Jumat, 22 Agustus 2014

PEMIMPIN YANG ADIL





                           PEMIMPIN YANG ADIL
                      OLEH :H.M. FARID ANWAR

Sesungguhnya Allah memerintah ( kamu ) berlaku adil dan berbuat kebaikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
( Q.S. An Nahl 90 )
     Menjelang pergantian kepemimpinan, suasana kota dan pedesaan pada semarak dipenuhi berbagai macam poster, spanduk dan iklan, yang memuat gambar para kontestan lengkap dengan semboyan yang menjanjikan.
Rakyat pasti akan memilih pimpinan yang dianggap paling menjanjikan, namun akankah janji para kontestan bisa dibuktikan ?.
MOTIF
    Berbagai motif para kontestan mencalonkan diri, ada yang mencalonkan demi mengejar gengsi, demi mengejar materi, ada yang benar benar ingin mengubah nasib rakyat yang dipimpinnya agar lebih baik dan sejahtera.
 Dari motif inilah akan tercermin pola kepemimpinan, bila karena gengsi dan harta, jelas rakyat akan jadi korban dan menderita. Namun bila didasari niat ibadah dengan tujuan mengubah nasib rakyat agar lebih baik dan sejahtera, maka jelas roda kepemimpinan akan berjalan baik, aman dan barokah.
DUNIA AKHERAT
    Dalam hal kepemimpinan pada umumnya orang hanya memandang dari satu sisi yakni sisi keduniaan, sedang sisi akherat di nomor duakan.
Sangat beda dengan yang mengawalinya dari sisi akherat, sehingga pola kepemimpinannya sangat hati hati dan bertanggung jawab, karena hawatir dengan pertanggung jawaban kelak ketika bangkit di hari qiamat. Bukankah kepemimpinan merupakan amanah yang akan diminta pertanggung jawaban kelak di akherat ?.
AKAN DITANYA
Dari Ibnu Umar r.a. berkata : “ Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Kamu semua adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya. Penguasa adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya...”. ( H.R. Bukhari Muslim )
Pemimpin yang mendasari pola kepemimpinannya dengan kaca mata akherat, jelas akan berhati hati dalam memimpin rakyatnya, karena khawatir akan beratnya pertaggung jawabannya kelak.
PEMIMPIN TERBAIK
     Kepemimpinan tak hanya menyangkut bidang fisik saja, namun juga bidang psikis ( batin ), ciri pemimpin yang baik telah disampaikan Rasulullah s.a.w. :
1.Mencintai dan dicintai rakyat. 2. Memohon rahmat buat rakyatnya demikian pula rakyat memohonkan rahmat buat pimpinannya.
Kenyataan ini akan terjadi bila pemimpin selalu berfihak pada rakyat,  memikirkan kepentingan dan kebutuhan rakyatnya, sehingga dalam hati rakyat akan timbul rasa kasih sayang kepada pemimpinnya, berakibat rakyat dengan tulusnya akan berdo’a untuk pemimpinnya. Sebaliknya pemimpin yang jelek, adalah yang saling membenci dan dikutuk rakyatnya. Dari ‘Auf bin Malik r.a. berkata : “ Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Pemimpin pemimpin yang terbaik adalah mereka yang kamu cintai, dan mereka mencintaimu, kamu senantiasa memohonkan rahmat buat mereka, dan mereka senantiasa memohonkan rahmat buat kamu. Pemimpin pemimpin yang terjahat adalah mereka yang kamu benci dan mereka membencimu, kamu mengutuk mereka dan mereka mengutukmu “. Kami bertanya : “ Wahai Rasulullah apakah tidak kita pecat saja mereka itu ! “, beliau menjawab : “ Jangan selama mereka masih mau menjalankan sholat bersama sama dengan kamu “.  ( H.R. Muslim )
PENGHUNI SYURGA
    Begitu berat dan besar resiko memimpin rakyat, namun bila kepemimpinannya dilandasi sikap adil sehingga disukai rakyat, maka akan dianugerahi syurga.
 Dari Iyadl bin Himar r.a. berkata : “ Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Penghuni syurga itu terdiri dari tiga kelompok yaitu : Penguasa yang yang adil dan disukai, orang yang mempunyai sifat kasih sayang dan lunak hati kepada setiap sanak keluarga dan setiap muslim, dan orang miskin yang menjaga kehormatan dirinya sedangkan dia mempunyai keluarga “.  ( H.R. Muslim )
MIMBAR CAHAYA
    Tidak hanya dianugerahi syurga saja, bahkan diberi kelebihan dengan mimbar dari cahaya, begitu luar biasa penghargaan Allah kepada para pimpinan yang adil.
Dari ‘Abdullah bin Amr bin al ‘Ash r.a. berkata : “ Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Sesungguhnya orang orang yang berlaku adil itu nanti di sisi Allah berada di atas mimbar dari cahaya. Mereka itu adalah orang orang yang melaksanakan keadilan dalam memberikan hukum kepada keluarga mereka dan rakyat yang mereka perintah “. ( H.R. Muslim )                                               
 HARAM MASUK SYURGA
  Sebaliknya pemimpin yang tidak melaksanakan kepemimpinannya dengan baik, suka menipu rakyat, maka Allah akan mengharamkan masuk kedalam syurga.
Dari Abu Ya’la Ma’qil bin Yasar r.a berkata : “ Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Tiada seorang hamba yang diberi kepercayaan oleh Allah untuk memimpin rakyat, kemudian ketika ia mati masih menipu rakyatnya, melainkan Allah mengharamkan Syurga baginya “.  ( H.R. Bukhari Muslim )
DO’A NABI S.A.W.
Begitu hinanya pemimpin yang suka mempersulit urusan, sehingga Rasulullah s.a.w. tidak menyukai, bahkan beliau sampai berdo’a agar dipersulit urusannya !.  
Dari ‘Aisyah r.a. berkata : “ Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Di rumah ini, wahai Allah barang siapa yang diberi kekuasaan untuk mengurusi sesuatu dari urusan ummatku, kemudian ia mempersulit mereka maka sulitkanlah baginya. Dan barang siapa yang diberi kekuasaan untuk mengurusi sesuatu dari urusan ummatku kemudian ia mempermudah mereka maka mudahkanlah baginya “.  ( H.R. Muslim )
KHOLIFAH YANG ADIL
Sejarah mencatat kepemimpinan seorang khalifah yang cukup adil dan bijaksana, Umar bin Khaththab namanya, semula beliau berwatak keras dan tak terarah sikapnya. Namun ketika telah memeluk Islam, sikapnya jadi total berubah.                
Ketika menjabat sebagai khalifah, jabatan yang tak pernah dimintanya, sikap kepemimpinannya selalu tanggap dan perhatian terhadap rakyatnya. Beliau sering meninjau secara langsung kehidupan rakyatnya secara rahasia ( incognito ).
Suatu ketika beliau mendengar suara tangis dari sebuah rumah, tangis anak karena kelaparan, sedang si ibu sedang menanak batu guna menghiburnya. Melihat kenyataan ini khalifah langsung meminta tepung ke baitul Maal guna diberikan kepada si ibu,  dan langsung dipanggulnya sendiri karena merasa bersalah terhadap rakyatnya.
Suatu saat isteri khalifah Umar menghadiahkan jubah karena jubahnya penuh tambalan, ketika Umar bertanya dari mana uang diperoleh, isterinya menjawab dari tabungan sisa uang belanja. Ahirnya khalifah minta agar bendahara negara memotong lagi gajinya, karena merasa masih lebih. Demikian mulia kepemimpinan yang selalu mengutamakan kepentingan rakyat, sehingga harga dirinya terhormat dan dicintai rakyat
       

              
KISAH TAULADAN
KHOLIFAH UMAR BIN ABDUL ‘AZIZ

Ketika lahir ayahnya sedang menjadi gubernur Mesir, nama ibunya Laila binti Ashim bin Umar bin Khaththab, dengan demikian Umar bin Abdul ‘Aziz adalah keturunan ke tiga ( buyut ) dari Umar bin Khaththab.Sosok tubuhnya kurus, berparas tampan, matanya cekung, berakhlak mulia, termasuk salah seorang ahli fiqih dari golongan sahabat.
Ketika masih anak anak keningnya pernah ditabrak binatang, kemudian ayahnya mengusap darah dari keningnya. Suatu saat Umar ibnul Khaththab berkata : “ Diantara keturunanku ada seseorang yang terdapat luka diwajahnya, dia adalah orang yang akan menegakkan keadilan di muka bumi ! “.
Umar bin Abdul Aziz menjadi gubernur Madinah pada masa kholifah bin Abdul Malik. Dalam hal agama dia belajar dari para ulama Quraisy, berakhlak seperti mereka sehingga sangat terkenal karena kemuliaan akhlaknya.
Sepeninggal ayahnya Umar bin Abdul aziz diasuh pamannya yang bernama Abdul Malik.
Umar bin abdul Aziz dibai’at menjadi khalifah yang ke viii pada 99 H. Semula beliau adalah hidup dalam kecukupan, setelah menjadi khalifah meninggalkan semua harta kesenangannya, hidup dalam kesederhanaan, baik dalam makanan maupun pakaian.  
Dalam pidato setelah dibaiat menjadi khalifah beliau berkata : “ Wahai para manusia, sesungguhnya tidak ada lagi kitab suci setelah Al Quran, tidak ada lagi Nabi setelah Nabi Muhammad s.a.w. Tugas saya adalah bukan mewajibkan, tetapi sebagai pelaksana. Seorang yang melarikan diri dari seorang imam, dia tidak salah. Ketahuilah ketaatan kepada makhluk itu tidak diperbolehkan, apabila sampai melanggar Sang Khalik “.    
Setelah diangkat menjadi khalifah, beliau segera mengumpulkan para ahli fiqih yang ada di Madinah, dan beliau meminta mereka untuk mencatat kedzaliman yang mereka lihat, atau perampasan hak terhadap orang lain. 
Karena tingginya rasa kemanusiaan, diantara kebijakannya dalam expansinya adalah menghentikan pengepungan kota Constantinopel, karena melihat kondisi para tentara Israil sangat memprihatinkan karena lamanya masa pengepungan.
Dimasa kepemimpinannya orang fakir mendapat santunan sehingga tidak ada yang mau menerima sedekah, para pemuda dinikahkan, Memperbaiki pertanahan, penggalian sumur sumur, membangun penginapan bagi musafir, mengembalikan tanah tanah yang disita, menghiasi jalan jalan, membangun masjid. Kas negara melimpah.  
Demikian besar hikmahnya bila negara ditata dan diatur menurut syari'at agama, kesejahteraan akan melimpah ruah, karena memang demikian menurut sunatullah Nya.   
Demikian pula halnya yang dilakukan Umar bin abdul Aziz dalam memimpin negara karena berpegang teguh pada aturan agama, dengan bersikap adil dan bijaksana, sehingga rakyatnya merasakan buah kepemimpinannya. Sejahtera penuh barokah dibawah lindungan dan ampunan Allah Taa'la.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar