PEMIMPIN YANG ADIL
OLEH
:H.M. FARID ANWAR
“ Sesungguhnya
Allah memerintah ( kamu ) berlaku adil dan
berbuat kebaikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu
agar kamu dapat mengambil pelajaran “.
( Q.S. An
Nahl 90 )
Menjelang pergantian kepemimpinan,
suasana kota dan pedesaan pada semarak dipenuhi berbagai macam poster, spanduk
dan iklan, yang memuat gambar para kontestan lengkap dengan semboyan yang
menjanjikan.
Rakyat pasti akan memilih pimpinan
yang dianggap paling menjanjikan, namun akankah janji para kontestan bisa
dibuktikan ?.
MOTIF
Berbagai motif para kontestan mencalonkan
diri, ada yang mencalonkan demi mengejar gengsi, demi mengejar materi, ada yang
benar benar ingin mengubah nasib rakyat yang dipimpinnya agar lebih baik dan sejahtera.
Dari motif inilah akan tercermin
pola kepemimpinan, bila karena gengsi dan harta, jelas rakyat akan jadi korban
dan menderita. Namun bila didasari niat ibadah dengan tujuan mengubah nasib
rakyat agar lebih baik dan sejahtera, maka jelas roda kepemimpinan akan
berjalan baik, aman dan barokah.
DUNIA AKHERAT
Dalam hal
kepemimpinan pada umumnya orang hanya memandang dari satu sisi yakni sisi
keduniaan, sedang sisi akherat di nomor duakan.
Sangat
beda dengan yang mengawalinya dari sisi akherat, sehingga pola kepemimpinannya
sangat hati hati dan bertanggung jawab, karena hawatir dengan pertanggung
jawaban kelak ketika bangkit di hari qiamat. Bukankah kepemimpinan merupakan
amanah yang akan diminta pertanggung jawaban kelak di akherat ?.
AKAN
DITANYA
Dari Ibnu
Umar r.a. berkata : “ Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Kamu semua
adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya.
Penguasa adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban tentang
kepemimpinannya...”. ( H.R. Bukhari Muslim )
Pemimpin yang mendasari pola kepemimpinannya dengan kaca mata akherat,
jelas akan berhati hati dalam memimpin rakyatnya, karena khawatir akan beratnya
pertaggung jawabannya kelak.
PEMIMPIN
TERBAIK
Kepemimpinan
tak hanya menyangkut bidang fisik saja, namun juga bidang psikis ( batin ), ciri
pemimpin yang baik telah disampaikan Rasulullah s.a.w. :
1.Mencintai
dan dicintai rakyat. 2. Memohon rahmat buat rakyatnya demikian pula rakyat
memohonkan rahmat buat pimpinannya.
Kenyataan
ini akan terjadi bila pemimpin selalu berfihak pada rakyat, memikirkan kepentingan dan kebutuhan
rakyatnya, sehingga dalam hati rakyat akan timbul rasa kasih sayang kepada
pemimpinnya, berakibat rakyat dengan tulusnya akan berdo’a untuk pemimpinnya.
Sebaliknya pemimpin yang jelek, adalah yang saling membenci dan dikutuk
rakyatnya. Dari ‘Auf bin Malik r.a. berkata : “ Saya mendengar
Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Pemimpin pemimpin yang terbaik adalah mereka
yang kamu cintai, dan mereka mencintaimu, kamu senantiasa memohonkan rahmat
buat mereka, dan mereka senantiasa memohonkan rahmat buat kamu. Pemimpin
pemimpin yang terjahat adalah mereka yang kamu benci dan mereka membencimu,
kamu mengutuk mereka dan mereka mengutukmu “. Kami bertanya : “ Wahai
Rasulullah apakah tidak kita pecat saja mereka itu ! “, beliau menjawab : “
Jangan selama mereka masih mau menjalankan sholat bersama sama dengan kamu “. ( H.R. Muslim )
PENGHUNI SYURGA
Begitu berat dan besar resiko
memimpin rakyat, namun bila kepemimpinannya dilandasi sikap adil sehingga
disukai rakyat, maka akan dianugerahi syurga.
Dari Iyadl bin Himar r.a. berkata : “ Saya mendengar
Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Penghuni syurga itu terdiri dari tiga kelompok
yaitu : Penguasa yang yang adil dan disukai, orang yang mempunyai sifat kasih
sayang dan lunak hati kepada setiap sanak keluarga dan setiap muslim, dan orang
miskin yang menjaga kehormatan dirinya sedangkan dia mempunyai keluarga “. ( H.R. Muslim )
MIMBAR CAHAYA
Tidak
hanya dianugerahi syurga saja, bahkan diberi kelebihan dengan mimbar dari
cahaya, begitu luar biasa penghargaan Allah kepada para pimpinan yang adil.
Dari ‘Abdullah bin Amr bin al ‘Ash r.a.
berkata : “ Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Sesungguhnya orang orang yang
berlaku adil itu nanti di sisi Allah berada di atas mimbar dari cahaya. Mereka
itu adalah orang orang yang melaksanakan keadilan dalam memberikan hukum kepada
keluarga mereka dan rakyat yang mereka perintah “. ( H.R. Muslim )
HARAM MASUK SYURGA
Sebaliknya
pemimpin yang tidak melaksanakan kepemimpinannya dengan baik, suka menipu
rakyat, maka Allah akan mengharamkan masuk kedalam syurga.
Dari Abu Ya’la Ma’qil bin Yasar r.a berkata : “ Saya mendengar
Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Tiada seorang hamba yang diberi kepercayaan oleh
Allah untuk memimpin rakyat, kemudian ketika ia mati masih menipu rakyatnya,
melainkan Allah mengharamkan Syurga baginya “. ( H.R. Bukhari Muslim )
DO’A NABI S.A.W.
Begitu
hinanya pemimpin yang suka mempersulit urusan, sehingga Rasulullah s.a.w. tidak
menyukai, bahkan beliau sampai berdo’a agar dipersulit urusannya !.
Dari ‘Aisyah r.a. berkata : “ Saya mendengar Rasulullah
s.a.w. bersabda : “ Di rumah ini, wahai Allah barang siapa yang diberi
kekuasaan untuk mengurusi sesuatu dari urusan ummatku, kemudian ia mempersulit
mereka maka sulitkanlah baginya. Dan barang siapa yang diberi kekuasaan untuk
mengurusi sesuatu dari urusan ummatku kemudian ia mempermudah mereka maka
mudahkanlah baginya “. ( H.R. Muslim
)
KHOLIFAH YANG ADIL
Sejarah
mencatat kepemimpinan seorang khalifah yang cukup adil dan bijaksana, Umar bin
Khaththab namanya, semula beliau berwatak keras dan tak terarah sikapnya. Namun
ketika telah memeluk Islam, sikapnya jadi total berubah.
Ketika menjabat
sebagai khalifah, jabatan yang tak pernah dimintanya, sikap kepemimpinannya
selalu tanggap dan perhatian terhadap rakyatnya. Beliau sering meninjau secara
langsung kehidupan rakyatnya secara rahasia ( incognito ).
Suatu
ketika beliau mendengar suara tangis dari sebuah rumah, tangis anak karena
kelaparan, sedang si ibu sedang menanak batu guna menghiburnya. Melihat
kenyataan ini khalifah langsung meminta tepung ke baitul Maal guna diberikan
kepada si ibu, dan langsung dipanggulnya
sendiri karena merasa bersalah terhadap rakyatnya.
Suatu
saat isteri khalifah Umar menghadiahkan jubah karena jubahnya penuh tambalan,
ketika Umar bertanya dari mana uang diperoleh, isterinya menjawab dari tabungan
sisa uang belanja. Ahirnya khalifah minta agar bendahara negara memotong lagi
gajinya, karena merasa masih lebih. Demikian mulia kepemimpinan yang selalu
mengutamakan kepentingan rakyat, sehingga harga dirinya terhormat dan dicintai
rakyat
KISAH TAULADAN
KHOLIFAH UMAR BIN ABDUL ‘AZIZ
Ketika
lahir ayahnya sedang menjadi gubernur Mesir, nama ibunya Laila binti Ashim bin
Umar bin Khaththab, dengan demikian Umar bin Abdul ‘Aziz adalah keturunan ke
tiga ( buyut ) dari Umar bin Khaththab.Sosok tubuhnya
kurus, berparas tampan, matanya cekung, berakhlak mulia, termasuk salah seorang
ahli fiqih dari golongan sahabat.
Ketika
masih anak anak keningnya pernah ditabrak binatang, kemudian ayahnya mengusap
darah dari keningnya. Suatu saat Umar ibnul Khaththab berkata : “ Diantara keturunanku ada seseorang yang
terdapat luka diwajahnya, dia adalah orang yang akan menegakkan keadilan di
muka bumi ! “.
Umar bin
Abdul Aziz menjadi gubernur Madinah pada masa kholifah bin Abdul Malik. Dalam
hal agama dia belajar dari para ulama Quraisy, berakhlak seperti mereka
sehingga sangat terkenal karena kemuliaan akhlaknya.
Sepeninggal
ayahnya Umar bin Abdul aziz diasuh pamannya yang bernama Abdul Malik.
Umar bin
abdul Aziz dibai’at menjadi khalifah yang ke viii pada 99 H. Semula beliau adalah
hidup dalam kecukupan, setelah menjadi khalifah meninggalkan semua harta
kesenangannya, hidup dalam kesederhanaan, baik dalam makanan maupun pakaian.
Dalam
pidato setelah dibaiat menjadi khalifah beliau berkata : “ Wahai para manusia, sesungguhnya tidak ada lagi kitab suci setelah Al Quran, tidak ada lagi
Nabi setelah Nabi Muhammad s.a.w. Tugas saya adalah bukan mewajibkan, tetapi
sebagai pelaksana. Seorang yang melarikan diri dari seorang imam, dia tidak
salah. Ketahuilah ketaatan kepada makhluk itu tidak diperbolehkan, apabila
sampai melanggar Sang Khalik “.
Setelah
diangkat menjadi khalifah, beliau segera mengumpulkan para ahli fiqih yang ada
di Madinah, dan beliau meminta mereka untuk mencatat kedzaliman yang mereka
lihat, atau perampasan hak terhadap orang lain.
Karena
tingginya rasa kemanusiaan, diantara kebijakannya dalam expansinya adalah
menghentikan pengepungan kota Constantinopel, karena melihat kondisi para
tentara Israil sangat memprihatinkan karena lamanya masa pengepungan.
Dimasa
kepemimpinannya orang fakir mendapat santunan sehingga tidak ada yang mau
menerima sedekah, para pemuda dinikahkan, Memperbaiki pertanahan, penggalian
sumur sumur, membangun penginapan bagi musafir, mengembalikan tanah tanah yang
disita, menghiasi jalan jalan, membangun masjid. Kas negara melimpah.
Demikian besar hikmahnya bila negara ditata dan diatur menurut syari'at agama, kesejahteraan akan melimpah ruah, karena memang demikian menurut sunatullah Nya.
Demikian pula halnya yang dilakukan Umar bin abdul Aziz dalam memimpin negara karena berpegang teguh pada aturan agama, dengan bersikap adil dan bijaksana, sehingga rakyatnya merasakan buah kepemimpinannya. Sejahtera penuh barokah dibawah lindungan dan ampunan Allah Taa'la.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar