Senin, 18 Agustus 2014

JANGAN KECEWA DENGAN MUSHIBAH







JANGAN KECEWA DENGAN MUSHIBAH
OLEH : M. FARID ANWAR

“ Tidak satu bencanapun yang menimpa di bumi dan ( tidak pula ) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab ( Lauh Mahfudz ) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah “.
( Q.S. Al Hadid 22 )
Mushibah maknanya “ menimpa atau mengenai “, hususnya yang bersifat tidak mengenakkan : Sakit, kecelakaan, kebakaran, kehilangan, rugi, dipecat, difitnah dan sebagainya.
Mushibah memang tidak menyenangkan, karena tidak sesuai dengan yang diinginkan, karena umumnya manusia hanya menginginkan yang bersifat menyenangkan dan mengenakkan saja.
Dengan kembali kepada ajaran agama ketidak enakan akan tertepis, karena bisa memahami yang tersurat dan yang tersirat, tahu hikmah yang ada dibalik musibah, faham tentang liku liku kehidupan yang dirancang Yang Maha Kuasa, Yang Maha Tahu segalanya.
Ini pentingnya bila hidup selalu bersandar pada tuntunan agama, sehingga jiwa tak mudah goncang dan kecewa bila mushibah menimpanya, dan tak terlampau gembira bila karunia diterimanya.
PENUH LIKU LIKU     
      Kehidupan dunia dirancang Allah tidak selalu mulus, tidak musti sukses, tidak selamanya menyenangkan. Dengan demikian ada sukses ada gagal, ada kaya ada miskin, ada rugi ada untung, ada sehat ada sakit, ada bawahan ada atasan, ada yang pandai ada yang tidak, ada yang sholih ada yang dzolim.
DIRANCANG
Ini membuktikan bahwa Allah Maha Pandai merancang kehidupan, bayangkan jika semua manusia diciptakan sama sama sukses, sama kaya, sama pandai, bisa dibayangkan hidup akan mengalami kesulitan. Karena sama sama pandai berakibat tidak ada yang memimpin dan dipimpin, tidak ada atasan dan bawahan, tidak ada penjual nasi, tidak ada petugas kebersihan, tidak ada tukang parkir, tidak ada pembantu rumah tangga, tidak ada perawat, tidak ada sopir angkot, tidak ada abang beca, tidak ada penjual koran dan sebagainya, susah kan.
Demikian juga bila sama sama sehat, rumah sakit pada kosong, apotik pada bangkrut, para dokter, perawat, laboratorium kesehatan pada kehilangan lahan pekerjaan, termasuk mungkin fakultas kedokteran tutup. Bayangkan alangkah matinya kehidupan ini.
Demikian pula bila sama sama sholih, betapa lumpuhnya kehidupan, karena bapak polisi, satpam, sipir penjara, jaksa, hakim pada kehilangan mata pencaharian !.
        Subhaanaallah, dengan romantika ini kehipupan bisa berjalan dengan baik, semua lapisan bisa mendapat rizki menurut bidangnya masing.
 “ ( Kami jelaskan yang demikian itu ) agar kamu jangan berduka cita terhadap apa yang terlepas  dari kamu, dan agar kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri ”.  ( Q.S. Al Hadid 23 )
TERLAMPAU DUKA                                                                      Gagal merupakan hal biasa bagi yang faham, namun bagi yang tidak sangat berbahaya, karena kegagalan akan dihadapi dengan rasa kecewa yang sangat mendalam, bisa stress, gila atau mungkin bunuh diri, karena lupa bahwa pada hakekatnya itu merupakan ujian dari Yang Maha Kuasa.
           Maka disini perlunya selalu berpegang pada ajaran agama, sehingga kembali kepada peringatan Al Quran, dengan berpegang pada Al Quran jiwanya tak mudah goyang, karena sudah diperingatkan : ” Agar kamu jangan berduka cita terhadap apa yang terlepas dari kamu ... “.   
TERLAMPAU GEMBIRA
     Gembira adalah expressi seseorang ketika cita citanya berhasil, kegembiraan bisa bersifat negatif dan positif, negatif bisa berupa : Pesta pora dengan menghamburkan uang yang tak terarah, minum minuman keras, ke tempat tempat maksiat dan sebangsanya.
Dalam minggu ini misalnya, dikala para siswa lulus ujian, kita dikejutkan dengan adanya tingkah para siswa, saking gembiranya mereka melampiaskannya dengan cara berlebihan, dengan berkonvoi dijalan sehingga mengganggu para pemakai jalan. Yang sangat memprihatinkan di Sumenep ada siswi yang konvoi dengan bertelanjang dada, di Kediri ada yang sampai berkelahi dengan para sopir angkot, bahkan sampai ada yang konvoi dengan mengibarkan bendera merah putih yang di corang coreng, adapula yang konvoi sambil menenggak minuman keras.
Yang sangat memprihatinkan di koran Surya terbitan rabu 18 Mei 2011, pada halaman depan terpampang head line : “ Kelulusan SMA, Kondom Laris Manis ”, Siswa Ramai ramai Booking Vila, Innaa Lillahi wa innaa iaihi rooji’uun.
Begitu tragisnya akibat bila terlampau gembira tanpa didasari ajaran agama.
Pelampiasan yang bersifat positif sangat beda dengan yang negatif, yang bersifat positif : Tenang, aman, sederhana, tak hura hura, karena pandai mensyukuri nikmat yang diterimanya, sehingga terkesan baik dan indah.
Salah satu sekolah di Surabaya ( S.M.A. Muhammadiyah 1 Surabaya ), melaksanakan pengumuman kelulusan dengan cara mengajak para siswa menikmati alam ciptaan yang Maha Kuasa, kemudian diakhiri dengan menyampaikan hasil ujian, bagi yang lulus ditekankan agar melakukan sujud syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa yang telah memberi kemudahan dan kelancaran dalam melaksanakan ujian sehingga berakhir dengan kelulusan, dengan demikian pada siswa bertambah rasa keimanan dan tidak merepotkan fihak petugas keamanan dan pengguna jalan, nikmat memang bila ajaran agama dilaksanakan.
Namun sayangnya para siswa saat ini justru lebih cenderung memilih yang hura hura, sebenarnya masalah ini tergantung fihak sekolah dan orang tua, termasuk pula fihak yang berwajib untuk melarang konvoi di jalan, bukan tambah memberikan izin dan peluang, sehingga terkesan tidak mendidik dan menyerah pada keadaan.      
HIKMAH DIBALIK MUSHIBAH
         Suatu saat ada seorang jama’ah sebagai sopir mengadukan nasibnya : “ Ustadz mengapa mushibah selalu datang bertubi tubi menimpa saya, sehingga seakan saya kecewa terhadap nasib yang menimpa saya, seakan tak terima terhadap takdir Nya  ! “. Saya bertanya : “ Mushibah apa yang menimpa adik ? “. “ Setahun yang lalu isteri saya meninggal, dua tahun yang lalu putri saya yang sekolah di ‘Aliyah ( S.M.U. Islam ) meninggal dunia pula, sehingga berat rasanya beban saya ustadz “.
KAGET DAN HERAN
            “ Seharusnya adik bersyukur kepada Allah “, mendengar jawaban saya dia kaget dan heran, mungkin dalam hatinya heran dapat musibah kok bersyukur ?. saya bertanya : “ isterinya sakit apa ? “, “ Kencing manis ustadz “, Saya bertanya : “ Habis berapa opnamenya ? “, “ 28 juta rupiah ustadz “, jawabnya. “ Andaikan istrimu hidup engkau sanggup merawatnya ? “. Mendengar pertanyaan saya dia termangu, terpaku tak berkata sepatah katapun, seolah kebingungan.
            “ Dik itulah kebesaran Allah, adik disayang Allah diringankan beban hidupmu, demikian pula dengan kematian putrimu, mungkin barangkali kelak akan mengecewakanmu. Maka jangan kecewa dengan takdir Allah, hadapi dengan tabah, sabar dan tawakkal sambil terus berusaha, Insyaa Allah, Allah akan menghapus dosa, mengangkat derajat dan menambah kebaikan kepada adik dan tunggu hikmah dibaliknya, dan ingat Allah Maha Tahu rahasia hidup dan kehidupan “.

           Mendengar jawaban ini pada wajahnya nampak expressi, puas, lega dan berseri seri, karena faham terhadap Kebesaran Allah Yang Maha Rahman, Alhamdulillah.   



          KISAH TAULADAN
                    TERPUKUL MUNDUR DENGAN TABURAN PASIR
“ Diriwayatkan bahwa ketika berkecamuknya perang Hunain mulai memuncak, panglima pasukan islam, zaid bin Haritsah sudah tidak bisa mengontrol pasukanya lagi hingga pasukanya kocar kacir tidak teratur.              Pada puncak pertempuran, pasukan Islam ternyata tidak mampu membendung serangan musuh yang bertubi tubi sehingga banyak yang tewas. Melihat kejadian tersebut Rasulullah s.a.w. maju dan menghadang setiap  serangan yang datang sambil melindungi pasukan islam yang sudah kepayahan. Melihat pemimpinya dengan penuh semangat menghadang serangan, para sahabat menjadi lebih bersemangat lagi.
Semangat yang tadinya loyo menjadi makin meningkat melihat semangat sang pemimpin. Mereka pun kembali kompak melanjutkan pertempuran. 
Kata salamah bin akwa dalan mengisahkan peristiwa tersebut, yang diriwayatkan oleh imam Muslim “ Disaat yang mendebarkan di medan perang Hunain, Rasulullah s.a.w. tiba tiba turun dari keledainya kemudian mengambil segenggam pasir, dan ditaburkannya ke arah musuh yang besar jumlahnya. 
Kemudian Allah s.w.t. membantu beliau dengan menurunkan angin yang menerbangkannya kearah mata setiap musuh, sehingga tidak bisa melihat. Beliau menaburkan pasir sambil mengucapkan : ” Pasti pasti mereka akan kalah.  Demi tuhan yang menguasai ka’bah ”. Sambil beliau tetap tenang menangkis serangan musuh hingga tak satu pun senjata musuh yang berhasil melukai diri beliau. 
Sambil menangkis serangan, beliau berteriak membangkitkan semangat pasukannya ”, “ Aku adalah Nabi aku bukanlah pendusta, dan aku adalah putra ‘Abdul Muthalib ! ”.
        Seruan Rasulullah s.a.w. tidak sia sia karena ternyata semangat kaum muslimin menjadi berlipat ganda setelah mendengar suara Nabi s.a.w. Mereka berjuang dengan penuh semangat hingga dapat memukul mundur pasukan musuh. 
       Disamping berkat taburan pasir, kemenangan kaum muslimin dalam perang Hunain juga berkat semangat pasukan Muslimin dalam berjihad fi sabilillah yang mengagumkan “.
Perlu diketahui bahwa musuh Islam dalam perang Hunain dikenal sebagai ahli perang yang tak tertandingi. Jika Rasulullah s.a.w. tidak mengeluarkan mukjizatnya dengan taburan pasir, niscaya kekalahan berada di pihak kaum Muslimin. Berkat taburan pasir Rasulullah s.a.w. perlawanan musuh jadi mengendur dan kesempatan ini dimanfaatkan kaum Muslimin untuk menyerang balik dengan sengitnya.
       Berkat mukjizat Rasulullah s.a.w., akhirnya kekalahan dibabak pertama terobati dengan kemenangan gemilang di akhir peperangan. Allah Maha Besar yang senantiasa menolong setiap hamba yang berjuang di jalan Nya.
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar