Kamis, 14 Agustus 2014

MIMPI









M I M P I
OLEH   M. FARID ANWAR
" Dan berkatalah orang yang selamat diantara mereka berdua dan teringat (kepada Yusuf) sesudah beberapa waktu lamanya: "Aku akan memberitakan kepadamu tentang (orang yang pandai) menta'wilkan mimpi itu, Maka utuslah aku (kepadanya)." ( Q.S. Yusuf : 45 )
         Mimpi merupakan misteri, hingga kini belum terungkap secara pasti, bagaimana mungkin dan bisa terjadi, yang jelas datangnya ketika dalam keadaan tidur baik malam maupun siang hari.
    Pola mimpi beragam dan bervariasi, ada yang menyenangkan, menggembirakan, sedih, bahkan ada yang menyeramkan dan menakutkan sekali. Saking seramnya mimpi, sampai terbangunpun masih mempengaruhi, seolah benar benar terjadi.
         Sisi lain dari mimpi adalah segi ta'bir, ta'wil atau penafsiran, berbagai pendapat disampaikan. Ada yang meyakini bahwa mimpi merupakan perlambang, tanda, atau pesan adanya peristiwa yang bakal terjadi dimasa mendatang.
        Ada pula yang berpendapat paling enjoy, bahwa mimpi bunganya tidur, tidak perlu ditanggapi apalagi ditafsiri.
MIMPI BAIK DAN BURUK
          Alhamdulillah ditengah kebingungan dan ketidak pastian, Nabi s.a.w. memberikan penjelasan secara rinci dan gamblang.
Dari Abu Qatadah r.a. katanya bersabda : " Mimpi yang baik datang dari Allah dan mimpi buruk datang dari setan. Maka bila kamu bermimpi buruk, meludahlah ke kiri tiga kali, kemudian berlindung kepada Allah dari bahaya kejahatannya, niscaya dia tidak membahayaka ". ( H.R. Muslim )
       Mimpi ada dua : dari Allah dan setan, dari Allah biasanya dikemudian hari akan terjadi. Mimpi buruk biasanya tidak enak dan menakutkan, agar tidak terus mencekam, maka ketika bangun hendaklah meludah kesebelah kiri, dilanjutkan dengan membaca ta'awudz ( A'uudzu billaahi minasysyaithoonirrojiim : Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk ). Nabi s.a.w. menambahkan, selain meludah kekiri tiga kali, berlindung kepada Allah tiga kali, juga merubah posisi. Tanpa perlu membalik bantal, karena  bukan tuntunan !.  
 Dari Jabir r.a. dari Rasulullah saw. sabdanya : " Apabila salah seorang kamu bermimpi dengan mimpi yang tidak disenanginya, maka hendaklah dia meludah ke kiri tiga kali, kemudian berlindung kepada Allah dari gangguan setan tiga kali, sesudah itu merubah posisi tidur dari posisinya semula ". ( H.R. Muslim )
  Dalam mimpi buruk Nabi memberikan tuntunan, agar tidak menceritakan kecuali kepada orang terdekat, orang kepercayaan. Hikmahnya agar tidak tersebar hal buruk yang tak menyenangkan, yang dapat menimbulkan fitnah yang tak diinginkan.
Dari Abu Qatadah r.a. dari Rasulullah saw. sabdanya : " Mimpi yang baik datang dari Allah, dan mimpi yang buruk dari setan. Maka siapa bermimpi yang dibencinya, hendaklah dia meludah kekiri, kemudian berlindung kepada Allah dari kejahatan setan, niscaya tidak akan membahayakannya. Dan jangan menceritakan mimpi itu kepada siapa pun. Maka siapa bermimpi dengan mimpi yang buruk, bergembiralah dan jangan mencerita ceritakannya kecuali kepada orang yang dikasihi ".   ( H.R. Muslim )
       Disini hikmah melaksanakan tuntunan, hati tak kepikiran karena mimpi jeleknya yang mencekam dan menakutkan, karena telah diperlindungkan dari kejahatan setan. Tetaplah optimis,  bergembiralah jangan difikirkan. 
MIMPI SEBAGIAN DARI 45 MACAM NUBUWWAH
         Mimpi bisa merupakan isyarat sebenarnya, Nabi s.a.w. menambahkan mimpi orang muslim diahir zaman, mendekati nubuwwah, artinya mimpinya membuahkan kenyataan. Beliau juga menambahkan bahwa mimpi tidak hanya dari Allah dan setan, tapi juga dari angan angan atau khayalan.   
Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi saw. sabdanya : " Apabila hari kiamat telah dekat, jarang mimpi seorang muslim yang tidak benar. Dan mimpi seorang muslim adalah sebagian dari 45 macam nubuwwah (wahyu). Mimpi itu ada tiga macam : (1) Mimpi yang baik adalah kabar suka dari Allah. (2) Mimpi yang menakutkan atau menyedihkan, datangnya dari setan. (3) Dan mimpi yang timbul karena ilusi angan-angan, atau khayal seseorang. Maka karena itu, jika kamu bermimpi yang tidak kamu senangi, bangunlah, kemudian shalat, dan jangan menceritakannya kepada orang lain ".  ( H.R. Muslim )                               
TA'WIL MIMPI DARI SAHABAT
Dari Ibnu 'Abbas r.a. katanya : " Seorang laki laki mendatangi Rasulullah saw. lalu dia berkata : " Ya, Rasulullah ! Semalam aku bermimpi dalam tidurku melihat setumpuk awan meneteskan minyak samin dan madu. Dan kulihat orang banyak menadahkan telapak tangan mereka. Ada yang mendapat banyak dan ada sedikit. Kemudian kulihat seutas tali terulur dari langit ke bumi. Kulihat Anda berpegang dengan tali itu, lalu anda naik. Kemudian seorang laki laki memegang itu lalu dia naik pula mengikuti Anda. Kemudian seorang laki laki yang lain lagi, tetapi tali itu putus. Setelah tali disambungkannya, maka dia naik terus naik ". Kata Abu Bakar : "  Ya, Rasulullah ! Kumohon kepada Anda, berilah aku kesempatan menta'birkan mimpi itu." Jawab Rasulullah s.a.w.,"  Silahkan anda menta'birnya ". Kata Abu Bakar, " Setumpuk awan artinya agama Islam. Adapun minyak samin dan madu yang menetes ialah kitab Al Qur'an, manis dan lembut. Adapun Al Qur'an yang ditadah orang, ada yang memperoleh banyak dan ada yang sedikit. Sedangkan tali yang terulur dari langit ke bumi, itulah kebenaran yang Anda bawa, lalu Anda ditinggikan Allah karenanya. Kemudian tali itu dipegang orang sesudah Allah, maka dia ditinggikan Allah pula. Kemudian orang yang sesudah itu. Kemudian orang yang sesudah itu, sayang tali putus, tetapi dapat disambungnya kembali dan dia pun ditinggikan Allah. Maka tunjukkanlah kepadaku, ya Rasulullah, apakah ta'birku itu betul atau salah ?" Jawab Rasulullah saw., " Sebagian betul dan sebagian salah." Tanya Abu Bakar, " Demi Allah ! Tunjukkanlah mana yang salah ?" Jawab Rasulullah s.a.w. : " Jangan bersumpah !". (H.R. Muslim )
           Dari riwayat tersebut jelas menta'wil mimpi diperbolehkan, namun ta'wil sahabat rupanya ada yang benar ada yang salah, memang tak mudah dalam menta'wil perlu ilmu dan ketajaman. 
NABI S.A.W. MENTA'WIL MIMPI 
         Dari Anas bin Malik r.a. katanya Rasulullah s.a.w. bersabda : " Semalam aku bermimpi sebagaimana lazimnya orang bermimpi. Rasanya kami seperti berada di rumah 'Uqbah bin Rafi', lalu kami diberi orang sejenis kurma yang disebutnya Kurma Ibnu Thab. Maka kutakwilkan arti mimpi itu, ialah bahwa kita akan mendapat kemuliaan di dunia dan di akhirat, dan bahwa agama kita sesungguhnya agama yang benar ".  ( H.R. Muslim )
 TA'WIL MIMPI DARI ALQURAN
               Yusuf adalah Nabi yang diberi anugerah pandai menta'wil mimpi, suatu saat raja membutuhkan seseorang yang dapat menta'wil mimpi yang dialaminya, maka seorang pelayan kerajaan yang tahu akan kepiawaian Nabi Yusuf menanyakan makna mimpi raja. 
                 " (Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf dia berseru) : "Yusuf, hai orang yang amat dipercaya, terangkanlah kepada Kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus kurus, dan tujuh bulir (gandum) yang hijau, dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang orang itu, agar mereka mengetahuinya". " Yusuf berkata : "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; Maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan "." Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (paceklik), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan." kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan dimasa itu mereka memeras anggur ". ( Q.S. Yusuf 46 – 49 )
          Ahirnya ta'wil Nabi Yusuf menjadi kenyataan, bahkan beliau diangkat menjadi pimpinan.
         Nabi Ibrahim a.s. juga pernah bermimpi yang merupakan wahyu untuk dilaksanakan.
       " Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama sama Ibrahim, Ibrahim berkata : " Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu ! ", dia menjawab : " Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang orang yang sabar ". Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). Dan Kami panggillah dia : " Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang orang yang berbuat baik ".( Q.S. Ash Shaafat  102 – 105 )
MIMPI MELIHAT NABI S.A.W.
         Dari Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah saw. bersabda : " Siapa bermimpi melihatku dalam tidurnya, maka sesungguhnya dia benar benar melihatku, karena setan tidak sanggup mengubah bentuknya seperti bentukku ".  ( H.R. Muslim )
KESIMPULAN
                  Mimpi ada tiga kemungkinan, dari Allah, dari setan dan dari angan angan. Ada yang bisa menta'wil, ada yang tidak. Bila mimpi laksanakan saja sesuai tuntunan, jangan terlampau berharap akan ta'wil yang memang tidak mudah untuk menjabarkan.   





KISAH TAULADAN
KEMBALI KE PEKERJAAN
        Karena mendapat laporan, Khalifah al Ma'mun memanggil Ahmad bin Urwah untuk menghadap kepadanya di Baghdad setelah diberhentikan dari jabatan Gubernur wilayah Ahwaz. Dia menjelaskan alasan pemberhentiannya : " Engkau menghancurkan negeri itu dan menindas rakyat. Sungguh aku harus melakukan sesuatu dan mengambil tindakan terhadapmu ! ".
       Mengakui bersalah dan menyesali perbuatannya, Ahmad bin Urwah menjawab : " Wahai Amirul Mu'minin, perlakukan apa kiranya yang engkau harapkan dari Allah jika engkau berdiri di hadapan-Nya sementara engkau telah mengakui dan gelisah dengan dosa dosa yang engkau lakukan ?".                 Khalifah Al Ma'mun menjawab : " Tentu aku mengharapkan maaf dan ampunan Nya ! ". Jawaban Khalifah membuat Ahmad bin Urwah berpeluang untuk diperlakukan dengan baik, lalu ia berkata lagi : " Kalau begitu, lakukanlah terhadap abdimu, sebagaimana halnya perlakukan yang engkau harapkan dari Allah terhadap engkau ! ".
   Al Ma'mun menyadari bahwa sifat sifat agung Allah dan asma' al-husna Nya diperkenalkan kepada manusia melalui Al Qur'an agar diserap dan diaplikasikan dalam kehidupan agar menjadi keyakinan, sikap dan perilaku.
     Memberi maaf saat mampu menjatuhkan hukuman kepada orang yang mengaku bersalah dan berjanji tidak mengulangi kesalahan lagi, adalah satu pertanda orang yang bijak. Lalu Khalifah memutuskan untuk mengembalikan jabatannya seraya berkata : " Sekarang kembalilah ke pekerjaamu  ! ". 
       Demikian bijak keputusan kholifah yang mau memperhatikan saran dan peringatan bawahannya, Subhaanallah.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar