Kamis, 14 Agustus 2014

ISTIGHFAR




ISTIGHFAR
Oleh : H.M. Farid Anwar

 " Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang orang yang bertakwa ". 
( Q.S. Ali Imran : 133 )
          Salah dan lupa adalah tabiat manusia, bukan manusia bila tak pernah melakukannya, ini pertanda manusia lemah adanya. Tabiat ini harus   difahami, agar bila salah dan lupa terjadi, mau menerima peringatan dan nasehat dengan lapang hati. Dengan demikian akan bisa meredam sikap apriori, sikap merasa benar dan menang sendiri, yang berujung pada sikap  takabbur, sikap tak terpuji.
                 Dengan demikian jiwa selalu terpelihara dan terjaga, karena mau merendah terhadap sesama, lebih lebih kepada yang Maha Suci dan Maha Kuasa.
MAKNA DAN HIKMAH
             Istighfar maknanya meminta ampun, istighfar sangat ditekankan dalam agama ,begitu sabar dan santunnya Allah, yang bersifat Maha Pengampun, Penyayang dan tidak pendendam, selalu memberi peluang dan kesempatan, pada para hambaNya yang akan meminta permohonan ampun terhadap kesalahan yang dilakukan.
       Musa mendoa: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah Menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku". Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.  ( Q.S. Al Qoshosh 16 )
                Dengan memahami bahwa Allah bersifat Maha Pengampun, akan  menghilangkan rasa salah yang selalu menghantui, yang akan membuat rasa pesimis dan rendah diri, yang sangat mengganggu dan berbahaya bagi perkembangan jiwa.
          Bahkan diperintahkan untuk bersegera memohon ampun kepadaNya mengapa ?. Karena usia kita tidak tahu jatahnya, kematian bisa datang tiba tiba, tanpa pandang waktu dan usia, bisa tua bisa muda, ini rahasianya mengapa diperintahkan untuk bersegera memohon ampun kepadaNya.
KISAH NYATA
          Salah seorang psykiater ibu Prof. Dr. Zakiyah Darojat, salah seorang wanita  pertama Indonesia yang lulus dari universitas Al Azhar Cairo, merawat salah seorang pasiennya yang menderita gangguan jiwa. Beliau menulis dalam bukunya : Islam dan kesehatan mental.
       BERLEBIHAN 
      " Seorang laki-laki berumur 30 tahun cukup tampan dan baik rupanya terkenal dengan orang yang berlebih lebihan dalam beribadah, kadang kadang sampai kebatas yang sangat mencolok. Misalnya setiap kali melaksanakan shalat wajib, selalu disertainya dengan sholat sunnat dan bacaan doa yang memakan waktu berjam jam sehingga istrinya selalu mengeluh karenanya. 
KURANG TIDUR
        Disamping itu pada malam hari ia sangat sedikit tidur, karena shalat tahajjud dan berdoa kepada Tuhan. Pembawaannya selalu sedih, kurang senang bergaul. Dalam perawatan jiwa, dia sering kali menanyakan masalah masalah agama, setelah mengalami perawatan jiwa beberapa waktu diketahuilah bahwa dalam hidupnya sebagai pemuda dulu, ia pernah bersalah (berlangkah serong dengan seorang wanita yang selalu membujuk dan menarik nariknya untuk itu). 
MERASA BERSALAH
         Kemudian ia sadar dan memohon ampun kepada Tuhan. Akan tetapi ia merasa bahwa dosanya belum terampuni juga, sehingga ia kelihatan murung dan sedih. 
MAHA PENGANMPUN
      Setelah penulis menegaskan kepadanya bahwa Tuhan Maha Pengampun dan Penyanyang, serta penulis sendiri ikut mintakan ampun baginya, ia menjadi lega dan tampaknya puas dengan penjelasan itu, lalu dalam perawatan berikutnya ia dengan cepat menunjukkan kemajuan ".
SISTIMATIKA ISTIGHFAR
Masalah lupa Allah sangat murah dalam memberikan dispensasi, karena lupa merupakan salah satu ciri. Tetapi masalah salah, ini harus benar benar disadari dengan mengakui, dan segera ingat sang Ilahi, kemudian diiringi dengan memohon ampun, dan tak akan mengulang kesalahan lagi.
 " Dan (juga) orang orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui ".  ( Q.S. Ali Imran : 135 )
NABI AKTIF BERISTIGHFAR
  Walau Nabi s.a.w. seorang utusan, yang dijamin dosanya dihapus baik yang lalu dan yang akan datang, namun istighfar senantiasa beliau laksanakan, bahkan dalam satu hari sampai mencapai 100 kali hitungan.
Dari Al Agharr Al Muzanny r.a. bahwasannya Rasulullah s.a.w. bersabda : " Bahwasannya kadang-kadang timbul perasaan yang kurang baik dalam hatiku, dan sesungguhnya aku membaca istighfar ( mohon ampun ) kepada Allah seratus kali dalam satu hari ". ( H.R. Muslim )
          Dari Abu Hurairah r.a. berkata : " Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : Demi Allah sesungguhnya aku mohon ampun dan bertaubat kepada Allah lebih dari tujuh puluh kali dalam satu hari ". 
( H.R. Bukhari )
KALIMAT ISTIGHFAR
      Kalimat istighfar banyak macamnya, diantaranya yang dibaca Rasulullah s.a.w. adalah :   Astaghfirulloh  ( Aku memohon ampun kepada Allah ) “.
     Dari Tsauban r.a. berkata : " Rasulullah s.a.w. jika selesai shalat membaca istighfar tika kali dan membaca : Allahumma antas salaam waminkas salaam tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam ( Wahai Allah Engkau adalah Dzat Yang Maha Sejahtera dan dari Engkaulah segala kesejahteraan. Engkaulah yang senantiasa memberi barakah wahai Dzat Yang Maha Agung lagi Maha Mulia )". Ditanyakan kepada Al Auza'i dimana ia adalah salah seorang perawi hadits : " Bagaimana istighfar itu ? " Ia menjawab : " Yaitu membaca : Astaghfirulloh astaghfirulloh ( Saya mohon ampun kepada Allah, saya mohon ampun kepada Allah )". ( H.R. Muslim )
      Dari Ibnu Umar r.a. berkata : " Kami menghitung Rasulullah s.a.w. membaca :  Rabbighfirlii watub 'alayya innaka antat Tawwaabur Rahiim ( Wahai Tuhan ampunilah saya dan terimalah taubat saya sesungguhnya Engkau adalah Dzat penerima taubat lagi Maha Penyanyang ) seratus kali dalam satu majlis ( satu kali duduk )". ( H.R. Abu Daud dan At Turmudzy )
  Dari Ibnu Mas'ud r.a. berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda : " Barangsiapa yang membaca :   Astaghfirulloohalladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum wa atuubu ilaih  ( Saya mohon ampun kepada Allah Dzat yang tidak ada Tuhan kecuali Dia yang Maha Hidup lagi terus menerus mengurus makhlukNya dan saya bertaubat kepadaNya ) maka diampunilah dosa dosanya walaupun ia telah lari / meninggalkan perang ".  ( H.R. Abu Daud, At Turmudzy dan Al Hakim )
SYARAT DAN SAAT ISTIGHFAR  
      " (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur ".
 ( Q.S. Ali Imran : 17 )
   Ayat diatas lebih memerinci tentang syarat orang yang layak memohon ampun, hendaknya selalu diiringi sifat sabar, selalu bersikap benar, selalu taat pada perintah Allah, aktif dalam menginfakkan hartanya, dan memohon ampun dikala orang sama tidur lelap          
   
 KISAH TAULADAN
                                                   RINDU SYURGA                                                Sebelum Roja' bin Haiwah diangkat menjadi wazir ( gubenur ) ketika Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah. Roja' sudah bersahabat lama dengan Umar bin Abdul Aziz. 
   Suatu saat Roja' mengisahkan sisi kehidupan Umar bin Abdul Aziz, tatkala masih menjadi gubernur Madinah, Umar bin Abdul Aziz meminta tolong membelikan sepotong pakaian. Kemudian dibelikannya pakaian yang bagus dan cukup mahal, seharga lima ratus dirham, setelah mengamatinya Umar bin Abdul Aziz berkata : " Betapa bagus pakaian ini, jika saja harganya tidak mahal !".
 Setelah diangkat menjadi Khalifah, Umar bin Abdul Aziz juga memerintah Roja' membelikan pakaian, kemudian dibelikannya pakaian seharga lima dirham. Sambil mengamati pakaian ia berkata : " Betapa bagus pakaian ini, jika saja harganya tidak mahal !".
     Demi mendengar komentar Khalifah Umar bin Abdul Aziz sebagai kepala negara. Roja' pun meneteskan air mata karena terharunya. Kemudian Khalifah bertanya : " Apa yang membuatmu menangis wahai Roja' ? ". Ia menjawab : " Aku teringat pakaianmu beberapa tahun yang lalu, dan teringat pula apa yang engkau katakan ".
     Umar bin Abdul Aziz faham akan rahasia di balik keharuan Roja' seraya berkata : " Wahai Roja', sesungguhnya aku mempunyai naluri yang selalu memiliki keinginan dan kerinduan. Setiap kali aku menginginkan sesuatu, pasti terpenuhi dan terkabulkan. Setelah terpenuhi keinginan, maka muncullah keinginan lain yang lebih tinggi dari keinginan sebelumnya.        Suatu ketika aku pernah menginginkan menikah dengan putri pamanku, Fatimah binti Abdul Malik, akupun berhasil menikahinya. 
 Kemudian aku bercita cita ingin menjadi gubenur, cita cita inipun tercapai juga. Ketika bercita cita ingin jadi khalifah, akupun memperolehnya. 
 Sekarang  hai Roja', jiwaku hanya menginginkan dan merindukan syurga. Maka aku berharap semoga aku menjadi salah seorang penghuninya ! ".





















  






























Tidak ada komentar:

Posting Komentar