Sabtu, 16 Agustus 2014




  

NILAI KEBAIKAN
                                                       OLEH :  H. M. FARID ANWARÉ
 “……Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah dan sesungguhnya sebaik baik bekal adalah taqwa, dan bertaqwalah kepadaKu hai orang orang yang berakal “.   ( Q.S. Al Baqarah 197 )
Menyaksikan berita t.v. sehari hari hati dibuat ngeri dan heran, betapa tidak ? !, mulai pencurian dengan kekerasan, perkosaan, pembunuhan, bahkan sampai memutilasinya, penggusuran, tawuran. Bahkan yang sangat memalukan, dilembaga tinggi negara pun ikut ikutan, dengan saling adu jotos yang tak pantas ditonton pemirsa yang berjumlah jutaan..   
Dengan demikian menimbulkan kesan bahwa kekejian dan kekerasan merupakan hal biasa dan wajar sekali. Ini pertanda bahwa penyakit hati sudah merambah hati anak negeri, sehingga berbuat baik seolah berat dan dijauhi.  
JENJANG BERBUAT BAIK
         Apalah arti berbuat kekejian yang hanya memperturutkan nafsu setan, dan tak akan membuat hati jadi nyaman, bahkan kelak akan diminta pertanggung jawaban di hari kebangkitan !. Mestinya harus memperbanyak kebaikan, yang  akan membuat hati jadi tenang dan nyaman, senyampang nafas masih dikandung badan.       
Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah r.a. berkata : “ Saya bertanya kepada Rasulullah s.a.w. : “ Wahai Rasulullah amal perbuatan apa yang paling utama ?. Beliau menjawab : “ Iman kepada Allah dan dan berjuang pada jalan Nya. Saya bertanya : “ Memerdekakan budak macam apa yang paling utama ?. Beliau menjawab : “ Memerdekakan budak yang sangat disayang oleh tuannya dan yang paling mahal harganya “. Saya bertanya :  “ Seandainya saya tidak mampu berbuat seperti itu bagaimana ? “. Beliau menjawab : “ Kamu membantu orang yang bekerja atau menyibukkan diri agar tidak sia sia hidupnya “. Saya bertanya lagi : ” Wahai Rasulullah bagaimana seandainya saya tidak mampu melakukan  sebagian dari pekerjaan itu ? “. Beliau menjawab : “ Kamu jangan berbuat jahat kepada sesama manusia, karena sesungguhnya yang demikian itu termasuk shodaqoh pada dirimu “. ( H.R. Bukhari dan Muslim  )
Begitu seriusnya orang dulu dalam mengejar kebaikan, sehingga bertanya pada Nabi tentang berbagai macam bidang kebaikan.  
CABANG IMAN 
     Iman bukan sekedar keyakinan atau pengakuan, namun harus dibuktikan dalam bentuk amalan, apalah arti iman bila tidak membuahkan amalan yang bermanfaat ?. Bahkan justru akan jadi cibiran dan cemoohan  
            Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w. beliau bersabda : “ Iman itu mempunyai tujuh puluh atau enampuluh lebih cabang, yang paling utama adalah ucapan Laa ilaaha illallah ( tidak ada sesembahan kecuali Allah ). Dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Malu adalah sebagian dari cabang iman “.       
 ( H.R. Bukhari Muslim )
MASUK SYURGA KARENA DAHAN 
            Begitu tinggi dan mulia penghargaan Allah pada hamba Nya yang suka pada kebaikan, yang sangat perduli dalam menyelamatkan nyawa seseorang, walau hanya dengan memotong dahan, sehingga dibalas dengan syurga yang penuh kenikmatan.                                                                          Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w. beliau bersabda : “ Saya melihat ada seorang yang bersenang senang di dalam syurga karena ia memotong dahan yang berada di atas jalan dimana dahan itu mengganggu kaum muslimin “. ( H.R. Muslim )
            Kelihatannya nampak sepeleh tuntunan Nabi ini, padahal sangat bermanfaat  sekali, betapa banyak korban pengendara motor gara gara menghindari banyaknya lobang disana sini, bahkan sampai meninggal alias mati. Namun yang berwenang seakan cuek tak perduli, ironisnya para korban adalah pembayar pajak yang uangnya justru banyak dikorupsi.  .                                                    
SHODAQOH MENURUT KEMAMPUAN
             Dari Abu Musa r.a. dari Nabi s.a.w. beliau bersabda : “ Setiap Muslim itu wajib bershodaqoh “. Ada seorang sahabat bertanya : “ Bagaimana seandainya ia tidak mempunyai apa apa ? “. Beliau menjawab : ” Hendaknya berbuat dengan kedua tangannya sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan untuk dirinya dan dapat untuk dishodaqohkan “. Ia bertanya : “ Bagaimana seandainya ia tidak bisa berbuat seperti itu ?. Beliau menjawab : “ Hendaknya ia membantu orang yang sangat membutuhkan bantuan itu “. Ia bertanya : “ Bagaimana seandainya ia tidak mampu untuk memberi bantuan ? “. Beliau menjawab : “ Hendaknya ia memerintah orang lain untuk berbuat baik “. Ia bertanya lagi : “ Bagaimana seandainya ia tidak mampu untuk berbuat seperti itu ? “. Beliau menjawab : “ Hendaknya ia mencegah dirinya dari perbuatan keji, karena mencegah dirinya dari perbuatan keji itu termasuk shodaqoh “. ( H.R Bukhari Muslim )
       Shodaqoh sangat ditekankan, bahkan Nabi sampai mewajibkan, namun jangan dikira bahwa shodaqoh mesti dengan uang, banyak cara bershodaqoh diajarkan : Dengan tangan ( tenaga ), membantu orang yang kesulitan, menganjurkan berbuat kebaikan, dan menahan diri dari berbuat kedzaliman.   
SEDEKAH WALAU TAK SEBERAPA
            Dari Abu Hurairah r.a. berkata : “ Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Wahai wanita wanita Islam janganlah sekali kali seorang tetangga itu merasa hina untuk memberi shodaqoh kepada tetangganya walaupun hanya kikil kambing “. ( H.R. Bukhari Muslim )
            Kikil kambing mungkin istimewa di negeri kita, namun beda di timur tengah, kikil sangat rendah nilainya, namun Nabi s.a.w. mengajarkan agar jangan merasa hina walau bersedekah hanya dengan kikil kambing yang tak seberapa nilainya. 
MEMBERI MINUM ANJING
        Adapula bidang kebaikan yang jarang dilakukan karena ketidak fahaman, yakni dalam memuliakan hewan, sehingga sikap terhadap hewan disepelekan, padahal ribuan tahun silam Nabi s.a.w. mengisahkan betapa tingginya nilai memuliakan hewan. 
   Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Pada suatu saat ada seorang laki laki berjalan, kemudian ditengah tengah perjalanan ia merasa haus sekali, ia mendapatkan sebuah sumur maka ia turun kedalamnya dan minum dari padanya. Kemudian ia keluar tiba tiba ada seekor anjing yang menjilat jilat tanah karena kehausan, kemudian orang itu berkata : “ Anjing ini benar benar kehausan sebagaimana saya “, kemudian ia turun ke sumur lagi dan mengisi sepatunya dengan air sampai penuh , kemudian ia menggigit sepatunya dan naik keatas kemudian diberinya anjing tadi minum. Kemudian Allah memuji perbuatan orang tersebut karena telah menolong anjing, kemudian Allah mengampuni dosanya “. Para sahabat bertanya : “ Wahai Rasulullah apakah kalau kita menolong binatang juga mendapat pahala  ? “. Beliau menjawab : “ Menolong setiap makhluk yang mempunyai limpa itu mendatangkan pahala “.
 ( H.R. Bukhari Muslim )
       Begitu banyak bidang kebaikan yang sangat banyak membawa manfaat, maka senyampang nyawa masih melekat, berbuat baik harus makin meningkat. Agar selamat di dunia dan akherat.


                                                                                                    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar