PENYAKIT “ MERASA “
“ Allah
berfirman :
" Hai
iblis, apa sebabnya kamu tidak ( ikut sujud )
bersama sama
mereka yang sujud itu ? ". berkata Iblis :
"Aku sekali kali
tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah
liat kering ( yang
berasal )
dari lumpur hitam yang diberi bentuk ". ( Q.S. Al Hijr 32- 33 )
Karena lemahnya
iman dan jauhnya dari ajaran agama, hati bisa terjangkit penyakit “ merasa “, sifat ini disebabkan karena
tingginya “ super ego / keakuan “ yang berlebihan, sehingga menimbulkan
sikap : Merasa pandai, merasa kaya, merasa cantik, merasa kuat, merasa ningrat
( darah biru ). Lebih lebih ditunjang bahwa semuanya itu semata mata karena hasil
usahanya sendiri, karena kemampuannya, karena keuletannya dan seterusnya.
Dengan
demikian dirinya merasa terlepas dari Karunia Allah, penyakit demikan sangatlah
berhahaya, karena bila suatu saat mengalami kegagalan dalam usaha atau cita
citanya, pasti akan mengalami depresi dalam jiwanya, keputus asaan, kekecewaan,
dan bahkan bisa berahir dengan bunuh diri, na’udzu billaahi min dzaalik.
PENYEBAB
Penyakit “ merasa “ bersumber dari sifat angkuhnya
iblis ketika diperintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam a.s. namun ia
membantah dengan dalih : " Aku
sekali kali
tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah
liat kering ( yang
berasal )
dari lumpur hitam yang diberi bentuk ".
Iblis tidak
mau sujud karena merasa lebih mulia
dari Nabi Adam, karena Nabi Adam dibuat dari bahan lumpur hitam ( tanah ), yang
menurutnya lebih rendah dari dari dirinya yang terbuat dari api.
“ Dan Kami
telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas “. (
Q.S. Al Hijr 27 )
Bermula
dari peristiwa iblis dan Nabi Adam ini penyakit “ merasa “ terus berlanjut sampai saat ini. Dengan demikian
penyakit “ merasa “, merupakan
warisan iblis sesepuh para setan bangsa jin.
KANAAN MEMBANGGAKAN DIRI
Penyakit “ merasa “ dikisahkan dalam Al Quran ketika putera Nabi Nuh (
Kanaan ) diajak agar ikut kedalam bahtera ( kapal ) agar tidak tenggelam, namun
ditolak dengan angkuhnya sambil berkata : " Aku
akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah ! ". Karena
kecongkaannya ahirnya tenggelam walau menaiki gunung yang dianggapnya air bah
takkan dapat menjangkaunya.
“ Dan bahtera itu
berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. dan Nuh memanggil
anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil :
" Hai
anakku, naiklah ( ke
kapal )
bersama kami
dan janganlah kamu berada bersama orang orang yang kafir. Anaknya menjawab :
" Aku
akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah ! ". Nuh berkata :
" Tidak
ada yang melindungi hari ini dari adzab
Allah selain Allah ( saja ) yang
Maha Penyayang ".
Dan
gelombang menjadi penghalang antara keduanya.
Maka jadilah anak itu termasuk
orang orang
yang ditenggelamkan “. ( Q.S. Hud 42-43 )
Demikian fatalnya
penyakit “ merasa “ sehingga mendapat adzab Allah.
QARUN
MEMBANGGAKAN DIRI
Penyakit “ merasa “ juga menjangkiti Qarun yang masih sepupu Nabi Musa, yang
dengan bangganya berkata : " Sesungguhnya
aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku ". Kata kata ini terlontar dengan bangganya karena Qarun “ merasa
“ bahwa harta yang diperolehnya karena hasil usahnya semata.
HARTA BERLIMPAH
Begitu
banyaknya harta Qarun sehingga digambarkan dalam Al Quran :
“ Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa ( anak paman Nabi Musa
a.s. ),
maka ia
berlaku
aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan
harta yang kunci kuncinya
sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat kuat “.( Q.S. Al
Qashash 76 )
BANGGA
Karena tingginya rasa
keakuan, Qarun “ merasa “ bahwa hartanya diperoleh dari kemampuan ilmunya
semata.
Qarun berkata :
" Sesungguhnya
aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku ".
Dan
Apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat umat
sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta ?, dan tidaklah perlu
ditanya kepada orang orang
yang berdosa itu, tentang dosa dosa mereka “. ( Q.S. Al Qashash 78 )
Berkat
kecongkaannya ahirnya dia dan hartanya dibenamkan kedalam bumi, sehingga sampai
saat ini bila ada harta temuan yang berasal dari bumi disebut harta karun.
PANDAI
BERSYUKUR
Sangat beda dengan Nabi
Sulaiman walau banyak anugerah yang diterima namun beliau pandai bersyukur
kepada Tuhan Nya. Karena beliau merasa bahwa semuanya berasal dari karunia
Allah.
Suatu saat
Nabi Sulaiman a.s. musyawarah dengan para tokoh istananya, guna memindah singgasana Balqis ke istananya, karena ratu Balqis segera tiba di istananya :
“ Berkata Sulaiman :
" Hai
pembesar pembesar,
siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku
sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang orang yang berserah
diri ".
Berkata
'Ifrit ( yang
cerdik )
dari golongan jin :
" Aku
akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri
dari tempat dudukmu,
sesungguhnya
aku benar benar
kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya ". Berkatalah seorang
yang mempunyai ilmu dari AI Kitab : " Aku
akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip ".
BERSYUKUR
DAN BERDO’A
Maka tatkala
Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata :
" Ini
termasuk
kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah
aku bersyukur atau mengingkari ( akan nikmat Nya ). Dan barangsiapa yang
bersyukur maka
sesungguhnya
dia
bersyukur untuk ( kebaikan )
dirinya sendiri dan barangsiapa
yang ingkar, maka
sesungguhnya
Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia ". ( Q.S. An
Naml 38- 40 )
Begitu
mulianya sikap Nabi Sulaiman, walau beliau bisa memerintah memindah singgasana
ratu Balqis yang begitu indah dan besar ke istananya dengan cepat !, guna
membuktikan bahwa beliau benar benar seorang Nabi, namun beliau tidak
terjangkit penyakit “ merasa “ mampu, merasa bisa. Justru beliau bersabda
dengan merendah : " Ini termasuk kurnia
Tuhanku untuk mencoba aku apakah
aku bersyukur atau mengingkari ( akan nikmat Nya ) “.
ANTISIPASI
Guna
mengikis penyakit merasa karena “ keakuan “ ini, sangat tepat kiranya bila Nabi s.a.w.
mememerintah agar sering memperbanyak membaca kalimat khauqalah setiap hari :
“ Laa haula walaa quwwata illaa
billaah “
( tidak ada daya
dan kekuatan melainkan beserta Allah )
KISAH TAULADAN
KEMATIAN MENGERIKAN
“ Sesungguhnya Allah,
hanya pada sisi Nya
sajalah pengetahuan tentang hari qiamat, dan Dia lah
yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada
seorangpun yang dapat mengetahui ( dengan pasti ) apa
yang akan diusahakannya besok. Dan
tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana Dia akan mati. Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal “. ( Q.S. Luqman 34 )
Kematian adalah misteri, kedatangannya
tidak dapat diprediksi, maka beruntung yang bisa menjaga diri sehingga bisa
menghadapi dengan khusnul khotimah.
Dibawah ini kami sajikan beberapa kisah
nyata yang dialami dan disampaikan oleh Dr. Khalid bin Abdul Aziz Al Jubair seorang
spesialis ahli jantung rumah sakit Riyadh Saudi Arabia dalam bukunya “ Kesaksian seorang dokter “. Beliau berkisah
: “ Suatu saat saya berada disisi seorang yang sedang berjuang menghadapi
sakaratul maut, sedang anaknya berusaha keras menalqinkannya dengan kalimat
tahlil.
Namun
jawab sang ayah sungguh sangat mencengangkan : “ Wahai anakku aku mengerti apa
yang kamu katakan, tetapi lidahku tidak bisa mengucapkannya, aku telah berusaha
wahai anakku, aku telah berusaha akan tetapi aku tidak bisa “. Tahukah anda
mengapa orang tersebut tidak bisa mengucapkan kalimat tahlil ?, karena dia
termasuk orang orang yang melalaikan sholat, dan melupakan kewajiban tersebut
“.
Selanjutnya Dr. Khalid
berkisah tentang pengalamannya yang lain : “ Saat itu saya sedang bertugas di
instalasi gawat darurat, tiba tiba tiga orang pemuda datang membawa ayah mereka
berusia enam puluh tahun, lelaki tersebut telah meninggal saat menenggak minuman
keras, dengan kondisi muka lebih hitam dan baunya sangat busuk, sehingga tidak mungkin anda berlama lama didekatnya.
Sebelum meninggal lelaki tersebut tengah
menenggak minuman keras selama tiga hari terus menerus, dan saat nyawanya
keluar dari dalam tubuhnya ia sedang menggenggam gelas minuman keras, seperti
dikisahkan oleh anak anaknya “.
“ Suatu saat saya merkunjung ke salah satu lembaga, ketika
orang orang yang berada disana mengetahui bahwa saya adalah seorang dokter,
maka mereka memanggil : “ Kemarilah lihatlah pemandangan ini ! “. Aku mendekat
kearah yang ditunjukkan, yakni satu kamar mandi yang dijaga oleh beberapa
petugas keamanan. Saat pintu kamar mandi dibuka, disitu terdapat seorang pemuda
yang telah meninggal dalam posisi duduk diatas kursi sauna, sementara itu satu
jarum suntik narkoba menancap pada salah satu urat nadi lengan kanannya, dari
kemarin posisi ini belum berubah sehingga tubuhnya mengering karena sauna “. Na’udzu billaahi min dzaalik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar