UNGKAPAN TERIMA KASIH
"
Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim
dan orang yang ditawan. ( Sambil berkata ) “ Sesungguhnya kami memberi
makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridlaan Allah, kami tidak
menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula ( ucapan ) terimakasih ".
(Q.S. Al Insan 8-9)
(Q.S. Al Insan 8-9)
Alangkah mulia
memberikan makanan kepada sesama, lebih lebih kepada kaum dhu'afa yang sangat
membutuhkannya. Betapa tidak ?, bukankah ada keperdulian dan berbagi rasa
kepada yang sengsara, berarti mampu menekan sikap mementingkan diri sendiri
saja, ini pertanda jiwa yang sehat artinya !.
Apalagi bila
dilakukan hanya atas dasar mengharap ridlo Allah semata.
MENGHARAP RIDLO ALLAH
Pada akhir ayat
tersebut ada penekanan : " Sesungguhnya kami memberi makanan
kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridlaan Allah, kami tidak menghendaki balasan
dari kamu dan tidak pula ( ucapan ) terimakasih ".
Dengan demikian balasan dan ucapan terima kasih tidak
dibutuhkan dan tidak perlu diharapkan, karena hanya mengharap ridlo Allah,
artinya hanya mengharap ampunan dan pahala !. Maka ketika seseorang yang dengan
ikhlasnya menolong atau memberikan
sesuatu, berarti ia sudah siap walau yang ditolong atau diberi tidak membalas
dan tidak mengucapkan terima kasih.
Memang ada orang yang tak tahu
diri, ketika diberi justru mencaci karena gengsi. Kata orang jawa ditolong malah mentung (
ditolong justru memukul ).
Menghadapi type orang macam ini jika tidak dilandasi ajaran agama,
jiwa jadi kecewa dibuatnya, bahkan amalnya jelas tidak diterima karena ngedumel
atau nggrundel kata orang Jawa.
UNGKAPAN TERIMA KASIH
Sudah menjadi
kebiasaan ketika orang diberi sesuatu atau ditolong, akan membalas dengan
ungkapan ucapan : Terima kasih, matur nuwun ( bhs. Jawa ), matur
suksume ( bhs. Bali ), hatur nuhun ( bhs. Sunda ), mator
slangkong ( bhs. Madura ).syukkron ( bhs. Arab ), thank you (
bhs. Inggris ), kamsia ( bhs. Cina ), Ungkapan
ucapan tersebut sudah menjadi suatu kebiasaan yang sudah mengakar pada berbagai suku dan bangsa,
sebagai ungkapan rasa balas budi yang telah diterimanya.
Namun sadarkah ?, bahwa ungkapan tersebut hanya sebatas
hubungan antar manusia, hanya bersifat horisontal, yang tidak membekas sampai
keakherat !.
SYUKUR
TERHADAP MANUSIA
Dengan indahnya
agama mengajarkan, bahwa ungkapan rasa syukur ( terima kasih ) seyogyanya ada
pada tiap pemeluknya, walau terhadap sesama manusia.
Nabi s.a.w. bersabda : " Melahirkan atas nikmat
Allah sebagai tanda syukur ( kepada Nya ) dan meninggalkannya berarti
mengingkarinya. Dan barangsiapa yang tidak bersyukur atas yang sedikit, berarti
tidak mensyukuri yang banyak. Dan barangsiapa yang tidak mensyukuri terhadap
manusia, berarti ia tidak mensyukuri atas nikmat Allah ". ( H.R. Baihaqi )
Beliau
juga bersabda : " Tiada mensyukuri Allah, orang orang yang tidak mau
mensyukuri manusia ". ( H.R. Turmudzi )
Bersyukur
( berterima kasih ) kepada sesama manusia merupakan tuntunan agama, pertanda
bahwa ia bersyukur pada Allah Ta’ala, demikian pula sebaliknya bila tidak
pandai bersyukur pada sesamanya, berarti tidak mensyukuri nikmat Allah Ta’ala.
Jadi mengharap balasan dan ucapan terima kasih tidak
diajarkan dalam agama, justru cara mensyukuri ditekankan terhadap pemberian
yang diterimanya.
UNGKAPAN DENGAN DO'A
Cara mengungkapkan rasa terima
kasih berbeda dengan yang dilakukan pada umumnya, yang hanya sebatas
hubungan antar manusia saja, sehingga tidak membekas sampai keakherat. Justru agama
mengajarkan ungkapan ini sampai membekas
keakherat !, yakni dengan cara mendo'akan, indah bukan ?.
Dengan demikian
sangat bermanfaat bagi yang dido’akan dan yang mendo'akan. Yang dido'akan akan diberi manfaat oleh Allah,
sebagaimana do'a yang dipanjatkan. Yang berdo'a mendapat pahala karena memanjatkan
do’a bagi kebaikan yang telah membantu atau menolongnya.
DIBALAS SYURGA
Orang yang memberi karena mengharap ridlo Allah semata, tidak mengharap ucapan terima kasih, apalagi balasan, akan dibalas dengan kenikmatan luar biasa di syurga yang penuh kenikmatan :
" Maka Allah
memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka keceriahan
dan kegembiraan. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabarannya ( dengan
) surga dan ( pakaian ) sutera.
Didalamnya mereka duduk bersandar diatas
dipan, mereka tidak merasakan didalamnya ( teriknya ) matahari dan tidak pula
dingin yang berlebihan. Dan naungan ( pohon pohon ) nya dekat di atas mereka
dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah mudahnya.
Dan diedarkan kepada mereka bejana bejana dari
perak dan piala piala yang bening laksana kristal, ( yaitu ) Kristal yang jernih terbuat dari perak, mereka tentukan
ukurannya yang sesuai ( dengan kehendak mereka ).
Didalam syurga itu mereka diberi minum segelas
( minuman ) yang campurannya adalah jahe. ( yang didatangkan dari ) sebuah mata
air surga yang dinamakan salsabil.
Dan mereka dikelilingi oleh pelayan pelayan
muda yang tetap muda, apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka,
mutiara yang bertaburan. Dan apabila kamu melihat di sana ( surga ), niscaya
kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar.
Mereka memakai
pakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal dan dipakaikan kepada mereka
gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang
bersih ". (
Q.S. Al Insan 11- 21 )
BALASAN
LUAR BIASA
Dari keterangan
firman Allah tersebut, jelas bahwa kelak balasan yang akan diberikan pada para hambaNya
yang sabar dan suka berbuat baik adalah :
1. Dibalas dengan syurga. 2. Dipelihara dari kesusahan,
berwajah ceria dan hatinya gembira. 3. Memakai pakaian sutera. 4. Duduk
diatas dipan, dalam cuaca sejuk, dalam naungan pohon yang buahnya
mudah dipetik. 5. Diedarkan minuman dengan piala kristal bening terbuat
dari perak. 6. Diberi minuman campuran jahe dari sumber mata air
salsabil. 7. Dilayani pelayan yang tetap muda bagai mutiara bertaburan.
8. Ditambah berbagai macam kenikmatan
dan kerajaan besar. 9. Memakai gelang perak. 10. Minuman
yang bersih.
BERKAT
BERBUAT BAIK TANPA PAMRIH
Kenikmatan yang akan diberikan
kelak berkat amal sholih yang telah dikerjakan oleh para hamba yang sabar,
yang suka memberikan makanan yang masih baik, dan masih disukainya kepada orang miskin,
anak yatim dan para tawanan.
Pemberian yang dilakukan hanya atas
dasar mengharap ridlo Allah semata, tidak mengharap balasan dan tidak mengharap
ucapan terima kasih.
Begitu mulya dan tulus jiwanya,
karena semata mata hanya atas dasar melaksanakan tuntunan Nya dan jauh dari
mengharap pujian !. Sikap tulus dan mulia inilah yang menjadikan Allah
membalasnya dengan berbagai kenikmatan kelak di hari kebangkitan.
DO’A LEBIH MANFAAT
Dengan demikian cara
mengungkapkan rasa syukur akan lebih indah bila diganti dengan do'a, agar lebih
mengarah dalam melaksanakan tuntunan agama, dan nampak pula identitas sebagai
ummat beragama, sekaligus lebih bermanfaat karena membekas sampai ke akherat
dan juga tetap terjalin hubungan kemanusiaan, artinya hubungan horisontal dan
vertikal tercapai keduanya.
Dari Abdullah bin AbI
Aufa r.a. katanya, bila suatu kaum datang pada Rasulullah s.a.w. dengan membawa
zakat mereka, beliau berdo'a : " Alloohumma sholli 'alaihim ( Ya Allah berilah mereka rahmat ) ". ( H.R. Bukhari Muslim )
Demikian sempurna dan indah
Nabi memberi tuntunan, sehingga yang memberi merasa lega karena dido'akan, demikian
juga yang diberi ada rasa syukurnya karena telah ditolong atau diberi, karena
pada hakekatnya pemberian atau pertolongan tersebut dari pemberian Allah juga !, cuma lewat
perantaraan hamba Nya.
Ungkapan terima kasih bisa juga dengan kalimat :
" Jazaakumulloohu khoiron katsiiro ( semoga Allah menambahkan kebaikan
yang banyak kepada anda ) ".
Semoga Allah
memberikan kekuatan untuk dapat melaksanakan tuntunan Nya.
MUTIARA HADITS
BERBAKTI PADA ORANG
TUA YANG TELAH WAFAT
Pada waktu saya duduk bersama Rasulullah
s.a.w. tiba tiba seorang laki laki dari bani salmah datang kemudian bertanya : "
Wahai Rasulullah apakah masih dapat saya lakukan untuk berbakti kepada dua ibu
bapakku sesudah meninggalnya ? ", Nabi s.a.w. menjawab : " Ada yakni
berdo'a dan memohonkan ampun untuknya, dan memenuhi segala pesanannya dan semua
janjinya, dan menghubungi sanak keluarganya yang harus dihubungi lantarannya,
selain itu menghormati dan memuliakan teman temannya ". ( H.R. Abu Dawud, Ibnu Majah dan
Ibnu Hibban )
Begitu besar nilai jasa kedua orang tua terhadap putra putrinya, sehingga agama menghargai dengan memberi keluasan untuk masih bisa berbuat baik kepada keduanya, walau sudah meninggal dunia, Alhamdulillah.
Namun sayang masih banyak umat Islam yang belum tahu
terhadap tuntunan agamanya, sehingga banyak yang tidak melaksanakannya.
Semoga bermanfaat
BalasHapus