PEDAGANG
MASUK SYURGA
OLEH : H. M. FARID ANWAR
“ Hai orang orang yang beriman,
janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan
janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu “.
( Q.S. An Nisa 29 )
Ketika kami membeli barang disuatu
tempat kami berkata : “ Pak pedagang itu masuk syurga ! “. Pedagang tersebut
terbelalak penuh heran, melihat sikap ini kami langsung memberikan penjelasan :
“ Jika jujur dalam berdagang “. “ Oh begitu ?! “. Rupanya dengan jawaban kami
ini ia puas dan faham.
Agama sangat menekankan
pemeluknya agar mencari riziki dengan usaha sendiri, dengan cara halal dan
melarang mencarinya dengan jalan meminta minta.
DENGAN USAHA
SENDIRI
“ Demi
sekiranya salah seorang dari kamu pergi mencari kayu dan dipikul atas
punggungnya itu lebih baik daripada meminta minta kepada seseorang, yang
mungkin memberinya atau mungkin menolaknya “. ( H.R.
Bukhari dan Muslim )
Begitu tinggi nilai ajaran
Islam sehingga menjunjung tinggi dan menghargai usaha dengan tenaga sendiri
dari pada menengadahkan tangan untuk meminta minta, walau usaha menjual kayu
mungkin nampak hina namun tetap mulia dan berharga disisi Allah Ta’ala !.
Dari
Sa’ad bin Umar dari pamannya Rasulullah s.a.w. ditanya apakah pekerjaan yang
paling baik ?, Rasulullah s.a.w. bersabda : “ ( Yang paling baik ) ialah pekerjaan seseorang dengan usaha ( tangan
sendiri ) dan perdagangan yang bersih “. ( H.R. Al Hakim )
Bahkan Nabi Dawud a.s. yang punya mu’jizat dengan
merdunya suara dan dapat melunakkan besi, juga keturunan Nabi, masih juga mencari
rizki dengan hasil usahanya sendiri.
“
Tidak ada seseorang yang makan makanan yang lebih baik dari orang yang makan
dari hasil usahanya sendiri ( hasil tangannya ), sesungguhnya Nabiyullah Dawud
a.s. makan dari hasil usahanya sendiri “. ( H.R. Bukhari )
PAGI HARI
Bahkan agama Islam menekankan
agar memanfaatkan waktu pagi sebagai titik awal dalam mencari rizki, karena
akan mendapat keuntungan dan barokah. Bukankah dipagi hari banyak pedagang yang
belum pada buka, dengan demikian akan
memperoleh pembeli lebih banyak karena lebih awal menawarkan barang
dagangannya. “
Berpagi pagilah kamu dalam mencari rizqi dan segala keperluan ( hajat ),
sesungguhnya di pagi hari itulah terdapat barokah dan keuntungan “. ( H.R. Thabrani )
MEMPERMUDAH
Pada hakekatnya fithrah manusia
senang bila diperlakukan dengan adil dan tidak suka didzalimi, maka dalam
mencari rizki hendaklah memegang prinsip ini. Biasakan bersikap ramah dalam
berjual beli, dengan mempermudah dan saling sayang menyayangi, agar
mendapat rahmat dalam berjual beli !.
“
Allah memberikan rahmat kepada orang yang mudah ( murah hati ) apabila menjual,
mempermudah dalam membeli dan mudah apabila membayar hutang “. ( H.R. Bukhari
dan Ibnu Majah )
Demikian tinggi penghargaan
diberikan kepada yang melaksanakan perniagaan, dengan cara menjual dengan
kemudahan, membayar hutang maupun dalam memberikan pinjaman, sehingga diberi
julukan sebagai orang yang memiliki keutamaan.
“
Orang mu’min yang paling utama ( baik ) ialah orang yang memudahkan penjualan,
memudahkan pembelian, memudahkan membayar hutang, dan mempermudah dalam memberi
pinjaman “.( H.R. Thabrani )
Alangkah indah bila
penjual selalu dihiasi senyuman, suka memberi tambahan dalam takaran, apalagi
mempermudah dalam pembayaran dan memberi kelonggaran dalam memberi pinjaman (
hutang ).
Sikap demikian
merupakan iklan gratis tanpa mengeluarkan uang, para pelanggan secara tak
langsung akan menyebar luaskan dari mulut kemulut akan kebaikan penjual yang
mempermudah dalam perniagaan.
MENUNJUKKAN
CACAT
Dalam berniaga sikap jujur
harus tetap ditegakkan, agar prinsip saling ridlo bisa diterapkan, siapa sih
yang mau dikelabuhi dan dicurangi dalam perniagaan.
Suatu saat Nabi s.a.w. lewat dihadapan toko seorang
pedagang, kemudian tangan beliau dimasukkan kedalam karung gandum yang ditata
didepan, ternyata terdapat gandum yang basah dibagian dalam, kemudian beliau
menegur : “ Mengapa yang basah tidak engkau letakkan saja diatas “. Begitu
telitinya Nabi s.a.w. mengajarkan kejujuran agar pembeli tak dikecewakan
!.
“
Orang Islam itu saudara orang Islam lainnya, orang Islam tidak boleh menjual
sesuatu barang yang cacat kepada saudaranya tanpa memperlihatkan cacatnya “. ( H.R.
Baihaqi dan Al Hakim )
ETIKA
MENAWAR
Demikian teliti Islam memberi
tuntunan sampai urusan tawar menawarpun diajari, barang yang sedang ditawar
tidak boleh dimasuki dengan jalan menawar lebih tinggi yang bisa membuat
penawar pertama sakit hati, kecuali bila penawar pertama sudah menyerah dan
selesai dalam bertransaksi. Bahkan termasuk pula dalam meminang calon istri
tidak boleh saling menyaingi.
“
Seseorang tidak boleh menjual sesuatu diatas jualan yang masih sedang ditawar
saudaranya, dan juga tidak boleh orang meminang pinangan saudaranya, kecuali
kalau ada izin dari orang yang meminang pertama “. ( HR. Muslim )
BERSAMA NABI
DAN ORANG SHOLIH
Dalam berdagang disamping mencari rizki, juga ada nilai
ibadah bila diniati, sehingga disamping mendapat rizki juga berpahala diakherat
nanti. Bahkan bila jujur akan disejajarkan dengan orang yang mati syahid, para
shilihin dan para Nabi.
“
Pedagang yang jujur ( nanti akan ) bersama sama dengan para Nabi dan orang orang
yang mati syahid dan orang orang yang sholeh “. ( HR. Turmudzi )
DALAM
NAUNGAN ‘ARSY
Bahkan saking tingginya
penghargaan bagi pedagang yang jujur sampai kelak di hari qiamat akan dinaungi dalam lindungan ‘Arsy.
“
Pedagang yang jujur berada dalam ( dibawah ) naungan ‘Arasy pada hari kiamat “.
( HR.
Baihaqi )
Demikian luas ajaran Islam,
sehingga tidak hanya mengatur hubungan antara makhluk dengan Pencipta nya saja,
bahkan cara mencari rizkipun diatur oleh Nya. Semoga kaum Muslimin menyadari
dan dapat melaksanakannya, agar dapat membawa syiar dan nama agama lebih mulia.
Amin.
KISAH
TAULADAN
HARTANYA DITUKAR
SYURGA
Ibnu Sa’id dan Ibnu Asakir
meriwayatkan dari Sa’id bin Al Musayyab bahwa Shuhaib Ar Rumi, seorang mantan
budak berkulit putih berdarah Rumawi, mengikuti jejak Rasulullah s.a.w.
berhijrah ke Madinah.
Dalam perjalanan sekelompok orang kafir quraisy
mengikutinya, menyadari bahwa bahaya sedang mengancam dirinya, ia berhenti dan
mengeluarkan panah beserta perlengkapannya sambil berkata dengan lantangnya : “ Kalian tahu wahai orang quraisy, bahwa
aku seorang pemanah terbaik. Kalian tak akan dapat menyentuhku hingga aku akan
menggunakan semua panah yang aku bawa, kemudian aku akan penggal semua kepalamu
dengan pedangku, terserah kalian apa akan terus mengahalangiku. Atau jika
kalian menghendaki harta bendaku di Mekkah, maka akan aku tunjukkan dengan
syarat kalian membiarkan aku meneruskan perjalanan “.
Mereka pun setuju, kemudian Shuhaib
ar Rumi menunjukkan tempat harta benda yang disimpannya di Mekkah Kemudian
Syuhaib melanjutkan perjalanan hijrahnya ke Madinah.
Karena sikapnya ini
maka turunlah wahyu kepada Nabi s.a.w. sementara Shuhaib ar Rumi belum
mendengarnya.
“ Dan di antara manusia ada orang yang
mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah, dan Allah Maha Penyantun
kepada hamba hamba Nya “.
( Q.S. Al Baqarah 207 )
Ketika
melihat Shuhaib tiba di Madinah Nabi s.a.w. menyambutnya sambil berkata : “
Keuntungan penjualan wahai Abu Yahya ( panggilan Shuhaib ar Rumi ), keuntungan
penjualan hai Abu Yahya “. Kemudian beliau membacakan ayat tersebut kepada
Shuhaib.
Demikian mulia sikap Shuhaib, walau
dia seorang mantan budak namun karena ketinggian imannya, sampai wahyu turun
memujinya. Buat Shuhaib harta bukan apa apa demi cintanya pada Allah dan Rasulnya
ia lebih rela mengurbankan hartanya, sehingga mengutamakan hijrah bersama Rasul
yang dicintainya, agar imannya tetap terjaga demi menggapai syurga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar