Selasa, 12 Agustus 2014

PERSAUDARAAN MUSLIM







PERSAUDARAAN MUSLIM
OLEH : M.FARID ANWAR
Sesungguhnya orang orang mukmin itu bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat. ( QS. Al Hujurat 10 )
        Persaudaraan ( ukhuwwah ) sesama muslim sangat ditekankan dalam agama Islam, dengan persaudaraan akan tercipta persatuan, dengan persatuan akan tercipta kekuatan, bahkan Nabi s.a.w. menggambarkan bagai kokohnya bangunan.
Abu Musa r.a. berkata : Bersabda Rasulullah s.a.w. : " Seorang mu'min sesama mu'min bagaikan satu bangunan yang kokoh, masing masing bagian saling mengokohkan ". Dan Beliau s.a.w. merekatkan jari jari tangannya.  ( HR. Bukhari Muslim )
Guna tercapainya persaudaraan, maka ada tiga hal yang perlu diciptakan :           
1. Saling mencintai dan mengasihi, 2. Saling menolong, 3. Menciptakan perdamaian.
SALING MENCINTAI DAN MENGASIHI

Setiap pribadi muslim diperintahkan mencintai dan mengasihi sesama saudara muslim semata mata karena Allah, bukan karena harta, jabatan, dll. Berbagai motif orang mencintai, ada yang karena kekayaan artinya ketika jaya dia mendekat rapat, namun ketika jatuh melarat persahabatan jadi kendur bahkan tak mau menyapa apalagi melihat.
Ada yang karena jabatan, ketika kawannya pegang tampuk kepemimpinan dia sok akrab bagai bagai perangko, namun ketika tak punya jabatan dijauhi karena tidak ada gunanya lagi baginya.
Itulah model model cinta bila tidak karena Allah, bersifat semu, tidak kekal. Persahabatnnya hanya bersifat sementara, karena berdasar dunia semata. Maka sifat kasih sayang dan lemah lembut sangat disukai Allah.
“ Sesungguhnya Allah sangat berbelas kasihan dan suka kasih sayang lemah lembut dalam segala hal “. ( H.R. Bukhari Muslim )
  AHLI SYURGA
Bahkan orang yang bersikap kasih sayang dan lemah lembut akan digolongkan sebagai ahli syurga.
“ Ahli surga ada tiga golongan, 1. Penguasa yang berlaku adil, 2. Orang yang kasih sayang dan berhati lembut terhadap keluarga sendiri dan 3. Orang muslim yang sangat menerima dan menjauhkan diri dari pada harta yang haram dan  mempunyai tanggungan yang wajib ia nafkahi “. ( H.R. Muslim )
DILINDUNGI
  Bahkan ketika pada hari kiamat akan mendapat perlindungan, begitu besar penghargaan Allah kepada orang orang yang punya rasa belas kasih dan sayang.
“ Pada hari kiamat Allah akan berfirman : Dimanakah orang kasih sayang karena keagunganKu, sekarang Aku lindungi mereka dibawah lindunganKu pada saat ini, di saat saat tidak ada perlindungan kecuali lindunganku “. ( H.R. Muslim )
SALING MENOLONG
Sifat egois sangat tidak terpuji, maka agama mengajarkan untuk menjauhi, dengan cara menumbuhkan  sikap suka menolong. Seorang muslim tidak dibenarkan membiarkan saudaranya     sesama muslim berada dalam kesulitan, hendaknya ia berusaha untuk ikut meringankan beban kesulitan yang dialami saudaranya menurut kemampuan. Bisa dengan nasehat, tenaga, harta, atau dengan sumbangan pemikiran. 
Bukankah banyak kasus terjadi, akibat kemiskinan sehingga banyak umat Islam pada pindah agama gara gara dibantu fihak non Muslim, sayang kan ?.
" Bertolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa dan jangan tolong menolong dalam dalam perbuatan dosa dan permusuhan "   ( QS. Al Maidah 2 )
           Dalam hal dzalim mendzalimipun ada peluang untuk menolong, yakni dengan cara melarang atau mencegahnya, dalam hal ini memang agak berat melakukannya, sangat dibutuhkan diplomasi yang halus dan jitu caranya, dengan pendekatan yang halus tanpa menyinggung perasaannya.        " Tolonglah saudaramu yang mendzalimi atau didzalimi ", seorang sahabat bertanya : " Hai Rasulullah saya menolongnya bila ia disakiti, bagaimana pendapatmu jika ia yang mendzalimi, bagaimana cara menolongnya ? ". Beliau menjawab : " Kau cegah ia dari perbuatan dzalimnya, itu berarti kau telah menolongnya ".  ( H.R. Bukhari )   
        MENDAMAIKAN
         Dalam pergaulan silang pendapat biasa terjadi, biang penyebabnya bisa karena beda usia, latar belakang pendidikan, lingkup pergaulan atau tingkat emosi yang mendominasi. 
         Agaknya perbedaan pendapat memang mungkin sulit dielakkan, namun perdamaian harus tetap diciptakan !, ibarat api dalam sekam, dipermukaan seolah nampak dingin dan aman, namun dibagian dalam membara dan akan terus membakar kepermukaan. Sangat membahayakan !, akankah ini terus dibiarkan yang menunjukkan rapuhnya iman, sayang dan sangat memalukan !. 
                Perhatikan firman Allah pada ayat pembuka diatas : "...karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat ".
                Kadang kadang karena kurang memahami ajaran Islam secara kaffah, lantaran karena hutang atau harga diri sampai berlanjut ke pembunuhan, padahal betapa besar resiko membunuh manusia, karena disisi Allah nilai nyawa manusia begitu berharga !.   
" Barang siapa membunuh seorang manusia, bukan karena ia ( membunuh ) orang lain atau membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan akan ia telah membunuh manusia seluruhnya, dan barang siapa  memelihara kehidupan manusia maka seolah olah ia telah memelihara kehidupan manusia seluruhnya".  ( Q.S. Al Maidah 32  )    
Oleh karena itu agar rahmat Allah tetap tercurah maka usahakan perdamaian tetap tercipta !.                                                                       FIGUR MUSLIM        
Dengan demikian seorang muslim adalah sosok yang taat, keberadaannya selalu membuat nikmat, artinya dapat menciptakan lingkungan jadi sehat, karena prilakunya selalu bermanfaat, bukan sebagai penghianat yang selalu membuat resah masyarakat.
Rasulullah s.a.w. bersabda :
" Seorang muslim ialah orang yang menyelamatkan orang muslim lainnya, dari gangguan lidah dan tangannya, dan orang yang hijrah ( pindah ) ialah orang yang hijrah dari hal yang dilarang oleh Allah ". (  HR. Bukhari dan Muslim )   
Sesempurna sempurna orang mu’min imannya, ialah yag terbaik budi pekertinya. Dan sebaik-baiknya kamu ialah yang terbaik pergaulannya terhadap isterinya ". ( H.R. Turmudzi )
                                                            
                                  
                                                KISAH TAULADAN
                   MENGERAHKAN 12000 PASUKAN DEMI SEORANG BUDAK
               Al mu'tashim Billah putera khalifah Harun Arrasyid adalah seorang khalifah Bani Abbasiyah yang memerintah pada 833-842 M, dikenal ahli dalam strategi perang dan sikap adilnya. 
          Suatu saat seorang laki laki datang melapor kepadanya bahwa di Amuria ( wilayah Romawi, dulu Turki ), ada seorang budak wanita disiksa  majikannya seorang Romawi, sambil meronta dan memanggil nama  Al Mu'tashim. Setelah mendengar laporan ia berkata: " Baik aku mendengar dan menyambut panggilanmu wahai perempuan teraniaya ".
      Kemudian dia mengerahkan 12000 pasukan dan langsung memimpinnya, namun setelah mengepung sekian lama tidak berhasil.           Suatu malam Al Mu'tashim berkeliling memantau keadaan pasukannya, disalah satu kemah terlihatlah seorang laki laki sedang menunggu budaknya membuat tapal kuda, seraya menempa dia melampiaskan kekesalannya sambil berceloteh tentang kelemahan Khalifah yang dianggapnya kurang piawai dalam  strategi perangnya, sebenarnya Amuria dapat ditaklukkan dalam waktu singkat.
                Ahirnya khalifah memanggil budak, dengan tetap merahasiakan jati dirinya, ia bertanya tentang strategi apa yang paling tepat dilakukannya, sang budak dengan tandas dan gamblang memaparkannya, bahkan ia sanggup melaksanakannya bila diminta untuk memimpinnya. 
        Khalifah ahirnya membuka kedok jati dirinya dan langsung mengangkatnya sebagai pimpinan pasukan, ahirnya Amuria dapat ditaklukkan dalam tempo singkat.
                Kemudian Khalifah mencari laki laki yang menceritakan perihal budak wanita yang dianiaya, setelah berjumpa dengan  si budak, Khalifah berkata : " Wahai budak, apakah Al Mu'tashim telah menjawab panggilanmu ? ". Wanita tersebut seolah tak percaya bahwa Khalifah sudah hadlir dihadapannya, yang pernah dipanggilnya ketika ia sedang disiksa majikannya dari jarak 1000 mil jauhnya. 
            Atas kedzalimannya simajikan diputuskan menjadi tawanan, dan statusnya berubah menjadi budak wanita yang pernah disiksanya, termasuk hartanya menjadi hak si wanita.
                Begitulah ketauladanan pimpinan yang sangat mencintai dan dicintai rakyatnya, selalu menjaga dan mengamalkan persaudaraan muslim : saling mencintai, mengasihi, menghormati dan saling menolong , tanpa membedakan statusnya, karena sekat yang membedakan pada hakekatnya  hanyalah kwalitas taqwanya kepada Allah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar