang bernama Abi salamah.
" Hadits dari Ummi Salamah
katanya : Rasulullah s.a.w. datang kepada Abi Salamah ( diwaktu sampai ajalnya
) padahal matanya membelalak, maka beliau memejamkannya ....... ". ( H.R. Muslim )
KEMATIAN YANG INDAH
KISAH PERTAMA
: Dibulan
Romadlon kemarin dikawasan tambak rejo, ada kejadian indah yang menimpa seorang
hamba, dimana hamba ini wafat dalam keadaan sujud ketika sedang melaksanakan
sholat berjamaah, subhaanallah.
Saya spontan bertanya kepada
jamaah yang memberikan informasi adanya habar kematian tersebut : "
Amalan apa gerangan yang diamalkan semasa hidup beliau ? ". Jawab
jamaah : " Orangnya sabar, apalagi tatkala melayani para pembelinya
suka senyum dan ramah, karena beliau memang seorang pedagang dipasar Tambak
rejo surabaya ".
KISAH KEDUA : Adalagi kejadian
yang indah dibulan syawal ini, yakni pada hari selasa 29 september 2009 dipagi
hari, seorang hamba yang biasa sholat berjamaah dimasjid, dipagi itu rupanya
sudah merasa bahwa tanda kematiannya sudah semakin dekat, ahirnya beliau yang
bernama bapak Syahid ( 70 tahun ), memutuskan untuk berjamaah bersama istri dan
para puterinya.
Seusai menunaikan sholat, beliau
berpesan dan memberi nasehat pada puterinya, kemudian beliau melaksanakan
wirid, dikala sedang melaksanakan wirid, malaikat pencabut nyawa datang
melaksanakan tugasnya, ahirnya bapak Syahid sang pensiunan Bumi Putra
menghembuskan nafas terahirnya, Subhaanallah kematian yang indah !, dikala
sedang melaksanakan wirid, dzikir kepada Allah.
Jenazah langsung dimakamkan dipagi
itu juga, kata para pengiring jenazah ketika mengusung keranda mayat, seolah
berjalan dengan cepat dan terasa ringan dibahu para pengusungnya, Masyaa Allah demikian
cara Allah jika menghendaki memulyakan hambaNya yang sholih. Diantara amal
beliau menurut kisah isterinya, beliau tidak suka membuat repot isterinya.
KISAH KETIGA : Tatkala kami
dipanggil ibu pada tanggal 15 November 1989 dikampung Ampel Melati 1 no 25,
beliau berkata secara meyakinkan : " Farid ayahmu sudah mendekati saat
ajalnya, dampingi dan talqinkan ! ", sambil ibu menjelaskan tentang
tanda tanda ciri kematian : bahwa suhu tubuh ayah ( H. Anwar murtolo ) sudah mulai
mendingin. Sedangkan ibu ( Hj. Sa'diyah Anwar ) dengan tegarnya tetap diatas
sajadah sambil menuntaskan wirid seusai sholat maghrib.
Ahirnya ayah kami talqin dengan
kalimat sebagaimana yang dituntunkan oleh Rasulullah s.a.w. : "
Talqinkan orang yang akan mati dengan kalimat laa ilaaha illalloh ". Alhamdulillah
ahirnya ayah dapat melafadzkan kalimat tahlil tersebut dengan lancar dan tuntas
hingga ahir ajal menjemput beliau. Diantara amal yang beliau lakukan adalah beliau
sabar, pendiam, namun suka menyapa terhadap siapa saja yang dijumpainya, dan
suka shilaturrahim.
KESIMPULAN
" Mereka diliputi kehinaan di
mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama)
Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia ". ( Q.S. Ali Imron 112 )
Dari pengalaman tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa urusan kemanusiaan sangatlah erat kaitannya dengan
proses kematian, maka berhati hatilah dalam berhablum minannas ( hubungan antar
manusia ), bersikaplah lemah lembut dan sabar sabar dalam menghadapi urusan
kemanusiaan, dan hindari sikap dzalim.
KISAH TAULADAN
PALING BERUNTUNG
Abdurrahman bin Auf berkata : " Ketika aku berada ditengah tengah barisan dalam peperangan Badar, aku menoleh kekanan dan kekiri, ternyata aku berada di antara dua orang pemuda Anshar, keduanya masih sangat muda dan tegap.
Aku membayangkan betapa sekiranya aku masih tegap seperti kedua pemuda tersebut. Tiba-tiba salah satu dari keduanya membisikkan kepadaku : " Wahai pamanku, apakah engkau berkenan memberitahu kami orang yang bernama Abu Jahal ?".
Aku menjawabnya : " Ya apa urusanmu dengannya wahai anak saudaraku ? "
Dia menjawab : " Ada yang memberitahuku bahwa dia menghina Rasulullah. Demi jiwaku yang berada di genggaman yang Maha Kuasa, sekiranya aku dapat dapat bertemu dengannya maka aku akan terus menghajarnya sehigga kita tahu siapa yang lebih dulu mati diantara kita ".
Teman satunya juga membisikkan kepadaku sebagaimana yang dibisikkan kawannya. Tidak berapa lama aku melihat Abu Jahal berada di tengah tengah kerumunan orang. Aku berkata : " Coba kalian lihat, itulah orang yang kalian berdua tanyakan kepadaku !!". Kedua pemuda ini langsung mengambil pedang dan melepaskannya ke arah Abu Jahal, sehingga kedua pemuda itu berhasil membunuhnya.
Kemudian keduanya mendatangi Rasulullah s.a.w. dan menceritakan apa yang telah mereka lakukan. Rasulullah s.a.w. bertanya : " Siapa di antara kalian yang berhasil membunuhnya ?".
Masing-masing menjawab : " Saya yang membunuh ! " Rasulullah s.a.w. bertanya : " Apakah pedang kalian sudah kalian bersihkan ". Mereka menjawab : " Belum ! ". Kemudian Rasulullah s.a.w. memperhatikan pedang kedua pemuda tersebut sambil bersabda : " Kalian telah membunuh Abu Jahal ! ". Selanjutnya beliau memutuskan harta rampasannya diberikan kepada Mu'adz bin Amr bin Jamuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar