NIKMATNYA TAWAKKAL
“ jika
Allah menolong kamu, maka
tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu,
jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah
gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu?, karena itu
hendaklah kepada Allah saja orang orang mukmin
bertawakkal “. (
Q.S. Ali Imran 160 )
Pada
hakekatnya dalam kehidupan yang ada hanya dua hal, yakni “ Khaliq ( Pencipta ) “ dan “
makhluq ( yang dicipta ) “.
Sang Khaliq adalah Allah, yang Esa adanya, yang
Hidup, bersifat Memelihara ciptaan Nya, tidak pernah Lalai, Maha Kuasa,
Kekuasaan Nya sangat mutlak.
Kekuasaannya
dinyatakan secara mutlak pada ayat diatas : “ jika Allah menolong
kamu, maka
tidak ada
orang yang dapat mengalahkan kamu,
jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah
gerangan yang dapat menolong kamu (selain) Allah “.
Kepada Dzat yang demikian
inilah seharusnya seorang mukmin bertawakkal ( pasrah ), pasrah dalam arti : “
setelah segala urusan diusahakan, kemudian keputusannya dipasrahkan sepenuhnya
kepada Allah, bukan kepada yang lain “.
DZAT YANG HIDUP
Allah adalah Dzat Maha
Pencipta yang hidup kekal selamanya ( tidak akan mati ), maka hanya kepada
Nyalah seharusnya seorang mukmin harus bertawakkal. Bukan kepada makhluq
ciptaan Nya yang bersifat lemah dan tidak kekal.
“ Dan
bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan
bertasbihlah dengan memuji Nya, dan cukuplah Dia
Maha mengetahui dosa dosa
hamba hamba Nya “. ( Q.S. Al Furqan 58 )
PEMELIHARA
Disamping Mencipta Allah
pasti Memelihara juga ciptaan Nya, maka kepada Yang Maha Memelihara inilah
seorang hamba seharusnya bertawakkal kepada Nya.
“ Dan bertawakkallah kepada Allah
dan cukuplah Allah sebagai Pemelihara “. (
Q.S. Al Ahzab 3 )
DICUKUPI
Bagi yang
bersikap tawakkal kepada Allah, maka keperluannya akan dicukupi oleh Allah,
akankah pernyataan Allah ini masih kurang mantap, sehingga masih mencari
pemasrahan kepada makhluknya : ramalan tukang ramal, pakai azimat dll ?.
“ Dan memberinya rizki dari arah yang
tiada disangka sangkanya.
Dan barangsiapa yang
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya
Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki) Nya. Sesungguhnya
Allah telah mengadakan
ketentuan bagi tiap tiap
sesuatu “. ( Q.S. At Thalaq 3 )
Guna
menjelaskan tentang cara Allah mencukupi bagi yang bertawakkal kepada Allah,
Nabi s.a.w. menggambarkan dalam hadits dibawah ini :
Dari Umar r.a. berkata : “ Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : “
Seandainya kamu sekalian benar benar tawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan
memberi rizki kepadamu sebagaimana Dia memberi rizki kepada burung, dimana
burung itu keluar pada waktu pagi dengan perut kosong dan pada waktu sore ia
kembali dengan perut kenyang “. ( H.R. At turmudzy )
SEBAIK
BAIK PELINDUNG
Berkat
ketawakkalan Nabi Ibrahim a.s. ketika beliau dilemparkan oleh raja Namrud
kedalam tungku api pembakaran yang begitu besar, beliau hanya memasrahkan diri
kepada Allah Yang Maha Penolong dengan mengucapkan kalimat : hasbunalloh wani'mal wakiil
Kalimat ini dibaca pula oleh Nabi s.a.w. ketika orang
orang Quraisy berkumpul untuk menyerang kaum Muslimin.
Dari Ibnu Abbas r.a. dia berkata : “ Hasbunallah wani’mal
wakiil ( Cukuplah
Allah menjadi penolong kami
dan Allah adalah sebaik baik Pelindung ) “, karena kalimat itu adalah kalimat yang dibaca oleh
nabi Ibrahim a.s. ketika dilempar kedalam api ( oleh raja Namrud ), dan juga
dibaca oleh Nabi Muhammad s.a.w. ketika orang orang kafir mengatakan : “
Sesungguhnya orang orang Quraisy telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang
kamu, oleh karena itu takutlah kamu sekalian kepada mereka “ ( Q.S. Ali Imran
173 ), akan tetapi perkataan itu bahkan menambah keimanan mereka serta mereka
mengucapkan : “ Hasbunallahu wani’mal wakiil ". ( H.R. Bukhari )
KETAWAKKALAN RASULULLAH
KETAWAKKALAN RASULULLAH
Begitu pasrahnya Rasulullah
s.a.w. kepada Allah, sehingga ketika sedang tidur di bawah pohon, tiba tiba
datang orang kafir menghunuskan pedang kepada beliau, ketika pedang dihunus
dihadapan beliau, orang tersebut bertanya : “ Siapakah yang dapat mencegah kamu
dari seranganku ini ? “. Nabi menjawab dengan tenang : “ Allah “. Begitu tegar
dan tenangnya beliau menjawab, karena beliau yakin hanya Allah yang bisa
memberi pertolongan, sehingga pedang orang tersebut terjatuh.
Dari Jabir r.a. bahwasanya dia bersama berperang bersama
Nabi s.a.w. menuju ke arah Najd, ketika Rasulullah s.a.w. kembali maka kamipun
ikut kembali, kemudian tiba tiba kami terkantuk pada sebuah lembah yang banyak
pohon berduri, kemudian Rasulullah s.a.w. turun dan mencari cari sahabatnya
guna berteduh dibawah pohon dan beliau sendiri juga juga berteduh dibawah pohon
serta menggantungkan pedangnya. Kami semua tertidur, kemudian tiba tiba
Rasulullah s.a.w. memanggil kami sedang didekat beliau ada seorang Badui,
kemudian beliau bersabda : “ Sesungguhnya orang ini telah menghunusku sewaktu saya tidur, kemudian saya bangun
sedangkan pedang itu terhunus ditangannya kemudian orang itu berkata : “
Siapakah yang dapat mencegah kamu dari seranganku ini ? “. Saya menjawab : “
Allah ! “ tiga kali, kemudian beliau tidak bertindak apa apa dan langsung duduk
“. (H.R.Bukhari Muslim )
Dalam
hadits yang diriwayatkan oleh Abu Bakar Al Isma’illy di dalam shohihnya
dikatakan : “........Beliau menjawab : “ Allah “, maka jatuhlah pedang itu,
dari tangannya kemudian Rasulullah s.a.w. mengambil pedang itu seraya bertanya
: “ Siapakah yang dapat mencegah kamu dari seranganku ini ? “. Dia menjawab : “
Jadilah engkau sebaik baik orang yang memegang pedang “. Beliau bersabda : “
Kamu hendaknya menyaksikan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwasanya
saya adalah utusan Allah “. Dia menjawab : “ Tidak, tetapi saya berjanji tidak
akan memerangi kamu dan saya tidak akan berkomplot dengan orang orang yang
memerangi kamu .......“.
DIJAUHKAN DARI
SETAN
Diantara tuntunan dalam
bertawakkal, hendaknya ketika keluar rumah membaca do’a seperti yang diajarkan
Rasulullah s.a.w. dibawah ini :
Dari Anas r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda : “
Barang siapa yang waktu keluar dari rumahnya membaca : “ Bismillaahi tawakkaltu
‘alallaah walaa haula walaa quwwata illaa billaah ( dengan menyebut nama Allah
saya pasrah kepada Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan
Allah ),maka dikatakan kepadanya : “ Kamu telah mendapat petunjuk, kamu telah
dijamin, kamu dipelihara dan dijauhkan dari setan ) “. ( H.R. Abu Dawud, At
Turmudzy, An Nasai )
Demikian besar manfaat membaca
do’a keluar rumah tersebut, karena akan diberikan empat manfaat : mendapat petunjuk, dijamin, dipelihara dan
dijauhkan dari setan, demikian beruntungnya bagi yang selalu mengamalkan
tuntunannya.
TAWAKKAL
KEPADA ALLAH
Sebagai seorang mukmin sikap tawakkal hendaknya ditanamkan
secara kokoh agar jiwa semakin mantap dan tidak goyah, dan tidak terjerumus
kedalam kemusyrikan.
MENGAMBIL
MENANTU ANAK PENJUAL SUSU
Di tengah
malam ketika khalifah Umar r.a. sedang melakukan perjalanan berkeliling kota
Madinah sebagaimana kebiasaannya, guna memantau secara langsung keadaan rakyatnya,
tiba tiba terdengar suara cukup menarik perhatiaannya, kemudian dia mendekati
sebuah tembok rumah. Dari balik tembok dia mendengar suara seorang wanita
sedang berbicara dengan anak perempuannya : “ Wahai anakku campurilah susu susu
yang akan engkau jual itu dengan air ! “.
Anak
wanita tersebut menjawab : “ Wahai ibuku bukankah Amirul Mukminin Umar bin
Khtaththab r.a. telah melarang hal itu “. Ibunya masih mencoba meyakinkan
anaknya sambil berkata : “ Wahai anakku campurilah susu itu dengan air,
sesungguhnya Umar tidak akan tahu “. Si anak menjawab : “ Wahai ibuku jika Umar
tidak tahu bukankankah Tuhannya Umar pasti tahu ! “.
Mendengar ucapan
anak perempuan tersebut Umar takjub, maka Umar memerintahkan Aslam yang
menemaninya untuk memberi tanda pada pintunya.
Pada keesokan
harinya Umar r.a. mengutus pembantunya ( Aslam ) untuk mendatangi rumah
tersebut guna melihat siapa yang berbicara semalam, adakah perempuan yang
berdialog dengan ibunya sudah bersuami.
Dengan sigap
Aslampun datang membawa khabar bahwa kedua orang yang bercakap semalam adalah
ibu dan putrinya yang belum menikah.
Kemudian
Umar r.a. memanggil seluruh anak anaknya dan menceritakan kejadian tersebut,
sambil berkata : “ Apakah kalian ingin menikahi seorang wanita ?, jika bapakmu
masih kuat menikah lagi, maka tidak ada seorangpun yang mendahuluiku untuk
mendapatkan wanita itu “. Abdullah kemudian berkata : “ Aku sudah punya istri
“, Abdur Rahman juga berkata : “ Aku juga sudah punya istri “, adapun Ashim
berkata dengan tulusnya : “ Wahai bapakku aku belum mempunyai istri, nikahkan
aku dengan wanita itu ! “.
Kemudian
Umar r.a. memerintah Aslam untuk menyampaikan maksud Ashim. Akhirnya terjadilah
perkawinan antara Ashim dengan anak penjual susu. Dari perkawinan tersebut
lahirlah bayi perempuan ( Cucu Umar ) yang kemudian melahirkan Umar bin Abdul
Aziz rahimakumullah ( buyut Umar r.a. ), pemimpin yang dikenal bijak dan adil
dari Bani Marwan, merupakan khalifah kelima dari khulafa urrasyidin.
Demikian
mulia sikap Khalifah Umar, walau seorang khalifah namun tidak memandang status,
beliau lebih mengutamakan akhlak dalam memilih menantu bukan status, sehingga
membuahkan keturunan seorang khalifah yang cukup dikenal bijak, alim dan berakhlak
mulia, sehingga bermanfaat bagi rakyat yang dipimpinnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar