ISTIGHFAR
Oleh
: H.M. Farid Anwar
" Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang orang yang bertakwa ".
(
Q.S. Ali Imran : 133 )
Salah dan lupa adalah tabiat
manusia, bukan manusia bila tak pernah melakukannya, ini pertanda manusia lemah
adanya. Tabiat ini harus difahami, agar bila salah dan lupa terjadi, mau
menerima peringatan dan nasehat dengan lapang hati. Dengan demikian akan bisa meredam
sikap apriori, sikap merasa benar dan menang sendiri, yang berujung pada sikap takabbur, sikap tak terpuji.
Dengan demikian jiwa selalu terpelihara
dan terjaga, karena mau merendah terhadap sesama, lebih lebih kepada yang Maha Suci
dan Maha Kuasa.
MAKNA DAN HIKMAH
Istighfar maknanya meminta
ampun, istighfar sangat ditekankan dalam agama ,begitu sabar dan santunnya
Allah, yang bersifat Maha Pengampun, Penyayang dan tidak pendendam, selalu
memberi peluang dan kesempatan, pada para hambaNya yang akan meminta permohonan
ampun terhadap kesalahan yang dilakukan.
Musa mendoa: "Ya Tuhanku,
Sesungguhnya aku telah Menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah
aku". Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah
Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( Q.S. Al Qoshosh
16 )
Dengan memahami bahwa Allah bersifat Maha
Pengampun, akan menghilangkan rasa salah
yang selalu menghantui, yang akan membuat rasa pesimis dan rendah diri, yang
sangat mengganggu dan berbahaya bagi perkembangan jiwa.
Bahkan diperintahkan untuk bersegera
memohon ampun kepadaNya mengapa ?. Karena usia kita tidak tahu jatahnya,
kematian bisa datang tiba tiba, tanpa pandang waktu dan usia, bisa tua bisa
muda, ini rahasianya mengapa diperintahkan untuk bersegera memohon ampun
kepadaNya.
KISAH NYATA
Salah seorang
psykiater ibu Prof. Dr. Zakiyah Darojat, salah seorang wanita pertama Indonesia yang lulus dari universitas
Al Azhar Cairo, merawat salah seorang pasiennya yang menderita gangguan jiwa.
Beliau menulis dalam bukunya : Islam dan kesehatan mental.
BERLEBIHAN
" Seorang laki-laki berumur
30 tahun cukup tampan dan baik rupanya terkenal dengan orang yang
berlebih lebihan dalam beribadah, kadang kadang sampai kebatas yang sangat
mencolok. Misalnya setiap kali melaksanakan shalat wajib, selalu disertainya
dengan sholat sunnat dan bacaan doa yang memakan waktu berjam jam sehingga
istrinya selalu mengeluh karenanya.
KURANG TIDUR
Disamping itu pada malam hari ia sangat
sedikit tidur, karena shalat tahajjud dan berdoa kepada Tuhan. Pembawaannya
selalu sedih, kurang senang bergaul. Dalam perawatan jiwa, dia sering kali
menanyakan masalah masalah agama, setelah mengalami perawatan jiwa beberapa
waktu diketahuilah bahwa dalam hidupnya sebagai pemuda dulu, ia pernah bersalah
(berlangkah serong dengan seorang wanita yang selalu membujuk dan
menarik nariknya untuk itu).
MERASA BERSALAH
Kemudian ia sadar dan memohon ampun kepada Tuhan.
Akan tetapi ia merasa bahwa dosanya belum terampuni juga, sehingga ia kelihatan
murung dan sedih.
MAHA PENGANMPUN
Setelah penulis menegaskan kepadanya bahwa Tuhan Maha
Pengampun dan Penyanyang, serta penulis sendiri ikut mintakan ampun baginya, ia
menjadi lega dan tampaknya puas dengan penjelasan itu, lalu dalam perawatan
berikutnya ia dengan cepat menunjukkan kemajuan ".
SISTIMATIKA ISTIGHFAR
Masalah lupa Allah
sangat murah dalam memberikan dispensasi, karena lupa merupakan salah satu
ciri. Tetapi masalah salah, ini harus benar benar disadari dengan mengakui, dan
segera ingat sang Ilahi, kemudian diiringi dengan memohon ampun, dan tak akan
mengulang kesalahan lagi.
"
Dan (juga) orang orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya
diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa dosa
mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan
mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui ". ( Q.S. Ali Imran : 135 )
NABI
AKTIF BERISTIGHFAR
Walau Nabi s.a.w.
seorang utusan, yang dijamin dosanya dihapus baik yang lalu dan yang akan
datang, namun istighfar senantiasa beliau laksanakan, bahkan dalam satu hari
sampai mencapai 100 kali hitungan.
Dari Al Agharr Al Muzanny
r.a. bahwasannya Rasulullah s.a.w. bersabda : " Bahwasannya kadang-kadang
timbul perasaan yang kurang baik dalam hatiku, dan sesungguhnya aku membaca
istighfar ( mohon ampun ) kepada Allah seratus kali dalam satu hari ". ( H.R.
Muslim )
Dari Abu Hurairah r.a. berkata :
" Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : Demi Allah sesungguhnya
aku mohon ampun dan bertaubat kepada Allah lebih dari tujuh puluh kali dalam
satu hari ".
( H.R. Bukhari )
KALIMAT ISTIGHFAR
Kalimat istighfar
banyak macamnya, diantaranya yang dibaca Rasulullah s.a.w. adalah : “ Astaghfirulloh ( Aku memohon ampun kepada Allah
) “.
Dari Tsauban r.a. berkata : "
Rasulullah s.a.w. jika selesai shalat membaca istighfar tika kali dan membaca :
Allahumma antas salaam waminkas salaam tabaarakta yaa dzal jalaali wal
ikraam (
Wahai Allah Engkau adalah Dzat Yang Maha Sejahtera dan dari Engkaulah segala
kesejahteraan. Engkaulah yang senantiasa memberi barakah wahai Dzat Yang Maha
Agung lagi Maha Mulia )". Ditanyakan kepada Al Auza'i dimana ia adalah
salah seorang perawi hadits : " Bagaimana istighfar itu ? " Ia
menjawab : " Yaitu membaca : Astaghfirulloh astaghfirulloh ( Saya
mohon ampun kepada Allah, saya mohon ampun kepada Allah )". ( H.R. Muslim )
Dari Ibnu Umar r.a. berkata : " Kami
menghitung Rasulullah s.a.w. membaca : Rabbighfirlii watub
'alayya innaka antat Tawwaabur Rahiim ( Wahai Tuhan ampunilah saya
dan terimalah taubat saya sesungguhnya Engkau adalah Dzat penerima taubat lagi
Maha Penyanyang ) seratus kali dalam satu majlis ( satu kali duduk )". ( H.R.
Abu Daud dan At Turmudzy )
Dari Ibnu Mas'ud r.a. berkata, Rasulullah
s.a.w. bersabda : " Barangsiapa yang membaca : Astaghfirulloohalladzii laa ilaaha illaa
huwal hayyul qoyyuum wa atuubu ilaih ( Saya mohon ampun kepada Allah Dzat yang
tidak ada Tuhan kecuali Dia yang Maha Hidup lagi terus menerus mengurus
makhlukNya dan saya bertaubat kepadaNya ) maka diampunilah dosa dosanya
walaupun ia telah lari / meninggalkan perang ". ( H.R. Abu Daud, At Turmudzy dan Al Hakim )
SYARAT DAN SAAT ISTIGHFAR
"
(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan
hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur ".
( Q.S. Ali Imran : 17 )
Ayat diatas lebih memerinci tentang syarat
orang yang layak memohon ampun, hendaknya selalu diiringi sifat sabar, selalu
bersikap benar, selalu taat pada perintah Allah, aktif dalam menginfakkan
hartanya, dan memohon ampun dikala orang sama tidur lelap
KISAH TAULADAN
RINDU SYURGA Sebelum Roja' bin Haiwah diangkat menjadi
wazir ( gubenur ) ketika Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah. Roja' sudah
bersahabat lama dengan Umar bin Abdul Aziz.
Suatu saat Roja' mengisahkan sisi
kehidupan Umar bin Abdul Aziz, tatkala masih menjadi gubernur Madinah, Umar bin
Abdul Aziz meminta tolong membelikan sepotong pakaian. Kemudian dibelikannya
pakaian yang bagus dan cukup mahal, seharga lima ratus dirham, setelah mengamatinya
Umar bin Abdul Aziz berkata : " Betapa bagus pakaian ini, jika saja
harganya tidak mahal !".
Setelah diangkat menjadi Khalifah, Umar
bin Abdul Aziz juga memerintah Roja' membelikan pakaian, kemudian dibelikannya
pakaian seharga lima dirham. Sambil mengamati pakaian ia berkata : "
Betapa bagus pakaian ini, jika saja harganya tidak mahal !".
Demi
mendengar komentar Khalifah Umar bin Abdul Aziz sebagai kepala negara. Roja' pun
meneteskan air mata karena terharunya. Kemudian Khalifah bertanya : " Apa
yang membuatmu menangis wahai Roja' ? ". Ia menjawab : " Aku teringat
pakaianmu beberapa tahun yang lalu, dan teringat pula apa yang engkau katakan
".
Umar
bin Abdul Aziz faham akan rahasia di balik keharuan Roja' seraya berkata :
" Wahai Roja', sesungguhnya aku mempunyai naluri yang selalu memiliki keinginan
dan kerinduan. Setiap kali aku menginginkan sesuatu, pasti terpenuhi dan
terkabulkan. Setelah terpenuhi keinginan, maka muncullah keinginan lain yang
lebih tinggi dari keinginan sebelumnya. Suatu ketika aku pernah menginginkan menikah
dengan putri pamanku, Fatimah binti Abdul Malik, akupun berhasil menikahinya.
Kemudian aku bercita cita ingin menjadi gubenur, cita cita inipun tercapai
juga. Ketika bercita cita ingin jadi khalifah, akupun memperolehnya.
Sekarang hai Roja', jiwaku hanya menginginkan
dan merindukan syurga. Maka aku berharap semoga aku menjadi salah seorang
penghuninya ! ".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar