Rabu, 13 Agustus 2014

PEDAGANG MASUK SYURGA





PEDAGANG MASUK SYURGA
OLEH :  H. M. FARID ANWAR
 “ Hai orang orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu “.
                                          ( Q.S. An Nisa 29 )
        Ketika kami membeli barang disuatu tempat kami berkata : “ Pak pedagang itu masuk syurga ! “. Pedagang tersebut terbelalak penuh heran, melihat sikap ini kami langsung memberikan penjelasan : “ Jika jujur dalam berdagang “. “ Oh begitu ?! “. Rupanya dengan jawaban kami ini ia puas dan faham.                         
          Agama sangat menekankan pemeluknya agar mencari riziki dengan usaha sendiri, dengan cara halal dan melarang mencarinya dengan jalan meminta minta.
DENGAN USAHA SENDIRI
             “ Demi sekiranya salah seorang dari kamu pergi mencari kayu dan dipikul atas punggungnya itu lebih baik daripada meminta minta kepada seseorang, yang mungkin memberinya atau mungkin menolaknya “. ( H.R. Bukhari dan Muslim )
      Begitu tinggi nilai ajaran Islam sehingga menjunjung tinggi dan menghargai usaha dengan tenaga sendiri dari pada menengadahkan tangan untuk meminta minta, walau usaha menjual kayu mungkin nampak hina namun tetap mulia dan berharga disisi Allah Ta’ala !.
   Dari Sa’ad bin Umar dari pamannya Rasulullah s.a.w. ditanya apakah pekerjaan yang paling baik ?, Rasulullah s.a.w. bersabda : “ ( Yang paling baik )  ialah pekerjaan seseorang dengan usaha ( tangan sendiri ) dan perdagangan yang bersih “.  ( H.R. Al Hakim )
          Bahkan Nabi Dawud a.s. yang punya mu’jizat dengan merdunya suara dan dapat melunakkan besi, juga keturunan Nabi, masih juga mencari rizki  dengan hasil usahanya sendiri.
   “ Tidak ada seseorang yang makan makanan yang lebih baik dari orang yang makan dari hasil usahanya sendiri ( hasil tangannya ), sesungguhnya Nabiyullah Dawud a.s. makan dari hasil usahanya sendiri “. ( H.R. Bukhari )                                            
PAGI HARI
            Bahkan agama Islam menekankan agar memanfaatkan waktu pagi sebagai titik awal dalam mencari rizki, karena akan mendapat keuntungan dan barokah. Bukankah dipagi hari banyak pedagang yang belum pada buka, dengan demikian akan  memperoleh pembeli lebih banyak karena lebih awal menawarkan barang dagangannya.                                                           “ Berpagi pagilah kamu dalam mencari rizqi dan segala keperluan ( hajat ), sesungguhnya di pagi hari itulah terdapat barokah dan keuntungan “. ( H.R. Thabrani )
MEMPERMUDAH
              Pada hakekatnya fithrah manusia senang bila diperlakukan dengan adil dan tidak suka didzalimi, maka dalam mencari rizki hendaklah memegang prinsip ini. Biasakan bersikap ramah dalam berjual beli,  dengan  mempermudah dan saling sayang menyayangi, agar mendapat rahmat dalam berjual beli !.
   “ Allah memberikan rahmat kepada orang yang mudah ( murah hati ) apabila menjual, mempermudah dalam membeli dan mudah apabila membayar hutang “.  ( H.R. Bukhari dan  Ibnu Majah )
             Demikian tinggi penghargaan diberikan kepada yang melaksanakan perniagaan, dengan cara menjual dengan kemudahan, membayar hutang maupun dalam memberikan pinjaman, sehingga diberi julukan sebagai orang yang memiliki keutamaan.   
   “ Orang mu’min yang paling utama ( baik ) ialah orang yang memudahkan penjualan, memudahkan pembelian, memudahkan membayar hutang, dan mempermudah dalam memberi pinjaman “.( H.R. Thabrani )
   Alangkah indah bila penjual selalu dihiasi senyuman, suka memberi tambahan dalam takaran, apalagi mempermudah dalam pembayaran dan memberi kelonggaran dalam memberi pinjaman ( hutang ).
   Sikap demikian merupakan iklan gratis tanpa mengeluarkan uang, para pelanggan secara tak langsung akan menyebar luaskan dari mulut kemulut akan kebaikan penjual yang mempermudah dalam perniagaan.  
MENUNJUKKAN CACAT
           Dalam berniaga sikap jujur harus tetap ditegakkan, agar prinsip saling ridlo bisa diterapkan, siapa sih yang mau dikelabuhi dan dicurangi dalam perniagaan.
            Suatu saat Nabi s.a.w. lewat dihadapan toko seorang pedagang, kemudian tangan beliau dimasukkan kedalam karung gandum yang ditata didepan, ternyata terdapat gandum yang basah dibagian dalam, kemudian beliau menegur : “ Mengapa yang basah tidak engkau letakkan saja diatas “. Begitu telitinya Nabi s.a.w. mengajarkan kejujuran agar pembeli tak dikecewakan !.     
    “ Orang Islam itu saudara orang Islam lainnya, orang Islam tidak boleh menjual sesuatu barang yang cacat kepada saudaranya tanpa memperlihatkan cacatnya “. ( H.R. Baihaqi dan Al Hakim )
ETIKA MENAWAR                      
        Demikian teliti Islam memberi tuntunan sampai urusan tawar menawarpun diajari, barang yang sedang ditawar tidak boleh dimasuki dengan jalan menawar lebih tinggi yang bisa membuat penawar pertama sakit hati, kecuali bila penawar pertama sudah menyerah dan selesai dalam bertransaksi. Bahkan termasuk pula dalam meminang calon istri tidak boleh saling menyaingi.                                                                              
     “ Seseorang tidak boleh menjual sesuatu diatas jualan yang masih sedang ditawar saudaranya, dan juga tidak boleh orang meminang pinangan saudaranya, kecuali kalau ada izin dari orang yang meminang pertama “. ( HR. Muslim )
BERSAMA NABI DAN ORANG SHOLIH
              Dalam berdagang disamping mencari rizki, juga ada nilai ibadah bila diniati, sehingga disamping mendapat rizki juga berpahala diakherat nanti. Bahkan bila jujur akan disejajarkan dengan orang yang mati syahid, para shilihin dan para Nabi.
    “ Pedagang yang jujur ( nanti akan ) bersama sama dengan para Nabi dan orang orang yang mati syahid dan orang orang yang sholeh “. ( HR. Turmudzi )
DALAM NAUNGAN ‘ARSY
            Bahkan saking tingginya penghargaan bagi pedagang yang jujur sampai kelak di hari qiamat akan dinaungi dalam lindungan ‘Arsy.
    “ Pedagang yang jujur berada dalam ( dibawah ) naungan ‘Arasy pada hari kiamat “. ( HR. Baihaqi )
          Demikian luas ajaran Islam, sehingga tidak hanya mengatur hubungan antara makhluk dengan Pencipta nya saja, bahkan cara mencari rizkipun diatur oleh Nya. Semoga kaum Muslimin menyadari dan dapat melaksanakannya, agar dapat membawa syiar dan nama agama lebih mulia. Amin.



KISAH TAULADAN
HARTANYA DITUKAR SYURGA
            Ibnu Sa’id dan Ibnu Asakir meriwayatkan dari Sa’id bin Al Musayyab bahwa Shuhaib Ar Rumi, seorang mantan budak berkulit putih berdarah Rumawi, mengikuti jejak Rasulullah s.a.w. berhijrah ke Madinah.
            Dalam perjalanan sekelompok orang kafir quraisy mengikutinya, menyadari bahwa bahaya sedang mengancam dirinya, ia berhenti dan mengeluarkan panah beserta perlengkapannya sambil berkata dengan lantangnya : “ Kalian tahu wahai orang quraisy, bahwa aku seorang pemanah terbaik. Kalian tak akan dapat menyentuhku hingga aku akan menggunakan semua panah yang aku bawa, kemudian aku akan penggal semua kepalamu dengan pedangku, terserah kalian apa akan terus mengahalangiku. Atau jika kalian menghendaki harta bendaku di Mekkah, maka akan aku tunjukkan dengan syarat kalian membiarkan aku meneruskan perjalanan “.           
            Mereka pun setuju, kemudian Shuhaib ar Rumi menunjukkan tempat harta benda yang disimpannya di Mekkah Kemudian Syuhaib melanjutkan perjalanan hijrahnya ke Madinah.
Karena sikapnya ini maka turunlah wahyu kepada Nabi s.a.w. sementara Shuhaib ar Rumi belum mendengarnya. 
“ Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah, dan Allah Maha Penyantun kepada hamba hamba Nya “.
( Q.S. Al Baqarah 207 )
         Ketika melihat Shuhaib tiba di Madinah Nabi s.a.w. menyambutnya sambil berkata : “ Keuntungan penjualan wahai Abu Yahya ( panggilan Shuhaib ar Rumi ), keuntungan penjualan hai Abu Yahya “. Kemudian beliau membacakan ayat tersebut kepada Shuhaib.
          Demikian mulia sikap Shuhaib, walau dia seorang mantan budak namun karena ketinggian imannya, sampai wahyu turun memujinya. Buat Shuhaib harta bukan apa apa demi cintanya pada Allah dan Rasulnya ia lebih rela mengurbankan hartanya, sehingga mengutamakan hijrah bersama Rasul yang dicintainya, agar imannya tetap terjaga demi menggapai syurga.    



Tidak ada komentar:

Posting Komentar