Jumat, 29 Agustus 2014

PENYAKIT MERASA



                                     
                                   PENYAKIT “ MERASA “
                                                     
Allah berfirman : " Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak ( ikut sujud ) bersama sama mereka yang sujud itu ? ". berkata Iblis : "Aku sekali kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering ( yang berasal ) dari lumpur hitam yang diberi bentuk ". ( Q.S. Al Hijr 32- 33 )

Karena lemahnya iman dan jauhnya dari ajaran agama, hati bisa terjangkit penyakit “ merasa “, sifat ini disebabkan karena tingginya “ super ego / keakuan  “ yang berlebihan, sehingga menimbulkan sikap : Merasa pandai, merasa kaya, merasa cantik, merasa kuat, merasa ningrat ( darah biru ). Lebih lebih ditunjang bahwa semuanya itu semata mata karena hasil usahanya sendiri, karena kemampuannya, karena keuletannya dan seterusnya.
Dengan demikian dirinya merasa terlepas dari Karunia Allah, penyakit demikan sangatlah berhahaya, karena bila suatu saat mengalami kegagalan dalam usaha atau cita citanya, pasti akan mengalami depresi dalam jiwanya, keputus asaan, kekecewaan, dan bahkan bisa berahir dengan bunuh diri, na’udzu billaahi min dzaalik.
PENYEBAB
      Penyakit “ merasa “ bersumber dari sifat angkuhnya iblis ketika diperintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam a.s. namun ia membantah dengan dalih : " Aku sekali kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering ( yang berasal ) dari lumpur hitam yang diberi bentuk ".
       Iblis tidak mau sujud karena merasa lebih mulia dari Nabi Adam, karena Nabi Adam dibuat dari bahan lumpur hitam ( tanah ), yang menurutnya lebih rendah dari dari dirinya yang terbuat dari api.
            “ Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas “.  ( Q.S. Al Hijr 27 )
            Bermula dari peristiwa iblis dan Nabi Adam ini penyakit “ merasa “ terus berlanjut sampai saat ini. Dengan demikian penyakit “ merasa “, merupakan warisan iblis sesepuh para setan bangsa jin.
KANAAN MEMBANGGAKAN DIRI
           Penyakit “ merasa “ dikisahkan dalam Al Quran ketika putera Nabi Nuh ( Kanaan ) diajak agar ikut kedalam bahtera ( kapal ) agar tidak tenggelam, namun ditolak dengan angkuhnya sambil berkata : " Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah ! ". Karena kecongkaannya ahirnya tenggelam walau menaiki gunung yang dianggapnya air bah takkan dapat menjangkaunya.
  “ Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil : " Hai anakku, naiklah ( ke kapal ) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang orang yang kafir. Anaknya menjawab : " Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah ! ". Nuh berkata : " Tidak ada yang melindungi hari ini dari adzab Allah selain Allah ( saja ) yang Maha Penyayang ". Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya. Maka jadilah anak itu termasuk orang orang yang ditenggelamkan( Q.S. Hud 42-43 )
   Demikian fatalnya penyakit “ merasa “ sehingga mendapat adzab Allah.
QARUN MEMBANGGAKAN DIRI
           Penyakit “ merasa “ juga menjangkiti Qarun yang masih sepupu Nabi Musa, yang dengan bangganya berkata : " Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku ". Kata kata ini terlontar dengan bangganya karena Qarun “ merasa “ bahwa harta yang diperolehnya karena hasil usahnya semata.
HARTA BERLIMPAH
            Begitu banyaknya harta Qarun sehingga digambarkan dalam Al Quran :
  Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa ( anak paman Nabi Musa a.s. ), maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat kuat.( Q.S. Al Qashash 76 )
BANGGA
            Karena tingginya rasa keakuan, Qarun “ merasa “ bahwa hartanya diperoleh dari kemampuan ilmunya semata.
  Qarun berkata : " Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku ". Dan Apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta ?, dan tidaklah perlu ditanya kepada orang orang yang berdosa itu, tentang dosa dosa mereka.  ( Q.S. Al Qashash 78 )
          Berkat kecongkaannya ahirnya dia dan hartanya dibenamkan kedalam bumi, sehingga sampai saat ini bila ada harta temuan yang berasal dari bumi disebut harta karun.
PANDAI BERSYUKUR
            Sangat beda dengan Nabi Sulaiman walau banyak anugerah yang diterima namun beliau pandai bersyukur kepada Tuhan Nya. Karena beliau merasa bahwa semuanya berasal dari karunia Allah.
  Suatu saat Nabi Sulaiman a.s. musyawarah dengan para tokoh istananya, guna memindah singgasana Balqis ke istananya, karena ratu Balqis segera tiba di istananya :
  “ Berkata Sulaiman : " Hai pembesar pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang orang yang berserah diri ". Berkata 'Ifrit ( yang cerdik ) dari golongan jin : " Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu, sesungguhnya aku benar benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya ". Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab : " Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip ".
BERSYUKUR DAN BERDO’A
 Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata : " Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari ( akan nikmat Nya ). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk ( kebaikan ) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia ".  ( Q.S. An Naml 38- 40 )
   Begitu mulianya sikap Nabi Sulaiman, walau beliau bisa memerintah memindah singgasana ratu Balqis yang begitu indah dan besar ke istananya dengan cepat !, guna membuktikan bahwa beliau benar benar seorang Nabi, namun beliau tidak terjangkit penyakit “ merasa “ mampu, merasa bisa. Justru beliau bersabda dengan merendah  :  " Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari ( akan nikmat Nya ).
ANTISIPASI
                Guna mengikis penyakit merasa karena “ keakuan “ ini, sangat tepat kiranya bila Nabi s.a.w. mememerintah agar sering memperbanyak membaca kalimat khauqalah setiap hari :
                   “ Laa haula walaa quwwata illaa billaah “
   ( tidak ada daya dan kekuatan melainkan beserta Allah )



                                      KISAH TAULADAN
                             KEMATIAN MENGERIKAN
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi Nya sajalah pengetahuan tentang hari qiamat, dan Dia lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui ( dengan pasti ) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana Dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.  ( Q.S. Luqman 34 )
          Kematian adalah misteri, kedatangannya tidak dapat diprediksi, maka beruntung yang bisa menjaga diri sehingga bisa menghadapi dengan khusnul khotimah.
      Dibawah ini kami sajikan beberapa kisah nyata yang dialami dan disampaikan oleh Dr. Khalid bin Abdul Aziz Al Jubair seorang spesialis ahli jantung rumah sakit Riyadh Saudi Arabia dalam bukunya “ Kesaksian seorang dokter “. Beliau berkisah : “ Suatu saat saya berada disisi seorang yang sedang berjuang menghadapi sakaratul maut, sedang anaknya berusaha keras menalqinkannya dengan kalimat tahlil.
         Namun jawab sang ayah sungguh sangat mencengangkan : “ Wahai anakku aku mengerti apa yang kamu katakan, tetapi lidahku tidak bisa mengucapkannya, aku telah berusaha wahai anakku, aku telah berusaha akan tetapi aku tidak bisa “. Tahukah anda mengapa orang tersebut tidak bisa mengucapkan kalimat tahlil ?, karena dia termasuk orang orang yang melalaikan sholat, dan melupakan kewajiban tersebut “.     
 Selanjutnya Dr. Khalid berkisah tentang pengalamannya yang lain : “ Saat itu saya sedang bertugas di instalasi gawat darurat, tiba tiba tiga orang pemuda datang membawa ayah mereka berusia enam puluh tahun, lelaki tersebut telah meninggal saat menenggak minuman keras, dengan kondisi muka lebih hitam dan baunya sangat busuk, sehingga  tidak mungkin anda berlama lama didekatnya.
 Sebelum meninggal lelaki tersebut tengah menenggak minuman keras selama tiga hari terus menerus, dan saat nyawanya keluar dari dalam tubuhnya ia sedang menggenggam gelas minuman keras, seperti dikisahkan oleh anak anaknya “.                  
  “ Suatu saat saya merkunjung ke salah satu lembaga, ketika orang orang yang berada disana mengetahui bahwa saya adalah seorang dokter, maka mereka memanggil : “ Kemarilah lihatlah pemandangan ini ! “. Aku mendekat kearah yang ditunjukkan, yakni satu kamar mandi yang dijaga oleh beberapa petugas keamanan. Saat pintu kamar mandi dibuka, disitu terdapat seorang pemuda yang telah meninggal dalam posisi duduk diatas kursi sauna, sementara itu satu jarum suntik narkoba menancap pada salah satu urat nadi lengan kanannya, dari kemarin posisi ini belum berubah sehingga tubuhnya mengering karena sauna “. Na’udzu billaahi min dzaalik  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar