Kamis, 21 Agustus 2014

UMMU SULAIM ISTRI SHOLIHAH






UMMU SULAIM ISTRI SHOLIHAH
                                   OLEH : M.FARID ANWAR
“ Dan diantara tanda tanda kekuasaan Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat tanda tanda bagi kaum yang berfikir.  ( Q.S. Ar Rum 21 )
Berkat kemurahan Nya, agar manusia merasa hidup tenteram maka diciptakan Nya istri sebagai pasangan hidupnya. Diantara pengikat hubungan antara keduanya, maka dituangkan pula rasa kasih dan sayang pada kedua makhluk ciptaan Nya.
Begitu nampak tanda kebesaran dan kekuasaan Nya pada penciptaan dua makhluk yang berbeda, baik bentuk maupun sifatnya, namun dengan aturan syariat Nya disatukan dengan ikatan nikah agar suami bisa cenderung tenteram kepada istrinya.
WANITA SHOLIHAH
      Suatu kisah penuh ketauladan terjadi di zaman Rasulullah s.a.w. dimana hidup seorang wanita sholihah Ummu Sulaim namanya, dibalik kesholihannya rupanya ada seorang pria kafir melirik dan menaksir bahkan ingin meminangnya yakni Abu Thalhah namanya. Khabar ini rupanya ada yang menyampaikannya kepada Ummu Sulaim yang cantik jelita perangainya.
           Sebagai wanita yang istiqomah ( teguh pendirian ), Ummu Sulaim tak serta merta menjawab dengan gegabah, namun berkata singkat penuh makna, tanda wanita penuh wibawa : “ Wanita mana yang tak suka pada Abu Thalhah ? “.
ISTIQOMAH
  Dari jawabannya pertanda bahwa Abu Thalhah adalah sosok pria gagah, tampan, kaya dan menawan tampilannya. Rupanya dalam hati Ummu Sulaimpun ada rasa ketertarikan, wajar sebagai wanita yang punya hati dan perasaan.
     Dengan penuh kehati hatian Ummu Sulaim menjawab yang menandakan keteguhan pendirian pada agamanya : “ Aku mau dilamar namun dengan syarat Abu Thalhah mau memeluk Islam “. Subhaanallaah, begitu mulia dan kokoh pendiriannya. Akhirnya terjadilah pernikahan antara keduanya. 
             Dalam mengayuh bahtera rumah tangga ada kisah kisah mulia yang patut ditauladani bagi yang membangun rumah tangga sakinah, mawaddah warohmah.
PESAN PADA KELUARGA
    Dalam riwayat Muslim disebutkan : " Anak Abu Thalhah dari Ummu Sulaim meninggal dunia, kemudian isterinya berkata kepada keluarganya : "Janganlah kalian memberitahukan kematian anakku kepada Abu Thalhah, kecuali  aku sendiri yang akan memberitahukannya nanti "Abu Thalhah saat itu sedang berpergian, kemudian datang dan isterinya menghidangkan makan malam untuknya.
BERSOLEK
  Ketika Abu Thalhah menikmati hidangan, Ummu Sulaim berhias mempersolek diri dengan rapi dan menawan yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Kemudian Abu Thalhah mengumpulinya ditempat tidur.
BERTANYA
Setelah Ummu Sulaim mengetahui bahwa suaminya telah kenyang dan selesai mengumpulinya, dia berkata kepada Abu Thalhah : " Bagaimanakah pendapat kanda, jika suatu kaum meminjamkan sesuatu kepada salah satu keluarga, kemudian mereka memintanya kembali, patutkah keluarga yang meminjamnya itu menolak untuk mengembalikannya kepada yang meminjaminya ? ". Abu Thalhah menjawab : " Tidak boleh menolaknya, harus menyerahkannya ".
MENGINGATKAN  DENGAN SANTUN
  Kemudian Ummu Sulaim berkata : " Nah perhitungkanlah bagaimana pinjaman itu jikalau berupa putramu sendiri ? ". Abu Thalhah kemudian marah sambil berkata : " Engkau biarkan aku tidak mengetahui kematian anakku sehingga setelah aku terkena kotoran maksudnya kotoran bekas bersetubuh, kemudian engkau memberitahu hal kematian anakku kepadaku ".
MENEMUI RASULULLAH
   Kemudian Abu Thalhah berangkat menemui Rasulullah s.a.w. dan memberitahukan peristiwa yang telah terjadi, kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda : " Semoga Allah memberikan keberkahan kepadamu berdua dalam malam mu itu ".
HAMIL
            Anas r.a. berkata : " Kemudian isterinya ( Ummu Sulaiman ) hamil "Anas r.a. melanjutkan kisahnya : " Rasulullah s.a.w. sedang dalam berpergian dan Ummu Sulaim  menyertai pula bersama suaminya....................
MELAHIRKAN
  Ummu Sulaim sebenarnya merasakan sakit tanda akan melahirkan, ketika keduanya datang kemudian melahirkan seorang bayi laki. Kata Anas r.a. : “ Ibuku berkata padaku : " Hai Anas bayi itu jangan disusui oleh siapapun sehingga engkau pergi pagi pagi besok dengan membawa anak itu kepada Rasulullah s.a.w ".
    Ketika waktu pagi tiba saya membawa bayi tersebut kepada Rasulullah s.a.w. kemudian dia melanjutkan riwayat hadits ini sampai selesainya.
ISTRI SHOLIHAH
                Berkat kesholihahan Ummu Sulaim walau putranya meninggal, dia nampak tegar karena ridlo pada taqdir Allah, sehingga ketika suaminya datang disongsongnya dengan ramah tanpa menampakkan kesedihan, bahkan sempat menghidangkan makan suaminya dan melayaninya di tempat tidur dengan tulus.
     Bukankah Nabi s.a.w. bersabda : “ Sebaik baik wanita menyenangkan bila engkau pandang, taat bila engkau perintah, menjaga kehormatan diri dan hartamu “
          Ummu Sulaim memang cermin istri sholihah, sehingga akhlaknya membekas dan membias pada sang putra ( Abdullah ) dan cucunya pula.      BERKAT DO’A NABI
            Disamping kesholihahan Ummu Sulaim ditambah pula sang putra ( Abdullah ) ketika bayi dibawah ke Nabi s.a.w. guna diusap kurma dan dido’akannya. Apalagi Nabi sempat mendo’akan Abu Thalhah dan Ummu Sulaim : " Semoga Allah memberikan keberkahan kepadamu berdua dalam malam mu itu ".
KETURUNAN YANG SHOLIH
  Kesholihahan Ummu Sulaim semakin nampak, dari keturunan putranya ( Abdullah ) melahirkan 9 cucunya yang sama sama mahir dan hafidh ( hafal ) Al Quran, sebagaimana disampaikan Ibnu ‘Unaiyah. 
  Ibnu 'Uyainah berkata : " Kemudian ada seorang sahabat Anshar berkata : " Kemudian saya melihat sembilan orang anak laki laki semuanya dapat membaca dengan baik dan hafal Al Quran, semuanya putra Abdullah yang dilahirkan Ummu Sulaim berkat hasil berkumpul dengan Abu Thalhah suaminya pada dahulu kala “.  ( H.R. Bukhari )   
               Semoga para istri bisa meniru jejak Ummu Sulaim yang sholihah, sehingga membuahkan keturunan yang sholih dan sholihah pula. Amin. 


                                            KISAH TAULADAN
  WANITA SABAR OPERASI LANCAR
          Seorang wanita harus menjalani operasi katup mitral ( Katup antara serambi kiri dan bilik kiri jantung ), proses operasi terhadap wanita ini tidak jauh beda, dimana para team dokter yang terlibat menangani operasi ini terasa mudah dan nyaman.
          Ketika operasi sudah selesai, baru diketahui bahwa wanita tersebut adalah orang yang sangat sabar, dan banyak bersyukur.
       Suaminya menceritakan : “ Bahwa dia adalah wanita yang sangat berbakti kepada kedua mertuanya, dialah yang merawat ibu mertuanya bagaikan bayi, hingga ibu mertua tersebut wafat, setelah itu dia masih harus terus merawat bapak mertuanya sebagaimana dia merawat ibu mertuanya yang telah wafat.
        Walau demikian dia tidak pernah merasa capai dan berkeluh kesah, dia hanya mengharap pahala kepada Allah Ta’ala dan bersabar atas tugasnya tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar