UMMU SULAIM ISTRI SHOLIHAH
OLEH
: M.FARID ANWAR
“ Dan
diantara tanda tanda
kekuasaan Nya
ialah Dia menciptakan untukmu isteri isteri dari jenismu
sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar
terdapat tanda tanda
bagi kaum yang berfikir “. ( Q.S. Ar Rum 21 )
Berkat
kemurahan Nya, agar manusia merasa hidup tenteram maka diciptakan Nya istri sebagai
pasangan hidupnya. Diantara pengikat hubungan antara keduanya, maka dituangkan
pula rasa kasih dan sayang pada kedua makhluk ciptaan Nya.
Begitu
nampak tanda kebesaran dan kekuasaan Nya pada penciptaan dua makhluk yang
berbeda, baik bentuk maupun sifatnya, namun dengan aturan syariat Nya disatukan
dengan ikatan nikah agar suami bisa cenderung tenteram kepada istrinya.
WANITA SHOLIHAH
Suatu
kisah penuh ketauladan terjadi di zaman Rasulullah s.a.w. dimana hidup seorang
wanita sholihah Ummu Sulaim namanya, dibalik kesholihannya rupanya ada seorang
pria kafir melirik dan menaksir bahkan ingin meminangnya yakni Abu Thalhah
namanya. Khabar ini rupanya ada yang menyampaikannya kepada Ummu Sulaim yang
cantik jelita perangainya.
Sebagai
wanita yang istiqomah ( teguh pendirian ), Ummu Sulaim tak serta merta menjawab
dengan gegabah, namun berkata singkat penuh makna, tanda wanita penuh wibawa :
“ Wanita mana yang tak suka pada Abu Thalhah ? “.
ISTIQOMAH
Dari
jawabannya pertanda bahwa Abu Thalhah adalah sosok pria gagah, tampan, kaya dan
menawan tampilannya. Rupanya dalam hati Ummu Sulaimpun ada rasa ketertarikan,
wajar sebagai wanita yang punya hati dan perasaan.
Dengan
penuh kehati hatian Ummu Sulaim menjawab yang menandakan keteguhan pendirian
pada agamanya : “ Aku mau dilamar namun dengan syarat Abu Thalhah mau memeluk
Islam “. Subhaanallaah, begitu mulia dan kokoh pendiriannya. Akhirnya
terjadilah pernikahan antara keduanya.
Dalam mengayuh bahtera rumah tangga ada kisah kisah mulia yang patut ditauladani bagi yang membangun rumah tangga sakinah, mawaddah warohmah.
Dalam mengayuh bahtera rumah tangga ada kisah kisah mulia yang patut ditauladani bagi yang membangun rumah tangga sakinah, mawaddah warohmah.
PESAN PADA KELUARGA
Dalam
riwayat Muslim disebutkan : " Anak Abu Thalhah
dari Ummu Sulaim meninggal dunia, kemudian isterinya berkata kepada keluarganya : "Janganlah kalian memberitahukan
kematian anakku
kepada Abu Thalhah, kecuali aku sendiri yang akan memberitahukannya
nanti ". Abu
Thalhah saat
itu sedang berpergian, kemudian datang dan isterinya menghidangkan makan malam
untuknya.
BERSOLEK
Ketika Abu Thalhah menikmati hidangan, Ummu Sulaim berhias mempersolek diri dengan rapi dan menawan yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Kemudian
Abu Thalhah mengumpulinya ditempat tidur.
BERTANYA
Setelah Ummu Sulaim mengetahui
bahwa suaminya telah kenyang dan selesai mengumpulinya, dia berkata kepada Abu Thalhah : " Bagaimanakah
pendapat kanda, jika suatu kaum meminjamkan sesuatu kepada salah satu keluarga,
kemudian mereka memintanya
kembali,
patutkah
keluarga yang meminjamnya itu menolak untuk mengembalikannya kepada yang
meminjaminya ? ". Abu Thalhah
menjawab :
" Tidak boleh menolaknya, harus menyerahkannya ".
MENGINGATKAN DENGAN SANTUN
Kemudian Ummu Sulaim berkata
: " Nah
perhitungkanlah bagaimana pinjaman itu jikalau berupa putramu sendiri ? ". Abu Thalhah kemudian marah sambil berkata : " Engkau biarkan aku
tidak mengetahui kematian anakku sehingga setelah aku terkena kotoran maksudnya
kotoran bekas bersetubuh, kemudian engkau
memberitahu
hal kematian anakku
kepadaku ".
MENEMUI RASULULLAH
Kemudian
Abu Thalhah berangkat menemui Rasulullah s.a.w. dan memberitahukan peristiwa yang telah terjadi,
kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda : " Semoga Allah
memberikan keberkahan kepadamu berdua dalam malam mu itu ".
HAMIL
Anas
r.a. berkata :
" Kemudian
isterinya ( Ummu
Sulaiman ) hamil ". Anas r.a.
melanjutkan kisahnya :
" Rasulullah
s.a.w. sedang dalam berpergian dan Ummu Sulaim
menyertai pula bersama suaminya....................
MELAHIRKAN
Ummu Sulaim
sebenarnya merasakan
sakit tanda akan melahirkan, ketika keduanya datang kemudian melahirkan seorang bayi laki. Kata Anas r.a. : “ Ibuku
berkata padaku :
" Hai
Anas bayi itu
jangan disusui
oleh siapapun sehingga engkau pergi pagi pagi besok dengan
membawa anak itu kepada Rasulullah s.a.w ".
Ketika waktu pagi tiba saya membawa bayi tersebut kepada Rasulullah
s.a.w. kemudian
dia melanjutkan riwayat hadits ini sampai selesainya “.
ISTRI SHOLIHAH
Berkat
kesholihahan Ummu Sulaim walau putranya meninggal, dia nampak tegar karena
ridlo pada taqdir Allah, sehingga ketika suaminya datang disongsongnya dengan ramah
tanpa menampakkan kesedihan, bahkan sempat menghidangkan makan suaminya dan
melayaninya di tempat tidur dengan tulus.
Bukankah
Nabi s.a.w. bersabda : “ Sebaik baik wanita menyenangkan bila engkau pandang,
taat bila engkau perintah, menjaga kehormatan diri dan hartamu “
Ummu Sulaim memang cermin istri sholihah, sehingga
akhlaknya membekas dan membias pada sang putra ( Abdullah ) dan cucunya pula. BERKAT DO’A NABI
Disamping
kesholihahan Ummu Sulaim ditambah pula sang putra ( Abdullah ) ketika bayi
dibawah ke Nabi s.a.w. guna diusap kurma dan dido’akannya. Apalagi
Nabi sempat mendo’akan Abu Thalhah dan Ummu Sulaim : " Semoga Allah
memberikan keberkahan kepadamu berdua dalam malam mu itu ".
KETURUNAN YANG
SHOLIH
Kesholihahan Ummu Sulaim semakin nampak, dari keturunan
putranya ( Abdullah ) melahirkan 9 cucunya yang sama sama mahir dan hafidh (
hafal ) Al Quran, sebagaimana disampaikan Ibnu ‘Unaiyah.
Ibnu 'Uyainah
berkata :
" Kemudian
ada seorang sahabat Anshar berkata : " Kemudian saya melihat
sembilan orang anak laki laki semuanya dapat
membaca dengan baik dan hafal Al Quran, semuanya putra Abdullah yang
dilahirkan Ummu
Sulaim berkat hasil berkumpul dengan Abu Thalhah suaminya pada dahulu kala “. ( H.R.
Bukhari )
Semoga para istri bisa meniru jejak Ummu Sulaim
yang sholihah, sehingga membuahkan keturunan yang sholih dan sholihah pula. Amin. KISAH TAULADAN
WANITA SABAR OPERASI LANCAR
Seorang
wanita harus menjalani operasi katup mitral ( Katup antara serambi kiri dan
bilik kiri jantung ), proses operasi terhadap wanita ini tidak jauh beda,
dimana para team dokter yang terlibat menangani operasi ini terasa mudah dan
nyaman.
Ketika operasi sudah selesai, baru
diketahui bahwa wanita tersebut adalah orang yang sangat sabar, dan banyak
bersyukur.
Suaminya menceritakan : “ Bahwa dia
adalah wanita yang sangat berbakti kepada kedua mertuanya, dialah yang merawat
ibu mertuanya bagaikan bayi, hingga ibu mertua tersebut wafat, setelah itu dia
masih harus terus merawat bapak mertuanya sebagaimana dia merawat ibu mertuanya
yang telah wafat.
Walau demikian dia tidak pernah merasa capai
dan berkeluh kesah, dia hanya mengharap pahala kepada Allah Ta’ala dan bersabar
atas tugasnya tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar